Anda di halaman 1dari 6

Sundus Nurhasanah

Akulturasi Budaya Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan


Islam di Indonesia

1. Pertunjukan wayang

Keterangan : Perrtunjukan wayang pada mulanya merupakan upacara


pemujaan arwah nenek moyang. Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk
maka pertunjukan wayang mengalami perkembangan. Pertunjukan wayang
kemudian banyak menyadur dari pengaruh Hindu-Buddha dengan
mengambil cerita dari Mahabarata dan Ramayana. Ketika pengaruh Islam
masuk, pertunjukan wayang makin berkembang dan bersumberkan pada
ajaran agama Islam. Para Wali Sanga, khusus Sunan Kalijaga menggunakan
pertunjukan wayang sebagai media dakwah.

Jadi, pertunjukan wayang di samping sebagai sarana pendidikan,


komunikasi, dan hiburarakyat juga digunakan untuk menyebarkan agama
Islam.

2. Upacara pemakaman
Ngaben ; upacara yang dilakukan orang bali dengan cara dibakar
(Toraja)
Menurut kepercayaan suku Toraja, jika seseorang meninggal
(untuk masuk ke alam baka) diselenggarakan upacara sesuai
dengan kedudukan di masa hidupnya. Itulah sebabnya
penguburan orang terpandang selalu diselenggarakan secara
besar-besaran dengan upacara lengkap dan disertai menyembelih
kerbau dan babi hingga puluhan ekor jumlahnya

3. Seni Bangunan. Misalnya bangunan makam. Makam sebagai hasil kebudayaan zaman Islam
mempunyai ciri-ciri perpaduan antara unsur budaya Islam dan unsur budaya sebelumnya,
seperti berikut ini;

Fisik Bangunan. Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau jirat (bangunan
makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang kadang-kadang disertai bangunan rumah
(cungkup) di atasnya. Dalam ajaran Islam tidak ada aturan tentang adanya kijing atau cungkup.
CONTOH ;
3. Menara

Menara merupakan bangunan kelengkapan masjid yang dibangun menjulang tinggi dan berfungsi
sebagai tempat menyerukan azan, yaitu tanda datangnya waktu shalat. Di Jawa terdapat bentuk
menara yang dibuat seperti candi dengan susunan bata merah dan beratap tumpang, seperti menara
masjid Kudus (Jawa Tengah).
Salah satu contohnya adalah masjid menara kudus ;

4. Candi
Terletak di Magelang ( Jawa tengah)
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat
504 arca Buddha.[4] Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di
dunia.[3] Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi
oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah
duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra
mudra (memutar roda dharma).
5. Sisem pemerintahan
sistem Pemerintahan. Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang
pemerintahan sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudyaan pra-Islam.
Sebelum masuknya agama Islam, di Indonesia telah berkembang sistem pemerintahan dalam
bentuk kerajaan. Raja mempunyai kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun. Masuknya
pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam penyebutan raja. Raja
tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau sunan (susuhunan),
panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun disesuaikan dengan nama Islam
(Arab).

6. Seni Rupa. Masuknya kebudayaan


Contoh, seni hias yang berupa relief pada dinding candi dan Hindu-Budha berpengaruh
terhadap perkembangan seni rupa di Indoi Indonesia menunjukkan adanya akulturasi
antara budaya Indonesia dan Hindu-Budha. Hiasan relief pada candi biasanya merupakan
suatu cerita yang berhubungan dengan agama.

7. Relief pada dinding Candi Borobudur seharusnya adalah cerita tentang riwayat Sang
Budha Gautama. Namun, yang digambarkan adalah suasana kehidupan masyarakat
Indonesia karena ditemukannya hiasan gambar perahu bercadik, rumah panggung, dan
burung merpati. Pada Candi Jago di Jawa Timur dijumpai tokoh Punakawan, yaitu orang
yang menjadi pengawal seorang ksatria. Cerita itu hanyak ditemukan di Indonesia.
8. Seni Sastra/Aksara. Pengaruh seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra
Indonesia. Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadab sastra Indonesia. Prasasti di
Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, dan prasasti di Jawa tengah pada umumnya ditulis
dalam bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Dalam perkembangan bahasa Indonesia
dewasa ini, pengaruh bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam istilah
pemerintahan. Seperti kata-kata patih lebet (sebuah jabatan yang mengkordinasi
pemerintahan dalam istana). Pada masa Sultan Agung Titayasa di Banten, patih lebet
dijabat oleh Adipati Mandaraka.

9. Sistem Kalender. Sistem penanggalan (kalender) Hindu-Budha turut berpengaruh dalam


kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender Saka di Indonesia, juga ditemukan
candrasangkala dalam usaha memperingati suatu peristiwa dengan tahun atau kalender
Saka. Tahun Saka dimulai tahun 78 M. Kalender Saka merupakan kalender dari India yang
digunakan di Indonesia. Penggunaan kalender Saka ditemukan dalam prasasti Talang Tuo
(adalah prasasti yang menjelaskan mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra)
yang berangka tahun 606 Saka (686 M). Prasasti tersebut menggunakan huruf pallawa dan
bahasa melayu kuno. Dua contoh prasasti tersebut merupakan wujud akulturasi
kebudayaan Indonesia dan Hindu-Budha.

Candrasangkala adalah angka huruf yang berupa susunan kalimat atau gambar. Setiap kata
dalam kalimat tersebut dapat diartikan dengan angka, kemudian dibaca dari belakang maka
akan terbaca tahun Saka. Beberapa gambar harus dapat diartikan ke dalam kalimat.

10. RELIGI/KEPERCAYAAN

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha


masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan
Dinamisme.
Dengan masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia, maka masyarakat
Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut.
Tetapi agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami
perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata
lainmengalami Sinkritisme.
Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua
kepercayaan yang berbeda menjadi satu.
Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda
dengan agama Hindu Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-
perbedaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh
umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang
dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat
Hindu di India.

Anda mungkin juga menyukai