1. Pertunjukan wayang
2. Upacara pemakaman
Ngaben ; upacara yang dilakukan orang bali dengan cara dibakar
(Toraja)
Menurut kepercayaan suku Toraja, jika seseorang meninggal
(untuk masuk ke alam baka) diselenggarakan upacara sesuai
dengan kedudukan di masa hidupnya. Itulah sebabnya
penguburan orang terpandang selalu diselenggarakan secara
besar-besaran dengan upacara lengkap dan disertai menyembelih
kerbau dan babi hingga puluhan ekor jumlahnya
3. Seni Bangunan. Misalnya bangunan makam. Makam sebagai hasil kebudayaan zaman Islam
mempunyai ciri-ciri perpaduan antara unsur budaya Islam dan unsur budaya sebelumnya,
seperti berikut ini;
Fisik Bangunan. Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau jirat (bangunan
makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang kadang-kadang disertai bangunan rumah
(cungkup) di atasnya. Dalam ajaran Islam tidak ada aturan tentang adanya kijing atau cungkup.
CONTOH ;
3. Menara
Menara merupakan bangunan kelengkapan masjid yang dibangun menjulang tinggi dan berfungsi
sebagai tempat menyerukan azan, yaitu tanda datangnya waktu shalat. Di Jawa terdapat bentuk
menara yang dibuat seperti candi dengan susunan bata merah dan beratap tumpang, seperti menara
masjid Kudus (Jawa Tengah).
Salah satu contohnya adalah masjid menara kudus ;
4. Candi
Terletak di Magelang ( Jawa tengah)
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat
504 arca Buddha.[4] Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di
dunia.[3] Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi
oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah
duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra
mudra (memutar roda dharma).
5. Sisem pemerintahan
sistem Pemerintahan. Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang
pemerintahan sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudyaan pra-Islam.
Sebelum masuknya agama Islam, di Indonesia telah berkembang sistem pemerintahan dalam
bentuk kerajaan. Raja mempunyai kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun. Masuknya
pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam penyebutan raja. Raja
tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau sunan (susuhunan),
panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun disesuaikan dengan nama Islam
(Arab).
7. Relief pada dinding Candi Borobudur seharusnya adalah cerita tentang riwayat Sang
Budha Gautama. Namun, yang digambarkan adalah suasana kehidupan masyarakat
Indonesia karena ditemukannya hiasan gambar perahu bercadik, rumah panggung, dan
burung merpati. Pada Candi Jago di Jawa Timur dijumpai tokoh Punakawan, yaitu orang
yang menjadi pengawal seorang ksatria. Cerita itu hanyak ditemukan di Indonesia.
8. Seni Sastra/Aksara. Pengaruh seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra
Indonesia. Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadab sastra Indonesia. Prasasti di
Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, dan prasasti di Jawa tengah pada umumnya ditulis
dalam bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Dalam perkembangan bahasa Indonesia
dewasa ini, pengaruh bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam istilah
pemerintahan. Seperti kata-kata patih lebet (sebuah jabatan yang mengkordinasi
pemerintahan dalam istana). Pada masa Sultan Agung Titayasa di Banten, patih lebet
dijabat oleh Adipati Mandaraka.
Candrasangkala adalah angka huruf yang berupa susunan kalimat atau gambar. Setiap kata
dalam kalimat tersebut dapat diartikan dengan angka, kemudian dibaca dari belakang maka
akan terbaca tahun Saka. Beberapa gambar harus dapat diartikan ke dalam kalimat.
10. RELIGI/KEPERCAYAAN