Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

ROLE PLAYING BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
IPS MATERI SEJARAH PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 2
WELAHAN TAHUN AJARAN 2015/2016
Leanvin Didik Widaryoko
Jurusan sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
leanvin_widaryoko@yahoo.co.id

ABSTRACT ABSTRAK

This research aims to determine the effect Tujuan penelitian ini adalah untuk
of the application of learning models role mengetahui pengaruh penerapan model
playing loaded the character education pembelajaran role playing bermuatan
aided audiovisual media on learning pendidikan karakter berbantuan media
outcomes. The research design was quasi audiovisual terhadap hasil belajar. Desain
experimental design with nonequivalent penelitian ini adalah quasi eksperimental
control group design pattern. The sample design dengan pola nonequivalent control
in this study class VIII B (control) and group design. Sampel dalam penelitian ini
VIII D (experiment) were taken by kelas VIII B (kontrol) dan kelas VIII D
purposive sampling technique. Data (eksperimen) yang diambil dengan teknik
collection methods used were observation, purposive sampling. Metode pengumpulan
test methods, methods of documentation, data yang digunakan adalah metode
and questionnaire. Hypothesis test 1 observasi, metode tes, metode
results obtained by an averaged of dokumentasi, dan metode angket. Hasil uji
learning outcomes t statistic (2,29) > t table hipotesis 1 dengan uji perbedaan rata-rata
(1,666). Hypothesis test 2 results in the diperoleh t hitung (2,29)> t tabel (1,66).
simple linear regression was obtained Hasil uji hipotesis 2 dengan regresi linier
equation = 14,57 + 0,83 X
Y with sederhana diperoleh persamaan regresi
signification correlation coefficient = = 14,57 + 0,83 X dengan hasil uji
yaitu Y
rstatistic =(4,95) > rtable(2,03) and the signifikansi koefisien korelasi
magnitude of the coefficient of (4,95) > (2,03) dan
determination is 32,16%. It means that besarnya nilai koefisien determinasi
character based role playing learning adalah 32,16%. Dengan demikian, ada
model aided with audiovisual media pengaruh signifikan model pembelajaran
influence 32,16%towards students role playing bermuatan pendidikan
outcome in historical subject. While karakter berbantuan media audiovisual
67,84% influenced by other factors. terhadap hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran IPS materi sejarah sebesar
32,16%. Sedangkan 67,84% sisannya,
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Keywords: Role Playing, Character Kata kunci: Role Playing, Pendidikan


Education, Audiovisual Media, Learning Karakter, Media Audiovisual, Hasil
Outcomes, Historical Subject. Belajar, IPS materi Sejarah.

1
PENDAHULUAN menanamkan nilai-nilai kearifan yang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat digunakan untuk melatih
dalam Kurikulum 2006 diartikan sebagai kecerdasan, membentuk sikap, watak dan
salah satu mata pelajaran yang diberikan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu,
mulai dari sekolah dasar hingga sekolah untuk mencapai hasil belajar sejarah yang
menengah pertama. Salah satu mata baik, harus didukung dengan
pelajaran yang merupakan pembelajaran yang berkualitas, yakni
pengorganisasian materi mata pelajaran pembelajaran yang bersifat menarik,
IPS adalah sejarah. inovatif, dan efektif sehingga peserta didik
Pembelajaran sejarah memiliki dapat terlibat secara aktif dalam proses
peran penting dalam upaya menanamkan pembelajaran.
kepribadian bangsa (character building) Realitas pendidikan yang terjadi
pada peserta didik. Hamid (2014:159) dalam pembelajaran di sekolah, pelajaran
menyatakan bahwa terdapat simpul antara sejarah kurang begitu diminati oleh
sejarah dan pendidikan yang dapat peserta didik. Pelajaran sejarah dianggap
dikembangkan dalam penyusunan sejarah dianggap sebagai pelajaran yang
kurikulum, khususnya mengenai seolah-olah cenderung hafalan (Aman,
pendidikan karakter. Pendidikan adalah 2011:7). Hal ini berakibat pada hasil
proses penyadaran peserta didik kearah belajar peserta didik yang belum optimal,
yang lebih baik. Sejarah menyajikan yang terlihat dari masih banyaknya
makna kehidupan dari masa silam bagi peserta didik yang mendapat nilai
mereka yang mempelajarinya. Oleh dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
karena itu, keberhasilan dalam (KKM). Padahal menurut Mulyasa
pembelajaran sejarah sangatlah urgen bagi (2004:99) keberhasilan kelas dinyatakan
suatu bangsa. Salah satu tolak ukur berhasil dalam pembelajaran apabila
keberhasilan dalam pembelajaran sejarah sekurang-kurangnya 85% dari jumlah
adalah dengan melihat hasil belajar peserta didik yang ada telah mencapai
sejarah. ketuntasan individu.
Hasil belajar sejarah yang baik Permasalahan yang sama dalam
menunjukkan tingkat kemampuan berpikir pembelajaran IPS materi sejarah, juga
historis yang baik pula dan secara tidak ditemukan di SMPN 2 Welahan.
langsung memberikan gambaran upaya Berdasarkan hasil observasi awal dan

2
wawancara dengan Guru mapel IPS kelas Syah (2012:145) menyatakan bahwa
VIII pada tanggal 1-6 Februari 2016, secara global, faktor-faktor yang
diketahui bahwa dalam kegiatan mempengaruhi belajar siswa dapat kita
pembelajaran masih terdapat peserta didik bedakan menjadi tiga macam, meliputi (1)
yang terlambat masuk kelas, berbicara faktor internal (faktor dari dalam siswa),
sendiri ketika peserta didik yang lainnya yakni keadaan keadaan/kondisi jasmani
sedang menyampaikan pendapat saat dan rohani, (2) faktor eksternal (faktor
diskusi, dan terdapat peserta didik yang dari laur siswa), yakni kondisi lingkungan
kurang aktif dalam kegiatan diskusi. di sekitar siswa, (3) faktor pendekatan
Kondisi ini mencerminkan belum belajar (approach to learning), yakni jenis
membudaya nilai karakter bangsa pada upaya belajar siswa yang meliputi strategi
peserta didik, khususnya nilai disiplin, dan metode yang digunakan siswa untuk
toleransi, dan komunikatif. Hal ini melakukan pembelajaran materi-materi
mengakibatkan hasil belajar peserta didik pelajaran.
masih rendah. Metode pembelajaran merupakan
Hasil belajar peserta didik yang salah satu faktor yang berpengaruh
masih rendah terlihat pada hasil ulangan terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam
harian IPS materi sejarahmester Gasal praktiknya, metode pembelajaran tidak
kelas VIII tahun ajaran 2015/2016 pada bisa terlepas dari model pembelajaran,
standar kompetensi: memahami proses mengingat bahwa model pembelajaran
kebangkitan nasional, diperoleh merupakan bungkus atau bingkai dari
ketuntasan klasikal baru mencapai 45% metode yang digunakan. Model
dengan peserta didik yang mendapat nilai pembelajaran yang menarik dalam
diatas KKM (75) sebanyak 102 dan aktifitas pembelajaran salah satunya
peserta didik yang mendapat nilai adalah role playing. Hamdani (2011:87)
dibawah KKM (75) sebanyak 126. menjelaskan bahwa model pembelajaran
Upaya untuk melakukan role playing merupakan cara penguasaan
pembenahan terhadap rendahnya hasil bahan-bahan pelajaran melalui
belajar peserta didik pada pembelajaran pengembangan imajinasi dan penghayatan
IPS materi sejarah dapat dilihat dari peserta didik, pengembangan imajinasi
berbagai faktor yang mempengaruhinya dan penghayatan dilakukan dengan
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

3
memerankan sebagai tokoh hidup atau role playing yang bertemakan proklamasi
benda mati. kemerdekaan dan terbentuknya Negara
Kilgour et al (2015:9) berpendapat Kesatuan Republik Indonesia.
bahwa Role-plays are one type of active Mulyasa (2013:181) menyatakan
and participatory learning activity that bahwa hakikat bermain peran dalam
creates interaction between students and a pendidikan karakter terletak pada
simulated scenario. This reality can serve keterlibatan emosional pemeran dan
to open the minds of participants to issues pengamat dalam situasi masalah yang
they need ... Dari pendapat Kilgour. dihadapi. Melalui bermain peran dalam
Peter et al dapat diartikan bahwa bermain pendidikan karakter, diharapkan peserta
peran adalah salah satu jenis kegiatan didik dapat; a) mengeksplorasi perasaan-
pembelajaran aktif dan partisipatif yang perasaannya, b) memperoleh wawasan
menciptakan interaksi antara peserta didik tentang sikap, nilai, dan persepsinya, c)
dan skenario simulasi. Kenyataan ini mengembangkan keterampilan dan sikap
dapat berfungsi untuk membuka pikiran dalam memecahkan masalah yang
peserta didik terhadap isu-isu yang dihadapi, dan d) mengeksplorasi inti
mereka butuhkan. permasalahan yang diperankan melalui
Penggunaan model pembelajaran berbagai cara.
role playing dalam penelitian ini Adapun langkah-langkah yang
bermuatkan pendidikan karakter, artinya diterapkan dalam model pembelajran role
dalam kegiatan pembelajaran playing bermuatan pendidikan karakter
menggunakan model role playing terdapat berbantuan media adudiovisual ini yaitu
nilai-nilai pendidikan karakter bangsa 1) menghangatkan suasana dan motivasi
yang ingin diimplementasikan pada diri peserta didik; 2) memilih peran
peserta didik. Nilai-nilai pendidikan dalam pembelajaran; 3) menyusun tahap-
karakter yang dimuatkan yaitu nilai tahap peran; 4) menyiapkan pengamat; 5)
toleransi, disiplin, dan komunikatif. Selain tahap pemeranan; 6) diskusi dan evaluasi
itu penggunaan model pembelajaran role pembelajaran; 7) pemeranan ulang; 8)
playing bermuatan pendidikan karakter diskusi dan eavaluasi tahap dua; 9)
akan lebih optimal apabila ditunjang membagi pengalaman dan pengambilan
dengan media pembelajaran. Peneliti keputusan.
memilih media audiovisual berupa video

4
Penerapan model pembelajaran role playing bermuatan pendidikan karakater
playing bermuatan pendidikan karakter berbantuan media audiovisual
berbantuan media audiovisual merupakan tehadapahasil belajar peserta didik kelas
langkah yang tepat untuk memperoleh VIII SMPN 2 Welahan tahun ajaran
hasil pembelajaran IPS materi sejarah 2015/2016.
yang optimal. Hal ini didukung oleh teori-
teori belajar yang ada seperti teori Gestalt, METODE PENELITIAN
teori Vygotsky, serta teori Bandura dan Jenis penelitian yang digunakan
Walters. Dalam penelitian ini teori Gestalt adalah eksperimen dengan desain quasi
yang mendukung pentingnya pemahaman eksperimental design karena penelitian ini
terhadap proses terbentuknya suatu memiliki kelompok kontrol, namun tidak
konsep. Teori Vygotsky yang menjelaskan dapat sepenuhnya mengendalikan
proses pembelajaran secara berkelompok variabel-variabel luar yang mempengaruhi
yang akan menumbuhkan kerjasama dan pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2013:
bertukar ide dalam menyelesaikan 114). Adapun pola atau bentuk quasi
permasalahan yang dihadapi. Sementara eksperimental design penelitian yang
itu, teori Bandura dan Walters yang dipilih adalah nonequivalent control
menyatakan bahwa tingkah laku dikuasai group design.
atau dipelajari mula-mula dengan Tabel 1.1 Nonequivalent Control Group
Design
mengamati meniru model, salah satu cara Pre Post
Kelompok Treatment
Test Test
untuk mengamati model adalah melalui Eksperimen O1 X O2
media audiovisual. Kontrol O3 O4
(Sugiyono, 2015:116)
Berdasarkan uraian diatas, maka
tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk Keterangan:
Nilai pre test yang dilaksanakan
O1 =
mengetahui rata-rata hasil belajar dengan kelompok eksperimen
Nilai post test yang dilaksanakan
O2 =
penerapan model pembelajaran role kelompok eksperimen
Nilai pre test yang dilaksanakan
playing bermuatan pendidikan karakater O3 =
kelompok kontrol
Nilai post test yang dilaksanakan
berbantuan media audiovisual lebih tinggi O4 =
kelompok kontrol
dari pada rata-rata hasil belajar dengan Perlakuan/treatmen yang diberikan
X =
pada kelompok eksperimen
diskusi kelompok; dan 2) untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
peserta didik kelas VIII SMN 2 Welahan
dari penerapan model pembelajaran role
tahun ajaran 2015/2016yang berjumlah

5
228 peserta didik. Teknik pengambilan uji hipotesis dua menggunakan uji regresi
sampel dalam penelitian ini melalui linier sederhana.
purposive sampling, diputuskan kelas VIII
B sebagai kelas kontrol dan kelas VIII D HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai kelas eksperimen. Pada kelas Hasil penelitian akan menjelaskan
kontrol kegiatan pembelajaran dilakukan kumpulan kumpulan data berdasarkan
dengan diskusi kelompok sedangkan penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil
untuk kelas eksperimen kegiatan penelitian merupakan rekap data hasil
pembelajaran dilakukan dengan belajar peserta didik selama penelitian
menerapkan model pembelajaran role berlangsung deskripsi data hasil penelitian
playing bermuatan pendidikan karakter selengkapnya akan dijelaskan sebagai
berbantuan media audiovisual. berikut:
Terdapat dua variabel dalam Proses pembelajaran pada kelas
penelitian ini, variabel bebas (varibel X) eksperimen Sabtu tanggal 20 Februari
yaitu model pembelajaran role playing 2016 pukul 09.55-11.15 WIB dan pada
bermuatan pendidikan karakter peretemuan kedua dilaksanakan pada hari
berbantuan media audiovisual dan Rabu tanggal 24 Februari 2016 pukul
variabel terikat (variabel Y) yaitu hasil 08.20-09.55 WIB. Pada kelas ini
belajar IPS materi sejarah peserta didik diterapakan model pembelajaran role
pada pokok bahasan pada materi palying bermuatan pendidikan karakter
Proklamasi Kemerdekaan dan proses berbantuan media audiovisual. Kegiatan
terbentuknya Negara Kesatuan Republik pembelajaran terdiri dari tiga yaitu
Indonesia. kegiatan pedahuluan, kegiatan inti dan
Alat dan teknik pengumpulan data kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan
dalam penelitian ini menggunakan dilakukan dengan guru melakukan
metode observasi, metode dokumentasi, apersepsi, yang dilanjutkan dengan
metode tes, dan metode angket. kegiatan inti yaitu melaksankan
Uji persyaratan dilakukan melalui pembelajaran sesuai dengan langkah-
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, langkah model pembelajaran role palying
uji keberartian, dan uji linieritas. bermuatan pendidikan karakter
Sedangankan untuk menguji hipotesis 1 berbantuan media audiovisual, dan pada
digunakan uji perbedaan dua rata-rata dan

6
kegiatan penutup dilakukan dengan guru Berdasarkan hasil analisis tersebut,
melakukan refleksi. pada kelas eksperimen diperoleh harga
Pada kelas kontrol, proses 2 =3,96. Berdasarkan tabel 2
pembelajaran pada pertemuan pertama untuk taraf signifikansi 5% dengan dk=3
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 diketahui harga 2 = 7,81. Harga
Februari 2016 pukul 07.00-08.20 WIB 2 < 2 , maka dapat
dan pada peretemuan kedua dilaksanakan disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini
pada hari Rabu tanggal 24 Februari 2016 berarti data nilai pre test kelas eksperimen
pukul 10.50-12.10 WIB. Kegiatan berdistribusi normal.
pembelajaran terdiri dari tiga yaitu Pada kelas kontrol diperoleh harga
kegiatan pedahuluan, kegiatan inti dan 2 =4,40. Berdasarkan tabel 2
kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran
untuk taraf signifikansi 5% dengan dk=3
dilakukan dengan ceramah dan
diketahui harga 2 = 7,81. Harga
dilanjutkan dengan diskusi kelompok.
2 < 2 , maka dapat
Gambaran umum hasil nilai kognitif
disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini
pre test kelas eksperimen dan kelas
berarti data nilai pre test kelas kontrol
kontrol disajikan pada Tabel 1.2 berikut:
berdistribusi normal.
Tabel 1.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Pre Test
Kelas Kelas Hasil analisis perhitungan uji
Eksperimen Kontrol
Jumlah Peserta Didik 37 38 homogenitas data nilai pre test dapat
Rata-Rata 49,73 54,91 dilihat pada Tabel 1.4 berikut:
Nilai Tertinggi 86,67 80
Tabel 1.4 Hasil Uji Homogenitas Pre Test
Nilai Terendah 26,67 30
Kelas Varians dk Fhitung Ftabel Kriteria
Standar Devisiasi 14,94 12,17 Ekspe
Rentang 60 50
223,07 36 Data
rimen 1,73
1,505 Homog
Sumber: Data Primer Tahun 2016 Kontr 4
148,19 37 en
ol
Sumber: Data Primer Tahun 2016
Hasil analisis perhitungan uji
normalitas data pre test dapat dilihat pada Berdasarkan Tabel 1.4 diketahui
Tabel 1.3 berikut: nilai pre test pada kelas eksperimen dan
Tabel 1.3 Hasil Uji Normalitas Pre Test kelas kontrol diperoleh harga
Kelas 2 dk 2 Kriteria
Data Fhitung =1,505. Berdasarkan tabel
Ekspe
3,96 Berdistribusi
rimen distribusi F untuk taraf signifikansi 5%
Normal
3 7,81
Data dengan dk (36:37) diketahui harga
Kontr
4,40 Berdistribusi
ol
Normal F(0,05)(36:37) =1,734. Harga Fhitung< Ftabel ,
Sumber: Data Primer Tahun 2016

7
maka dapat disimpulkan bahwa H0 Selanjutnya nilai post test dilakukan
diterima. Hal ini berarti kedua kelompok uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
memiliki varians yang sama (homogen). perbedaan dua rata-rata. Hasil analisis
Hasil analisis perhitungan uji perhitungan uji normalitas data post test
perbedaan dua rata-rata data nilai pre test dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut:
dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut: Tabel 1.6 Hasil Uji Normalitas Post Test
Kelas 2 dk 2 Kriteria
Tabel 1.5 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data
Pre Test Ekspe
7,46 3 7,81 Berdistribusi
Rata- Kriteri rimen
Kelas dk t hitung t tabel Normal
rata a Data
Eksperi Ada Kontr
49,73 5,05 3 7,81 Berdistribusi
men 73 -1,65 1,99 Perbed ol
Normal
Kontrol 54,91 aan Sumber: Data Primer Tahun 2016
Sumber: Data Primer Tahun 2106
Berdasarkan Tabel 1.6 diketahui
Berdasarkan Tabel 1.5 diperoleh
pada kelas eksperimen diperoleh harga
harga t hitung = -1,65. Pada tabel distribusi
2 =7,46. Berdasarkan tabel 2
t dua pihak untuk taraf signifikansi 5%
untuk taraf signifikansi 5% dengan dk=3
dengan dk = 73 diperoleh nilai t tabel =
diketahui harga 2 = 7,81. Harga
1,99. Harga t hitung > t tabel, maka dapat
2 < 2 , maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini
disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini
berarti tidak ada perbedaan hasil belajar
berarti data nilai post test kelas
IPS materi sejarah antara kelas
eksperimen berdistribusi normal.
eksperimen dan kelas kontrol.
Pada kelas kontrol diperoleh harga
Gambaran umum hasil nilai kognitif
2 =5,05. Berdasarkan tabel 2
post test kelas eksperimen dan kelas
untuk taraf signifikansi 5% dengan dk=3
kontrol disajikan pada Tabel 1.6 berikut:
diketahui harga 2 = 7,81. Harga
Tabel 1.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Post Test
Kelas Kelas 2 < 2 , maka dapat
Eksperimen Kontrol
Jumlah Peserta disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini
37 38
Didik
berarti data nilai post test kelas kontrol
Rata-Rata 84,65 74,39
Nilai Tertinggi 100 96,67 berdistribusi normal.
Nilai Terendah 53,33 40
Hasil analisis perhitungan uji
Standar Devisiasi 11,55 16,28
Rentang 46,67 56,67 homogenitas data nilai post test dapat
Sumber: Data Primer Tahun 2016 dilihat pada Tabel 1.7 berikut:

8
Tabel 1.7 Hasil Uji Homogenitas Post Test bahwa H0 diterima. Hal ini berarti koefien
Varia D Kriteri
Kelas Fhitung Ftabel
ns k a arah regresi berarti.
Eksperim 134,1
36 Data Pada uji linieritas diperoleh nilai KT
en 9 1,72 1,73
Homog
230,9 1 4
Kontrol 37 en (TC) = 51,150 dan KT (G) = 86,063.
2
Sumber: Data Primer Tahun 2016 Diperoleh nilai Fhitung = 0,491. Pada tabel

Pada perhitungan data nilai post test distribusi F untuk taraf signifikansi 5%
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan dk pembilang = 13 dan dk penyebut =
diperoleh harga Fhitung = 1,721. 22 diperoleh nilai Ftabel = 2,198. Harga
Berdasarkan tabel distribusi F untuk taraf Fhitung < Ftabel , maka dapat disimpulkan
signifikansi 5% dengan dk (36:37) bahwa H0 diterima. Hal ini berarti regresi
diketahui harga F(0,05)(36:37) =1,734. linier.
Harga Fhitung < Ftabel , maka dapat Pada uji hipotesi 1 yang digunakan

disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini untuk mengetahui apakah rata-rata hasil

berarti kedua kelompok memiliki varians belajar dengan menggunakan model

yang sama (homogen). pembelajaran role playing bermuatan

Pada uji keberartian dan uji lineritas pendidikan karakter berbantuan media

dapat dilihat pada Tabel 1.8 berikut: audiovisual lebih tinggi dari pada rata-rata
Sumber hasil belajar dengan diskusi kelompok
dk JK KT Fhitung Ftabel
variasi
269618,5 dilakukan melalui uji perbedaan dua rata-
37
Total 6
Koefisie 264787,8 rata post test. Hasil uji perbedaan dua rata-
1
n (a) 5
Regresi 1553,5 rata dapat dilihat pada Tabel 1.9 berikut:
1 1553,54 16,59 4,12
(b|a) 4
2 1 Tabel 1.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post
Sisa 35 3277,17 93,63
Test
Tuna Rata
12 668,19 55,68 2,19 Kelas dk t hitung t tabel Kriteria
Cocok 0,491 -rata
8
Galat 23 2608,973 113,43 Eksperi 84,6 Kelas
men 0 eksperimen
1,66
Berdasarkan Tabel 1.8, pada uji lebih tinggi
73 2,29 6
77,4 dari pada
Kontrol
keberartian diperoleh diperoleh harga 6 kelas
kontrol
Fhitung = 16,592. Pada tabel distribusi F Sumber: Data Primer Tahun 2016

untuk taraf signifikansi 5% dengan Berdasarkan Tabel 1.9 diperoleh


dk pembilang =1 dan dk penyebut =35 harga t hitung = 2,29. Pada tabel distribusi t
diketahui harga Ftabel = 4,121. Harga dua pihak untuk taraf signifikansi 5%
Fhitung > Ftabel , maka dapat disimpulkan dengan dk = 73 diperoleh nilai t tabel =

9
1,99. Harga t hitung > t tabel, maka dapat sebesar 45,70%. Sedangkan 67,84%
disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hal ini sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
berarti rata-rata hasil belajar dengan Pada persamaan regresi diperoleh
menggunakan model pembelajaran role = 14,57 + 0,83 X.
Y Dari persamaan
playing bermuatan pendidikan karakter regresi tersebut dapat diartikan bahwa
berbantuan media audiovisual lebih tinggi apabila setiap kenaikan satu satuan model
dari pada rata-rata hasil belajar dengan pembelajaran role playing bermuatan
diskusi kelompok. pendidikan karakter berbantuan media
Hasil uji hipotesis 2 dengan audiovisual (X), maka akan diikuti
menggunakan uji regresi linier sederhana kenaikan hasil belajar IPS materi sejarah
antara respon peserta didik tentang (Y) sebesar 0,83.
keterlaksanaan model pembelajaran role Selain uji hipotesis, juga dilakukan
playing (X) dan hasil belajar (Y) diperoleh uji ketuntasan belajar. Hasil uji
nilai koefisien korelasi pada regresi linier ketuntasan belajar diperoleh dari nilai
sederhana (rxy ) = 0,567 sedangkan post test. Pada uji ketuntasan belajar

rtabel =0,329. Pada uji signifikansi diperoleh hasil yang disajikan pada

koefisien korelasi diperoleh harga Tabel 1.10 berikut:


Tabel 1.10 Hasil Uji Ketuntasan Belajar
t hitung (74,95) > t tabel (2,03), maka dapat Kelas Rata-
t hitung t tabel Kriteria
rata
disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hal ini
Eksperim
84,60 5,04 1,688 Tuntas
berarti ada pengaruh signifikan en
Kontrol Tidak
74,39 1,00 1,687
penggunaan model pembelajaran role Tuntas
Sumber: Data Primer Tahun 2016
playing bermuatan pendidikan karakter
berbantuan media audivisual terhadap Hasil perhitungan uji ketuntasan
hasil belajar IPS materi sejarah. belajar untuk kelas eksperimen diperoleh
Pada uji koefisien determinasi nilai t hitung = 5,04. Pada tabel nilai t untuk
diperoleh nilai koefisien determinasi taraf signifikansi 5% dengan n= 36
sebesar 32,16% dengan demikian dapat diperoleh nilai t tabel =1,688. Harga
disimpulkan bahwa ada pengaruh t hitung > t tabel , maka dapat disimpulkan
signifikan penerapan model pembelajaran bahwa H0 ditolak. Hal ini berarti kelas
role playing bermuatan pendidikan eksperimen telan mencapai ketuntasan
karakter berbantuan media audiovisual hasil belajar. Sedangkan untuk kelas
terhadap hasil belajar IPS materi sejarah kontrol diperoleh nilai t hitung = 1,00. Pada

10
tabel nilai t untuk taraf signifikansi 5% 65,79% atau lebih rendah dari ketetapan
dengan n= 37 diperoleh nilai t tabel =1,687. ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu
Harga t hitung < t tabel, maka dapat 85%. Dengan demikian kelas kontrol
disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini dikatakan belum mencapai ketuntasan
berarti kelas kontrol tidak dapat mencapai klasikal.
ketuntasan hasil belajar. Lembar pengamatan pendidikan
Untuk uji hasil belajar ketuntasan karakter digunakan dalam mengamati
klasikal dimuat pada Tabel 1.11 berikut: nilai-nilai karakter yang nampak selama
Tabel 1.11 Hasil Belajar Ketuntasan Klasikal proses pembelajaran baik di kelas
Ketuntas
n n eksperiman dan kelas kontrol. Nilai
Kelas an Kriteria
75 < 75
Klasikal
pendidikan karakter yang diamati yaitu
Eksperi Mencapai
men 32 5 86,49% Ketuntasan toleransi, disiplin, dan komunikatif.
Klasikal
Kontrol Tidak Pengamatan dilakukan selama dua kali
Mencapai
25 13 65,79% pertemuan yang kemudian hasil
Ketuntasan
Klasikal
Sumber: Data Primer Tahun 2016
pengamatan dikumulatifkan. Distribusi
frekuansi hasil pengamatan penddikan
Berdasarkan Tabel 1.11 diketahui
karakter dapat dilihat pada Tabel 1.12
bahwa pada kelas eksperimen banyak
berikut:
peserta didik yang mendapatkan nilai 75
Tabel 1.12 Hasil Pengamatan Pendidikan
sebanyak 32 orang, sedangkan yang Karakter
Kelas Kelas
memperoleh nilai <75 sebanyak 5 orang, Kriteria Eksperimen Kontrol
f % f %
dengan persentase ketuntasan klasikal Belum
0 0% 0 0%
Terlihat
sebesar 86,49% atau lebih tinggi dari
Mulai
5 14% 12 32%
ketetapan ketuntasan klasikal yang Terlihat
Mulai
12 32% 17 45%
ditentukan yaitu 85%. Dengan demikian Berkembang
Membudaya 20 54% 9 24%
kelas eksperimen telah mencapai Jumlah 37 100% 38 100%
ketuntasan klasikal. Sumber: Data Primer Tahun 2016

Sedangkan untuk kelas kontrol Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui


diketahui bahwa banyak peserta didik bahwa pada kelas eksperimen jumlah
yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 25 peserta didik yang berada pada kriteria
orang, sedangkan yang memperoleh nilai belum terlihat adalah nol (0%), pada
<75 sebanyak 13 orang, dengan kriteria mulai terlihat ada 5 orang (14%),
persentase ketuntasan klasikal sebesar

11
pada kriteria mulai berkembang ada 12 materi sejarah dipengaruhi oleh faktor-
orang (32%), dan pada kriteria faktor lain.
membudaya ada 20 orang (54%).
Sedangkan pada kelas kontrol jumlah DAFTAR PUSTAKA
peserta didik yang berada pada kriteria
Aman. 2011. Model Evaluasi
belum terlihat adalah nol (0%), jumlah Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
peserta didik yang berada pada kriteria
Hamdani. 2011. Straregi Belajar
mulai terlihat ada 12 orang (32%), pada Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
kriteria mulai berkembang ada 17 orang
Hamid. 2014. Pembelajaran Sejarah.
(45%), dan pada kriteria membudaya ada Yogyakarta: Ombak.
9 orang (24%).
Kilgour, Peter, et al. 2015. Role-Playing
as a Tool to Facilitate Learning, Self
SIMPULAN Reflection and Social Awareness in
Teacher Education. Dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan International Journal of Innovative
pembahasan diperoleh simpulan sebagai Interdisciplinary Research. No. 1.
Hal. 9-21.
berikut: Rata-rata hasil belajar IPS materi http://www.auamii.com/jiir/Vol-
sejarah dengan penerapan model 02/issue-04/2Kilgour.pdf (20 Jan.
2016).
pembelajaran role playing bermuatan
pendidikan karakter berbantuan media Mulyasa. 2013. Manajeman Pendidikan
Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
audiovisual lebih tinggi dari pada rata-rata
hasil belajar dengan diskusi kelompok. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan
Hal ini ditunjukkan dengan nilai Baru. Bandung : PT Remaja
(2,29) > (1,66). Selain itu, Rosdakarya.

penerapan model pembelajaran role Sugiyono. 2015. Metode Penelitian


playing bermuatan pendidikan karakter Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
berbantuan media audiovisual Alfabeta.
berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar peserta didik kelas VIII SMPN 2
Welahan tahun ajaran 2015/2016. Adapun
besarnya pengaruh yaitu 32,16%.
Sedangkan 67,84% hasil belajar IPS

12

Anda mungkin juga menyukai