Anda di halaman 1dari 16

Laporan Kerja Praktek

Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Sejarah PERTAMINA RU IV Cilacap


Salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi Indonesia adalah
minyak bumi. Hal ini disebabkan karena disamping untuk keperluan dalam
negeri, juga diperuntukkan menambah devisa melalui ekspor migas. Selain dapat
menghasilkan energi, minyak bumi digunakan sebagai bahan bakar maupun
untuk pembangkit tenaga listrik. Hasil pengolahan minyak bumi juga
menghasilkan produk lain sesuai dengan jenis minyak mentah dan
pengolahannya.
Seiring dengan perkembangan industri dan pembangunan maka
kebutuhan akan sumber energi khususnya minyak bumi terus meningkat dari
tahun ke tahun. Untuk itu Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No. 19/1960
Tentang Perusahaan Negara dan UU No. 44/1960 Tentang Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi. Atas dasar kedua Undang-Undang tersebut, maka
pada tahun 1961 dibentuk perusahaan negara sektor Minyak dan Gas Bumi,
yaitu :
PN PERTAMIN
PN PERMINA
Kedua perusahaan tersebut bertindak selaku kuasa pertambangan yang
usahanya meliputi bidang gas dan minyak bumi dengan kegiatan meliputi
eksplorasi, eksploitasi, pemurnian dan pengelolaan, serta pengangkutan/
pemasaran.
Kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PN PERTAMINA pada tanggal 20
Agustus 1968. Untuk kelanjutan dan perkembangannya, maka Pemerintah
mengeluarkan UU No. 8/1971 tentang PERTAMINA sebagai Pengelola Tunggal
di Bidang Minyak Dan Gas Bumi di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.31 tahun 2003 sebagai amanat dari pasal 60 UU No.22 tahun 2001 tentang

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 1
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

Minyak dan Gas Bumi PN Pertamina berubah menjadi PT Pertamina (Persero)


hingga saat ini.
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru,
PERTAMINA tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli
industri migas dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada
mekanisme pasar. Unit-unit pengolahan minyak dan gas bumi yang dikelola oleh
Pertamina terdiri atas 7 lokasi dengan kapasitas yang berbeda-beda. Kapasitas
masing-masing unit pengolahan serta lokasi masing-masing unit pengolahan dapat
dilihat dalam gambar I.1.
Tabel 1.1. Refinery Unit PERTAMINA dan Kapasitasnya

Refinery Unit (RU) Kapasitas (barel/hari)


RU I Pangkalan Brandan 5.000 *
RU II Dumai 170.000
RU III Plaju dan Sungai Gerong 132.500
RU IV Cilacap 348.000
RU V Balikpapan 253.500
RU VI Balongan, Indramayu 125.000
RU VII Kasim, Sorong 10.000
* sudah tidak beroperasi

*Refinery Unit I Pangkalan Brandan sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 2006

Gambar 1.1 Lokasi Unit Pengolahan Pertamina Seluruh Indonesia

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 2
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

Pembangunan kilang di Cilacap pada tahun 1974 dirancang untuk


mengolah bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah guna memenuhi
peningkatan kebutuhan BBM dan produksi bahan dasar minyak pelumas dan
aspal. Refinery Unit IV Cilacap ini merupakan unit pengolahan terbesar yang
dikelola Pertamina secara keseluruhan yang dilihat dari hasil produksinya.
Berikut adalah tabel yang berisi perkembangan PT. Pertamina RU IV
Cilacap dari tahun 1974 hingga 2015.

Tabel 1.2 Sejarah Kilang RU IV Cilacap


Tahun Proyek Tujuan
Middle East Crude Memenuhi kebutuhan
FOC I = 100 MBSD BBM & lube base
1974-1976 LOC I = 80.000 ton/tahun dalam negeri
Asphalt = 245.000 ton/tahun
Utilities & Offsite
Domestic Crude Memenuhi pertumbuhan
FOC II = 200 MBSD kebutuhan BBM, LPG,
1981-1983 LOC II = 175.000 ton/tahun lube base dan asphalt
Asphalt = 550.000 ton/tahun dalam negeri
Utilities & Offsite
Naphtha dari FOC II Memenuhi kebutuhan
Paraxylene = 270.000 ton/tahun paraxylene dan benzene
Benzene = 120.000 ton/tahun dalam dan luar negeri
1988-1990 Debottlenecking Proyek (FOC I Memenuhi pertumbuhan
= 118 MBSD, FOC II = 230 kebutuhan BBM, LPG
MBSD) lube base dan asphalt
Lube Base = 480.000 ton/tahun dalam negeri
Sulfur Recovery Unit Recovery LPG dan
2001-2005 LPG = 400 ton/tahun memenuhi baku mutu
Sulfur = 70 ton/tahun limbah udara (SOX)
Instalasi Pengolahan Meningkatkan baku mutu
Air Limbah (IPAL) limbah cair,
2011-2015
RFCC (Residual Fluid Catalytic Peningkatan yield
Cracker) valuable product dan

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 3
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

Tahun Proyek Tujuan


complexity index

B. Lokasi Pabrik PT. Pertamina RU IV Cilacap


PT. Pertamina RU IV Cilacap terletak di Jalan M.T. Haryono, Desa Lomanis,
Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Refinery Unit IV
dibangun di Cilacap dengan luas area total yang digunakan adalah 526,71 ha. Untuk
gambar lokasi pabrik PT. Pertamina RU IV Cilacap dapat dilihat pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Lokasi Pabrik PT. Pertamina RU IV Cilacap


Dipilihnya Cilacap sebagai lokasi kilang minyak didasarkan atas
pertimbangan :
1. Lokasi kilang berdekatan dengan jalan raya dan lepas pantai selatan yang
menghubungkan kota-kota besar sehingga memperlancar distribusi hasil
produksi, terutama untuk daerah Bandung dan Yogyakarta.
2. Tersedianya sarana pelabuhan alami yang sangat ideal karena lautnya
cukup dalam dan tenang karena terlindung Pulau Nusakambangan.
3. Terdapatnya jaringan pipa Maos-Yogyakarta dan Cilacap-Padalarang
sehingga penyaluran produksi bahan bakar minyak menjadi lebih mudah.

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 4
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

C. Bahan Baku dan Produk PT. Pertamina RU IV Cilacap


Secara garis besar, PT. Pertamina RU IV Cilacap mengolah minyak dari
beberapa sumber minyak baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Minyak dari luar negeri berasal dari daerah Timur Tengah seperti Arabian
Light Crude (ALC), Iranian Light Crude (ILC) dan Basrah Light Crude (BLC).
Untuk minyak dalam negeri berasal dari daerah Arjuna dan Attaka. Minyak-
minyak ini kemudian diolah menjadi beragam produk turunan minyak bumi,
mulai dari produk BBM seperti LPG, bensin, minyak diesel dan lain sebagainya,
dan produk non BBM seperti bahan dasar pelumas dan aspal, serta produk-produk
petrokimia seperti benzene, toluene dan lain sebagainya.
Berikut adalah spesifikasi bahan baku dan produk yang diproduksi oleh
PT. Pertamina RU IV Cilacap :
1. Spesifikasi Bahan Baku
a. Arabian Light Crude, Iranian Light Crude, Basrah Light Crude
Spesific gravity pada 60/60F : 0,8594
Viskositas kinematik pada 37,8C : 6,590
Komposisi
Kadar air : < 0,05 % berat
Kadar sulfur : < 2,10 % berat
Senyawa hidrokarbon : 97,85 % berat
Wujud : cair
Kenampakan : hitam
b. Arjuna Crude (80%), Attaka Crude (20%)
Minyak bumi Arjuna dengan spesifikasi sebagai berikut :
Spesific gravity pada 60/60F : 0,8473
Viskositas kinematik pada 30C : 4,97
Komposisi
Kadar air : <0,05 % berat
Kadar sulfur : 0,11 % berat
Total (C1-C4) : 1,9 % berat
Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 5
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

Light distilat : 20,05 % berat


Residu : 39 % berat
Kadar aspal : 0,24 % berat
Wujud : cair
Kenampakan : hitam
Minyak bumi Attaka dengan spesifikasi sebagai berikut :
Spesific gravity pada 60/60F : 0,8133
Viskositas kinematik pada 30C : 2,32
Komposisi
Kadar air : < 0,05 %berat
Kadar sulfur : 0,044 %berat
Total (C1-C4) : 2,4 %berat
Light distilat : 32,55 %berat
Residu : 15,1 %berat
Kadar aspal : 0,07 %berat
Wujud : cair
Kenampakan : hitam
2. Spesifikasi Produk
a. Bahan Bakar Minyak
Kerosene
Densitas (15C) : maks. 835 kg/m3
Smoke point : > 15 mm
Wujud : cair
Kenampakan : jernih
Avtur
Densitas (15C) : maks.775 kg/m3
Smoke point : min. 15 mm
Wujud : cair
Kenampakan : jernih dan terang
Premium
Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 6
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

Research Octane Number : min. 88, maks. 90


Wujud : cair
Bau : khas bensin
Solar
Berat jenis pada 150oC : >815 kg/m3 dan <870 kg/m3
Kandungan sulfur : < 0,35 %m/m
Kandungan air : < 500 mg/kg
Penampilan visual : jernih dan terang
IDF (Industrial Diesel Fuel)
Specific Gravity pada 60/60F : > 0,84 dan < 0,92
Viscosity Redwood 1/100F : < 45
Kandungan sulfur : <1,5
CCR : < 10 mm/kg
Kandungan air : < 0,25 %vol
IFO (Industrial Fuel Oil)
Specific Gravity pada 60/60F : < 0,99
Kandungan sulfur : < 3,5
Kandungan air : < 0,75 %vol
Wujud : cair
Kenampakan : hitam
Gasoline
Research Octane Number : min. 88
Wujud : cair
Kenampakan : kuning
b. Bahan Bakar Khusus
Aviation Gasoline (Avgas)
Merupakan bahan bakar dari pecahan minyak bumi, dan dibuat
untuk bahan bakar transportasi udara, pada pesawat yang
menggunakan internal combustion engine, mesin piston atau mesin
reciprocating dengan spark ignition.
Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 7
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

Spesifikasi : Aviation Gasoline (Def Stand 91-90/1 (DERD) 2845).


Aviation Turbin Fuel (Avtur)
Merupakan bahan bakar dari pecahan minyak bumi, dibuat untuk
bahan bakar transportasi udara pada pesawat yang memiliki mesin
turbin atau mesin pembakaran eksternal.
Spesifikasi: Aviation Turbin Fuel adalah DEF Stand 91-91 Lattest
Issue (DERD2494).
Pertamax
Adalah motor gasoline tanpa timbal dengan kandungan aditif
lengkap generasi mutakhir yang akan membersihkan Intake Valve
Port Fuel Injector dan ruang bakar dari karbon deposit dan
mempunyai Research Octane Number 92 dan dianjurkan juga untuk
kendaraan berbahan bakar bensin dengan perbandingan kompresi
tinggi.
Pertamax Plus
Merupakan bahan bakar superior Pertamina dengan kandungan
energi tinggi dan ramah lingkungan, diproduksi menggunakan bahan
baku pilihan berkualitas tinggi sebagai hasil penyempurnaan formula
terhadap produk Pertamina sebelumnya.
Pertamina Dex
Merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi
dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka
performa tinggi dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas
tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm.
Biosolar
Merupakan blending antara minyak solar dan minyak nabati hasil
bumi alam negeri yang sudah diproses transesterifikasi menjadi
Fatty Acid Methyl Ester (FAME).

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 8
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

c. Produk Gas
Vigas
Adalah merek dagang Pertamina untuk bahan bakar LGV (Liquified
Gas for Vehicle) yang diformulasikan untuk kendaraan bermotor
terdiri dari campuran propane (C3) dan butane (C4) yang
spesifikasinya disesuaikan untuk keperluan mesin kendaraan
bermotor sesuai dengan SK Dirjen Migas No. 2527.K/24/DJM/
2007.
Bahan Bakar Gas (BBG)
Adalah gas bumi yang telah dimurnikan, ramah lingkungan, bersih,
handal, murah, dan digunakan sebagai bahan bakar alternatif
kendaraan bermotor. Komposisi BBG sebagian besar terdiri dari gas
metana dan etana lebih kurang 90% dan selebihnya adalah gas
propana, butana, nitrogen, dan karbondioksida.
Liquified Petroleum Gas (LPG)
Adalah produk gas ringan yang dihasilkan dari penyulingan minyak
bumi atau juga dihasilkan dari pengembunan gas alam di Kilang
Unit Pengolahan LPG.
d. Produk Non BBM
Lube Base Oil

Tabel 1.2 Spesifikasi Produk Lube Base Oil


Produk Spesifikasi
Spesific gravity di 100/60F : 0,9467
Viskositas kinematik 100F : 6,7
HVI 100
Wujud : cairan
Kenampakan : jernih dan terang
Viskositas Kinematik 100F : 10,7
Wujud : cairan
HVI 1605
Kenampakan : jernih dan terang
Bau : bau minyak pelumas

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 9
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

Produk Spesifikasi
Viskositas Kinematik 100F : 30,5
Wujud : cairan
HVI 650
Kenampakan : jernih dan terang
Bau : bau minyak pelumas

Aspal
Aspal pertamina diproduksi di kilang RU IV dari crude oil yang
berasal dari Timur Tengah (berjenis asphaltic) berbentuk semisolid
bersifat non-metalik, larut dalam CS2, mempunyai sifat waterproof
dan adesif. Kapasitas produksi mencapai 720.000 ton/tahun.
Diproduksi dalam dua grade : penetrasi 60/70 dan penetrasi 80/100
yang dikemas dalam bentuk drum/curah. Pertamina memberikan
kualitas aspal yang teruji memenuhi standar nasional Indonesia
(SNI) dan standar mutu internasional. Digunakan untuk pembuatan
jalan, landasan pesawat, dan pengaspalan sarana umum lainnya yang
berfungsi sebagai perekat, bahan pengisi, dan bahan kedap air. Juga
dapat digunakan sebagai pelindung/coating anti karat, isolasi listrik,
kedap suara, atau penyekat suara dan getaran bila dipakai untuk
lantai.
Slax Wax
Adalah campuran dari minyak dan wax yang dihasilkan dari minyak
pelumas (lubricating oil). Slack wax adalah crude wax yang
dihasilkan dengan proses chilling dan distilasi solvent filterpressing
wax di Refinery Unit IV Cilacap. Slack wax diproduksi dalam bentuk
cair yang tersedia dari slack wax SPO, DAO, LMO, dan MMO.
Kapasitas produksinya sebesar 80-95 ribu ton/tahun.
Minarex
Industri dalam negeri membutuhkan berbagai macam jenis minyak
proses pada pembuatan industri ban, industri barang jadi karet (tali
kipas, suku cadang kendaraan). Minarex digunakan sebagai

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 10
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

processing oil dan bahan baku industri tinta cetak dan sebagai
plasticer/extender pada industri komponen PVC.
Heavy Aromate
Heavy aromate sebagai produk samping yang dihasilkan oleh
Naphtha Hydrotreated Unit. Kapasitas total dari unit ini adalah
26.000 sampai 39.000 ton/tahun dengan range produksi paraxylene,
benzene, LPG, raffinate, heavy aromate, dan fuel gas/excess.
Digunakan sebagai bahan baku solvent.
Paraxylene
Adalah senyawa hidrokarbon aromatik yang dihasilkan dari proses
amotaisasi dari heavy naphta dalam unit platformer yang kemudian
dipisahkan untuk memproduksi benzene dengan ekstraksi dan
paraxylene dengan absorpsi. Paraxylene diolah kembali di kilang
Plaju menjadi Purified Therepthalic Acid (PTA) yang kemudian
dijadikan sebagai bahan pembuat serat tekstil. Kapasitas produksi
paraxylene RU IV adalah 270.000 ton/tahun.
Sulfur
Adalah elemen kimia non-metal yang memiliki dua bentuk kristal,
yaitu alpha sulphur rombic dan beta sulphur monoclinic. Kedua
elemen tersebut memiliki warna kuning, tidak dapat larut dalam air,
agak larut dalam alkohol dan eter, dan larut dalam karbondisulfida,
karbontetraklorida, dan benzene. Pada umumnya material di atas
dapat ditemukan di daerah seputar gunung berapi dan dapat digali
menggunakan proses frasch. Selain itu, sulfur juga dapat dihasilkan
dari residu industri pertambangan, termasuk dari proses pemurnian
atau pengolahan gas dan minyak bumi.
RU IV sebagai produsen sulfur yang dihasilkan dari pengolahan
minyak dan gas bumi memproduksi sulfur di kilang LOC ISRU
dengan keunggulan produk yang kemurniannya tinggi, berbentuk
serpihan dan berwarna kuning muda. Kilang SRU didesain dengan
Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 11
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

kapasitas 70 ton/hari. Sulfur digunakan dalam industri karet dan


bahan kendaraan, industri pupuk, obat-obatan dan rayon, serta dapat
pula digunakan pada industri kertas, pulp, storage battery, deterjen,
dan gula. Sulfur juga digunakan sebagai sulfate acid, alumunium
sulfate, dan ammonium sulfate.
D. Struktur Organisasi PT. Pertamina RU IV Cilacap
Skema struktur organisasi PT. Pertamina RU IV Cilacap adalah sebagai
berikut :

Gambar 1.3 Diagram Struktur Organisasi PT. Pertamina RU IV


Cilacap
Refinery Unit IV Cilacap dipimpin oleh seorang General Manager yang
membawahi :
1. Manager Engineering and Development
2. Manager Reability
3. Manager Procurement

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 12
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

4. Manager Health, Safety, and Environment


5. OPI coordinator
6. Manager Legal & General Affair
7. IT RU IV Cilacap Area Manager
8. Human Resource Area Manager
9. Manager Keuangan Region IV
10. Director of Pertamina Hospital Cilacap
Sedangkan Senior Manager Operation and Manufacturing membawahi 6
manager, 1 kepala bagian, dan Shift Superintendent, yaitu :
1. Manager Production I
2. Manager Production II
3. Manager Refinery Planning and Optimation
4. Manager Maintenance Plant and Support
5. Manager Maintenance Execution
6. Manager Turn Around
Karyawan total di PT. Pertamina RU IV Cilacap berjumlah 1.110 orang.
Untuk di bagian produksi Lube Oil Complex I berjumlah 51 orang yang terbagi
sesuai dengan berbagai jenis pekerjaan diantaranya manager, section head, lead of
process, facility and quality supervisor, shift supervisor, panelman, operator dan
non establish.

E. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Di PT. Pertamina RU IV Cilacap terdapat bagian yang menangani Health
Safety Environment (HSE). Bagian ini mempunyai tugas antara lain:
1. Sebagai advisor body dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja,
kebakaran/peledakan, dan pencemaran lingkungan.
2. Melaksanakan penanggulangan kecelakaan kerja, kebakaran/ peledakan,
dan pencemaran lingkungan.
3. Melakukan pembinaan aspek HSE kepada pekerja maupun mitra kerja
(pihak III) untuk meningkatkan safety awareness, melalui pelatihan, safety
talk, operation talk, dsb.
Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 13
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

4. Kesiapsiagaan sarana dan prasarana serta personil untuk menunjang


pelaksanaan, pencegahan, dan penanggulangan kecelakaan kerja,
kebakaran/ peledakan, dan pencemaran lingkungan.
Unit Health Safety Environment PT. Pertamnia RU IV Cilacap
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) di Lube Oil Complex I yang telah
disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan dapat dilihat pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 Data Jenis APD yang Digunakan Pekerja di Lube Oil Complex I
PT. Pertamina RU IV Cilacap

No. Jenis APD Jumlah


1. Sarung tangan 102
2. Masker 51
3. Safety helmet 51
4. Ear plug 51
5. Ear muff 15
6. Safety shoes 51
7. Safety boot 24
8. Coverall/ wearpack 153
9. Safety hardness 5
10. Breathing aparatus 3
11. Air line compresor 3
12. Safety google 51

Dalam melaksanakan tugasnya, HSE dibagi menjadi empat bagian dengan


fungsi masing-masing termasuk juga dalam usaha penanganan limbah.
1. Fire and Insurance
Bagian ini mempunyai tugas antara lain:
a Meningkatkan kesiapsiagaan petugas dan peralatan pemadam
kebakaran dalam menghadapi setiap potensi terjadinya kebakaran.
b Meningkatkan kehandalan sarana untuk penanggulangan kebakaran.

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 14
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

c Mencegah dan menanggulangi kebakaran/ledakan, serta bekerja sama


dengan bagian yang bersangkutan.
d Mengadakan penyelidikan (fire investigation) terhadap setiap kasus
terjadinya kebakaran.
e Pelaksanaan risk survey dan kegiatan pemantauan terhadap
rekomendasi asuransi.
f Melakukan fire inspection secara rutin dan berkala terhadap sumber
bahaya yang berpotensi terhadap resiko kebakaran.
g Penyelenggaraan usaha pembinaan/pelatihan, administrasi untuk
meningkatkan sistem dan prosedur keselamatan kerja.
2. Environmental
Bagian ini mempunyai tugas antara lain:
a. Mencegah dan menanggulangi pencemaran di dalam dan di sekitar
daerah operasi PT Pertamina RU IV Cilacap.
b. Pengelolaan dan pemantauan kualitas lingkungan sesuai dengan
standar dan ketentuan perundangan yang berlaku.
c. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, mencakup: pengangkutan,
penyimpanan, pengoperasian, dan pemusnahan.
d. Pengelolaan house keeping dan penghijauan di dalam dan sekitar area
kilang.
3. Safety
Fungsi Safety atau Keselamatan Kerja (KK) adalah merencanakan,
mengatur, menganalisa dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna tercapai kondisi
kerja yang aman, sesuai norma-norma kesehatan untuk menghindarkan
kerugian perusahaan.
Tanggung jawab bidang tugasnya adalah :
a. Penyelenggaraan kegiatan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja guna mencapai kondisi operasi yang aman sesuai norma-
norma keselamatan.
Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 15
Laporan Kerja Praktek
Pertamina RU IV Cilacap
Periode Juli - Agustus 2016

b. Penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kecelakaan dan yang


mengakibatkan kerusakan peralatan guna meminimalkan kerugian
perusahaan.
4. Occupational Health
Fungsi dari Occupational Health adalah menangani hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh unit ini meliputi :
a. Mengukur, memantau, merekomendasi pengendalian bahaya
lingkungan kerja industri mulai dari faktor kimia (gas, debu), fisika
(bising, getaran, radiasi, iluminasi), biologi (serangga, tikus, binatang
buas), dan ergonomi.
b. Melakukan penyuluhan dan bimbingan tentang health talk.
c. Pengelolaan kotak P3K.
d. Inspeksi dan rekomendasi sanitasi lingkungan kerja bermasalah.
e. Pemantauan, perawatan alat HSE serta maintenance alat ukur hazard.

Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2016 16

Anda mungkin juga menyukai