Anda di halaman 1dari 4

[Ilmu Keperawatan] Nutrisi Parenteral

10 Mei 2011 dazspecta Tinggalkan komentar Go to comments

Rate This

Nutrisis parenteral adalah nutrisi yang diberikan langsung ke dalam pembuluh darah
(infuse). Nutrisi parenteral disebut total bila seluruh kebutuhan nutrisi diberikan melalui
pembuluh darah. Disebut parsial bila hanya sebagian kebutuhan diberikan melalui
pembuluh darah. Defisiensi nutrisi parenteral pada orang normal tidak akan terjadi apa-
apa tetapi pada orang yang sulit untuk memenuhi asupan nutrisinya lewat oral maka
kekurangan nutrisi dalam tubuh pasien akan semakin parah.

Indikasi Nutrisi Parenteral

Nutrisi Parenteral harus segera diberikan bila nutrisi secara oral/enteral tidak mungkin
dilakukan, karena sesuatu sebab tidak dapat memenuhi kebutuhan asupan nutrisi yang
telah dihitung. Pada dasarnya pemberian nutrisi parenteral diberikan pada setiap
penderita (apapun penyebabnya) yang akibat penyakitnya membutuhkan banyak asupan
nutrisi, sebab penderita tersebut:

1. Tidak mau makan


2. Tidak cukup makan
3. Tidak bisa makan
4. Tidak boleh makan

Kontra Indikasi Nutrisi Parenteral

Nutrisi parenteral tidak boleh diberikan pada penderita yang masih mengalami kritis
hemodinamik, seperti syok/dehidrasi yang belum dikoreksi (kontra indikasi mutlak).
Kontra indikasi relatif adalah bila nutrisi parenteral diberikan pada penderita:

1. Gagal nafas tanpa bantuan respirator, karena metabolisme glukosa akan


meningkat produksi CO2 yang akan memperberat gagal nafas.
2. Penderita keganasan pada fase terminal

Merencanakan Terapi Nutrisi Parenteral

Bila indikasi, untuk pemberian TNPE telah dipastikan, maka agar TNPE dapat dilakukan
terencana dengan efek samping yang minimal maka harus diikuti prosedur sebagai
berikut:

1. Menilai status gizidan kondisi klinis penderita


2. Hitung komposisi terapi nutrisi (enegri protein, lemak, elektrolit dan lainnya)
3. Memilih komposisi terapi nutrisi
4. Menentukan teknik dan skema pemberian terapi nutrisi
5. Monitoring efk terapi nutrisi komplikasi

Pelaksanaan Terapi Nutrisi Parenteral

Memiliki komposisi TNP. Cairan untuk Nutrisi Parenteral tersedia dalam berbagai jenis
dan komposisi.

Komposisi kalori/energi

1) Perbandingan seimbang dan sumber kalori

2) Sumber kalori dari karbohidrat

3) Sumber kalori dari lemak

Komposisi asam amino:


1) Asam amino aromatic

2) Asam amino rantai cabang

3) Perbandingan asam amino asensial/non esensial

Komposisi cairan untuk energi

Sebagai sumber energi atau kalori digunakan karbohidrat atau lemak, sebagian kecil
berasal dari asam amino. Pemberian asam amino sebenarnya lebih ditujukan untuk
sintesa protein tubuh. Sumber kalori karbohidrat yang sering digunakan adalah: dextrosa,
fruktosa, xylital atau maltosa, keuntungan kegunaan kalori karbohidrat non-dekstrosa
adalah berkurangnya pembebanan terhadap metabolisme insulin. Perlu diperhatikan
jumlah cairan yang dibutuhkan untuk mencapai sejumlah energi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh 1000 cc maltosa/dekstrosa 5% hanya akan menghasilkan 400 kkal
sehingga tidak mencukupi kebutuhan energi sehari. Bila TNPE diberikan > 4 hari
sebaiknya sebagai kalori, diberikan dalam bentuk lemak dengan perbandingan
karbohidrat: lemak = 70:30, atau 60-40.

Monitoring Efek Terapi Dan Komplikasi

Di dalam melakukan terapi nutrisi parenteral, selalu harus dilakukan monitoring, terhadap
efek terapi dan terhadap perubahan metabolisme tubuh. Serta efek sampingnya yang
dapat diakibatkan oleh teknik pemberiannya atau gangguan metabolisme.

Monitoring Komplikasi Nutrisi Parenteral

Akibat teknik pemasangan kateter/akibat infuse yang berlangsung lama, dapat berupa:

1) Pnemo atau hematotoraks

2) Emboli udara

3) Tromboplebitis

4) Infeksi/sepsis

1. Reaksi metabolisme sebagai reaksi terhadap pemberian nutrisi parenteral.


Beberapa komplikasi yang paling sering terjadi, berasal dari pemberian cairan
nutrisi parenteral.
2. Terapi nutrisi parenteral pada beberapa kondisi klinik khusus.

Pada kondisi klinik tertentu dapat memberikan permasalahan khusus kepada pengelolaan
terapi nutrisi parenteral. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa organ yang terganggu
tersebut berperan aktif dalam metabolisme/eksresi cairan tubuh sehingga kelebihan salah
satu bahan nutrisi dapat memperburuk keadaan klinik penderita.

Pada kondisi klinik tersebut pemilihan sumber energi, jenis asam amino atau jumlah
cairan yang dapat diberikan harus merupakan pertimbangan di dalam menyususun skema
terapi nutrisi parenteral.

Referensi: Dikutip dari berbagai buku dan Internet

Anda mungkin juga menyukai