NIM : N111 14 337 ANALISIS MAKANAN, KOSMETIK, DAN PERBEKALAN FARMASI C
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan kulit kepala, rambut tidak mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak terasa sakit kalau dipangkas. Dengan adanya rambut, selain berfungsi sebagai mahkota, juga berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas terik matahari, cuaca dingin. Rambut membutuhkan penataan dan perawatan secara teratur supaya rambut tetap sehat, indah, dan berkilau. Dalam menggunakan Kosmetika rambut dibutuhkan suatu ketelitian agar rambut tetap sehat indah dan indah. Setiap ahli kecantikan, harus teliti dan tepat dalam menentukan analisa dan diagnosa tentang keadaan kulit kepala dan rambut serta kelainan yang ada pada kulit dan rambut tersebut. Parasit pada umumnya mempunyai sifat yang tidak baik. Hidupnya menumpang dan bertempat tinggal di tempat yang ditumpanginya dan merugikan bagi host yang ditumpanginya. Peduculosis adalah gangguan pada rambut kepala yang disebabkan oleh infeksi kutu rambut, yang disebut Pediculus humanus capitis atau Pediculus hamnus var capitis (Ph.capitis). Pediculosis telah dikenal sejak jaman dahulu dan ditemukan kosmopolit (di seluruh dunia). Kutu rambut ini merupakan ektroparasit bagi manusia. Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut bagian belakang kepala, yang paling sering menggigit pada bagian belakang kepala dan kuduk. Gigitannya akan menyebabkan iritasi pada kulit yang disebabkan oleh air liur yang dikeluarkan pada waktu menghisap darah penderita. Tiap manusia memiliki kepekaan yang berlainan. Lesi kutan yang ditimbulkan oleh gigitan Pediculus humanus capitis memberikan reaksi yang sangat gatal. Menggaruk besar menambah peradangan dan karena infeksi sekunder oleh bakteri terbentuklah pustel crusta dan proses penanahan. Rasa gatal merupakan gejala pertama dan yang paling penting, tanda bekas garukan merupakan tanda yang khas. Oleh karena itu, perlu adanya metode analisis terhadap kutu rambut dan cara-cara pengobatan kutu pada rambut.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan morfologi dari kutu rambut? 2. Bagaimanakah cara penanganan dari kutu rambut? 3. Bagaimanakah metode analisis terhadap kutu rambut?
I.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan morfologi dari kutu rambut 2. Untuk mengetahui cara penanganan dari kutu rambut 3. Untuk mengetahui metode analisis terhadap kutu rambut BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian dan Morfologi Kutu
Kutu rambut kepala hidup berkembang biak pada rambut kepala lebih suka pada rambut yang kotor, lembab, jarang disisir dan dikeramas. Menginfeksi manusia yang tidak menjaga kebersihan rambut kepala. Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-lainnya. Sangat banyak ditemukan diantara anak sekolah terutama gadis-gadis yang kurang menjaga kebersihan rambut kepala. Pediculus humanus capitis merupakan ektoparasit yang menginfeksi manusia, termasuk dalam famili pediculidae yang penularannya melalui kontak langsung dan dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya : sisir, sikat rambut, topi, dan lain-lain. Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari khitir seomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah lateral, sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan dengan tinjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut. Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil. Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut nits. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari. Diagnosis ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal yang hebat dengan bekas-bekas garukan dan dipastikan jika ditemukan Pediculus humanus capitis dewasa, nimfa dan telurnya.
II.2. Cara Penanganan Kutu Rambut
1. Minyak kelapa Minyak kelapa merupakan cara menghilangkan kutu rambut yang efektif. Minyak ini dapat membuat kutu menjadi dehidrasi dan lemas. Caranya : Oleskan minyak kelapa secara merata pada kepala dan rambut, lalu pijat pelahan. Diamkan beberapa waktu, lalu keramaslah untuk membersihkannya. Kemudian sisirlah rambut dengan menggunakan sisir serit (sisir yang amat rapat) agar kutu dan telur terlepas dari rambut. Lalukan berulang kali sampai tidak ada lagi kutu dan telur di kepala. 2. Minyak zaitun Minyak zaitun (olive oil) memiliki khasiat yang amat baik bagi rambut. Selain bisa digunakan untuk membasmi kutu rambut dengan mengikuti cara pada penggunaan minyak kelapa, minyak zaitun juga berkhasiat untuk memberikan nutrisi bagi rambut agar tetap hitam berkilau, kuat dan tidak mudah patah. 3. Jeruk nipis dan minyak kayu putih Caranya : Campurkan air perasan jeruk nipis dengan beberapa sendok minyak kayu putih Siramkan secara merata ke kulit kepala dan rambut Pijatlah secara lembut kulit kepala selama 10 menit Diamkan selama 1 jam sebelum keramas. Kemudian sisirlah dengan dengan sisir khusus, lakukan setiap hari hingga kutu benar-benar lenyap dari kepala. II.3. Metode Analisis Obat Kutu Salah satu bahan utama yang sering digunakan dalam pestisida obat kutu adalah asam borat. Asam borat banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pestisida untuk membunuh kutu, hama, dan serangga. NaOH digunakan sebagai larutan baku karena senyawa sampel bersifat asam sehingga jika dititrasi larutan baku yang digunakan harus bersifat basa. Titrasi ini menggunakan indikator fenol merah, atau bisa juga digunakan indikator fenolftalein, karena rangenya masih sama dengan fenol merah. Indikator fenolftalein merupakan larutan basa atau asam lemah yang berfungsi untuk mengetahui titik ekuivalen dalam titrasi. Titik ekuivalen merupakan titik dimana senyawa tepat habis bereaksi. Titik akhir titrasi merupakan keadaan yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan dan titrasi dihentikan. BAB III
PENUTUP
Berdasarkan literature yang diperoleh, dapat diketahui bahwa dapat
digunakan metode titrasi asam basa dengan menggunakan NaOH 0,1 N sebagai larutan baku dengan melihat persyaratan persen kadar dari asam borat yang tidak boleh kurang/lebih dari yang telah dipersyaratkan di Farmakope Indonesia 99,0% DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2004. Teori Parasitologi. Semarang: Akademi Analisis Kesehatan.
Universitas Muhamadiyah Semarang.
2. Brown, H. W, 1983. Dasar Parasitologi Klinik. Jakarta: PT. Gramedia
3. Ganda Husada, S, 1992. Parasitologi Kedokteran. Jakarata: Fakultas