Anda di halaman 1dari 19

EPIDEMIOLOGI PADA PELAYANAN KESEHATAN

DAN KAITANNYA DENGAN RISET


KEPERAWATAN

MATA KULIAH ILMU DASAR KEPERAWATAN IV

KELOMPOK 1 :

Indah Permata Astrielly Erlinda Citra Dewi


Gusra Fivti Sigit Defrita
Sri Hanna Windi Mitha Angelia Mayestika
Gentri Mailia Kuntum Khairani Syahril
Dewi Anita Azi Serandi
Fitri Yanti Afrilita Putri Yuza
Imelda Indriani

Dosen Pembimbing :

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar
kita yakninya Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan IV mengenai Epidemiologi pada Pelayanan Kesehatan dan
kaitannya dengan Riset. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Amin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan
Allah SWT.

Padang, Februari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Kumbah Lambung............................................................ 3
B. Konsep Klisma/Huknah/Enema..................................................... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................. 20
B. Saran ........................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epidemiologi salah satu bagian dari ilmu kesehatan masyarakat yang
menekankan perhatiannya terhadap masalah kesehatan baik penyakit maupun
non penyakit yang terjadi dalam masyarakat. Masalah kesehatan pokok pada
masyarakat yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan
yang ada dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka
ragam sehingga mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga
beraneka ragam. Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan
bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah
kesehatan yang ada di masyarakat. Misalnya apabila dalam suatu masyarakat
banyak ditemukan masalah kesehatan berupa penyakit menular maka
pelayanan kesehatan yang disediakan akan lebih diarahkan kepada upaya untuk
mengatasi masalah penyakit menular tersebut (Mayarni, 2010)
Apabila hal ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui
frekuensi, penyebaran dan faktor factor yang mempengaruhi suatu masalah
kesehatan dalam masyarakat, maka tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus
yang disebut dengan epidemiologi. Dan epidemiologi ini merupakan inti dari
ilmu kesehatan masyarakat (Gordis, 2000 ). Itulah sebabnya kita perlu
mempelajari dan mengembangkan epidemiologi kesehatan pada masyarakat
dan kaitannya dengan riset keperawatan agar masalah kesehatan khusunya di
Indonesia dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat.

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep epidemiologi pada pelayanan kesehatan dan kaitannya
dengan riset keperawatan?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui konsep dan prosedur tindakan kumbah lambung dan klisma

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep kumbah lambung (defenisi, tujuan,
indikasi, kontraindikasi, persiapan klien, persiapan alat, prosedur dan
rasional, hal-hal yang perlu diperhatikan, evaluasi dan dokumentasi)
b. Untuk mengetahui konsep klisma/huknah/enema (defenisi, tujuan,
klasifikasi, indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi, persiapan alat
dan bahan serta prosedur).

2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Epidemiologi
1. Defenisi epidemilogi
Epidemiologi menurut Mayarni (2010) merupakan salah satu
bagian dari ilmu kesehatan masyarakat yang menekankan perhatiannya
terhadap masalah kesehatan baik penyakit maupun non penyakit yang
terjadi dalam masyarakat. Secara etimologis, epidemilogi berarti ilmu
mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epedemiologi berasal dari
bahasa Yunani, dimana Epi = upon (pada/ tentang), demos = people
(penduduk/ masyarakat), logia =knowlodge (ilmu pengetahuan).
Defenisi WHO (2013) : Epidemiologi is the study of the
distribution and determinants of health related states or events
(including disease), and the application of this study to the control of
diseases and other health problems. Various methods can be used to
carry out epidemiological investigations: surveillance and descriptive
studies can be used to study distribution; analytical studies are used to
study determinants.
Epidemiologi adalah studi distribusi dan factor penentu derajat
kesehatan atau kejadian yang terkait dengan kesehatan (termasuk
penyakit), dan aplikasi dari studi ini untuk tujuan pengendalian penyakit-
penyakit dan permasalahan kesehatan lain (Umar Fahmi Achmadi, 2014).
Beberapa defenisi epidemiologi yang perlu kita ketahui yaitu :
a. Ilmu tentang epidemi/ kejadian (The science of epidemics) (Concise
Oxford Dictionary, 1964).
b. Ilmu tentang kejadian penyakit (The science of the occurance of
illness) (Miettinen, 1978).
c. Studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada manusia (The
study of the distribution and determinantsof disease in humans)
(MacMahon and Pugh, 1970).
d. Studi tentang distribusi dan determinan kejadian terkait dengan
kesehatan pada populasi spesifik dan aplikasi studi untuk
mengendalikan masalah kesehatan (The study of distribution and
determinants of health related states or events in specified

3
populations and the applications of his study to control of health
problem).
Metode epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah
dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat
terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Metode epidemiologi yang telah berkembang dari masa lampau
dengan pengamatan dan analisis masalah kesehatan pada penduduk
tertentu, telah mengembangkan suatu konsep yang dikenal dengan
epidemiologi deskriptif (Nur Nasri Noor, 2014).

2. Elemen Epidemiologi
Di dalam batasan epidemiologi sekurang kurangnya mencakup 3
elemen, yakni:
a. Masalah kesehatan
Epidemilogi mempelajari semua masalah kesehatan termasuk
penyakit, baik penyakit infeksi , seperti TBC, flu burung, maupun
penyakit non infeksi seperti kanker. Selain itu juga mempelajari non
penyakit seperti kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja,
sakit jiwa dan sebagainya.
b. Populasi
Epidemiologi memusatkan perhatiannya pada distribusi masalah
kesehatan pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
c. Pendekatan ekologi
Dalam epidemiologi mengkaji frekuensi dan distribusi masalah
kesehatan berdasarkan keseluruhan lingkungan manusia baik
lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Hal ini karena masalah
kesehatan pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya.
(Lidya Maryani, 2010)

3. Tujuan dari epidemiologi


a. Mengidentifikasipenyebab penyakit dan faktor resiko terkait
b. Menentukan seberapa luas atau banyak penyakit ditemukan di
populasi. Hal ini bertujuan memprediksi beban (burden) penyakit
dimasyarakat dalam mengoptimalkan perencanaan pelayanandan
fasilitas kesehatan.
c. Mempelajari riwayat penyakit alamiah dan prognosis penyakit

4
d. Mengevaluasi pelayanan dan pencegahan yang sudah ada dan yang
paling baru
e. Menyediakan dasara dalam mengembangkan kebijakan kesehatan
terkait dengan masalah lingkungan, isu genetik, dan pertimbangan
lain menyangkut pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
(Najmah, 2015)

4. Jenis Epidemiologi
Ada 3 jenis epidemiologi yaitu :
a. Epidemiologi Deskriptif ( Descriptive epidemiology)
Adalah penelitian yang mempelajari frekuensi dan distribusi
masalah kesehatan tanpa memandang perlu mendapat jawaban
tentang faktor penyebab yang mempengaruhi frekuensi dan
distribusi masalah kesehatan tanpa memandang perlu mendapatkan
jawaban tentang faktor penyebab yang mempengaruhi frekuensi,
penyebaran dan muncul masalah kesehatan tersebut. Epidemiologi
deskriptif ini hanya menjawab pertanyaan tentang siapa (who),
dimana (where), dan kapan (when) tetapi tidak menjelaskan kenapa
(why) timbul masalah kesehatan tersebut. Jadi dalam epidemiologi
deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut
perubahan variabel variabel epidemiologi yang terdiri orang
(person), tempat (place) , waktu ( time)
b. Epidemiologi analitik ( analytic epidemiologi)
Adalah penelitian yang menganalisi faktor penyebab (determinan)
masalah kesehatan. Berarti epidemiologi analitik merupakan
pencarian jawban terhadap faktor faktor penyebab yang dimaksud
( why) untuk kemudian dianalisa hubungannya dengan akibat yang
ditimbulkan.
Contoh : setelah ditemukan secara deskriptif bahwa angka kejadian
ISPA pada orang yang merokok sangat tinggi maka perlu dianalisis
lebih lanjut apakah rokok memang benar penyebab terjadinya ispa.
c. Epidemiologi Eksperimental
Adalah penelitian yang dilakukan dengan melakukan percobaan
atau eksperimen untuk membuktikan bahwa suatu faktor sebagai
penyebab terjadinya penyakit.

5
Contoh : jika rokok dianggap sebagai penyebab ISPA, maka
dilakukan eksperimen terhadap sekelompok orang dilarang
merokok, kelompok lainnya dibiarkan merokok kemudian
dibandingkan hasilnya.

5. Peranan Epidemiologi
Epidemiologi diharapkan dapat berperan dalam pembangunan
kesehatan masyarakat pembangunan kesehatan masyarakat secara
keseluruhan. Bentuk peran tersebut dapat dijabarkan dalam 7 peran
utama menurut Valanis yaitu :
a. Investigasi etiologi penyakit
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan untuk
mencari penyebab pasti terjadinya suatu masalah kesehatan
b. Identifikasi faktor resiko
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan untuk
mengidentifikasi faktor faktor yang mungkin menjadi penyebab
terjadinya masalah kesehatan
c. Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kumpulan gejala dari masalah kesehatan yang
nantinya dapat ditentukan masalah kesehatannya yang diakhirnya
dimasukkan ke dalam golongan penyakit tertentu.
d. Melakukan diagnosa banding dan perencanaan pengobatan
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan untuk
membandingkan 2 masalah kesehatan dengan gejala yang sama
sehingga dapat ditentukan diagnosa pastinya untuk dapat dilakukan
rencana pengobatan yang tepat.
e. Surveilance status kesehatan penduduk
Surveilance adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara terus
menerus dan sistematik dalam bentuk pengumpulan data, analisis
data , interprestasi data bagi mereka yang membutuhkan. Secara
sederhana, surveilans dalam epidemiologi adalah memantau dengan
berhati-hati dan memberikan tanggapan yang relevan tentang
frekuensi, distribusi dan determinan masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat
f. Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan

6
Karena elemen epidemiologi adalah komunitas atau masyarakat maka
epidemiologi memiliki peranan dalam menetukan masalah keesehatan
komunitas bukan kesehatan individu. Setelah ditentukan masalah
kesehatan komunitas dilanjutkan dengan membuat rencana pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif (peningkatan kesehatan), preventif
(penvegahan penyakit), kuratif (pengobatan) dan rehabilitative
(pemulihan)
g. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi Kesehatan masyarakat
Epidemiologi memiliki peran dalam menilai secara keseluruhan hasil
dari tindakan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan pada
masyarakat.

6. Ruang Lingkup Epidemiologi


Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan meliputi 6E
yaitu:
a. Etiologi
Hal ini berkaitan dengan identifikasi penyebab penyakit dan
masalah kesehatan lain. Misalnya, etiologi dari kolera adalah vibrio
cholera.
b. Efikasi (Efficacy)
Hal ini berkaitan dengan efek/daya optimal yang dapat diperoleh
dari pemberian intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk
melihat hasil atau efek dari suatu intervensi, mialnya efikasi dari
pemberantasan sarang nyamuk adalah menurunkan angka kejadian
penyakit demam berdarah.
c. Efektifitas (Effectiveness)
Efektivitas adalah besarnya hasil yang diperoleh dari suatu
tindakan (intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang
satu dengan yang lain. Efektivitas ini ditujukan untuk mengetahui efek
intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi lapangan yang
sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Contohnya peningkatan kasus
DBD 70% kemudian dilakukan fogging dan ternyata hasil yang
diperoleh kasus menurun 50% dengan demikian fogging efektif
menurunkan kasus DBD sebesar 20%.
d. Efisiensi (Efficiency)

7
Efisiensi adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh
yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan atau
ditujukan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh
berdasarkan besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.
Contohnya pemberatasan sarang nyamuk cukup menggunakan 3M
yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat
penampungan air dan mengubur barang bekas yang menjadi tempat
genangan air sehingga pemberantasan sarang nyamuk tidak efisien
jika membersihkan semua lingkungan.
e. Evaluasi
Merupakan penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu
pengobatan atau program kesehtan masyarakat atau melihat dan
memberi nilai keberhasilan program seutuhnya. Contohnya Imunisasi
Tetanus Toxoid pada ibu hamil >90% akan menurunkan angka
kesakitan Tetanus neonatorum.
f. Edukasi
Merupakan intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya preventif penyakit.
Contohnya penyuluhan tentang gejala dan pencegahan demam
berdarah akan menurunkan angka kematian demam berdarah.

7. Manfaat / Kegunaan Epidemiologi


a. Untuk Mempelajari / Menjelaskan Riwayat Penyakit atau
Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang sangan penting adalah
tentang Penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapat
diterangkan Riwayat Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit (Natural
History of Disease). Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan
berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sehingga
perkembangan penyakit tidak berkelanjutan. Manfaat atau peranan
epidemiologi dalam hal ini adalah tersedianya keterangan tentang
Frekuensi dan penyebaran penyakit, baik menurut Waktu, Orang dan
Tempat.
b. Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan dan Sumber
Penyakit

8
Dengan diketahuinya Penyebab suatu masalah kesehatan,
maka dapat disusun langkah langkah penanggulangannya, baik yang
bersifat pencegahan maupun pengobatan.
c. Mengkaji Resiko dan Menerangkan Keadaan Suatu Masalah
Kesehatan
Karena Epidemiologi mempelajari tentang Frekuensi dan
Penyebaran Suatu Masalah Kesehatan, maka akan diperoleh
keterangan tentang keadaan masalah kesehatan dan resikonya.
Keadaan yang dimaksud merupakan perpaduan dari keterangan
menurut ciri ciri Manusia, Tampat dan Waktu. Perpaduan dari
ketiga ciri ini menghasilkan 4 (empat) Keadaan Masalah Kesehatan,
yaitu :
1) Epidemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang
ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang Singkat
berada dalam Frekuensi yang Meningkat.
2) Pandemi
Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang
ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam Waktu yang Singkat
memperlihatkan Peningkatan yang Amat Tinggi serta
Penyebarannya telah mencakup suatu Wilayah yang Sangat Luas
3) Endemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang
Frekuensinya Menetap di Wilayah Tertentu dalam Waktu yang
Lama.
4) Sporadik
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ada
disuatu wilayah tertentu dengan Frekuensi yang BERUBAH
UBAH menurut perubahan Waktu.

B. Peran Epidemiologi dalam pelayanan kesehatan


Peranan epidemiologi dalam pelayanan kesehatan membantu dalam
memecahkan masalah kesehatan masyarakat meliputi :
1. Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini yang telah banyak memberikan peluang dalam usaha
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya

9
manusia mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini
merupakan salah satu hasil gemilang dari epidemiologi
2. Epidemiologi penyakit tidak menular
Pada saat ini sedang berkembang pesat mencari berbagai faktor
yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit
tidak menular seperti, kanker, penyakit sistemik, serta berbagai penyakit
menahun lainnya termasuk masalah meningkatnya masalah kecelakaan
lalu lintas dan penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bidang ini banyak
digunakan terutama dengan meningkatnya masalah kesehatan yang
bertalian erat dengan berbagai gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam
berbagai bidang terutama bidang industri.
3. Epidemiologi klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para
klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu
epidemiologi.
4. Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang
menggunakan sistem pendekatan epidemiologi dalam menganalisis
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang
terjadi di masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan
tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk
secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan
penyakit dalam masyarakat, tetapi juga sangat berperan dalam berbagi
aspek kependudukan serta keluarga berencana.
5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu sistem pendekatan manajemen
dalam mengatasi masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu
masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara
menyeluruh dan terpadu
6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang
mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat
pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik

10
kimiawi, biologis, maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para
pekerja.
7. Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan jiwa
kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang
mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8. Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi
masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor
yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi
masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis
berbagai faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi
masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan
dengan kehidupan sosial masyarakat.

C. Peran Epidemiologi dalam Riset Keperawatan


Peran epidemiologi dalam riset keperawatan yaitu sebagai fenomena
atau kesenjangan yang terjadi yang akan dijadikan masalah dalam penelitian,
sehingga disebut penelitian epidemiologi.
1. Penelitian Epidemiologi
Penelitian epidemiologi (epidemiologic studies) merupakan bagian
dari tugas pokok disiplin ilmu epidemiologi dalam mencari faktor
penyebab maupun hubungan sebab akibat terjadinya penyakit serta
gangguan kesehatan lainnya dalam masyarakat.
Pada dasarnya penelitian epidemiologi dapat dibagi dalam dua bagian
utama yakni:
a. Penelitian berdasarkan percobaan/perlakuan khusus (experimental
studies)
b. Penelitian yang berdasarkan pengamatan langsung terhadap berbagai
kejadian dalam satu populasi tertentu (observational study).
Perbedaan utama dari kedua bentuk penelitian ini adalah pada
bentuk eksperimental, peneliti dapat mengatur/memanipulasi kondisi
populasi yang diteliti melalui perlakuan khusus sedangkan pada bentuk
observasi hal ini tidak dapat dilakukan.

11
a. Penelitian eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian di mana
peneliti melakukan kegiatan intervensi atau perlakuan khusus pada
objek atau sasaran yang diteliti Dengan demikian pada penelitian
eksperimental, peneliti dapat mengatur perlakuan sesuai dengan
keinginannya serta dapat mengamati proses kejadian secara langsung
baik pada individu maupun pada kelompok.
Secara garis besamya, dikenal dua macam penelitian
eksperimental yakni.
a) Penelitian eksperimental murni (dengan randomisasi),
Penelitian eksperimental murni merupakan penelitian
eksperimental yang sering dilakukan di laboratorium maupun di
klinik dengan menggunakan randomisasi yaitu setiap individu
dalam penelitian tersebut mempunyai kesempatan yang sama
untuk terpilih dalam kelompok kasus atau kontrol. Yang
termasuk hiptesis tentang penyebab dan faktor risiko,
percobaan klinik (clinical trial) termasuk uji coba pengobatan
pencegahan dan intervensi klinik. Di samping itu dapat pula
dilakukan untuk intervensi pada kelompok komunitas tertentu
dalam menentukan risiko tinggi (high risk group) serta untuk
menilai berbagai kegiatan klinik dalam komunitas tertentu.

b) Eksperimental semu (tanpa randomisasi).


Eksperimental semu (quasy experimental) merupakan penelitian
eksperimental tanpa menggunakan randomisasi. Bila pada
penelitian eksperimental mumi kita lebih banyak menggunakan
binatang percobaan maka pada eksperimental semu dapat
dilakukan terhadap kelompok populasi tertentu yang merupakan
satu kesatuan unit yang tidak dapat dipisahkan. Bentuk
penelitian ini antara lain intervensi komunitas, uji coba bentuk
pelayanan kesehatan terpadu bagi masyarakat, analisis biaya
pelaksanaan usaha kesehatan pada kelompok penduduk tertentu
dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini hasil yang diperoleh

12
dapat dibandingkan dengan keadaan pada kelompok penduduk
lainnya atau dengan kelompok penduduk yang sama sebelum
percobaan dilakukan.

b. Penelitian observasi
Penelitian observasi (pengamatan) ini didasarkan pada
kejadian peristiwa secara alami tanpa suatu perlakuan khusus
terhadap kelompok yang diteliti.
Secara garis besarnya penelitian ini dapat dibagi dalam dua bentuk
utama yakni:
1) Penelitian deskriptif
Bentuk ini lebih sering disebut analisis deskriptif untuk
mengetahui keadaan prevalensi kejadian penyakit atau masalah
kesehatan lainnya dan untuk mengetahui sifat kejadian tersebut
dalam masyarakat serta Kecenderungannya untuk masa
mendatang. Tergolong juga di dalamnya penelitian prevalensi
atau cross-sectional studies.
Bentuk penelitian sangat membantu dalam menganalisis status
kesehatan penduduk tertentu serta dapat memberikan keterangan
tentang berbagai faktor yang berkaitan erat dengan kejadian
penyakit untuk digunakan dalam menyusun hiptesis untuk
penelitian selanjutnya. Pada dasarnya, bentuk penelitian ini tidak
dapat memberikan jawaban pasti tentang faktor penyebab dan
hubungan sebab akibat yang jelas.
2) penelitian analisis (etiologic).
Penelitian analitis (epidemiologi analitis) merupakan bentuk
penelitian epidemiologi yang paling sering digunakan dalam
mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya
penyakit maupun, gangguan kesehatan lainnya. Penggunaan
bentuk ini bukan hanya terbatas pada kejadian penyakit pada
individu tetapi juga pada kelompok penduduk tertentu.
Bentuk penelitian ini pada dasarnya dapat dibagi dalam dua
bentuk utama yakni:
o penelitian retrospektif dan
o penelitian prospektif

13
Penelitian retrospektil didasarkan pada kejadian kasus yang
sudah ada pada suatu penelitian dan dibandingkan dengan
mereka yang tidak menderita sehingga sering juga disebut
penelitian kasus kelola.
Sedangkan penelitian prospektif adalah penelitian yang
didasarkan pada pengamatan terhadap kelompok terpapar
dengan yang tidak terpapar pada awal penelitian kemudian
diamati sampai timbul penyakit, dan juga sering disebut
penelitian kohort. Di samping itu juga dapat dikembangkan
gabungan keduanya yakni retrospektif kohort.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah dan latar belakang perkembangan epidemiologi maka
perkembangan epidemiologi sebenarnya sudah mulai sejak dahulu, seperti
halnya dengan berbagai ilmu dasar lainnya. Perkembangan secara filosofis
dimulai dengan menghubungkan berbagai kejadian terhadap lingkungan yang
ada kemudian beralih ke hubungan interaksi antara manusia dan lingkungan
yang akhirnya menjadi lebih terarah lagi menjadi hubungan nianusia,
penyebab, dan lingkungan.
Peranan dan ruang lingkup epidemiologi yang pada mulanya hanya
terbatas pada penyakit menular, berkembang menjadi lebih luas yang meliputi
berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat. Dan dewasa ini epidemiologi
sebagai ilmu dan metode sudah berkembang lebih maju dan hampir meliputi
berbagai aspek kehi-dupan masyarakat. Dengan kemajuan dan pergeseran
ruang lingkup dan bidang sasaran epidemiologi menimbulkan pula pergeseran
nilai dan peranan, dari orientasi medis ke masalah kesehatan dan masalah
sosial masyarakat menyebabkan minat ilmuwan pada epidemiologi bukan
hanya terbatas pada klinisi saja tetapi juga para ahli sosial dan ahli lainnya.
Sehingga pada negara yang sudah maju tidak jarang dijumpai ahli
epidemiologi dengan latar belakang sosial non-medis.

B. Saran
Semoga makalah dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa
khususnya mengenai Epidemiologi pada Pelayanan Kesehatan dan kaitannya
dengan Riset Keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

15
Achmadi, Umar Fahmi. 2014. Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Depok:
PT Rajagrafindo Persada

Najmah. 2015. Epidemiologi untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


Rajawali Pers

Maryani, Lidya dan Rizki Muliani. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta:


Graha Ilmu

16

Anda mungkin juga menyukai