Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum


administrasi, yaitu pertama,hukum administrasi umum (allgemeem deel) , Yakni
berkenaan dengan teori-teori dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang
hukum administrasi,tidak terikat pada bidang-bidang tertentu , kedua hukum
administrasi khusus (bijzonder deel) , yakni hukum-hukum yang terkait dengan
bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan, hukum tata ruang ,
hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara Hukum. Pemikiran atau
konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi
kesejarahan. Oleh karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap sebagai
konsep universal. Secara embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh
plato.Ada tiga unsur dari pemerintah yang berkonstitusi yaitu peratama, pemerintah
dilaksanakan untuk kepentingan umum; kedua pemerintah dilaksanakan menurut
hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum,bukan yang dibuat secara
sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi; ketiga, pemerintah
berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat,bukan
berupa paksaan tekanan yang dilaksanakan pemerintah despotik.Dalam kaitannya
dengan konstitusi bahwa konstitusi meupakan penyusunan jabatan dalam suatu
Negara dan menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa
akhir dari setiap masyarakat.
Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Penegakan
HAM yang kuat terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu:
kemerdekaan, yang telah berabad-abad dirampas oleh penjajah.
Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang
dialami karena hak asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak
mengherankan setelah berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini
mencantumkan prinsip-prinsip HAM dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar
1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan cita-cita yang harus dilaksanakan dan

1
dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan upaya pemajuan
HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia
memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan
perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah
satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara
saat menuju Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik
kita seharusnya menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan
status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Makalah ini akan
memperdalam pengetahuan kita tentang HAM dan kaitan antara HAM dan Negara
Hukum.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud Negara hukum?
b. Bagaimana Ciri-ciri Negara hukum?
c. Bagaimana makna Indonesia sebagai Negara hukum?
d. Seperti apa hubungan Negara hukum dan HAM
e. Bagaimanakah penegakan hukum di Indonesia
f. Bagaimanakah HAM dalam Pandangan Islam

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan Makalah ini dibuat untuk meamenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dan ingin lebih mengetahui dan mengkaji mengenai
Negara Hukum dan HAM. .

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Negara Hukum

Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya


didasarkan atas hukum. Di dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apa pun harus dilandasi oleh hukum dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan
menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan
bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha, 2003)
Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
(supreme) sehingga ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukum harus tidak
boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian
(Achmad Ali,2002). Apabila Negara berdasar atas hukum, pemerintahan Negara itu
juga harus berdasar atas suatu konstitusi atau undang-undang dasar sebagai landasan
penyelenggaraan pemerintahan. Konstitusi dalam negara hukum adalah konstitusi
yang bercirikan gagasan kostitusionalisme yaitu adanya pembatasan atas kekuasaan
dan jaminan hak dasar warga negara.

2.2. Ciri-ciri Negara Hukum


Fredrich Julius stahl dari kalangan ahli hukum eropa continental memberikan ciri-
ciri rechtsstaat sebagai berikut:
a. Hak asasi manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asai manusia yang
biasa dikenal sebagai trias politika.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan peraturan.
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan

Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon member ciri-ciri Rule
of law sebagai berikut:
a. Supremasi hukum ,dalam arti tidak boleh ada kesewenwng-wenangan,sehingga
seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum

3
b. Kedudukan yang sama di depan hukum,baik bagi rakyat biasa maupun bagi
pejabat
c. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

Prof.Sudargo Gautama mengemukakan ada 3(tiga) ciri atau unsur dari negara
hukum, yakni sebagai berikut :
a. Terdapat pembatasan kekuasaan
Negara terhadap perorangan, maksudnya Negara tidak dapat bertindak
sewenang-wenang . Tindakan Negara dibatasi oleh hukum, individual mempunyai
hak terhadap Negara atau rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.
b. Asas legalitas
Setiap tindakan Negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan
terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.
c. Pemisahan kekuasaan
Agar hak-hak asasi itu betul-betul terlindungi , diadakan pemisahan
kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan peundang-undangan,
melaksanakan dan badan yang mengadili harus terpisah satu sama lain tidak
berada dalam satu Negara.

Franz Magins Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) cirri negara hukum
sebagai salah satu cirri hakiki Negara demokrasi. Kelima cirri Negara hukum tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan
ketetapan sebuah undang-undang dasar.
b. Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting.Karena
tanpa jaminan tersebut , hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak
asasi manusia memastikan bahwa pemerintah tidak dapat menyalahgunakan
hukum untuk tindakan yang tidak adil atau tercela.
c. Badan-badan Negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan hanya
taat pada dasar hukum yang berlaku.
d. Terhadap tindakan badan Negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan
putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan Negara.

4
e. Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.

Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas Negara hukum,
yaitu :
a. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
b. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak
c. Legalitas dalam arti hukum dalam segala betuknya

2.3. Makna Indonesia sebagai Negara Hukum


Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat atau
Rule of law. Para ahli hukum di daratan Eropa Barat lazim menggunakan
istilah Rechtsstaat, sementara tradisi AngloSaxon menggunakan istilah Rule of
Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of law biasa diterjemahkan dengan
istilah Negara Hukum (Winarno, 2007 dalam Triharso 2013). Gagasan negara
hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri negara
Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak hampir
satu abad yang lalu. Cita cita negara hukum yang demokratis telah lama bersemi
dan berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa Indonesia.
Apabila ada pendapat yang mengatakan cita negara hukum yang demokratis pertama
kali dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah tidak memiliki dasar historis dan bias
menyesatkan.
Para pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan Negara hukum.
Ketika para pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei 1 Juni 1945
dan tanggal 10-17 Juli 1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan
oleh para anggota BPUPKI. Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan
istilah rechsstaat (Negara Hukum) oleh Mr. Muhammad Yamin (Abdul Hakim G
Nusantara, 2010:2 dalam Triharso 2013). Dalam sidangsidang tersebut muncul
berbagai gagasan dan konsep alternatif tentang ketatanegaraan seperti: negara
sosialis, negara serikat dikemukakan oleh para pendiri negara. Perdebatan pun dalam
sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama untuk merdeka, jiwa dan
semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para pendiri negara,

5
menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum menerima konsep Negara
hukum dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dasar yuridis bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1
ayat (3) UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga), Negara Indonesia adalah
Negara Hukum Konsep negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan
demokratis, dan terlindungi hak azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan.
Bukti lain yang menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara hokum Indonesia
dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34 UUD Negara RI
1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab atas perekonomian negara dan
kesejahteraan rakyat.
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan
negara hukum dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah
terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman. Konsep negara hukum
material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang
melekat pada negara hokum atau Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut:
a. HAM terjamin oleh undang-undang
b. Supremasi hukum
c. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum
d. Kesamaan kedudukan di depan hukum
e. Peradilan administrasi dalam perselisihan
f. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi
g. Pemilihan umum yang bebas
h. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum
nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif
artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makna
hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung
masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman,
sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan,
perspektif masa depan. Makna hukum seperti ini menggambarkan kemampuan
hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan kebekuan-kebekuan

6
dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi setiap
anggota masyarakat.
Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi
manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu
negara hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan
kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak
azasi manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap orang
yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai pemberian
Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di Indonesia
secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

2.4. Hubungan Negara Hukum Dan HAM


Pertanyaan mendasar yang dikemukakan pada bagian ini adalah; apa hubungan
negara hukum dengan hak asasi manusia?. Jawaban atasa pertanyaan ini sudah
barang tentu, tidak begitu sulit mengkajinya dari sudut ilmu hukum, sebab antara
negara hukum dan hak asasi manusia, tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Argumentasi hukum yang dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukan dengan cirri
negara hukum itu sendiri, bahwa salah satu diantranya adalah perlindungan terhadap
hak asasi manusia. Dalam negara hukum hak asasi manusia terlindungi, jika dalam
suatu negara hak asasi manusia tidak dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum
akan tetapi negara dictator dengan pemerintahan yang sangat otoriter. Perlindungan
terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum terwujud dalam bentuk penormaan
hak tersebut dalam konstitusi dan undang-undang dan untuk selanjutnya
penegakannya melalui badan-badan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan
kehakiman.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas dan merdeka artinya
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan
jaminan dalam undang-undang. Konstitusi melarang campur tangan pihak eksekutif
atatupun legislative terhadap kekuasaan kehakiman, bahkan pihak atasan langsung
dari hakim yang bersangkutanpun, tidak mempunyai kewenangan untuk mepengaruhi
atau mendiktekan kehendaknya kepada hakim bawahan. Pada hakekatnya, kebebasan
peradilan ini merupakan sifat bawaan dari setiap peradilan hanya saja batas dan isi

7
kebebasannya dipengaruhi oleh sistem pemerintahan, politik, ekonomi, dan
sebagainya.
Asas perlindungan dalam negara hukum tampak antara lain dalam Declaration of
Independent, deklarasi tersebut mengandung asas bahwa orang yang hidup di dunia
ini, sebenarnya telah diciptakan merdeka oleh Tuhan, dengan dikaruniai beberapa hak
yang tidak dirampas atau dimusnahkan, hak tersebut mendapat perlindungan secara
tegas dalam negara hukum. Peradilan tidak semata-mata melindungi hak asasi
perorangan, melainkan fungsinya adalah untuk mengayomi masyarakat sebagai
totalitas agar supaya cita-cita luhur bangsa tercapai dan terpelihara.
Mengenai asas perlindungan , dalam setiap konstitusi dimuat ketentuan yang
menjamin hak-hak asasi manusia. Ketentuan tersebut antara lain:
a. Kebebasan berserikat dan berkumpul;
b. Kebebasan mengeluarkan pikiran baik lisan dan tulisan;
c. Hak bekerja dan penghidupan yang layak;
d. Kebebasan beragama;
e. Hak untuk ikut mempertahankan negara;
f. Hak lain-lain dalam pasal-pasal tentang hak asasi manusia.
Setiap orang dapat menuntut atau mengajukan gugatan kepada negara, bila negara
melakukan suatu perbuatan yang melawan hukum (onrechtmatigadaad), bahwa
seorang dapat melakukan gugatan terhadap penguasa, jika putusan pejabat yang
berwenang dirasa tidak adil. Banyak peraturan-peraturan yang member jaminan
kepada para warga negara, untuk menggunakan hak-haknya mengajukan tuntutan-
tuntutan di muka pengadilan, bila hak-hak dasarnya atau kebebasannya dilanggar.
Dalam pengkajian indonesia, penekanan negara hukum akan diletakan pada
pemikiran bahwa kekuasaan kehakiman indonesia juga tunduk pada hukum.
Pemikiran demikian angat penting untuk mengantarkan persepsi, bahwa tunduknya
kekuasaan kehakiman pada hukum menyebabkan munculnya pemahaman
akanadanya batas-batas kebebasan kekuasaan kehakiman, dalam memberikan
perlindungan terhadap hak asasi manusia. Sehingga dari apa yang diuraikan diatas
sangat jelas hubungan antara negara hukum dengan hak asasi manusia.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut dimasyarakatkan secara luas
dalam rangka mempromosikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak

8
asasi manusia, sebagai ciri yang penting suatu negara hukum yang demokratis.
Terbentuknya negara dan demikian pula penyelenggaraan kekuasaan suatu negara,
tidak boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan hak-hak asasi kemanusiaan
itu, oleh karena itu adanya perlindungan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi
manusia merupakan pilar yang sangat penting dalam setiap negara yang disebut
sebagai negara hukum. Jika dalam suatu negara hak asasi manusia terabaikan atau
dilanggar dengan sengaja dan penderitaan yang ditimbulkannya tidak dapat diatasi
secara adil, negara yang bersangkutan tidak dapat disebut sebagai negara huku dalam
arti sesungguhnya.
Untuk melihat lebih lanjut hubungan negara hukum dengan hak asasi manusia,
dapat dikaji dari sudut pandang demokrasi, sebab hak asasi manusia dan demokrasi
merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi social yang dilahirkan dari sejarah
peradaban manusia diseluruh penjuru dunia. Hak asasi manusia dan demokrasi juga
dapat dimakna sebagai hasil perjuangan manusia, untuk mempertahankan dan
mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi hak asasi
manusia dan demokrasi yang terbuktipaling mengakui dan menjamin harkat
kemanusiaan.
Sebagaimana telah dirumuskan dalam naskah perubahan kedua UUD Tahun 1945,
ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia telah mendapatkan jaminan konstitusional
yang sangat kuat dalam Undang-Undang Dasar. Sebagian besar materi UUD ini
sebenarnya berasal dari rumusan Undang-Undang yang telah disahkan sebelumnya,
yaitu Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Ketentuan-
ketentuan yang memberikan jaminan konstitusional terhadap hak-hak asasi manusia
sangat penting dan bahkan dianggap merupakan salah satu ciri pokok dianutnya
prinsip negara hukum di suatu negara.
Bangsa indonesia memahami bahwa The Universal Declaraton of Human
Rightsyang dicetuskan pada tahun 1948, merupakan pernyataan umat manusia yang
mengandung nilai-nilai universal yang wajib dihormati. Bersamaan dengan itu,
bangsa indonesia juga memandang bahwa The Universal Declaration of Human
Responsibilityyang dicetuskan oleh Inter Action Council pada tahun 1997 juga
mengandung nilai universal yang wajib dijunjung tinggi untuk melengkapi The
Universal Declaraton of Human Rights tersebut.

9
Kesadaran umum mengenai hak-hak dan kewajiban asasi manusia itu menjiwai
keseluruhan sistem hukum dan konstitusi indonesia, oleh karena itu perlu diadopsikan
kedalam rumusan Undang-Undang Dasar atas pengertian-pengertian dasar yang
dikembangkan sendiri oleh bangsa indonesia. Sehingga dengan
demikian perumusannya dalam Undang-Undang Dasar ini mencakup warisan-
warisan pemikiran yang masih terus akan berkembang dimasa-masa yang akan
datang.
Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi
manusia, hubungan mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata, dalam arti
bahwa perlindungan hak asasi manusia merupakan cirri utama konsep negara hukum,
tapi juga hubungan tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara materil ini
dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap tindak penyelenggara negara harus
bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi yang demikian ini
menunjukan pada hakekatnya semua kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan
untuk melindungi hak asasi manusia. Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas
dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan manapun, merupakan wujud
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum.

2.5. Penegakan HAM di Indonesia


Tegaknya HAM selalu mempunyai hubungan korelasional positif dengan
tegaknya negara hukum. Sehingga dengan dibentuknya KOMNAS HAM dan
Pengadilan HAM, regulasi hukum HAM dengan ditetapkannya UU No. 39 Tahun
1999 dan UU No. 26 Tahun 2000 serta dipilihnya para hakim ad hoc, akan lebih
menyegarkan iklim penegakkan hukum yang sehat. Artinya kebenaran hukum dan
keadilan harus dapat dinikmati oleh setiap warganegara secara egaliter. Disadari atau
tidak, dengan adanya political will dari pemerintah terhadap penegakkan HAM, hal
itu akan berimplikasi terhadap budaya politik yang lebih sehat dan proses
demokratisasi yang lebih cerah. Dan harus disadari pula bahwa kebutuhan terhadap
tegaknya HAM dan keadilan itu memang memerlukan proses dan tuntutan
konsistensi politik. Begitu pula keberadaan budaya hukum dari aparat pemerintah
dan tokoh masyarakat merupakan faktor penentu (determinant) yang mendukung
tegaknya HAM. Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di indonesia selalu

10
menjadi sorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep
dasarnya yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di
lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab
pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang
dimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalikan
dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di
Indonesia bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak
yang cepat tersebut terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran
HAM, mulai dari yang sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat(gross human
right violation). Disamping itu juga karena gigihnya organisasi-organisasi
masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan perlindungan HAM
Masalah Hak Azasi Manusia (HAM) populer di Indonesia pada masa
pemerintahanOrde Baru. Di masa ini banyak peristiwa yang dinilai merupakan
pelanggaran HAM. Pada dasarnya HAM terdapat pada UUD 1945 BAB X-A pasal
28-A sampai dengan pasal 28-J. Sebagian kalangan menafsirkan, dengan adanya
dasar hukum tersebut maka masyarakat Indonesia berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum (UUD 1945 Amandemen ke-2 pasal 28-D ayat 1). Memang jika ditilik dari
defenisi HAM maka di Indonesia tercatat banyak sekali kasus yang terjadi khususnya
di bidang HAM. Misalnya kasus-kasus penggusuran rumah-rumah warga yang
dibangun di sekitar jembatan, pembersihan para pedagang kaki lima yang sering
meresahkan para pengguna jalan raya seperti para pengguna kendaraan bermotor dan
para pejalan kaki. Pada masa menjelang peralihan pemerintahan dari masa Orde Baru
ke masa Reformasi banyak sekali kejadian menyangkut pelanggaran HAM ini.
Peristiwa 1998 yang berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu
sebetulnya adalah puncak dari segela peristiwa yang terjadi sebelumnya.

2.6. HAM Dalam Pandangan Islam


Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk kepentingan manusia,
lewat syariah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syariah, manusia
adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan karenanya ia

11
juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan atas
dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban
tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan secara
eksistensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung jawab itu sendiri. Sistem HAM
Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan
penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang
semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya
keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan
oleh tingkat ketakwaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-
Hujarat ayat 13, yang artinya sebagai berikut :Hai manusia, sesungguhnya Kami
ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia di antara kaum adalah yang paling takwa.
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang terangkum
dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-huquq al-insaniyah fi al-
islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam). Konsep ini mengandung lima hal pokok
yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu hifdzu al-din (penghormatan atas
kebebasan beragama), hifdzu al-mal (penghormatan atas harta benda),hifdzu al-nafs
wa al-ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu) hifdzu al-
aql(penghormatan atas kebebasan berpikir) dan hifdzu al-nasl(keharusan untuk
menjaga keturunan). Kelima hal pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat
Islam supaya menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih manusiawi, berdasarkan
atas penghormatan individu atas individu, individu dengan masyarakat, masyarakat
dengan masyarakat, masyarakat dengan negara dan komunitas agama dengan
komunitas agama lainnya.
Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam memberikan
penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Al-Quran sebagai sumber
hukum pertama bagi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar HAM serta kebenaran
dan keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran mengenai hal tersebut pada masyarakat
dunia. Ini dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran,
antara lain : 1.) Dalam Al-Quran terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup,
pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana kehidupan, misalnya dalam Surat Al-

12
Maidah ayat 32. Di samping itu, Al-Quran juga berbicara tentang kehormatan dalam
20 ayat. 2.) Al-Quran juga menjelaskan dalam sekitas 150 ayat tentang ciptaan dan
makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dalam penciptaan, misalnya dalam Surat
Al-Hujarat ayat 13. 3.) Al-Quran telah mengetengahkan sikap menentang
kezaliman dan orang-orang yang berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan
memerintahkan berbuat adil dalam 50 ayat yang diungkapkan dengan kata-kata :
adl, qisth dan qishash. 4.) Dalam Al-Quran terdapat sekitar 10 ayat yang berbicara
mengenai larangan memaksa untuk menjamin kebebasan berpikir, berkeyakinan dan
mengutarakan aspirasi. Misalnya yang dikemukakan oleh Surat Al-Kahfi ayat 29.
Begitu juga halnya dengan Sunnah Nabi. Nabi Muhammad saw telah memberikan
tuntunan dan contoh dalam penegakkan dan perlindungan terhadap HAM. Hal ini
misalnya terlihat dalam perintah Nabi yang menyuruh untuk memelihara hak-hak
manusia dan hak-hak kemuliaan, walaupun terhadap orang yang berbeda agama,
melalui sabda beliau : Barang siapa yang menzalimi seseorang muahid (seorang
yang telah dilindungi oleh perjanjian damai) atau mengurangi haknya atau
membebaninya di luar batas kesanggupannya atau mengambil sesuatu dari padanya
dengan tidak rela hatinya, maka aku lawannya di hari kiamat.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturan-
peraturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang
tegas.Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu
yang sangat panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-
19,yaitu dengan munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami
oleh Immanuel Kant, unsur-unsur Negara hukum adalah:

a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia


b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan

Islam itu adalah agama yang asy-syumul (lengkap). Ajaran Islam meliputi seluruh
aspek dan sisi kehidupan manusia. Islam memberikan pengaturan dan tuntunan pada
manusia, mulai dari urusan yang paling kecil hingga urusan manusia yang berskala
besar.Dan tentu saja telah tercakup di dalamnya aturan dan penghargaan yang tinggi
terhadap HAM. Memang tidak dalam suatu dokumen yang terstruktur, tetapi tersebar
dalam ayat suci Al-Quran dan Sunnah Nabi saw.
Hak Asasi Manusia telah di atur dalam Al-Quran dan Hadist dan umat islam
harus benar-benar mengetahui hak-hak yang diberikan kepadanya dan menggunakan
haknya tersebut sebaik-baiknya selama tidak bertentangan dan melanggar hak orang lain.

3.2. Saran

Setelah membaca dan membahas makalah ini, hendaklah kita sebagai mahasiswa
menghormati hak orang lain. Hendaklah kita terus mengkaji secara mendalam
pengetahuan kita tentang HAM. Kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai
mahasiswa sudah semestinya membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di
indonesia. Penulis mengharapkan saran dan kritikan dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, 2003. HAM Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Salemba Diniyah. Sumber :
http://www.kumpulanmakalah.com/2015/12/ham-dalam-pandangan-islam.html.
Diakses pada tanggal 20 April 2017.
Dr. Mardenis, 2016. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Dalam Rangka
Pengembangan Kepribadian Bangsa. Jakrta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Henawa, 2014. Negara Hukum Dan HAM http://henawan.blogspot.co.id/2014/01/
makalah-lengkap-negara-hukum-dan-ham.html. Diakses pada tanggal 20 April 2017.
Henssabu, 2015. Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia. http://henssabu.
blogspot.co.id/2015/05/hubungan-negara-hukum-dan-hak-asasi.html. Diakses pada
tanggal 20 April 2017.
Ilham, 2011. Negara Hukum Dan Hak Asasi Manusia. http://tugaskuliah-ilham.
blogspot.co.id/2011/03/negara-hukum-dan-hak-asasi-manusia.html. Diakses pada
tanggal 20 April 2017.
Triharso, Ajar. Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan. 2013. Surabaya: Universitas
Airlangga. Sumber: http://najiyah-rizqi-maulidiyah-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_
detail-78872-PPKN-Indonesia%20Sebagai%20Negara%20Hukum.html. Diakses
pada tanggal 20 April 2017.

15

Anda mungkin juga menyukai