Anda di halaman 1dari 3

Melawan Rematik Dengan "Jalan Kaki"

Kamis, 8 April, 2004 oleh: gwaspada


Melawan Rematik Dengan "Jalan Kaki"
Gizi.net - Penyakit rematik ada ratusan jenisnya. Rematik jenis peradangan yang disebabkan asam urat
termasuk jenis yang banyak ditemui di Indonesia. Olahraga ringan jalan kaki, ternyata bermanfaat bagi
para penderita asam urat ini.

Menurut dokter ahli syaraf dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr Harry Isbagio Sp PD-KR, hampir 80 persen
penduduk dunia pernah mengalami nyeri pinggang. Itu berarti 8 dari 10 orang pernah kena rematik
karena nyeri pinggang ini termasuk dalam gejala rematik.

"Cakupan pengertian gejala rematik memang cukup luas. Nyeri, pembengkakan, kemerahan, gangguan
fungsi sendi dan jaringan di sekitarnya termasuk gejala rematik. "Semua gangguan pada daerah sendi,
otot dan tendon disebut rematik," kata dr Harry Isbagio dalam sebuah seminar di Jakarta, belum lama ini.

Dijelaskan, rematik terdiri dari 150-an jenis. Gejala dan penyebabnya juga bermacam-macam. Tetapi ada
empat jenis rematik yang paling sering dijumpai di masyarakat kita yaitu osteoarthritis yang disebabkan
oleh pengapuran, rematik luar sendi yang menyerang jaringan di luar tulang rawan, rematik peradangan,
dan rematik yang disebabkan oleh pengeroposan.

"Sekitar 50 persen keluhan nyeri sendi disebabkan oleh pengapuran. Pengapuran berarti menipisnya
jaringan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan persendian," katanya.

Bantalan dalam persendian yang aus itu menyebabkan terjadinya gesekan tulang sehingga menyebabkan
nyeri. Pengapuran ini merupakan proses degenerasi yang dimulai pada usia 40 tahun. Kecepatan proses
degenerasi berbeda pada tiap-tiap orang.

"Sendi seseorang bisa mulai bermasalah di usia 40-an. Namun ada orang yang sampai usia 70-an
sendinya baik-baik saja. Cepat lambatnya proses tadi ditentukan oleh beberapa faktor risiko," paparnya.

Faktor risiko itu antara lain mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan. Tulang rawan yang bagus akan
lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka persendian tidak mudah
aus walau dipakai lama.

Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada jaringan tulang rawan di sendi
lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering dipakai mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada
ban yang jarang mengangkut beban.

Demikian pula dengan orang yang sering melakukan aktivitas berat, olahraga, naik turun tangga, dan
mengangkat beban. Tapi jarang berolahraga pun membuat otot-otot di sekitar sendi menjadi lembek.
Keadaan ini membuat jarak di antara sendi merapat, sehingga terjadi gesekan antara dua tulang.

Sayangnya belum ditemukan obat untuk menyembuhkan pengapuran. Pengobatan yang bisa diberikan
lebih untuk menghilangkan gejala. Jika sendi sudah benar-benar rusak harus diambil tindakan operasi
penggantian sendi.

Rematik pada orang berusia produktif umumnya disebabkan peradangan. Peradangan ini bisa karena
asam urat atau sebab-sebab lain. Rematik karena asam urat ini banyak dijumpai pada pria berusia 30-an
dan 40-an tahun.
Jenis ini, menurut Dr Harry Isbagio, terjadi karena kelebihan hasil metabolisme purin yang tertimbun di
persendian. Timbunan ini yang menimbulkan rasa sakit di persendian.

Dokter Harry sering menemui kesalahpahaman masyarakat mengenai asam urat. Pasien sering datang
berkonsultasi sambil membawa hasil tes asam urat. "Mereka bertanya mengapa asam uratnya normal
tetapi dokter mendiagnosis terkena rematik. Mereka salah mengerti soal rematik. Tidak semua rematik
disebabkan asam urat," jelasnya.

Gangguan autoimun seperti pada penyakit Lupus termasuk jenis rematik yang disebabkan peradangan.
Pada gangguan ini kekebalan tubuh tidak berfungsi sebagai pembasmi bakteri, virus atau benda asing
yang memasuki tubuh. Kekebalan tubuh justru merusak jaringan tubuh yang sehat, termasuk jaringan
yang ada di persendian.

Begitupun dengan RA (Rheumatoid Arthritis). Penyakit itu termasuk peradangan persendian yang
penyebabnya masih belum diketahui. Menurut Encyclopedia of Public Health, telah ada indikasi bahwa
pola-pola genetik bertanggungjawab terhadap timbulnya penyakit ini.

RA bisa menyerang orang pada umur berapa pun, termasuk balita. Peradangan penyakit ini terjadi pada
jaringan synovial yang terdapat dalam persendian. Jaringan ini berfungsi untuk menghasilkan cairan
pelumas sendi. Pada pasien RA, jaringan ini membengkak dan menunjukkan banyak sel yang meradang.

Kompres Hangat

Kalau hanya pegal linu biasa, Dr Harry menyarankan untuk minum obat jenis parasetamol. "Obat ini
umum digunakan untuk mengobati nyeri dan pegal, dan banyak dijual di pasaran," katanya. Pertolongan
pertama untuk pegal linu bisa dengan mengompres daerah yang sakit dengan botol air panas atau kain
flanel hangat. Mengistirahatkan badan amat dianjurkan bila pegal linu itu terasa sangat sakit.

Secara khusus ia mengingatkan masyarakat agar berhati-hati bila memilih jamu untuk mengatasi
rematiknya. Beberapa merek jamu disinyalir dicampur bahan-bahan kimia. "Badan Pengawasan Obat dan
Makanan telah mengeluarkan daftar jamu yang dicampur bahan kimia. Jadi masyarakat sebaiknya teliti
memilih jamu," sarannya. Apa boleh buat, mungkin memang harus memilih perusahaan jamu yang
terpercaya.

Waspadalah bila pegal, nyeri, dan bengkak mulai menyerang persendian dan gejalanya tidak cepat hilang.
Segera berobat ke dokter bila rasa sakit itu tidak hilang sampai 2 minggu. Dokter akan mendiagnosa
secara hati-hati.

Rematik memang agak susah didiagnosa karena gejalanya mirip penyakit lain. "Dibutuhkan pengalaman
untuk mendiagnosa dengan tepat penyakit rematik," kata Dr Harry yang mengepalai Subbagian
Reumatologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pengobatan rematik yang tepat sasaran membutuhkan diagnosa yang benar, mengingat penyakit rematik
terdiri dari seratusan jenis. "Pasien rematik akan menjalani tes darah dan foto rontgen untuk didiagnosa
jenis rematiknya. Setelah itu bisa diputuskan program dan lamanya pelaksanaan pengobatan," paparnya.

Penanganan rematik secara dini tentu lebih baik, sehingga dapat mencegah kerusakan sendi yang berlarut
sekaligus mencegah rasa sakit yang berkelanjutan.

Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah bijaksana untuk mengurangi nyeri di sendi lutut.
Setiap kelebihan berat badan membebani sendi lutut serta panggul, dan menambah rasa nyeri karena
rematik. Selain itu bobot tubuh berlebih memperbesar risiko asam urat.

Olahraga ringan seperti jalan kaki bermanfaat untuk penderita rematik karena asam urat. Ini karena jalan
kaki membakar kalori, memperkuat otot dan membangun tulang yang kuat tanpa mengganggu
persendian yang sakit.

Untuk melakukan olahraga sebaiknya meminta pendapat dokter atau terapis, supaya mengetahui
gerakan-gerakan yang terbaik. Disarankan untuk menghindari olahraga yang terlalu membebani lutut.
"Bulutangkis, voli, tenis, joging, bela diri sebaiknya tidak dilakukan. Apalagi ketika rematik jenis asam
urat itu sedang kumat. Berdiri terlalu lama akan menimbulkan sakit yang luar biasa," katanya. (T-1)

Sumber: http://www.suarakarya.com

Anda mungkin juga menyukai