Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

R DENGAN

DIAGNOSA MEDIS CA. LARING

TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi

Tumor ganas laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah

tumor ganas di bidang THT dan lebih banyaj terjadi pada pria berusia 50-

70 tahun yang tersering adalah jenis karsinoma skuamosa (kapita selekta,

2001).

Tumor ganas laring adalah penyakit dilaring yang dapat

menyebabkan suara serak. Terdapatnya penyakit laring dapat

menimbulkan gangguan funsi laring. Terutama yaitu dalam fungsi laring

sebagai tonasi dan repirasi.

Trkheostomy adalah tindakan pembuatan lubang dalam

tenggorokan pada dinding depan/anterior trkhea dengan pembedahan

untuk bernafas.

Tujuannya di buat lubang ini adala

a. Mengatasi obstruksi laring

b. Mengurangi raung gigi di saluran nafas bagian atas.

c. Untuk memasang respirator (alat bantu pernafasan)

d. Untuk mengambil benda asing dari subglotik apabialatidak

mempunyai fasilitas untuk bronkospi.

e. Mempermudahpengisapan sekret dari bronkus pada penderita

yang tidak dapat mengeluarkan sekret secara fisiologik.

1
2. Etiologi

Etiologi karsinoma laring belum diketahuai dengan pasti, tetapidi katakan

oleh para ahli, kemungkinan faktor penyebab adalah :

Pengkonsumsi jumlah alkohol yang banyak

Perokok berat

Sering/pernah terpapar sinar radio aktif

3. Gejala tumor laring/tanda dan gejala

a. Suara serak

Serak adalah gejala yang paling menonjol tumor laring. Hal ini

terjadi karena ada gangguan fungsi tonasi laring. Adanya tumor di pita

suara akan mengganggu geraka maupun getaran kedua pita suara

tersebut. Suara berubah menjadi kasar, susah keluar dan nadanya

menjadi rendah. Kadang-kadang menjadi antonia sebab ada rasa nyeri,

obstruksi jalan nafas total atau paralysis pita suara.

Hubungan antara suara serak dan tumor laring tergantung pada

lokasi lesi tersebut. Bila tumor timbul dipita suara asli maka suara

serak akan merupakan gejala dini yang akan menetap. Bila tumor

tumbuh di vertikel laring di bagian bawah plika ventrikularis atau

dibawah plika vokalis suara serak ini akan timbul kemudian.

Diperlukan waktu untuk invasi tumor ke arah vita suara asli

sendiri krikoaretenmoid dan membesarnya tumor serta tertutupnya

jalan nafas. Pada tumor yang tumbuh didaerah supraglotis dan

subglotis, suara serak mungkin gejala lanjut atau mungkin tidak timbul

2
sama sekali. Tumor daerah supra glottis atau subglotis gejalanya lebih

tidak khas dan bersifat subjektif seperti rasa tidak enak, rasa

menggelitik di leher atau rasa menganjal di tenggorok.

Tumor dihipo faring jarang menyebabkan perubahan suara

kecuali bila pertumbuhannya eksentif. Adanya fiksasi dan nyeri

menyebabkan suara bergumam.

Bila seseorang menderita suara serak lebih 2 minggu perlu

diperiksa laringnya untuk mendapatkan tumor laring dalam stadium

dini

b. Sesak nafas dan stridor

Sesak nafas dan stridor merupakan gejala lanjut disebabkan oleh

obstruksi jalan nafas yang mungkin saja terjadi pada semua lesi laring.

Hal ini terjadi karena adanya gangguan jalan nafas oleh besarnya

tumor, akumulasi debris dan sekret fiksasi pita suara.

Tumor supraglotik menimbulkan stridor inspirasi, tumor

subglotik menimbulkan stridor ekspirasi sedangkan tumor glotik atau

transglotik dapat terjadi keduanya.

Obstruksi yang terjadi perlahan-lahan akan dikompensasi oleh

pasien obstruksi jalan nafas yang timbul tiba-tiba. Mungkin terjadi

karena adanya edema sekunder, infeksi atau sebagai akibat man

ipulasi.

Sesak nafas ini akan bertambah dengan bertambahnya gerakan

atau adanya rasa takut. Lebih keras pasien berusaha bernafas, lebih

3
sedikit udara yang masuk karena udara yang masuk secara cepat akan

menyebabkan glottis tertutup (Bernoulli effect).

c. Rasa nyeri

Rasa nyeri di tenggorokan merupakan keluhan yang sering diderita

bila tumor terdapat di daerah hipofaring superior, epiglotis atau sinus

priformis. Rasa nyeri ini mulai dari rasa seperti tergores samapi rasa

nyeri yang tajam. Bila ada rasa nyeri pada waktu menelan

kemungkinan tumor mengenai organ yang lebih dalam seperti otot

dasar lidah, hipofaring atau infasi ke tulang rawan laring.

d. Disfagia

Disfagia merupakan gejala yang lebih khas untuk tumor di daerah

dasar lidah suprglotik, hipofaring superior dan daerah sinus priformis,

disfagia selalu ditemukan pada tumor di daerah post krikoid.

Keluhan lain adalah : rasa penuh, iritasi atau rasa tergores di tenggorok

dan adanya kecendrungan sering menelan untuk membersihkan

tenggorok. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi) menunjukkan

adanya perjalanan tumor di luar laring misalnya ke dasar lidah, post

krikoid dan muara esophagus bagian atas.

4
4. Patofisiologis

Virus Agen

Bersatu dalam Iritasi dan inflamasi Agen kimia


Struktur genetik

Bereaksi sel baru kerusakan sel struktu DNA


Terganggu terganggu
Deffrensiasi sel

CARSINOMA SEL SQUAMOSA


LARING

Penyumbatan jalan penyumbatan sel nafas


Makan

Keseulitan menelan pola nafas tidak efekif

LARINGETOMY
Kesulitan menelan pita suara terganggu keseulitan bernafas

Kebutuhan nutrisi suara paraw/hilang luka post op Sekret menumpuk


Tidak adekuat

Terputusnya kontinu Kerusakan komunikasi Resti infeksi Bersihan jalan


lintas jaringan verbal tak efektif

Saraf atau ambang rasa nyeri

Nyeri

5
5. Kompilikasi

Kerusakan esophagus

Dinding pemisah anatara trakhea dan esophagus suatu membran

pada waktu inspirasi dinding pemisah mungkin tertarik dan bil

pada saat itu dilakukan insisi trakhea, dapat terjadi kerusakan.

Perdarahan dapat terjadi karena infeksi di sekitar stoma dan dapat

dikendalikan dengan pemberian antibiotika.

Apnea

Bila penderita mengalami obstruksi pernafasan beberapa minggu,

maka terjadi penumpukan CO2 dalam alveoli, pusat pernafasan

menyesuaikan diri dengan penambahan konsentrasi CO2 dalam

darah tersebut. Bila trakhea di buka, CO2 cepat keluar, konsentrasi

dalam darah menurun dan pernafasan mungkin terhenti : keadaan

ini dapat diatasi dengan pernafasan buatan

6. Penatalaksanaan Medis

Dilakukan trkheostomi

Diet tinggi kalori dan protein

Obat-obatan : antibiotik, analgetik

6
Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

Integritas Ego

Gejala : perasaan takut akan kehilangan suara, mati, terjadinya

berulang kanker.

Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak

Makanan dan Cairan

Gejala : Kesulitan menelan

Tanda : Mudah tersedak, bengkak, luka, massa tercatat tergantung

pada lokasi kanker. Inflamasi/ drainase oral, kebersihan

gigi buruk.

Hygiene

Tanda : Kemunduran dan kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan

perawatan dasar

Neurosensori

Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian, kesemutan.

Tanda : Hemipiresis wajah, parau menetap atau kehilangan suara

kesulitan menelan, kerusakan membran mukosa

Nyeri/ kenyaman

Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjlan pada tenggorok.

Penyebaran nyeri ke telinga, nyeri wajah, nyeri/ rasa

terbakar dengan pembengkaka, nyeri lokal pada

orofaring

7
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah, gangguan

tonus otot

Pernafasan

Gejala : Riwayat merokok/mengunyah tembakau. Bekerja

dengan debu serbuk kayu. Riwayat penyakit paru

kronis batuk dengan/ tanpa sputum. Drainase darah

pada nasal

Tanda : Sputum dengan darah, haemoptisis, dypsnea

Keamanan

Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selam periode

bertahun-tahuan, perubahan penglihatan/pendengaran

Tanda : Massa pembesaran nodul

Interaksi Sosial

Gejala : Kurang dukungan sistem keluarga. Masalah tentang

kemampuan berkomunikasi, bergabung dalam

interaksi sosial.

Tanda : Parau menetap, perubahan tinggi suara. Bicara kacau

enggan untuk bicara. Menolak orang lain untuk

memberikan perawatan .

8
2. Diagnosa Keperawatan, Intevensi, dan Rasionalisasi

Diagnosa 1

Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan

sebagai/seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernafas, batuk dan menelan,

sekresi banyak dan kental.

Intervensi

1. Awasi frekuensi/ kedalam pernafasan, catat kemudahan bernafas.

2. Tinggikan kepala 30-45 derajat

3. Dorong menelan bila pasien mampu

4. Hisap selang trkheostomi/ oral dan rongga nasal catat jumlah, warna

dan kosistensi sekret

5. Pertahankan posisi yang tepat dari selang laringektomi

6. Klaborasi : berikan humdifikasi tambahan

Rasional

1. Perubahan pada pernafasan, pengguanaan otot aksesory pernafasan dan

atau adanya rongkli/mengi diduga ada retensi sekret

2. Memudahkan drainase sekret, kerja pernafasan dan ekspansi paru

3. Mencegah pengumpulan sekret oral menurunkan resiko aspirasi

4. Memobilisasi untuk membersihkan jalan nafas dan membantu

mencegah komplikasi pernafasan.

5. Mencegah sekresi menyumbat jalan nafas, khususnya bila kemampuan

menelan terganggu

9
6. Seiring dengan terjadinya/berkurangnya edema, selang bisa berpindah

dan mempengaruhi jalan nafas

7. Tambahan kelembaban menurunkan mengerasnya mukosa dan

memudahkan batuk/ pengisapan sekret melalui stoma.

Diagnosa 2

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan

batang suara), hambatan fisik (selang trakheostomi).

Tujuan : menyatakan kebutuahn dalam cara yan efektif

Kriteria hasil: mengindentifikasi/merencanakan pilihan metode berbicara yang

tepat setelah sembuh

Intervensi

1. Berikan pilihan cara komunikasi yang tepat bagi kebutuhan pasien, misal

papan, pensil, gambar, bahasa isyarat

2. Berikan waktu yang cukup untuk komunikasi

3. Berikan komunikasi non verbal, contoh sentuhan dan gerak fisik

4. Beriatahukehilangan bicara sementa setelah laringektomi sebagai dan

atau/atau tergantung pada tersedia alat bantu bicara

5. Ingatkan pasien untuk tidak bersuara sampai dokter memberi izin.

Rasional

1. Memungkinkan pasien untuk menyatakan kebutuhan/masalah

2. Kehilangan bicara dan stress mengganggu komunikasi dan menyebabkan

frustasi dan hambatan ekspresi

10
3. Mengkomunikasikan masalah dan memenuhi kebutuhan kontak dengan

orang lain

4. Memberikan dorongan dan harapan untuk masa depan dengan

memikirikan pilihan arti komunikasi dan bicara tersedia.

5. Meningkatkan penyembuhan pita suara dan membatasi potensial disfungsi

pita permanen

Diagnosa 3

Nyeri berhubungan dengan insisi bedah

Tujuan : Melaporkan/menunjukkan nyeri hilang/terkontrol

Kriteria hasil : Menunjukkan nyeri hilang dengan menurunnya teganggan dan

rileks, tidur/ istirahat dengan tepat.

Intervensi

1. Sokong kepala dan leher dengan bantal. Tunjukan pasien bagaimana

menyokong leher selama aktivitas

2. Berikan tindakan nyaman dan aktivitas hiburan

3. Selidiki perubahan karakteristik nyeri

4. Catat indikator non verbal dan respon automatik terhadap nyeri

5. Jadwalkan aktivitas perawatan untuk keseimbangan dengan periode

tidur

6. Kolaborasi : berikan analgesik, contoh : kodein

Rasional

1. Kurang sokongan meningkatkan ketidaknyamana dan mengakibatkan

cedera pada area jahitan

11
2. Meningkatkan relaksasi dan membantu pasien memfokuskan perhatian

pada seseuatu disamping diri sendiri/ketidaknyamanan

3. Dapat menunjukkan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi

lanjut

4. Alat menentukan adanya nyeri, kebutuhan terhadap/keefektifan obat

5. Mencegah kelelahan dan dapat meningkatkan koping terhadap

stress/ketidaknyamanan

6. Derajat nyeri sehubungan dengan luas dan dampak psikologi

pembedahan sesuai dengan kondisi tubuh

Diagnosa 4

Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungn dengan gangguan

jenis masukan makanan sementara atau permanen

Tujuan : Menunjukkan pemahaman pentingnya nutrisi untuk proses

penyembuhan

Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan progresif mencapai tujuan

dengan nilai laboratorium normal dan penyembuhan jarngan

Intervensi

1. Auskultasi bunyi usus

2. Awasi masukan dan berat badan sesuai indikasi

3. Mudah dengan makan kecil dan tingkatkan sesuai toleransi. Catat

tanda kepenuhan gaster

4. Dorong pasien bila belajar menelan

12
5. Berikan makanan oral bila mungkin. Tinggal dengan pasien selama

makan

6. Konsul dengan ahli gizi/dukungan tim nutrisi sesuai indikasi

7. Awasi pemeriksaan laboratorium.. contoh BUN, gula, fungsi hati,

protein, elektrolit

Rasional

1. Makan dimulai hanya setelah bunyi usus membaik setelah operasi

2. Memberikan informasisehubungan dengan kebutuhan nutrisi dan

kefektifan terapi

3. Kandungan makanan dan dapat mengakibatkan ketidaktoleransian GI,

memerlukan perubahan pada kecepatan

4. Membantu pasien mengatasi frustasi dan keamanan dalam masalah

menelan

5. Makan oral dapat dilakukan setelah jahitan sembuh (8-10 hari) kecuali

rekonstruksi ulang diperlukan.

6. Berguna dalam identifikasi kebutuhan nutrisi individu untuk

meningkatkan penyembuhan dan regenerasi jaringan

7. Indikator penggunaan nutrisi sesuai fungsi organ.

Diagonsa 5

Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara

Tujuan : Mengidentifikasi perasaan dan metode kehilangan suara negatif pada diri

sendiri.

13
Kriteria hasil : Menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai

bukti dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positf dengan orang

lain. Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup.

Intervensi

1. Diskusikan arti kehilangan/perubahan dengan pasien, identifikasi

persepsi situasi harapan yang akan datang.

2. Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, depresi, marah

3. Dorong orang terdekat untuk mengobati pasien secara normal dan

tidak sebagai orang cacat.

4. Waspadai bahwa ekspresi wajah dan pribadi/konflik kerja yang dapat

meningkatkan.

5. Dorong pasien untuk menerima situasi pada tahap yang kecil.

Rasional

1. Alat dalam mengindentifikasi/ mengartikan masalah untuk

memfokuskan perhatian dan intervensi secara konstruktif.

2. Pasien dapat mengalami depresi cepat setelah pembedahan atau reaksi

syok atau menyangkal.

3. Penyimpangan harga diri dapat tidak disadari penguatannya

4. Pasien ini sangat sensitif untuk komunikasi non verbal dan dapat

membuat asumsi negatif tentang bahasa tubuh orang lain.

5. Merasa sehat/mengalami kesulitan dalam mengatasi gambaran yang

lebih besar tetapi dapat mengatasi satu bagian pada saat itu.

14
BAB 3

TINJAUAN KASUS

A. FORMAT PENGKAJIAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. H

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 63 tahun

Status kawin : kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Seniman

Alamat : Blang Paseh, Aceh Besar

Tgl. Masuk RS : 20 Maret 2012

No. Reg. : 17.30.95

Ruangan : THT

Golongan darah : A

Tgl. Pengkajian : 2 April 2012 Jam : 16.00 wib

Tgl. Operasi : 1 April 2012, jam : 16.00 wib

Dx Medis : Post operasi Trakheostomi CC Ca. Laring

Penanggung Jawab

Nama : Ny. M

Hubungan dengan klien : 28 tahun

Pekerjaan : Anak kandung

Alamat : Tanjung Merawa, Medan

15
II. KELUHAN UTAMA

Nyeri pada daerah operasi, dan sesak

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Tanggal 16 Maret 2012 jam 15.30 Wib pasien sampai di rumah sakit Umum

Pusat H. Adam Malik Medan dengan keluhan suara serak dan ada ganjalan

dileher sejak 2 bulan yang lalu.

IV. Riwayat Kesehatan Masa lalu

2 bulan yang lalu pasien pernah mengalami suara serak, sesak dan terasa ada

ganjalan dileher pada saat bernafas dan menelan.

V. Riwayat kesehatan keluarga

Anggota keluarga tidak pernah mengalami penyakit seperti tumor dan seperti

yang dialami pasien. Penyakit yang pernah dialami keluarga pasien adalah sakit

kepala, demam dan influinza, batuk dan keluarga pasien tidak mempunyai

penyakit menula

Genogram

Keterangan :

16
: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Serumah

: Cerai

VI. Kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Sebelum masuk rumah sakit pasien makan bubur, nasi, ikan dan sayur

dengan frekuensi 3x sehari, pasien tidak mengalami gangguan nafsu makan

dan pasien minum 1-2 Liter/hari. Setelah masuk rumah sakit diberi diet

TKTP 3x /hari dan mengalami kesulitan dalam menelan karena adanya

trakheostomi.

b. Sebelum masuk rumah sakit frekuensi BAK 5x sehari dan BAB 2x sehari.

Setelah masuk rumah sakit frekuensi BAK 3-4 x Sehari dan BAB 1 x sehari,

(encer), BAK berwarna kuning keruh, tidak dijumpai adanya kelainan.

c. Tidur

Sebelum masuk rumah sakit kebiasaan tidur pasien baik. Tidur malam jam

22.00 WIB sampai jam 05.00 WIB selama di rumah sakit kebiasaan tidur

pasien sama dengan sebelum masuk rumah sakit.

d. Aktvitas

Pasien bekerja sebagai seorang seniman. Lama jam kerja 8 jam/hari. Jarak

tempat kerja dari rumah lebih kurang 50 meter.

e. Personal hygiene

17
Sebelum masuk rumah sakit pasien biasa mandi 2-3 kali, dan gosok gigi,

memakai sabun mandi dan memakai handuk. Cuci rambut 2 kali perminggu,

potong kuku 1 x/minggu. Sesudah masuk rumah sakit hanya 1xsehari.

Kebersihan mulut, gigi dan rambut, kuku badan pakaian tampak kurang

bersih.

f. Psikologis/sosial

Pasien menganggap penyakitnya sebagai cobaan. Mampu menerima

keadaan.pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, emosi

pasien stabil, perhatian terhadap lawan bicara baik, bahasa yang digunakan

bahasa indonesia. Pasien selalu berdoa dan berobat dalam menghadapi

penyakitnya.

g. Spritual

Pasien beragama islam dan taat dalam melaksanakan ibadahnya. Pasien yakin

kesembuhan penyakitanya

Pemeriksaan fisik

a. Tanda-tanda vital :

- Pernafasan : 28x/i

- Denyut nadi : 88x/i

- Tekanan darah : 120/80 mmhg

- Temperature : 36,5oC

b. Keadaan umum

Kesadaran composmetis, orientasi baik

- Daerah kepala

Bentuk kepala simetris, ukuran normal, posisi anatomis. Keadaan rambut

kotor, warna putih, distribusi jarang dan mudah rontok. Kulit kepala

kurang bersih.

- Daerah mata

18
Bentuk simetris kiri dan kanan , posisi anatomis, sclera ikterik,

konjungtiva tidak anemis, pupil isokor kiri dan kanan. Dapat melihat atau

membaca dengan jarak 30 cm.

- Hidung

Tidak ada kelainan bentuk simetris dan posisi anatomis perdarahan tidak

ada, cairan dalam batas normal. Fungsi penciuman baik, dapat

membedakan bau-bauan, alat bantu pernafasan terpasang O2 central 2-

3L/i

- Telinga

Bentuk simetris dan posisi anatomis, tidak ada peradangan dan

perdarahan, cairan dalam batas normal. Fungsi pendengaran baik kiri dan

kanan. Pemasangan alat bantu tidak ada.

- Mulut

Tidak ada kelainan struktur, rongga mulut kurang bersih, mulut berbau

caries, gigi tidak lengkap, peradangan dan perdarahan tidak ada. Fungsi

pengecapan baik dapat membedakan rasa asam manis, pahit, dan asin .

- Thorax

Bentuk dan gerakan (inspeksi) simetris kiri dan kanan, suara nafas stridor

palpasi adanya nyeri tekan, nyeri dada pada saat bernafas, ketepatan

pernafasan 28x/i, produksi sputum ada, kental, warna kekuning-

kuningan, batuk darah tidak ada, irama pernafasan teratur, bunyi jantung

S1>S2, palpitasi baik, irama denyut jantung teratur

- Abdomen

Bentuk simetris, turgor kulit jelek, massa tidak ada, cairan dalam batas

normal, hepar dan lientidak terapi, ginjal normal, nyeri tidak ada bising

usus 15 x/i, tidak ada perdarahan.

- Perineum dan genitalia

19
Perinium bersih, tidak ada peradangan, tidak ada pembesaran kelenjar,

hemoroid tidak ada kelainan pada alt genitalia, pemasangan alat bantu

tidak ada.

- Ekstermitas atas

Bentuk simetris kiri dan kana kekuatan otot (+50, rentang gerak baik,

tidak ada reflek patologis.

- Sistem endokrin

Tidak ada riwayat DM, makan berlebihan tidak ada intoleransi

panas/dingin baik.

VII. Pemeriksaan penunjang/Pemeriksaan Laboratorium

1. Pemeriksaan laboratorium

- Pemeriksaan eletrolit darah : Na =134meq/l

- Kalium : 3,33 meq/l, clorida : 90 meq/l

2. Pemeriksaan lain-lain

Tanggal 27 Maret 2012

CT Scan : hasil : tumor supraglosusu dan hyparing (maligna) dengan

pembesaran kelenjar lehe kiri.

Pemeriksaan hispatologi tanggal 28 Maret 2012

Hasil : karsinoma sel skuamosa non keratinizing.

3. Tindakan medis

Pengobatan

- IVFD RL 20 gtt/i

- Triparen 2 fls :19 gtt/i

- Amiparen 1 Fls: 7gtt/i

- Amoxilin 3 x 500 mg 3x / hari (oral)

20
- Amboxal 3x CI mg 3x 1 hari(oral)

- Dulcolax supp

- Asam mefenamat 3 x 500 mg

Tindakan operasi

Laringektomi yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2012.

Kebutuhan fisiologis

1. Pola makan

Klien sebelum masuk Rumah Sakit, jenis diet nasi dengan komposisi

ikan dan sayur sebanyak satu porsi/hari. Frekuensi makan klien

sebanyak 3 x sehari. Selera makan klien baik, makanan kesukaan klien

berupa kari kambing dan tidak ada makanan pantangan. Selama klien

di Rumah Sakit, jenis diet klien adalah bubur sonde dengan komposisi

satu porsi/hari. Frekuensi makan 3 x sehari dan selera makan baik.

2. Pola minum klien sebelum masuk Rumah Sakit biasabya minum air

putih sebanyak 3-5 gelas setiap hari. Minuman yang disukai adalah Tea

dan kopi, biasanya klien minum teh dan kopi sebanyak 1 gelas setiap

hari dan klien tidak ada minuman pantangan. Pada saat di Rumah Sakit

klien lebih menyukai susu dengan jumlah setiap hari sebanyak 1 gelas.

3. Pola eliminasi BAK

Sebelum masuk Rumah Sakit, Frkuensi BAK klien biasanya 5 x

sehari dengan jumlah 1500 cc, konsistensinya cair, warna kuning

jernih dan bau amoniak. Setelah masuk Rumah Sakit, frekuensi BAK

menjadi 3 x sehari dengan jumlah 100cc, konsistensinya tetap cair,

warna kuning keruh dan bau amoniak.

4. Pola eliminasi BAB

Sebelum masuk Rumah Sakit, frekuensi BAB klien biasa 2 x sehari,

konsistensi lembek, warna coklat dan baunya khas. Setelah klien

21
masuk rumah sakit frekuensi BAB biasanya 1 x sehari dengan

konsistensi encer, warna coklat dan bau yang khas.

5. Pola istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur malam klien sebelum masuk Rumah Sakit adalah baik

tidak mengalami kesulitan tidur, namun setelah klien masuk Rumah

Sakit klien akan mengalami kesulitan tidur saat nyeri kambuh dan

klien bisa tidur apabila nyerinya sudah berkurang.

6. Pola aktvitas pekerjaan sehari-hari klien sebelum masuk Rumah Sakit

adalah sebagai seniman yang telah dijalani selam 20 tahun dengan

lama jam kerja setiap hari sebanyak 8 jam dan jarak tempat

kerjatempat klien tinggal sejauh 50 meter.

7. Personal hygiene

Klien mandi setiap hari senbanyak 2 kali sehari, memakai sabun,

handuk dan menggosok gigi. Klien juga mencuci rambut dengan

memakai shampo dengan frekuensi 2 x seminggu dan juga memotong

kuku apabila

VIII. Riwayat psikososial

Persepsi klien terhadap dirinya yaitu menganggap penyakitnya sebagai cobaan

sehingga klin mampumenerima keadaannya. Emosi klien stabil dan klien bisa

beradaptasi dengan lingkungan Rumah Sakit

IX. Riwayat Sosial

Hubungan klien dengan anggota keluarga harmonis dan klien juga dapat

berhubungan baik dengan masyarakat. Bahasa yang digunakan klien sehari-hari

adalah bahasa aceh dan klien ada perhatian terhadap lawan bicara. Keadaan

lingkungan tempat tinggal klien bersih dan nyaman.

22
X. Riwayat

Klien shalat 5 waktu dalam setiap hari. Klien berharap agar penyakitnya cepat

sembuh dan klien yakin akan kesembuhan penyakitnya.

XI. Pemeriksaan Fisik

A. Pemerikasaan Umum

Keadaan umum klien lemah dan tingkat kesadaran Composmetis. Orientasi

klien baik, klien dapat membedakan tempat, orang dan waktu.

23
ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Klien mengatakan lehernya Pertumbuhan sel Gangguan rasa

nyeri. abnormal nyaman : Nyeri

DO : - klien tampak lemah

- Klien tampak kesakitan


Ca. Laring
- Tampak wajah meringis

- Gelisah
Pembesaran kelenjar
- Skala nyeri 5-6
limfe
- TTV:TD :120/80 mmhg

Puls : 88x/i
Penekanan jaringan
RR : 28x/i

Temp : 36,5oC oleh sel-sel kanker

- Adanya luka operasi

- Terpasang trakheostube Gangguan rasa

nyaman : nyeri

2. DS : Klien mengatakan susah Penumpukan sekret di Jalan nafas

bernafas, terasa sesak jalan nafas tidak efektif

DO : - pernafasan 28x/i

- Adanya sekret di jaln

nafas

- Sekret kental warna putih

kehijauan

- Pernafasan cepat dan

dangkal

24
- Bernafasa menggunakan

otot diafragma

- Stridor (+)

- O2 terpasang 2-3 L/i

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

3 DS : - Adanya Luka bekas Resiko tinggi

DO : - Trakheostube terpasang operasi infeksi

dengan baik Trakheostomi


- Luka operasi ditutup

dengan khas steril


Port dientry kuman
- Balutan disekitar luka

tanpak basah
Resiko tinggi terjadi

25
- Tanpak 2 jahitan infeksi

kiri/kanan disekitar

luka operasi

- Luka operasi

panjangnya 3 cm.

4 DS : Keluarga mengatakan Adanya trakheostomy Gangguan

pasien tidak dapat komunikasi verbal

berkomunikasi

DO : Pasien menggunakan

Bahasa isyarat dan

tulisan

26

Anda mungkin juga menyukai