Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah Republik Indonesia khususnya Pemerintah Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD) dalam mewujudkan pembangunan nasional dan kesejahteraan
masyarakat terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Pembangunan sarana dan prasarana tersebut antara lain adalah
berbagai macam bangunan gedung, jalan, bendungan, jembatan dan lapangan
terbang serta masih banyak lagi jenis sarana dan prasarana yang telah atau sedang
dan akan terus diupayakan pembangunannya.
Upaya peningkatan kenyamanan serta kinerja para aparatur negara dalam
menjalankan tugas mengaudit keuangan negara agar tidak terjadi penyalahgunaan
anggaran negara, maka atas dasar tersebut perlu adanya perbaikan sarana
pendukung antara lain dengan melaksanakan Pembagunan Gedung Kantor
Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda Aceh yang selama ini hanya
menggunakan rumah kontrakan sebagai kantor tempat bekerja.
Pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI
di Banda Aceh di Desa Lampineung Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh ini
merupakan proyek pembangunan sebagai penunjang bagi fasilitas para pegawai
Badan Pemeriksa Keuangan RI. Gedung ini terdiri dari empat lantai dan
mempunyai luas 3528 m2, dengan total biaya pelaksanaan sebesar Rp
24.761.464.200,00 (dua puluh empat milyar tujuh ratus enam puluh satu juta
empat ratus enam puluh empat ribu dua ratus rupiah). Dana pembangunannya
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2008/2009
Republik Indonesia, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan direncanakan dalam
waktu 300 hari kalender atau 10 bulan berdasarkan time schedule yang sesuai
dengan kontrak kerja pelaksanaan.
Proyek Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa
Keuangan RI di Banda Aceh ini pelaksanaan fisiknya dilakukan oleh PT. Nindya
Karya (persero) sebagai kontraktor pelaksana yang merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), sedangkan perencanaan (konsultan perencana) dilakukan oleh
PT. Deka Konsultan dan pengawasan pekerjaan (konsultan pengawas) dilakukan
oleh PT. Trapenca Puga Raya.
Lokasi Proyek Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa
Keuangan RI di Banda Aceh ini berada di Desa Lampineung, Kota Banda Aceh,
dengan batasan-batasan sebagai berikut :
- sebelah Utara berbatasan dengan rumah toko;
- sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk;
- sebelah Selatan berbatasan dengan rumah toko; dan
- sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Tgk. Nyak Makam.
BAB II
ORGANISASI PELAKSANA PROYEK

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam penyelesaian suatu proyek


sangat tergantung pada sistem perencanaan sampai pelaksanaannya. Kelancaran
suatu pekerjaan didukung oleh adanya unsur-unsur organisasi proyek, di mana
masing-masing unsur yang terlibat di dalamnya bertanggung jawab terhadap
kelancaran pelaksanaan hingga selesainya proyek. Hubungan antara satu unsur
dengan unsur lainnya adalah saling berkaitan, sehingga diharapkan dapat saling
berinteraksi dan saling menunjang sesuai dengan fungsi dan wewenangnya
masing-masing agar pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.

2.1 Struktur Organisasi


Badan-badan hukum dan susunan organisasi pelaksanaan pekerjaan perlu
dibentuk untuk menjamin pelaksanaan proyek agar dapat berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan dan selesai pada waktunya (Soeharto, 2001 : 57).
Masing-masing unsur organisasi tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab
yang berbeda.
Unsur-unsur organisasi yang terlibat langsung dalam Proyek
Pembangunan Gedung adalah :
1. Pemilik proyek (bouwheer/owner);
2. Konsultan perencana (consultant/designer);
3. Konsultan pengawas (direksi/supervisor); dan
4. Pelaksana proyek (contractor).
Setiap unsur yang terlibat harus dapat berinteraksi dengan baik dan saling
menunjang antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan wewenang dan
fungsinya masing-masing agar sasaran pelaksanaan dapat tercapai sebagaimana
diharapkan.
2.1.1 Pemilik proyek
Pemilik proyek (bouwheer/owner) adalah pihak yang memiliki gagasan untuk
membangun, baik secara perorangan (individu) atau badan hukum seperti wakil dari
suatu perusahaan atau organisasi swasta maupun wakil suatu dinas. Tugas dan
tanggung jawab pemilik proyek (Ervianto, 2003 : 38) adalah sebagai berikut:
a. menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor);
b. meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa;
c. memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan;
d. menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;
e. menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;
f. ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas
nama pemilik;
g. mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi); dan
h. menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

2.1.2 Konsultan perencana


Konsultan perencana (consultant/designer) adalah pihak perorangan atau
badan hukum yang menerima tugas dari pemimpin proyek untuk melaksanakan
pekerjaan perencanaan dan memberikan saran-saran yang perlu dalam
perencanaan/pelaksanaan proyek. Tugas dan tanggung jawab perencana (Ervianto,
2002 : 39) adalah sebagai berikut :
a. membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana
kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya;
b. memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan;
c. memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang
kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat;
d. membuat gambar revisi apabila terjadi perubahan perencanaan; dan
e. menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

2.1.3 Konsultan pengawas


Konsultan pengawas (direksi/supervisor) adalah perorangan, beberapa orang,
badan hukum atau instansi yang ditunjuk dan diberi kuasa penuh oleh pemilik proyek
untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pengawasan
dan pengontrolan dilakukan agar tercapai hasil kerja sesuai dengan persyaratan yang
ada atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dalam aanwijzing. Adanya pengawasan dari
direksi diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan
memperoleh hasil sesuai perencanaan yang diharapkan. Dalam mengawasi
pelaksanaan pekerjaan, pengawas mempunyai tugas dan tanggung jawab (Ervianto,
2002 : 40) adalah sebagai berikut :
a. mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan;
b. membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan;
c. melakukan perhitungan prestasi pekerjaan;
d. mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi
antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar;
e. menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya;
f. mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil
akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan;
g. menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor;
h. menghentikan sementara apabila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku;
i. menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan); dan
j. menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau berkurangnya
pekerjaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada
pemimpin proyek. Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada
pelaksana (pemborong/kontraktor) jika dirasakan perlu, agar pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama di dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS).

2.1.4 Pelaksana proyek


Pelaksana (contractor) adalah perorangan atau badan hukum yang dipercaya
untuk melaksanakan pembangunan dan memiliki usaha yang bergerak di bidang jasa
kontruksi sesuai dengan keahlian dan kemampuannya serta mempunyai tenaga ahli
teknik dan sarana peralatan yang cukup. Pelaksana disebut juga sebagai rekanan yang
bertugas melaksanakan pekerjaan sesuai surat petunjuk dan surat perintah kerja dari
pemimpin proyek setelah dinyatakan sebagai pemenang tender.
Penunjukan pelaksana proyek dilaksanakan melalui proses pelelangan, yang
selanjutnya melaksanakan pembangunan proyek tersebut sesuai dengan kontrak yang
telah disepakati. Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana (Ervianto, 2002 : 41)
adalah sebagai berikut :
a. mempersiapkan sarana penunjang untuk kelancaran kerja;
b. menyediakan dan mempersiapkan perlengkapan bahan yang akan digunakan
pada proyek sesuai dengan persyaratan bestek;
c. menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan
pada saat pelaksanaan pekerjaan;
d. melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan memenuhi
peraturan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
e. menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang
telah ditetapkan dalam kontrak;
f. mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab
pelaksana; dan
g. bertanggungjawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.

2.2 Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Organisasi Proyek


Dalam pelaksanaan sebuah proyek, hubungan kerja antara unsur-unsur
organisasi yang terlibat dapat berupa hubungan kerja secara teknis dan hukum. Secara
teknis, hubungan kerja ini merupakan hubungan tanggung jawab pihak-pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek.
Dalam hal ini semua masalah teknis perencanaan diserahkan oleh pemimpin
proyek kepada perencana. Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemimpin proyek,
maka seluruh teknis pengawasan diserahkan kepada pengawas. Jika terdapat suatu
masalah teknis yang perlu dibicarakan, pemilik proyek tidak dapat berhubungan
langsung kepada pelaksana melainkan harus melalui pengawas. Dalam pelaksanaan
di lapangan pengawas memiliki kuasa penuh untuk menegur pelaksana apabila
pekerjaan yang dilaksanakannya menyimpang dari bestek. Apabila teguran tersebut
tidak diindahkan oleh pelaksana, maka pengawas dapat menghentikan seluruh
pekerjaan yang sedang dilaksanakan, baik untuk sementara maupun seterusnya.
Secara hukum masing-masing pihak mempunyai kedudukan yang sama dan
terikat dengan kontrak, sehingga masing-masing pihak menjalankan tugasnya sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Pelaksana dan pengawas proyek
bertanggungjawab terhadap pemilik proyek. Keduanya saling keterkaitan satu sama
lain, sehingga didapat hasil proyek sesuai dengan yang direncanakan. Sama halnya
dengan pelaksana dan pengawas proyek, perencana juga bertanggungjawab terhadap
pemilik proyek.
2.3 Pelaksanaan Pelelangan
Pelelangan menurut Ervianto (2002 : 43) adalah suatu sistem penawaran di
mana setiap rekanan yang diundang diberi kesempatan untuk mengajukan besarnya
anggaran biaya pelaksanaan untuk proyek yang ditawarkan. Melalui persaingan yang
sehat di antara para kontraktor yang benar-benar mampu dan memenuhi syarat
administratif, teknis dan keuangan (financial) untuk melaksanakan pembangunan
suatu proyek.
Menurut Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang pengadaan konstuksi,
Penentuan pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan cara penyediaan jasa dan
swakelola. Penyediaan jasa dapat dilakukan dengan cara:
a. Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan
secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa atau papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia
usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya;
b. Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia
barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan diumumkan
secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan
mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi
kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;
c. Pemilihan langsung adalah pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan
dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3
(tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi, serta
dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya, serta harus diumumkan minimal
melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila
memungkinkan melalui internet; dan
d. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa
dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedi
barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga
diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Karena proyek pembagunan gedung merupakan milik pemerintah, maka untuk
menetapkan pelaksana proyek diadakan pelelangan. Sistem pelelangan yang
dilakukan adalah sistem pelelangan umum.

2.4 Tenaga Kerja


Tenaga kerja pada proyek ini merupakan gabungan antara tenaga kerja lokal
yang berasal dari daerah Aceh dan tenaga kerja yang didatangkan dari Medan dan
Jawa yang disediakan oleh kontraktor sejumlah 135 orang. Dalam melaksanakan
pekerjaannya mereka diklasifikasikan menurut bidang keahlian masing-masing dan
dikepalai oleh seorang kepala tukang. Untuk menjamin kelancaran dalam
melaksanakan pekerjaan, kontraktor juga menyediakan tempat pemondokan bagi
pekerjanya yang berada dalam lokasi proyek. Waktu kerja ditentukan, yaitu :
a. Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB; dan
b. Sore mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.
Upah kerja yang dibayar kontraktor kepada kepala tukang adalah berdasarkan
prestasi kerja, sedangkan kepala tukang membayar upah harian kepada pekerja yang
masing-masing berbeda menurut keahlian, kemampuan dan kerja per harinya.

2.5 Rencana Pelaksanaan Pekerjaan


Penjadwalan dilakukan dengan menyusun sebuah time schedule, yaitu waktu
pelaksanaan penyelesaian proyek. Apabila jangka waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan tidak dapat dipenuhi oleh kontraktor dan tidak dapat mengemukakan
alasan-alasan keterlambatan, maka akan dikenakan denda 1/1000 (satu per mil) dari
harga kontrak untuk tiap-tiap hari kalender keterlambatan. Keterlambatan akibat
pekerjaan yang tidak sesuai kualitas standar selama masa pelaksanaan merupakan
tanggung jawab pelaksana dan tidak dapat meminta perpanjangan waktu dari jadwal
kontrak.
A

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 waktu (hari)

Tabel Urutan dan Waktu Kegiatan


Perencanaan
Kegiatan Waktu yang Keterangan
diperlukan
(hari)
A 5
B 25
C 10
D 10
E 20
1. pekerjaan persiapan;
2. pekerjaan pemancangan;
3. pekerjaan beton;
4. pekerjaan dinding
5. pekerjaan plesteran;
6. pekerjaan atap;
7. pekerjaan plafond;
8. pekerjaan lantai;
9. pekerjaan, pintu, jendela dan ventilasi;
10. pekerjaan kunci dan pengantung;
11. pekerjaan elektrikal;
12. pekerjaan pemadam kebakaran;
13. pekerjaan tata udara;
14. pekerjaan sanitasi;
15. pekerjaan pengecatan;
16. pekerjaan lain-lain; dan
17. pekerjaan pagar.
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pada pelaksanaan suatu proyek, pelaksana perlu mengatur langkah kerja


setiap pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan. Hal ini berfungsi untuk
menentukan rencana kerja, tenaga kerja dan alat-alat yang digunakan, sehingga
menghasilkan mutu pekerjaan dan waktu pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah
ditetapkan. Pelaksana perlu mengatur volume pekerjaan untuk mengarahkan tenaga
kerja dalam menggunakan peralatan yang diperlukan sehingga pemakaian waktu,
bahan dan mutu sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
Berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), ruang lingkup pekerjaan
pada Proyek Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI
di Banda Aceh ini adalah :
18. pekerjaan persiapan;
19. pekerjaan pemancangan;
20. pekerjaan beton;
21. pekerjaan dinding;
22. pekerjaan plesteran;
23. pekerjaan atap;
24. pekerjaan plafond;
25. pekerjaan lantai;
26. pekerjaan kusen, pintu, jendela dan ventilasi;
27. pekerjaan kunci dan pengantung;
28. pekerjaan elektrikal;
29. pekerjaan pemadam kebakaran;
30. pekerjaan tata udara;
31. pekerjaan sanitasi;
32. pekerjaan pengecatan;
33. pekerjaan lain-lain; dan
34. pekerjaan pagar.

3.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan meliputi semua kegiatan sebelum dilaksanakannya
pekerjaan konstruksi/pekerjaan fisik. Kontraktor diharuskan melaksanakannya guna
mendukung kelancaran pekerjaan sehingga pada saat konstruksi berlangsung, maka
tidak akan terjadi hambatan-hambatan yang dapat mengganggu pelaksanaan proyek.
Pekerjaan persiapan ini meliputi :
1. koordinasi lapangan,
2. pembuatan papan nama proyek,
3. pekerjaan pembongkaran bangunan lama & pembersihan lapangan,
4. pekerjaan pengukuran/bouwplank, dan
5. pembuatan barak pekerja, gudang, direksi keet dan fasilitas lainnya.

3.1.1 Koordinasi lapangan


Pekerjaan ini dilakukan pada areal pekerjaan untuk mengukur luasan tanah
tempat areal pekerjaan akan dilakukan. Koordinasi lapangan dilakukan dengan cara
mengukur koordinat-koordinat batas tanah dari areal pekerjaan agar tidak terjadi
sengketa pada waktu yang akan datang. Koordinasi lapangan ini dilaksanakan
dengan menggunakan theodolite.

3.1.2 Pembuatan papan nama proyek


Papan Nama Proyek diletakkan pada tempat yang mudah terlihat dan mudah
dibaca dari jalan umum. Papan nama dibuat sedemikian rupa dengan ketinggian 2
m dari permukaan tanah. Kaki tiang penyangga di cor dengan kedalaman 40 cm di
dalam tanah dan 10 cm di atas permukaan tanah.
3.1.3 Pekerjaan pembongkaran bangunan lama & pembersihan lapangan
Bangunan lama yang terdapat di lokasi pekerjaan harus dibongkar terlebih
dahulu untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan agar tidak mengurangi mutu
bangunan yang akan dibangun. Semua hasil dari pembongkaran bangunan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan agar tidak mengganggu pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala
kotoran/sampah dan akar-akar kayu serta sisa bangunan lama agar dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak mendapat gangguan yang dapat menyebabkan
terjadinya keterlambatan pekerjaan.

3.1.4 Pekerjaan pengukuran/bouwplank


Pemasangan bouwplank dilakukan dengan menggunakan kayu 5/5
cm dan papan bouwplank. Kayu yang dipasang harus kuat agar tidak mudah lepas.
Pengukuran as-as bangunan yang akan dilakukan harus siku dan ukurannya harus
sesuai dengan gambar bestek dengan menggunakan theodolite. Pada saat pemasangan
bouwplank harus mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas Lapangan dari
Konsultan Pengawas.

3.1.5 Pembuatan barak pekerja, gudang, direksi keet dan fasilitas lainnya
Pekerjaan ini dibuat di sekitar bangunan yang akan dikerjakan, lengkap dengan
peralatannya, letak ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan-bahan yang memerlukan
perlindungan disimpan di dalam gudang demi menjaga mutu bahan yang telah/sudah
dibawa ke lokasi pekerjaan. Barak kerja dibuat untuk tempat tidur pekerja agar
terlindungi dari hujan dan sinar matahari.

3.2 Pekerjaan Pemancangan


Pekerjaan pemancangan ini secara garis besar terdiri dari pengadaan tiang
pancang, penumpukan sementara tiang pancang, melaksanakan setting out
(penentuan titik posisi tiang di lapangan sesuai dengan gambar rencana dengan
menggunakan theodolite), pelaksanaan pemancangan tiang pancang (dengan
menggunakan Pile Hammer), melaksanakan kalendering pada akhir pemancangan,
dan pemotongan tiang pancang. Tiang pancang yang digunakan adalah tiang
pancang mini jenis persegi 20 x 20 cm dengan mutu beton K500 dengan
kedalaman tiap titiknya direncanakan 30 m per titik pemancangan.

3.3 Pekerjaan Beton


Pekerjaan ini meliputi kegiatan yaitu pile cap, tie beam/sloof, kolom, plat
lantai, ring balok, plat tangga, dan plat bordes. Pekerjaan pengecoran dilakukan
dengan adukan 1 : 3 : 5. Sebelum pengecoran terlebih dahulu dilakukan
pemasangan papan mal untuk tempat pengecoran sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan dalam gambar. Pengecoran menggunakan mutu beton K300. Setelah
pengecoran dilakukan, pada saat pembongkaran papan mal dilakukan penyiraman
air agar kualitas beton yang dihasilkan baik dan tahan. Pekerjaan ini dilakukan
sesuai dengan gambar rencana dan mendapat persetujuan direksi.

3.4 Pekerjaan Dinding


Pemasangan dinding Bata merah setebal 1/2 bata dan sekat dinding (partisi)
dilakukan untuk seluruh pembatas ruangan, dan dinding penahanan tanah emperan keliling
bangunan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail. Adukan
pasangan dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang memenuhi syarat,
mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru. Pasangan
kedap air (1 Pc : 2 Ps), semua pasangan bata dimulai diatas sloof antara 35 cm sampai
setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm dari permukaan
lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan
WC), dan pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan. Pasangan
adukan 1 Pc : 4 Ps berada di atas pasangan kedap air tersebut. Pengukuran (Uit-zet)
harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar. Semua pasangan dinding harus rata
(horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan
benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan
bata yang telah selesai.

3.5 Pekerjaan Plesteran


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang
dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan. Sebelum plesteran
dilakukan dinding dibersihkan dari semua kotoran, dinding dibasahi dengan air, semua
siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm. Permukaan beton yang
akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 2 Ps ,
sedangan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps. Ketebalan
plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang,
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran
yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan
mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.

3.6 Pekerjaan Atap


Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua rangka
atap dan penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap. Pelaksanaan rangka
atap baja ringan dilakukan oleh tenaga ahli atau disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Untuk atap digunakan Atap Genteng Metal dan bubungan memakai jenis
yang sama dengan atap yang digunakan. Pemasangan atap dipakukan langsung pada
gording dengan menggunakan paku ulir (paku khusus untuk atap). Tiap sambungan
diberi overlapping sesuai dengan spesifikasi pabrik. Alur seng harus dipasang merata
(tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi. Bubungan ditutup
dengan seng bubungan. Tindisan antara satu lembaran bubungan dengan lembaran
bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik minimal 10 cm.
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran.

3.7 Pekerjaan Langit-Langit


Meliputi penyediaan bahan langit-langit, peralatan dan konstruksi
penggantungnva, penyiapan tempat serta pemasangan plafondnya sesuai gambar
kerja. Bahan yang digunakan adalah gypsum, ukuran 600 x 1200 mm. Rangka
plafond menggunakan rangka galvanis. Pekerjaan plafond dimulai dengan menentukan
elevasi plafond dan membuat garis sipatan pada dinding dan as sumbu ruangan serta
titik-titik paku pada langit-langit dengan jarak sesuai gambar kerja. Paku-paku kait
dipasangkan pada garis yang telah ditentukan yaitu 600 x 1200 mm. Pasang
penggantung rangka plafond (Rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster dengan
posisi tegak lurus. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angel profil L 20 x 20
mm atau moulding profil W sebagai list tepi tepat pada sipatan penandaan elevasi
plafond. Tentukan jarak penempatan kait penggantung dan pasang tarikan benang
sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond. Pasang rangka
utama dengan jarak 1200 mm. Pasang rangka pembagi/Furing Chanel dengan jarak
600 mm menggunakan locking clip. Cek elevasi, jarak rangka plafond, kayu rangka,
pipa-pipa dan perlengkapan mekanikal/elektrikal lainnya. Pasang dan kencangkan
clip/Rod. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan
obeng dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka. Cek
kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass. Perataan
sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net/lakban dan ditutup dengan
paper tape dan compound ceiling lalu diamplas. Ratakan permukaan plafond gypsum
menggunakan plamur sampai terlihat rata dan lurus. Haluskan dengan amplas sampai
rata dan benar-benar halus. Cat seluruh permukaan plafond sampai merata dengan
kuas untuk bagian tepi dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas.
3.8 Pekerjaan Lantai
Bagian ini mencangkup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan
teras-teras termasuk tangga, seperti yang tercantum dalam gambar. Keramik yang
dipakai ukuran 40 x 40 cm untuk lantai, 20 x 20 cm untuk lantai kamar mandi, untuk
anak tangga ukuran 10 x 40. Dasar lantai dilapis pasir pasangan setebal 5cm, dengan
adukan untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.
Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan
rata air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak
ruangan/tangga/lantai yang ada. Pemasangan keramik lantai dimulai dari tulangan ini.
Sebelum dipasang, keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap
jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang rata air. Adukan semen untuk
pemasangan keramik harus putih, baik permukaan dasar maupun di badan belakang
keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang
dianjurkan adalah semen : pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata-rata 2-4 cm. Bersihkan
segera bekas adukan dari permukaan dengan air bersih. Pekerjaan ini harus dilakukan
dengan serapi-rapinya oleh tukang yang benar- benar ahli dan berpengalaman.
Pemasangan pelapis dinding keramik dilakukan pada semua dinding kamar
mandi. Bahan yang digunakan yaitu keramik ukuran 20 x 25cm dan sebagai pengikat
spesi dengan campuran 1 Pc : 3 Ps. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam
dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh. Keramik yang akan
dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat ataupun bernoda. Pemotongan
unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan pabrik. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih. Dinding dengan
pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan maksimum 6 mm.
3.9 Pekerjaan Pintu, Jendela dan Ventilasi
Ukuran pintu, jendela dan ventilasi disesuaikan dengan ukuran gambar bestek.
Kaca yang digunakan dalam untuk jendela dan ventilasi menggunakan kaca
dengan ketebalan 5 mm. Warna kaca disesuaikan dengan permintaan Direksi.
Pasang kusen pintu/jendela alumunium pada lokasi yang ditentukan (sesuai
tipe yang ada pada gambar rencana), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen
(selisih lubang 1 cm) dan masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok
dengan bantuan baji karet/kayu. Atur kedudukan kusen dengan baji karet/kayu dan
atur kelurusan/kedudukan kusen terhadap dinding. Lubangi dinding melalui lubang
kusen dengan bor untuk tempat sekrup dan masukkan sekrup ke dalam lubang bor
lalu dikencangkan dengan obeng. Pasang daun pintu/jendela (setelah dipasang kaca)
ke dalam kusen. Atur perlengkapan serta asessorisnya (roda/rel, engsel, kunci, dll).
Pengisian pada celah antara kusen dan dinding digunakan dengan adukan semen.
Untuk menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang telah terpasang, maka
diberi pelindung sejenis vaseline/isolasi kertas/plastik pada tempat yang rawan
goresan.

3.10 Pekerjaan Kunci dan Penggantung


Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin. Bila tidak disebutkan dalam
gambar, engsel-engsel dari Stainless Ukuran 4" dan 3" kualitas baik. Kunci pintu
dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar) yang berkualitas baik. Grendel dan hak angin
berkualitas baik. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap
lembaran daun pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun
jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk alumunium dan dilakukan
dengan alat khusus untuk kusen alumunium. Grendel 1 buah dan hak angin dipasang
2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan dapat hekerja
dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan
mur (atau sejenis) seperti tersebut pada ayat pasal ini.
3.11 Pekerjaan Elektrikal
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di
dalam bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja. Pemasangan
instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang
dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem
pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem
inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) di atas plafond diikat dengan isolator
khusus dengan jarak 1,00 m atau 1,20 m, atau jaringan kabel di atas plafon tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi
kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah). Pekerjaan ini dilakukan oleh pekerja yang ahli dalam bidang
tersebut.

3.12 Pekerjaan Pemadam Kebakaran


Pekerjaan pemadam kebakaran dimulai dengan menandai plafond dengan
kapur/spidol. Tarik kabel instalasi keluar plafond. Pasang detector dan sambung
kabel instalasinya. Kencangkan detector dengan sekrup dan lindungi detector dari
debu. Urutan pelaksanaan pada pekerjaan pemadam kebakaran ini adalah
pemasangan instalasi conduit, pemasangan kabel instalasi fire alarm, pemasangan
instalasi rak kabel, pemasangan terminal blok, pemasangan detector, dan
pemasangan peralatan utama. Buat galian untuk instalasi outdoor. Pasang sparing
pipa pada struktur. Pasang fiting- fiting pipa dan beri lem Epoxy untuk pipa GIP
pada tiap- tiap fiting pipa. Cat pipa yang tidak dalam keadaan tertanam dalam
tanah dan plinkote untuk pipa yang ditanam dalam tanah. Isi pipa dengan air pakai
test pump dan beri tekanan pada pipa dengan menggunakan test pump, sesuai
tekanan yang diinginkan untuk pengetesan kebocoran. Pemasangan hydrant sesuai
gambar. Tes pemakaian.
3.13 Pekerjaan Tata Udara
Pekerjaan tata udara dimulai dengan membuat saluran ducting dengan
memotong seng BJLS sesuai ukuran gambar. Seng diroll untuk membuat tulangan.
Seng dilipat dan slip untuk sambungan dengan mesin lock former. Membuat kep
dan flens untuk sambungan saluran. Saluran yang sudah dirakit setiap
sambungannya diberi plinkote. Lalu saluran dibalut dengan glass wool &
aluminium foil. Saluran digantung/dipasang sesuai dengan gambar di lapangan.
Setelah instalasi saluran selesai lalu dites kebocoran dengan pencahayaan atau
pengasapan. Setelah pekerjaan ducting selesai dilanjutkan dengan pekerjaan pipa
refrigerant. Ukur jarak indoor ke outdoor unit termasuk jarak untuk elbow. Potong
pipa tembaga sesuai pengukuran di lapangan. Bersihkan dalam pipa dengan
menggunakan kain. Pasang armaflex pada pipa. Las fitting pada pipa dengan
menggunakan LPG dan Oxigen (dilas panjang pipa untuk daerah yang aman di
lapangan). Pasang asessories pipa seperti sight glass dan filter dryer. Sambung
instalasi tersebut ke indoor dan outdoor. Vacum instalasi melalui outdoor unit.
Setelah instalasi vacum isi dengan freon baca melalui analyzer. AC siap untuk
dites (pada waktu pengetesan baca ampere melalui tang ampere).

3.14 Pekerjaan Sanitair


Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor meliputi pemasangan seluruh
jaringan instalasi didalam bangunan, penyambungan yang bersumber dari
bangunan yang telah ada, penyediaan bahan-bahan kelengkapan, pipa-pipa PVC
dan sebagainya sehingga instalasi berfungsi dengan baik. Pipa-pipa PVC yang
digunakan Type AW dari beberapa ukuran, antara lain diameter, 1/2", 3/4", 3"
dan 4". Pipa diameter 1/2" dan 3/4" digunakan untuk instalasi air bersih serta
ukuran 3" lan 4" untuk instalasi air kotor (Buangan KM/WC). Sebagai alat sambung
digunakan sock drat, elbow dan T yang sesuai dengan spesifikasi dan ukuran bahan
yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC. Kran air yang digunakan harus
poliakitact atau yang setara dari steinlessteel. Kloset jongkok dan kloset duduk
menggunakan bahan keramik dengan merek KIA atau yang setara. Pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan gambar bestek dengan persetujuan direksi.
Pekerjaan septictank dan resapan dilakukan sesuai dengan spesifikasi gambar
dan tata letakmya sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.

3.15 Pekerjaan Pengecatan


Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak. Cat tembok untuk
dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond. Pekerjaan meni, berwarna
sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis
demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut : 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu, 1 (satu) kali
lapis pengisi dengan plamur kayu, penghalusan dengan amplas, dan finishing dengan
cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali. Pengecatan dilakukan serapi mungkin.

3.16 Pekerjaan Lain-lain


Pekerjaan lain-lain yaitu pembuatan skycross yang dibuat sesuai dengan
spesifikasi gambar dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Pekerjaan realing
tangga, relief dinding dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dalam bidang tersebut
dan dibuat serapi mungkin dan sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan. Tower air dibuat dengan rangka baja dengan ukuran sesuai
dengan spesifikasi gambar dan dikerjakan oleh tenaga kerja yang ahli dibidang
tersebut. Tower air dibuat sekokoh mungkin agar tidak mudah rusak. Di dalam
pekerjaan ini juga dilakukan pembuatan sumur bor dangkal dan instalasi air dari
sumur ke dalam bangunan. Pekerjaan finishing dilakukan pada bagian-bagian yang
perlu dirapikan atau mendapat perintah untuk dirapikan dari Pengawas Lapangan.
Semua sisa bekas pekerjaan yang tidak diperlukan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
Pemasukan air PDAM dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.17 Pekerjaan Pagar
Pekerjaan pagar bangunan dilakukan sesuai dengan gambar bestek dan
persetujuan direksi. Bahan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi bahan dan
pekerjaan sesuai dengan rencana anggaran biaya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Buku Panduan Penulisan Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

Anonim, 2003, Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, http://www.geogle.co.id/

Anonim, 2008, Pre Construction Meeting Proyek Gedung Perwakilan BPK RI Aceh,
PT. Nindya Karya (Persero), Banda Aceh.

Ervianto, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kusuma, G., 1993, Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SK. SNI T-15-1991-03
Seri Beton 2, Erlangga, Jakarta.

Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lampiran C
    Lampiran C
    Dokumen1 halaman
    Lampiran C
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Lampiran
    Lampiran Lampiran
    Dokumen69 halaman
    Lampiran Lampiran
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • K3 Lab
    K3 Lab
    Dokumen23 halaman
    K3 Lab
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • K3 Lab
    K3 Lab
    Dokumen23 halaman
    K3 Lab
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • Process Discription
    Process Discription
    Dokumen2 halaman
    Process Discription
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • Process Discription
    Process Discription
    Dokumen2 halaman
    Process Discription
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Ekstraksi
    BAB IV Ekstraksi
    Dokumen3 halaman
    BAB IV Ekstraksi
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • Cover Ok
    Cover Ok
    Dokumen1 halaman
    Cover Ok
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • Ace T Aldehyde
    Ace T Aldehyde
    Dokumen7 halaman
    Ace T Aldehyde
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Ekstraksi
    BAB IV Ekstraksi
    Dokumen3 halaman
    BAB IV Ekstraksi
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • Artikel Lingkungan Hidup
    Artikel Lingkungan Hidup
    Dokumen7 halaman
    Artikel Lingkungan Hidup
    Putri Rahimi
    Belum ada peringkat
  • Dew Fix
    Dew Fix
    Dokumen25 halaman
    Dew Fix
    Ariev BudiMan
    Belum ada peringkat