Sap Penyuluhan Rematik Rematik Sap
Sap Penyuluhan Rematik Rematik Sap
REMATIK
A. PENGERTIAN
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti mucus,
suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur klain tubuh
sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi
nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat
(Ismayadi, 2004)
Rematik merupakan suatu kondisi nyeri dan kaku yang menyerang anggota gerak
atau system musculoskeletal, yaitu sendi otot, tulang, maupun jaringan disekitar sendi
(Hembing, 2006).
Rematik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan
pada daerah persendian dan jaringan disekitarnya ( Adellia, 2011)
B. JENIS-JENIS REMATIK (Hembing, 2006)
1. Rematik Artikuler : gangguan rematik yang berlokasi pada persendian ( arthritis
rheumatoid, osteoarthritis, dan gout)
Osteoarthritis
Penyakit yang merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai
dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi-sendi
tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Osteoarthritis adalah penyakit
peradangan sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang dijumpai pada usia
dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia diatas 60 tahun.
Artthritis Reumatoid
Arthritis rheumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada sendi
sendi tangan dan kaki yang semakin lama semakin bertambah berat sakitnya.
Artritis reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang teruma mengenai mebran
sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku
sendi, penurunan mobilitas dan keletihan (Diane C Baughman dan JoAnn C.
Hackley, 2000).
Gout arthritis
Adalah suatu bentuk arthritis (peradangan sendi yang biasanya menyerang jari jari
kaki, terutama ibu jari kaki). Bisa juga menyerang lutut, tumit, pergelangan kaki,
pergelangan tangan, jari-jari tangan dan siku. Gout biasanya diturunkan dalam
keluarga. Hanya saja pada pria sering timbul tanpa gejala awal sekitar 45 tahun.
Bila dicetuskan oleh cedera ringan seperti memakai sepatu yang tidak sesuai
ukuranny, terlalu banyak makanan yang mengandung asam urat seperti jeroan,
alcohol, stress, infeksi dan obat-obatan tertentu.
C. PENYEBAB
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun faktor predisposisinya
dalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi) dan faktor metabolik dari infeksi virus (Diane
C Baughman dan JoAnn C. Hackley, 2000).
Faktor yang mempengaruhi munculnya rematik tergantung pada jenis rematiknya.
Serangan pada jenis rematik yang satu dipengaruhi oleh faktor yang berbeda dengan rematik
yang lainnya. Berikut beberapa hal yang mempengaruhi timbulnya serangan rematik :
1. Faktor Usia
Rematik juga dipicu ileh faktor pertambahan usia. Setiap persendian tulang memiliki
lapisan pelindung sendi yang menghalangi terjadinya gesekan antara tulang. Dan
didalam sendi terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat
digerakkan dengan leluasa. Pada mereka yang sudah berusia lanjut, lapisan
pelingdung persendian mulai menipis dan cairan tulnag meulai mengental,
menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan. Biasanya lebih banyak
menyerang usia diatas 60 tahun. Tidak semua jenis rematik dipengaruhi oleh proses
menua (proses degenerative). Ada juga rematik yang menyerang anak-anak dan usia
muda seperti juvenile rheumatoid arthritis yang menyerang anak usia 4-15 tahun.
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoarthritis lutut dan sendi, dan laki-laki lebih sering
terkena osteoarthritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoarthritis kurang lebih sama pada laki dan wanita
tetapi diatas 50 tahun frekuensi osteoarthritis lebih banyak pada wanita dar pada pria
hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada pathogenesis osteoarthritis.
3. Infeksi
Rematik pada persendian dapat disebabkan karena adanya infeksi virus atau bakteri.
Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit yang mendadakn. Tanda-tandanya berupa
demam, nyeri pada persendian tulang dan otot, disertai dengan peradangan (seperti
bengkak, panas, dan bercak-bercak pada kulit)
4. Pekerjaan
Sikap badan yang salah dalam melakukan pekerjaan sehari-hari memudahkan
timbulnya rematik non artikuler. Mengangkat beban berat dari lantai dengan badan
membungkung dapat mengakibatkan sakit pinggang. Pada pemain tenis, karena
seringnya melakukan pukulan back hand yang keras atau cedera lain, dapat
menimbulkan rasa nyeri dan peradangan pada jaringan otot siku lengan yang disebut
dengan tennis elbow.
5. Jenis Makanan
Tidak senua jenis rematik dipengaruhi oleh faktor makanan. Rematik gout atau asam
urat merupakan satu-satunya jenis rematik yang serangannya sangat dipengaruhi oleh
pola makan. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin dapat
meningkatkan kadar asam urat, yang menyebabkan terjadinya pengkristalisasian
dalam sendi. Agar terhindar dari penyakit gout, salah satu caranya adalah menjaga
kadar asam urat dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7mg%. batasan tertinggi untuk
pria dalah 6,5mg% sedangkan untuk wanita 5,5mg%, di atas batas ini biasanya akan
terjadi pengkristalan. Diet normal biasanya mengandung 600-1000 mg purin per hari.
Namun bagi penderita gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg purin per
hari (Sutantu, 2008)
Makanan untuk diet asam urat menjadi tiga jenis, yaitu bahan makanan yang tinggi
purin, kandungan purin sedang dan rendah :
Tinggi Purin (150-1000mg/100g bahan pangan)
Ikan teri, otak, jeroan, daging angsa, burung dara, telur ikan, kaldu, sarden,
alcohol, ragi, melinjo (emping) dan makanan yang diawetkan.
Sedang (50-100/100 g bahan pangan)
Bahan pangan ini sebaiknya dibatasi 50 g/hari, ikan tongkol, tenggiri, bawal,
bandeng, daging sapi, daging ayam, kerang, asparagus, kacang-kacangan, jamur,
bayam, kembang kol, buncis, kapri, tahu, tempe.
Rendah purin (0-100 mg/100 g bahan makanan)
Nasi, roti, macaroni, mie, crackers, susu, keju, telur, sayuran dan buah buahan
kecuali durian dan alpukat.
Akan tetapi pada osteoarthritis salah satunya dipengaruhi oleh defisiensi kalsium
akibat makanan rendah kalsium dan vitamin D dalam waktu yang lama.
6. Faktor genetic atau keturunan
Faktor genetic atau keturunan hanya berpengaruh pada beberapa jenis rematik
tertentu, faktor keturunan mempunyai peran terhadap terjadinya osteoarthritis.
Sinovitis yang terjadi seringkali dihubungkan dengan mutasi genetic yaitu gen Ank.
Gen tersebut berkaitan dengan peningkatan pirofosfat intraseluler dua kali lipat,
dimana deposit pirofosfat diyakini dapat menyebabkan sinovitis. Pengaruh faktor
genetic mempunyai kontribusi sekitar 50% terhadap risiko terjadinya osteoarthritis
tangan dan panggul dan sebagian kecil osteoarthritis lutut.
7. Patologis
Depresi, stress, dan beban kecemasan yang disertai dengan kelelahan dan
ketidakmampuan menangani tuntutan fisik dapat mempengaruhi timbulnya penyakit
rematik. Sikap mental yang salah tersebut merupakan sumber ketegangan otot yang
memacu timbulnya rematik. Rasa nyeri yang merupakan gejala komplek rematik
dapat bertambah buruk dalam keadaan stress, depresi dan gelisah.
8. Latihan Fisik
Penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik adalah penyembuhan yang paling baik
untuk osteoarthritis. Olahraga dapat meningkatkan suasana hati (mood) dan harapan
(outlook, mengurangi rasa sakit, meningkatkan fleksibilitas, memperbaiki jantung dan
aliran darah, menjaga berat badan dan memperbaiki kebugaran secara umum.
Olahraga juga tidak mahal, bila dilakukan dengan benar, tidak ada efek samping.
Jumlah dan bentuk olahraga tergantung dari persendian yang terlibat, kestabilan dan
apakah sudah pernah dilakukan pembedahan. Dengan latihan fisik secara teratur
(penguatan, rentang gerakan, isometric, isotinik, isokinetik, postural), kartilago dapt
dipertahankan tetap sehat, mendorong gerakan dan membantu pengembangan otot dan
tendon untuk meredam tekanan dan mencegah kerusakan selanjutnya akibat
osteoarthritis. Sebaliknya inaktivitas dan imobilisasi walau dalam periode pendek
akan memperburuk atau mempercepat berkembangnya osteoarthritis.
Latihan fisik dan penguatan otot akan meningkatkan fungsi fisik dan mengurangi
kecacatan rasa sakit, pemakaian analgesic. Ada panduan dari American Geriatrics
Society untuk latihan fisik bagi pasien osteoarthritis. Lebih dianjurkan latihan fisik
isometric dinadingkan dengan isotonic karena isotonic akan memperburuk sendi yang
terkena. Latihan fisik harus diajarkan kepada pasien sebelum pasien mempraktikkan
di rumah. Latihan fisik sebaiknya dilakukan tiga sampai empat klai sehari. Bila terasa
sakit, kurangi latihan (Depkes RI, 2006)
9. Kelebihan berat badan (ebesitas)
Osteoarthritis panggul, lutut, dan tangan sering dihubungkan dengan peningkatan
berat badan. Obesitas merupakan penyebab yang mengawali osteoarthritis, bukan
sebaliknya bahwa obesitas disebabkan immobilitas akibat rasa sakit karena
osteoarthritis. Pembebanan lutut dan panggul dapat menyebabkan karusakan
kartilago, kegagalan ligament dan dukungan structural lain. Setiap penambahan berat
+ kg, tekanan total pada satu lutut meningkat sebesar + 1-11/2 kg. Setiap
penambahan 1 kg meningkatkan resiko terjadinya osteoarthritis sebesar 10%. Bagi
orang yang berat badan lebih, setiap penurunan berat walau hanya 5 kg akan
mengurangi risiko di kemudian hari sebesar 50% (Depkes RI, 2006)
Normal 18,5 - 25
E. KOMPLIKASI
Komplikasi Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah jenis penyakit degeneratif yang akan semakin parah seiring
bertambahnya waktu. Rasa sakit dan kaku di persendian bisa saja semakin parah sehingga
dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan sejumlah penderitanya tak mampu lagi
bekerja. Ketika sakit di persendian makin parah, biasanya dokter akan menyarankan
untuk menjalani bedah pergantian sendi
Komplikasi GOUT
Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi adalah benjolan dari kristal
monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh. Tofi merupakan komplikasi
lambat dari hiperurisemia (radang sendi). Komplikasi dari tofi berupa nyeri, kerusakan
dan kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom penekanan saraf.
Tiga komplikasi gout pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis
akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan
kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana
urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk.
Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari
sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat
pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal
gifnjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan
gangguan ginjal kronik.
F. PENCEGAHAN
Pencegahan rematik :
1. Hindari kegiatan tertentu apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya berat badan
diturunkan, sebab bila kegemukan mengakibatkan beban pada sendi lutut atau tulang
pinggul terlalu berat.
2. Istirahat yang cukup, pakailah kaos kaki atau sarung tangan sewaktu tidur malam hari
dan kurangi aktivitas yang berat secara perlahan lahan.
3. Hindari makan segala sesuatu berlebihan atau terutama yang bisa mencetuskan
serangan rematik. Kurangi makanan yang kaya akan purin misalnya : daging jeroan
(seperti kikil), babat, usus, ati, ampela dll.
4. Mengurangi konsumsi garam
5. Menghindari kegemukan
6. Membatasi konsumsi lemak
7. Olahraga teratur
8. Makan banyak buah dan sayuran segar
9. Tidak boleh merokok dan minuman alkohol
G. PENATALAKSANAAN
Secara umum penatalaksanaan rematik dapat dibagi dalam :
1. Terapi Modifikasi Prilaku
menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan
latihan menguatkan otot paha dan pinggul untuk menjaga kebugaran tubuh
memakai knee brance selama diperlukan
Olahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol barat
badan. Olahraga untuk osteoarthritis misalnya berenang dan jogging.
Menjaga sendi
Menggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan stres
padasendi
Pada gout perhatikan pola istirahat yang teratur. Paling tidak istirahatkan sendi
yang terkena. Bila ibu jari yang terkena lepaskan sepatu, upayakan ibu jari
sellau pada posisi terangkat.
Menggunakan sepatu yang nyaman, perhatikan sepatu agat tidak terlalu ketat
atau terlalu longgar. Upayakan agar ibu jari kaki dapat digerakkan dengan
mudah, trauma ringan pada ibu jari kaki dapat memicu terjadinya nyeri.
2. Terapi Diet nutrisi
(Hartono, A. 2006)
Diet OA:
Diet pada osteoathritis tidak khas kendati makanan yang banyak mengandung
kalsium seperti : susu, ikan-ikan kecil yang tulangnya dapat dimakan (ikan
teri, ebi) dan sayuran hujau serta biji-bijian, buah boleh diberikan untuk
mencegah osteoporosis, disamping itu makanan yang mengandung omega 3
seperti ikan laut juga baik dikonsumsi untuk perbaikan inflamasi
Diet yang paling penting untuk pasien osteoathritis yang obes adalah diet
rendah kalori karena kegemukan atau obesitas merupakan salah satu faktor
resiko timbulnya kelainan degeneratif sendi.
Makanan lain yang dapat mengatasi inflamasi sekaligus megurangi rasa nyeri
adalah minuman seperti kunir/kunyit yang mnegandung curcumin dan jahe
yang mengandung gingerol.
Kurangi makanan yang mengandung daging serta lemak.
vitamin D (susu ),C (daun singkong, kelor, dan jeruk, kentang, tomat, pepaya),
E ( gandum, minyak jagung, sayuran hujai, beras merah,jangung, ketan hitam,
makanan laut), dan beta karotin ( bayam merah, brokoli, labu merah, mangga,
semangka, tomat, wortel, ubi) untuk mengurangi laju perkembangan
osteoarthritis.
Teh hijau memiliki zat anti peradangan
Diet Gout:
Agar terhindar dari penyakit gout, salah satu caranya adalah menjaga kadar asam
urat dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7mg%. batasan tertinggi untuk pria
dalah 6,5mg% sedangkan untuk wanita 5,5mg%, di atas batas ini biasanya akan
terjadi pengkristalan. Diet normal biasanya mengandung 600-1000 mg purin per
hari. Namun bagi penderita gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg
purin per hari (Sutantu, 2008)
Makanan untuk diet asam urat menjadi tiga jenis, yaitu bahan makanan yang
tinggi purin, kandungan purin sedang dan rendah :
Tinggi Purin (150-1000mg/100g bahan pangan)
Ikan teri, otak, jeroan, daging angsa, burung dara, telur ikan, kaldu, sarden,
alcohol, ragi, melinjo (emping) dan makanan yang diawetkan.
Sedang (50-100/100 g bahan pangan)
Bahan pangan ini sebaiknya dibatasi 50 g/hari, ikan tongkol, tenggiri, bawal,
bandeng, daging sapi, daging ayam, kerang, asparagus, kacang-kacangan,
jamur, bayam, kembang kol, buncis, kapri, tahu, tempe.
Rendah purin (0-100 mg/100 g bahan makanan)
Nasi, roti, macaroni, mie, crackers, susu, keju, telur, sayuran dan buah
buahan kecuali durian dan alpukat.
Nutrisis kuratif
Monitor berat bdan : penurunan berat yang tidak dikehendaki dapat menjadi
indikator dini untuk menunjukkan malnutrisi
Asupan protein harus diperthankan pada 0,8g/kg BB/hari : asupan protein
yang berlebih tidak dianjurkan
Asupan buah dan sauran harus dievaluasi, asupan ini harus lebih dari 5 kali
sajian per hari
Asupan lemak dari makanan harus dievaluasi, diat rendah lemak (<30%
asupan total kalori) dengan <5% jumlah kalori dari lemak tak jenuh ganda (
samam lemak omega-6) dan >10% dari lemak tak jenuh tunggal (asam lemak
omega 9) dapat dianjurkan untuk mengurangi respon inflamasi
Mengevaluasi diet untuk menentukan kecukupan vitamin b6atau asam
askorbat
Memberikan suplemen multivitamin/mineral setiap hari jika asupan dari
makanan tampaknya tidak mencukupi (kurang dari AKG)
Preskripsi diet
Makan makanan dalam porsi kecil tetapi sering
Cobalah diet tanpa daging 3-4 hari dalam seminggu
Biasakan makan ikan minimal seminggu sekali dengan memilih jenis ikan
yang kaya akan asam lemak omega 3
Ikut sertakan buah buahan dan sayur dalam diet, tambahkan buah pada bubur
sereal.
3. Terapi Konvensional
Menggunakan kompres dingin saat sendi sedang bengkak merah dan
terasa panas, hindari menggunakan kompres panas. Dingin dapat
mngurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit.Dapat
didapat dengan mengompres daerah yang sakit dengan air dingin.
Bila nyeri tanpa pembengkakan dan merah gunakan kompres hangat.
Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas. Panas dapat mengurangi
rasa sakit pada sendi dan melancarkan peredaran darah.
Hindari memijat daerah yang bengkak
Temulawak dan sambiloto merupakan tanaman tanaman antiradang,
antinyeri dan antiracun.
Relaksasi , guided imageri untuk mengurangi rasa nyeri dengan
pengalihan perhatian.
ROM untuk meningkatkan elastisitas sendi dan mencegah kontraktur.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C dan JoAnn C. Hackley. 2000. Keperawatan Medikal Bedah : Buku
Saku Dari Brunner & Suddarth . Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Hendrata, Irene. 2007. Osteoarthritis: Cegah Sebelum Anda Menderita!.
http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/10/osteoarthritis-cegah-sebelum-
anda-menderita. [Akses: 10 November 2015]
Khafidha, Nur. 2008. Osteoarthritis Lutut.
http://www.fisioska.co.cc/2008/07/oteoarthritis-oa-lutut.html.[Akses: 10
November 2015]
McCloskey&Bulechek. 2004. Nursing Interventions Classification, Fourth Edition.
USA: Mosby Elsevier
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda: Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: Prima Medika
Nurbaeti, Umi. 2008. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Osteoarthritis Genu
Sinistra dengan Modalitas Micro Wave Diathermi dan Terapi Latihan di RSO
Prof Dr. R. Soeharso Surakarta. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Pdf [Akses: 10 November 2015]
Paskah, Leonardo. 2009. Osteoarthritis (pengapuran) Atau Osteoporosis (tulang
keropos?). http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13707. [Akses:
10 November 2015]
University IOWA. 2008. Nursing Outcomess Classification, Fourth Edition. USA:
Mosby Elsevier
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta:EGC
Hembing, W. 2006. Atasi Rematik Asam Urat Ala Hembing. Jakarta:Pus[a Swara.
Isnayadi. 2004. Asuhan Keperawatan Dengan Rematik (athritis rheumatoid) pada lansia
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-isnayadi2.pdf. [Akses: 10
November 2015]
Depses RI. 2002. Pedoman praktis Pemantauaan status Gizi Orang Dewasa. Jakarta:
Dirgen Bina Gizi Masyarakat
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
rematik
C. KEGIATAN
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA/ALAT BANTU
1. Leaflet
2. Flipchart
F. STRUKTUR ORGANISASI
1. Moderator : Desi Ratna Sari
Tugas : Membuka dan menutup acara, menetapkan tata tertib
acara penyuluhan, menjaga kelancaran acara, memimpin
diskusi
2. Presentator : Afrilita Putri Yuza
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan, bersama fasilitator
menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
3. Notulen/observer : Angelia Yolanda
Tugas : Mencatat dan mengobservasi jalannya proses kegiatan.
4. Fasilitator : 1. Achmad Damyati
2. Ayu Andira
3. Dayu Desriani
Tugas : Bersama moderator menjalin kerja sama dalam
menyajikan materi penyuluhan, memotivasi peserta
kegiatan dalam bertanya
G. SETTING TEMPAT
Keterangan :
Moderator :
Observer :
Notulen :
Flipchart :
Presentator :
Fasilitator :
Peserta :
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan
b. Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara
2. Evaluasi Proses
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
a. Media yang digunakan adalah leaflet dan flipchart
b. Waktu penyuluhan adalah 40 menit
c. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
d. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
f. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan 70% peserta
mengerti dan memahami tentang pengertian rematik, penyebab rematik, tanda dan
gejala rematik, komplikasi rematik, pencegahan rematik, penatalaksanaan rematik
dana makanan yang harus dihindari bagi penderita rematik.