Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

ANALISA ASPEK EKONOMI

Pada bab keekonomian ini, akan membahas tentang analisa cash flow dan
indikator ekonomi.
Analisis Cash flow adalah ujung tombak dari suatu analisa keekonomian.
Disini akan diterangkan bagaimana melakukan perkiraan dari cash flow dari suatu
pengembangan lapangan minyak yang potensial. Pada bagian ini juga akan
ditunjukkan bagaimana melakukan perhitungan tentang pajak, faktor eskalasi, dan
juga cara menghitung depresiasi suatu capital.
Indikator ekonomi akan memperlihatkan bagaimana suatu cash flow
dirubah menjadi satu indikator ekonomi dari suatu proyek yang akan atau sedang
dilaksanakan. Pengertian dan metode perhitungan dari net present value, internal
rate of return, payback period, dan profit investment ratio akan dijelaskan.

4.1. Definisi Cash Flow dan Net Cash Flow


Cash flow adalah gambaran aliran dana masuk (cash in flow) dan dana
keluar (cash out flow) pada periode waktu tertentu. Sedangkan, Net cash flow adalah
aliran dana masuk (cash in flow atau cash received) dikurangi aliran dana keluar
(cash out flow atau cash expended) pada periode waktu tertentu.
Pengertian ini dapat ditulis dalam bentuk hubungan matematika sebagai
berikut:
Net cash flow = cash received cash expended ................................ (4-1)

4.2. Cash Flow untuk Proyek Minyak dan Gas Bumi


Pada industri minyak dan gas bumi, bentuk cash flow sangat komplek. Hal ini
terjadi dikarenakan umur dari projek minyak dan gas bumi bisa lebih dari 20 tahun,
sehingga harus bisa direncanakan dengan baik kapan (t) harus dibayarkan (cost)
dan kapan akan diperoleh pemasukan (revenue) dengan perhitungan finansial yang
detail.

207
208

Periode waktu perhitungan dari cash flow dalam suatu industri minyak dan
gas bumi biasanya dilakukan tahunan, tapi bisa juga dalam jangka yang lebih
pendek yaitu kuartal ataupun bulanan. Perkiraan cash flow (cash flow forecasting)
dari suatu kesempatan investasi merupakan dasar untuk dapat melakukan kajian
keekonomian dari setiap investasi yang dilakukan. Gambaran sederhana dari cash
flow dapat dilihat pada Tabel IV-1.
Tabel IV-1.
Bentuk Sederhana dari Gambaran Cash Flow.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Cash In Flow US$0 US$ 5 US$ 4 US$ 3

- Cash Out Flow US$50 US$ 0 US$ 0 US$ 0

= Net Cash Flow US$-50 US$ 5 US$ 4 US$ 3

Pada pengembangan lapangan minyak ada beberapa elemen didalam cash


flow, yaitu; gross revenue, biaya (cost), net cash flow dan profit, depresiasi, dan
escalation rate.

4.2.1. Pendapatan Kotor (Gross Revenue)


Gross revenue dari suatu usaha minyak dan gas bumi pada umumnya
diperoleh dari hasil penjualan produk minyak dan gas itu sendiri (misalnya; minyak,
gas, dan kondensat)
Pada industri migas, produksi dikarakteristikkan dengan besarnya produksi
pada awal-awal tahun dan mencapai puncak produksi pada tahun-tahun tertentu,
selanjutnya akan mengalami penurunan sesuai dengan kondisi reservoir yang
bersangkutan. Bentuk sederhana dari perhitungan gross revenue adalah seperti
terlihat pada Tabel IV-2., berikut:
209

Tabel IV-2.
Bentuk Sederhana dari Gross Revenue.
No Deskripsi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
1 Produksi Minyak, MMBbl 50 40 30 20

Harga Minyak, US$/Bbl 50 55 60 50

Pendapatan, US$ MM 2500 2200 1800 1000

2 Gas Ikutan (LPG), MMTon 0,5 0,4 0,3 0,2

Harga LPG, US$/Ton 300 350 350 400

Pendapatan, US$ MM
150 140 105 80
Total Gross Revenue, US$ MM 2650 2340 1905 1080

4.2.2. Biaya (Cost)


Biaya (cost) adalah merupakan cash out flow, yang terdiri dari capital cost,
non capital cost, operating cost, abandonment cost, tax (government take), dan sunk
cost.

4.2.2.1. Capital Cost


Biaya yang harus dikeluarkan pada saat awal projek dan sifatnya one-off
cost artinya satu kali pengeluaran dan pada umumnya mempunyai jumlah yang
besar. Capital cost bisa juga diperlukan beberapa tahun sebelum lapangan tersebut
berproduksi dan umumnya digunakan untuk biaya pemboran dan pengembangan
sumur, yaitu; casing, tubing, platform, dan lain-lain. Dan biaya untuk peralatan
dipermukaan adalah sebagai berikut; well head, tank, separator, flow line, artificial
lift equipment, dan lain-lain.

4.2.2.2. Non Capital Cost


Non capital cost adalah biaya-biaya investasi yang pada umumnya
dikeluarkan pada saat awal projek yang bersifat nonmaterial yang tidak bisa
didepresiasikan, misalnya pengurusan ijin-ijin, pembangunan infrastruktur, biaya
untuk seismik, dan lain-lain.
210

4.2.2.3. Operating Cost


Operating cost adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
mempertahankan produksi. Operating cost ini dicirikan dengan pengeluaran secara
periodik dan bisa dinyatakan didalam besaran $/bbl atau $/year.
Ada dua tipe dari operating cost, yaitu; variable cost (biaya variabel) dan fixed
cost (biaya tetap).
Variabel cost akan meningkat dengan bertambahnya aktivitas misalnya; bahan
atau material untuk kebutuhan karyawan. Dimana kebutuhan akan bahan atau
material ini akan meningkat dengan meningkatnya kegiatan produksi, tapi akan
mengalami penurunan pada akhir projek.
Fixed cost pada umumnya akan konstan selama aktivitas berlangsung. Gaji dan
benefit dari management dan staff adalah termasuk dalam fixed cost.
Beberapa contoh dari operating cost adalah sebagai berikut:
Maintenance (pembersihan tank, perawatan mesin, dan pengecatan)
Pembelian material-material (filter, spareparts, safety equipment, dan lainnya)
Direct labor cost (untuk keperluan langsung dilapangan)
Workover dan recompletion cost

4.2.2.4. Abandonment Cost


Abandonment Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir
projek untuk melakukan reklamasi lingkungan tambang minyak, misalnya
pemindahan offshore platform ataupun rig di darat. Abandonment cost tidak akan
mempengaruhi secara langsung bentuk daripada cash flow.

4.2.2.5. Tax (Government Take)


Pajak adalah merupakan pendapatan pemerintah (government take) yang
merupakan suatu biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan minyak sebagai
wajib pajak. Besarnya pajak perusahaan-perusahaan minyak di seluruh dunia bisa
mencapai 50 % dari net cash flow sebelum dipotong pajak. Di Indonesia biasanya
sebesar 48 %.
211

4.2.2.6. Sunk Cost


Sunk cost adalah biaya yang dikeluarkan dimana jika tidak digunakan akan
hangus. Sebagai gambaran dari sunk cost ini adalah sebagai berikut; kontraktor A
mengadakan perjanjian pembelian separator dari supplier B dan telah membayar
down payment (DP) sebesar 25 % dari harga separator dimana DP ini tidak bisa
ditarik kembali jika perjanjian dibatalkan. Berselang beberapa hari kemudian
kontraktor A mendapatkan penawaran dari supplier C harga sebuah separator 35
% lebih murah dari harga supplier B dan dengan kualitas yang lebih baik.
Kontraktor A kemudian membatalkan perjanjian dengan supplier B walaupun
dengan kehilangan DP 25 % tadi. Kehilangan DP 25 % ini adalah merupakan sunk
cost.

4.2.3. Net Cash Flow dan Profit


Net cash flow dan profit adalah dua konsep yang sangat penting untuk
dibedakan karena sering keduanya diartikan sama tapi pada dasarnya kedua istilah
ini sangat jauh berbeda. Diagram alir dibawah ini akan menunjukkan perbedaan
antara net cash flow dan profit.

GROSS REVENUE GROSS REVENUE

CAPEX
- -
DEPRESIASI DARI CAPEX

OPEX
- OPEX
-

TAX
- TAX
-
= =
NET CASH FLOW PROFIT

Gambar 4.1.
Diagram Alir Perbedaan Net Cash Flow vs Profit.
212

Perbedaan net cash flow dan profit akan lebih gampang dipahami dengan
melihat contoh perhitungan kedua pengertian tersebut seperti yang terlihat dibawah
ini:
Contoh 4-1.
Perusahaan A sedang mempertimbangkan untuk menanamkan investasi
sebesar US$ 100MM pada tahun pertama yang akan digunakan untuk
pembelian capital. Umur dari usaha ini diperkirakan selama 5 tahun dengan
biaya operasi sebesar US$ 10MM /tahun. Setelah tahun pertama diperkirakan
akan diperoleh pendapatan sebesar US$ 40MM setiap tahun selama 4 tahun.
Dari data tersebut dapat dihitung cash flow dan profit sehingga didapat
gambaran perbedaan kedua istilah tersebut yang disajikan dalam Tabel IV-3. (net
cash flow) dan Tabel IV-4. (profit).
Tabel IV-3.
Contoh Perhitungan Net Cash Flow.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Income US$ MM - 40 40 40 40

- Capex US$ MM 100

- Opex US$ MM - 10 10 10 10
Net Cash
= Flow US$ MM -100 30 30 30 30

Dengan perhitungan net cash flow pada Tabel IV-3., dapat dilihat estimasi
net cash yang akan diterima atau dikeluarkan (lost) pada setiap projek berjalan.
Diasumsikan perusahaan A memutuskan untuk menanamkan investasinya
dan melanjutkan proyek. Pada setiap tahunnya akuntan dari perusahaan A akan
membuat laporan tahunan dari proyek tersebut. Pada bagian laporannya, sang
akuntan mengasumsikan bahwa capital awal sebesar US$ 100MM adalah
merupakan aset dari perusahaan dan dia mendepresiasikannya secara straight line
selama 4 tahun, jadi akuntan membagi US$ 100MM selama 4 tahun sebesar US$
25 MM.
213

Pada setiap laporan tahunannya akuntan perusahaan A tersebut akan akan


membuat laporan proyeksi keuntungan setiap tahunnya seperti terlihat pada Tabel
IV-4. dibawah ini.
Tabel IV-4.
Contoh Perhitungan Profit.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
US$
Income MM - 40 40 40 40
US$
- Depreciation*) MM - 25 25 25 25
US$
- Opex MM - 10 10 10 10
US$
= Net Cash Flow MM - 5 5 5 5
*)
Stright line
Methode

Dari laporan akuntan tersebut terlihat bahwa profit dari perusahaan konstan
sebesar US$ 5MM per tahunnya. Pada sisi lain (perhitungan net cash flow), terlihat
akan ada kehilangan sebesar US$ 100MM pada awal projek tapi akan menerima
sebesar US$ 30MM setiap tahunnya setelah tahun pertama berjalan.
Dari dua gambaran perhitungan diatas dapat dilihat bahwa net cash flow
memberikan proyeksi dari suatu estimasi aktual uang yang akan dikeluarkan dan
uang yang akan diterima dengan jelas dan pasti sedangkan profit bersifat artificial
(tidak memperlihatkan aktual aliran uang yang keluar dan masuk) dan sangat
tergantung pada metoda depresiasi yang digunakan, jadi profit bukan suatu
parameter yang baik untuk mengambil keputusan dari suatu rencana investasi.

4.2.4. Net Cash Flow dan Pajak


Pada industri minyak dan gas bumi, bagian terbesar dari proyeksi dari net cash
flow adalah pajak. Pada industri ini, besarnya pajak ini bisa lebih besar dari 50%
dari net cash flow. Jika contoh 5-1 ditambah data dengan besarnya pajak yang harus
214

dibayar adalah 40% dari taxable income, maka bentuk cash flownya dapat dihitung
seperti terlampir pada Tabel IV-5. dan Tabel IV-6., berikut:
Tabel IV-5.
Contoh Perhitungan Pajak.15)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
US$
Income MM - 40 40 40 40
US$
- Depreciation*) MM - 25 25 25 25
US$
- Opex MM - 10 10 10 10
Taxable US$
= Income MM - 5 5 5 5

* Tax Rate % - 40 40 40 40
US$
= Tax Payable MM - 2 2 2 2
*)
Stright line
Methode

Tabel IV-6.
Contoh Perhitungan Net Cash Flow Setelah Pajak.15)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Income US$ MM - 40 40 40 40

- Capex US$ MM 100

- Opex US$ MM - 10 10 10 10

- Tax US$ MM - 2 2 2 2
Net Cash -
= Flow US$ MM 100 28 28 28 28
215

Dari contoh perhitungan Tabel IV-5., dan Tabel IV-6., terlihat bahwa
walaupun depresiasi dibutuhkan dalam perhitungan pajak tapi tidak mempunyai
efek langsung dalam perhitungan net cash flow setelah pajak.

4.2.5. Penyusutan (Depreciation)


Depresiasi ini tidak mempunyai efek langsung dalam menentukan net cash
flow tapi bukan berarti bukan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap cash
flow. Bagaimanapun juga depresiasi ini mempunyai efek tidak langsung, karena
adanya perhitungan depresiasi akan mempengaruhi besaran pajak yang harus
dibayarkan perusahaan, dimana besarnya pajak akan berpengaruh langsung
terhadap net cash flow.
Mengingat besarnya pengaruh depresiasi terhadap penentuan besarnya pajak
yang dibayarkan perusahaan maka perlu diketahui beberapa metode yang
digunakan dalam perhitungan depresiasi dan bagaimana depresiasi itu digunakan
dalam perhitungan penentuan pajak.
Standar internasional yang digunakan pada industri minyak dan gas bumi
untuk menghitung depresiasi ada 6 metode yaitu: straight line method, declining
balance method, double declining balance method, unit of production method, dan
sum of year digit method, dan loss carry forward method.
4.2.5.1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Straight line method adalah metode yang paling umum digunakan pada
beberapa industri. Metode ini mengasumsikan bahwa nilai dari aset (capital) akan
mengalami penurunan secara konstan pada periode waktu tertentu. Perhitungannya
adalah dengan cara mendistribusikan capital secara linier (merata) pada tahun
berjalan.
Andaikan US$ 100MM dinvestasikan dengan umur proyek selama 4 tahun,
maka untuk menghitung depresiasi pertahunnya adalah dengan cara sebagai
berikut:
Depresiasi per tahun = US$ 100MM/4 tahun = US$ 25MM per tahun
Jika diterjemahkan dalam persamaan matematis, maka:
216

K
Di .......................................................................................... (4-2)
N
Atau Di K * R ......................................................................................... (4-3)
Keterangan:
Di = Depresiasi, tahun
K = Capex, US$
N = Jumlah tahun dimana aset didepresiasikan
1
R = = depreciation rate
N
Tabel IV-7.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Garis Lurus.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Nilai US$
Awal MM 125 100 75 50 25
US$
Depresiasi MM 25 25 25 25 25
Nilai US$
Akhir MM 100 75 50 25 0

4.2.5.2. Metode Declining Balance


Pada metode declining balance dicirikan dengan adanya harga dari aset,
waktu pemakaian aset, depresiasi yang menurun setiap tahun, dan adanya nilai
akhir jual aset (salvage value).
Metode declining balance ini akan lebih mudah dipahami dengan contoh
perhitungan seperti terlihat pada Tabel IV-8. berikut:
217

Tabel IV-8.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Declining Balance.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
US$
Nilai Awal MM 125 93,8 70,3 52,7 39,6
US$
- Depresiasi MM 31,3 23,4 17,6 13,2 9,9
US$
= Nilai Akhir MM 93,8 70,3 52,7 39,6 29,7

Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:


K = US$ 125MM
N = 4 tahun
1 1
R = 0,25
N 4
Pada tahun pertama:
D1 K * R US$125 * 0,25 31,3
Nilai Akhir tahun pertama = K*(1-R) = US$125 * (1-0,25) = 93,8
Pada tahun kedua:
D1 K * R * (1 R) US$125 * 0,25 * (1 0,25) 23,4
Nilai Akhir tahun kedua = K*(1-R)2 = US$125 * (1-0,25)2 = 70,3
Jika pola perhitungan tersebut diatas digunakan untuk menghitung tahun
berikutnya maka akan didapat gambaran perhitungan seperti terlihat pada Tabel
IV-9. berikut:
Tabel IV-9.
Persamaan Perhitungan Penyusutan dengan Metode Declining Balance.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
US$
Nilai Awal MM K K*(1-R) K* (1-R)2 K* (1-R)3 K* (1-R)4
US$
Depresiasi MM K*R K*R(1-R) K*R(1-R)2 K*R(1-R)3 K*R(1-R)4
US$
Nilai Akhir MM K*(1-R) K* (1-R)2 K* (1-R)3 K* (1-R)4 K* (1-R)5
218

Dari Tabel IV-9., dapat dibuat persamaan matematis untuk menghitung


depresiasi setiap tahunnya, yaitu:
Di K * R * 1 R ......................................................................... (4-4)
i 1

Dan dari Tabel IV-9., juga dapat ditarik kesimpulan bahwa:


Nilai akhir daripada asset akan semakin berkurang dan berkurang setiap
tahunnya.
Depresiasi pada setiap tahun akan mengalami penurunan.
Tidak semua nilai dari aset akan mengalami depresiasi tapi akan ada nilai sisa
setelah akhir periode.

4.2.5.3. Metode Double Declining Balance


Metode double declining balance adalah satu dari variasi metode declining
balance. Kedua metode ini adalah hampir sama, tapi pada double declining
balance, rate depresiasinya adalah double (2 kali).
Tabel IV-10.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Double Declining Balance.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
US$
Nilai Awal MM 125 62,5 31,3 15,6 7,8
US$
Depresiasi MM 62,5 31,3 15,6 7,8 3,9
US$
Nilai Akhir MM 62,5 31,3 15,6 7,8 3,9

Pada metode ini besarnya depresiasi pada setiap tahun ke i dapat dilihat pada
Persamaan 4-5, dan contoh perhitungannya adalah seperti terlihat pada Tabel IV-
10. diatas.
Di K * 2R * 1 2R
i 1
................................................................... (4-5)

4.2.5.4. Metode Unit of Production


Pada projek perminyakan, metode depresiasi dengan metode unit of
production adalah hasil kali investasi yang ditanamkan dengan besarnya produksi
219

pada tahun ke i dibagi dengan besarnya cadangan. Secara matematis perbandingan


ini dapat ditulis sebagai berikut:
K * Pi
Di ................................................................................. (4-6)
Re serves
Dan besarnya depreciation rate adalah:
Pi
R .................................................................................... (4-7)
Re serve
Keterangan:
K = Investasi, US$
Pi = Produksi tahun ke i
Reserve = Cadangan
Tabel IV-11., akan memberikan gambaran bagaimana perhitungan
depresiasi dengan metode unit of production.
Tabel IV-11.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Unit of Production.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
US$
Cadangan 75MM
US$
Capex 125MM

Produksi US$ MM 25 20 15 10 5

Depresiasi US$ MM 41,7 33,3 25 16,7 8,3

4.2.5.5. Metode Sum of Year Digit


Metode sum of year digit adalah salah satu metode untuk menghitung
depresiasi. Pada metode ini mempunyai efek yang hampir sama dengan metode unit
of production, dimana pada awal periode akan memberikan harga depresiasi yang
jauh lebih besar dibanding dengan pada akhir periode.
Tabel IV-12. menunjukkan contoh perhitungan metode sum of year digit ini,
sehingga lebih gampang untuk memahaminya.
220

Tabel IV-12.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Sum of Year Digit.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Capex US$ 125MM
Jumlah
Tahun
(1+2+3+4+5) 15
Sisa Umur
Asset 5 4 3 2 1
Depresiasi
tahun ke i US$MM 41,67 33,33 25,00 16,67 8,33

Persamaan yang digunakan dalam perhitungan pada Tabel IV-12., adalah


sebagai berikut:
Years Re maining
Di * K R * K ............................................... (4-8)
SumOfYears
Keterangan:
Years Remaining = Sisa umur aset
Sum of years = Jumlah tahun
K = Capex
R = Depreciation rate

4.2.5.6. Metode Loss Carry Forward


Metode loss carry forward adalah suatu metode dimana depresiasi dilakukan
pada tahun pertama pada saat belum didapatkan pendapatan. Depresiasi diawal
tahun akan mempengaruhi besarnya taxable income dari perusahaan dan besarnya
taxable income ini akan mempengaruhi besarnya pajak yang harus dibayarkan.
Seperti halnya metode-metode sebelumnya maka metode loss carry forward
ini akan lebih gampang jika disajikan dalam bentuk perhitungan langsung seperti
terlihat pada Tabel IV-13.
221

Tabel IV-13.
Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Metode Loss Carry Forward.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Pendapatan US$MM 50 50 50 50
Opex US$MM 15 15 15 15
Depresiasi
tahun ke i US$MM 31,25 31,25 31,25 31,25
Net cash flow US$MM -31,25 3,75 3,75 3,75 35,00
LCF US$MM -31,25 -27,50 -23,75 -20,00 15,00
Taxable
income US$MM 0 0 0 0 15,00
Tax (40%) US$MM 0 0 0 0 6

Data awal dari perhitungan Tabel IV-13. adalah:


Investasi = US$ 125MM
Umur Projek = 5 tahun dan produksi awal pada tahun ke 2 sebesar US$50MM.
Operating cost = US$ 15MM/tahun dimulai dari tahun ke 2

4.2.6. Net Cash Flow dan Inflasi


Dalam melakukan peramalan net cash flow ada baiknya memperhitungkan
kemungkinan inflasi dimasa yang akan datang. Pada perhitungan sebelumnya
capital cost dan operating cost masih berdasarkan harga pada saat perhitungan net
cash flow dibuat, belum memasukkan efek kenaikan harga-harga akibat adanya
inflasi.
Pada prinsipnya, setiap item pada cash flow akan dipengaruhi oleh efek
inflasi. Sebagai contoh, dimasa yang akan datang biaya untuk membangun platform
akan dipengaruhi kenaikan harga besi baja dan biaya buruh yang akan membangun
platform tersebut. Begitu juga dengan biaya pemboran akan lebih mahal akibat
makin bertambahnya harga biaya perpindahan rig akibat kenaikan harga bahan
bakar dan material yang dibutuhkan seperti casing, tubing, semen, lumpur
pemboran juga mengalami hal yang sama.
222

Efek dari inflasi ini harus diperhitungkan didalam pembuatan net cash flow
dimana besarnya inflasi dinyatakan didalam escalation rate. Untuk
memudahkan, contoh perhitungan pada Tabel IV-14. akan memberikan gambaran
tentang escalation rate tersebut.
Tabel IV-14.
Contoh Perhitungan Efek Inflasi.

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Real Capex US$MM 200 100

Real Opex US$MM 25 25 25

Escalation Rate (% pa) 0,06 0,06 0,06 0,06

Escalation factor 1,00 1,06 1,12 1,19 1,26

Escalated Capex 200,00 106,00

Escalated Opex 28,09 29,78 31,56

Persamaan escalation factor yang digunakan dalam perhitungan Tabel IV-


14., tersebut diatas adalah:
Escalation factor = (1 + escalation rate)(n-1) ......................................................... (4-9)
Keterangan:
Escalation rate = ditentukan oleh perusahaan
n = tahun ke n

4.3. Indikator Ekonomi (Economic Indicator)


Indikator ekonomi (economic indicators or profit indicators or decision
criteria or economic yardstick or measures of investment worth) adalah indikator
tunggal untuk menguji net cash flow. Indikator ekonomi akan menentukan seberapa
cepat, dan seberapa besarnya keuntungan yang akan diperoleh dari suatu investasi
yang akan ditanamkan. Kemudian membandingkannya dengan alternatif investasi
223

yang lain, sehingga didapat gambaran apakah melanjutkan investasi atau


mengalihkannya ke investasi yang lain.
Pada industri minyak dan gas bumi, ada empat indikator ekonomi yang utama,
yaitu:
Net Present Value
Pay out Time atau Payback Period
Internal Rate of Return (IRR)
Profit to Investment Ratio
Semua indikator ekonomi tersebut diatas adalah merupakan indikator tunggal
(single indicator) untuk menilai aliran daripada cash flow.
Parameter indikator ekonomi yang baik harus mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Harus dapat membandingkan dan merankingkan tingkat keuntungan dari
beberapa kesempatan investasi
2. Harus dapat memperhitungkan time value of money
3. Harus bisa memberikan gambaran tingkat keuntungan, meskipun sekeci-
kecilnya.

4.3.1. Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)


Waktu adalah faktor yang paling penting dalam daya pendapatan (earning
power) dari suatu investasi. Satu dollar yang diterima hari ini adalah jauh lebih
berguna daripada satu dollar yang diterima suatu saat dimasa yang akan datang,
karena satu dollar hari ini bisa digunakan untuk membeli (untuk mendapatkan harga
yang lebih murah daripada harga yang akan datang) atau uang tersebut
diinvestasikan dibank atau jenis usaha yang lain (untuk menghasilkan keuntungan),
jadi waktu adalah uang (time is equal to money). Ini adalah prinsip dasar yang
harus diterapkan dalam suatu evaluasi keekonomian.
Gambar 4.2., menggambarkan bahwa uang yang akan diterima dimasa
yang akan datang akan mempunyai nilai yang berbeda dengan nilai saat ini, yaitu;
jika $200 saat ini diinvestasikan maka pada tahun k1 akan bernilai $220 (interest
10%).
224

Compounding

Time = 0 Time = 1 years

$ 200 $ 220

Discounting

COMPOUNDING

FUTURE VALUE

1 2 3 4 5 6 7 8

PRESENT VALUE

DISCOUNTING

Gambar 4.2.
Prinsip Present Value of Money.
Persamaan umum untuk mencari nilai uang diwaktu yang akan datang (future
value) dan nilai uang pada saat sekarang (present value) adalah sebagai berikut:

FVn PV * 1 r ............................................................................ (4-10)


n

FV n
PV ..................................................................................... (4-11)
1 r n
Keterangan:
FVn = nilai waktu yang akan datang pada akhir tahun ke n
PV = nilai waktu sekarang
r = interest rate = discount rate = tingkat suku bunga (diskonto)
tahunan
1
= discount factor
1 r n
n = periode waktu, 0, 1, 2, , n
225

4.3.2. Pay Out Time (POT)


Pay out time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan harga
komulatif net cash flow sama dengan nol seperti terlihat pada Gambar 4.3. Dengan
kata lain, pay out time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan investasi
yang ditanamkan kembali.

125

100
Cummulative net cash position,

Pay Out Time


75
US$MM

50

25

Time
0

-25

-50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4.3.
Posisi Net Cash Flow dengan Memperlihatkan Pay out Time.
Contoh perhitungan pada Tabel IV-15. memperlihatkan tentang pay out
time, yaitu:
Tabel V-15.
Kalkulasi Pay Out Period.15)

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

NCF US$ MM -50,00 -150,00 100,00 175,00


Cumulative
NCF US$ MM -50,00 -200,00 -100,00 75,00

Payout Period 3.57 Tahun

Harga 0.57 bulan pada Tabel IV-15. didapat dari pembagian US$ -100MM
kumulatif NCF pada tahun ke 3 dibagi US$ 175 NCF pada tahun ke 4. Harga minus
berarti ada kekurangan sebesar x bulan. Untuk pemilihan investasi harus dipilih
investasi yang memberikan payback period yang terkecil.
226

Metode payback period sangat banyak digunakan dibeberapa perusahaan


karena sangat mudah perhitungannya dan sangat sederhana tapi payback period
mempunyai beberapa kelemahan yaitu:
Metode payback period mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of
money)
Metode payback period tidak dapat menunjukkan besarnya keuntungan yang
akan diperoleh. Dengan kata lain, payback period bukan alat pengukur
profitability, tapi hanya alat ukur rapidity atau kecepatan kembalinya
dana.

4.3.3. Net Present Value (NPV)


Dengan kelemahan payback period, maka dicari indikator ekonomi yang lain
yang memperhitungkan time value of money. Salah satu indikator ekonomi yang
memperhatikan nilai waktu dari uang adalah net present value (NPV).
Pada Gambar 4.3., jika pada perhitungan net cash flow selama 8 tahun
dibawa ke nilai sekarang (present value) dan kemudian dijumlahkan, maka hal ini
dinamakan net present value (NPV). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
NCF1 NCF2 NCF8 NCFn
NPV NCF0 .......... .......... (4-12)
1 i 1
1 i
2
1 i
8
1 i n
atau:
n
NCFn
NPV ............................................................................. (4-13)
n 0 1 i n
Dari Persamaan 4-13, terlihat bahwa harga NPV dari NCF tergantung dari
besarnya interest rate (i). Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah ambil
harga NPV (+) dan terbesar.

4.3.4. Internal Rate Of Return (IRR)


Internal rate of return, atau discounted rate of return, atau rate of return adalah
besarnya discount rate (i) yang menyebabkan harga net present value (NPV) sama
dengan nol.
227

100

80
Net Present Value, US$MM

60

40

IRR=22%
20

Interest

-20 10 20 30

Gambar 4.4.
Interpolasi ROR.16)
Persamaan matematis dari ROR adalah:
NCF1 NCF2 NCF8 NCFn
NCF0 .......... .......... 0 ...... (4-14)
1 i 1
1 i
2
1 i
8
1 i n
atau:
n
NCFn
1 i
n 0
n
0 ...................................................................................... (4-15)

Keterangan:
i = IRR
Dalam perhitungan, harga rate of return dihitung dengan cara trial and error
untuk berbagai harga i sampai diperoleh harga yang mengakibatkan harga NPV =
0.
Kriteria pengambilan keputusan adalah mengambil harga ROR yang besar,
karena dengan ROR yang besar akan dapat mengantisipasi jika bunga bank begerak
naik. Biasanya setiap perusahaan mempunyai batasan nilai minimum dari ROR
yang diinginkan yang dinyatakan dengan Minimum Attractive ROR (MARR).
Harga ROR harus lebih besar dari MARR.
228

4.3.5. Profit to Investment Ratio (PIR)


Profit to investment ratio sering juga disebut sebagai return on investment
(ROI) adalah perbandingan antara total undiscounted net cash flow dengan total
investasi.

PIR
UndiscountedNCF ............................................................. (4-16)
Investasi
Hal ini merupakan ukuran dari seberapa banyak proyek cash flow dapat
menutupi investasi. Dengan kata lain, PIR menggambarkan setiap US$ 1 investasi
akan menghasilkan Y*US$ 1, jadi harga PIR yang harus diambil adalah yang
sebesar mungkin.

4.3.6. Discounted Profit to Investment Ratio (DPR)


Discounted profit to investment ratio (DPR) atau disebut juga Discounted
Return on Investment (DROI), hampir sama dengan profit to investment ratio, yang
berbeda adalah pada PIR atau ROI belum didiscounted atau belum dibawa kenilai
sekarang, sedangkan DPR sudah didiscounted atau sudah dibawa kenilai sekarang,
jadi:

DROI
DiscountedNCF ............................................................ (4-17)
Investasi

Anda mungkin juga menyukai