Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF

OLEH KELOMPOK 5:

1. ADHITYA OKTAPRAJA (1611412011)

2. ANDWITYA PRAMESHWARI (1611412003)

3. ELICYA EKA PUTRI (1611413014)

4. RINDU DINANTI (1611411020)

5. VIKTORIA SURYA DHARMA (1611412012)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2016/2017
Kata Pengantar

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat, rahmat, dan karunia-

Nya lah makalah ini dapat terselesaikan. Serta shalawat kepada Nabi Muhammad

SAW.

Allahummashalli ala Muhammad.

Selesainya makalah ini merupakan sebuah bentuk kerja sama penulis sebagai

satu tim dalam pemenuhan tugas Bahasa Indonesia. Dengan beranggotakan lima

orang, makalah ini dapat selesai dalam waktu satu minggu.

Terimakasih atas bimbingan Ibu Lilimiwirdi sebagai dosen pembimbing

Bahasa Indonesia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas sehingga kami bisa

menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah yang telah kami selesaikan dapat bermanfaat bagi pemaca

yang membutuhkan pemahaman mengenai Kalimat Efektif.

Padang, 26

Februari 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki suku dan adat yang beragam. Karena keberagaman tersebut,
maka dibutuhkan bahasa yang dapat digunakan agar pemberi pesan dan penerima
pesan untuk menyampaikan pesan. Dalam suatu percakapan dibutuhkan bahasa,
dimana bahasa tersebut berisi tentang pikiran, keinginan atau perasaan yang
dirasakan. Bahasa adalah alat komunikasi. Untuk menjalin komunikasi yang baik dan
dapat menyampaikan pesan kepada penerima maka dibutuhkan kalimat efektif.

Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat
paling kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Sedangkan efektif menurut KBBI; 1. ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya); 2. manjur atau mujarab (tentang obat); 3. dapat membawa
hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus; 4. mulai berlaku (tentang
undang-undang, peraturan).

Kalimat efektif juga sangatlah penting dalam menyampaikan pesan melalui


media cetak, seperti karangan ilmiah. Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai
kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini
disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau,
tidak logis, atau bertele-tele.

Maka dari itu penting mempelajari bagaimana membuat kalimat efektif yang baik
dan tepat. Pada makalah ini, kami (penulis) akan membahas tentang kalimat efektif
yang semoga dapat membantu dan mempermudah pembaca agar lebih memahami
bagaimana kalimat efektif sebaiknya.
1.2 Permasalahan

1. Apakah pengertian dari kalimat?

2. Apa saja jenis-jenis kalimat?

3. Apakah pengertian dari kalimat efektif?

4. Apa ciri-ciri dari kalimat efektif?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pengertian kalimat.

2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis kalimat.

3. Mengetahui dan memahami pengertian kalimat efektif.

4. Mengetahui dan memahami ciri-ciri kalimat efektif

1.4 Kegunaan

1. Mampu membuat kalimat efektif dengan benar.

2. Untuk menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik.

1.5 Kerangka Teori

Topik : Kalimat Efektif


1. Pengertian kalimat

2. Jenis-jenis kalimat

3. Pengertian kalimat efektif

4. Ciri-ciri kalimat efektif

1.6 Metode Penulisan

1. Metode Pustaka

Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan

data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku

maupun informasi di internet.

2. Diskusi

Yaitu mendapatkan data dengan cara bertanya secara langsung kepada

PJ konsultasi dan teman-teman yang mengetahui tentang informasi

yang di perlukan dalam membuat proyek.

1.7 Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Isi/ Pembahasan

Bab III : Penutup


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan

suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Setiap kalimat memiliki unsur penyusun

kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang

mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain :

1. Predikat (P)

Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan

merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau

frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.

Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:

a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.

b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.

c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.

2. Subjek (S)

Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai

subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum
predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi

pada kalimat-kalimat tertentu, kategori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.

Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan

Gunung Merapi berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa

ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:

1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.

2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.

3. Tiga adalah sebuah angka.

4. Sakit bisa dialami semua orang.

3. Objek (O)

Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah

predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah

menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif

akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya

berkatagori nomina.

Berikut contoh objek dalam kalimat:

a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.

b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.

c. Kami telah memicarakan hal itu

Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh
objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah

buku (objek 2)

4. Pelengkap (PEL)

Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek

adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif

dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di

bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.

Contoh:

a. Indonesia berdasarkan Pancasila

b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan

c. Kaki Cecep tersandung batu.

5. Keterangan (K)

Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predikat, objek, maupun pelengkap

dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang

pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan

(K) bisa terletak di depan S atau P.

Contoh:

a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.

b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.

c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.

d. Tono mencabut paku dengan tang.


e. Dengan tang Tono mencabut paku.

f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.

Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang

yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir.

Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah

sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.

Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya

penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan

sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula

keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:

a. Kami telah mengengoknya kemarin.

b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.

2.2 Jenis-jenis Kalimat

Kalimat yang kita gunakan sehari-hari maupun untuk kepentingan umum

memiliki macam yang perlu kita ketahui sebgai penempatan yang baik dan benar.

Berikut macam-macam kalimatnya :

1. Berdasarkan Isi atau informasi

a. Kalimat Berita
Kalimat berita merupakan kalimat yang digunakan untuk menginformasikan

sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) contohnya : Harimau liar

menyerang warga dengan ganasnya.

b. Kalimat Tanya

Kalimat tanya mengharapkan jawaban sebagi respon atau reaksi

pemberitahuan informasi yang diharapkan, biasanya diakhiri dengan tanda tanya

(?). Kata tanya yang digunakan bagaimana, mengapa, apa kapan, dimana dsb.

Contoh kalimat tanya : bagaimana proses mesin itu dirangkai?

c. Kalimat Perintah

Kalimat yang bertujuan untuk mengintruksikan seseorang untuk melakukan

sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru. Tapi, jika diakatan

langsung atau lisan biasanya ditandai dengan intonasi tinggi. Contoh : Ambilkan

kopi di atas meja !

d. Kalimat Ajakan

Kalimat ajakan merupakan kalimat yang memancing minat lawan bicara. Kata

yang sering digunakan adalah Ayo, Mari dsb. Biasanya ada pada iklan. Contoh

kalimat ajakan : Ayo, pakai pembersih pakaian merek ini!

e. Kalimat Pengandaian

Kalimat pengandaian menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis atau

pembicara yang belum atau tidak kesampaian. Contoh : Andai saja aku bisa jadi

dokter bedah.

2. Berdasarkan diathesis kalimat


a. Kalimat Aktif

Kalimat yang subjeknya langsung melakukan pekerjaan terhadap objeknya.

Kata kerja kalimat aktif umumnya ditandai oleh awalan me-, namun tidak sedikit

kalimat aktif yang predikatnya tidak disertai imbuhan tersebut misal, makandan

minum. Contohnya : Laila menggunakan gelas untuk menciptakan bunyi.

b. Kalimat Pasif

Kalimat pasif kata kerjanya cenderung menggunakan di- atau ter-. Contohnya:

Bangunan itu dikerjakan dengan baik oleh para teknisi ternama.

3. Berdasarkan urutan kata

a. Kalimat Normal

Kalimat yang subjeknya mendahului predikatnya. Kalimat berpola dasar

b. Kalimat Inverse

Kalimat ini merupakan kebalikan dari kalimat normal. Dimana predikatnya

mendahului objek.

c. Kalimat Minor

Kalimat yang memiliki satu inti fungsi gramatikalnya. Bentuk kalimat minor

seperti kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat salam, panggilan maupun

judul.

d. Kalimat Mayor

Kalimat mayor hanya memiliki subjek dan predikat. Objek, pelengkap dan

keterangan boleh ditambahkan sesuka hati. Sama seperti pola dasar pertama.

4. Berdasarkan struktur gramatikalnya


a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal hanya memiliki Subjek dan Predikat. Jika dilihat dari unsur

penyusunnya, kalimat yang panjang dalam bahasa indonesia dapatdikembalikan ke

ebntuk dasar yang sederhana.

Contoh kalimat tunggal : Bapak-bapak bersalaman

S P

Pola contoh kalimat diatas hanya memiliki subjek dan predikat sehingga

termasuk kedalam kalimat tunggal.

b. Kalimat Majemuk

Orang-orang sering kali menggabungkan beberapa pertanyaan ke dalam satu

kalimat untuk memudahkan dalam berkomunikasi. Hasilnya, lahirlah

penggabungan struktur kalimat yang didalamnya terdapat beberapa kalimat dasar.

Penggabungan inilah yang dinamakan kalimat majemuk. Kalimat majemuk ini

masih terbagi lagi dalam beberapa jenis, berikut penjelasannya :

i. Kalimat Majemuk Setara

Struktur kalimat ini memiliki dua kalimat tunggal atau lebih yang jika

dipisahkan dapat berdiri sendiri. Kata penghubung kalimat majemuk setara

biasanya digunakan kata dan, serta, tanda koma (,), tetapi, lalu, kemudian, atau.

Contoh : Indonesia tergolong negara berkembang tetapi Jepang telah digolongkan

negara maju.

ii. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat memiliki dua kalimat yang satunya bisa berdiri

sendiri (induk kalimat) atau bebas sedangkan yang satunya lagi tidak(anak

kalimat). Kata penghubung yang digunakan dalam kalimat majemuk ini adalah

ketika, sejak, karena, olehkarenaitu, hingga, sehingga, maka, jika, asalkan, apabila,

meskipun, walaupun, andai kata, seandainya, agar supaya, seperti, kecuali, dengan.

Contoh : Ilmuan masih saja mencari asal usul bulan (induk kalimat)

meskipun hingga sekarang masih belum ada kepastian yang jelas (anak

kalimat).

iii. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran merupakan dua jenis kalimat majemuk (setara

dan bertingkat) yang digabungkan.

Contoh : Karena hujan turun dengan derasnya, kami tidak bisa pulang dan

menunggu di sekolah.

5. Berdasarkan unsur kalimat

a. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap mengikuti pola dasar dari kalimat baik yang sudah

dikembangkan maupun tidak. Penggunaan unsur-unsurnya jelas. Sehingga mudah

dipahami. Contoh : Warna merah melambangkan keberanian

b. Kalimat tidak Lengkap

Kalimat yang satu ini tidak sempurna karena hanya memiliki salah satu dari

unsurnya saja. Kalimat ini biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan,

ajakan, jawaban, setuan, larangan, sapan dsb. Contoh : Kapan pulang?


6. Berdasarkan Pengucapan

a. Kalimat Langsung

Kalimat yang secara detai meniru sesuatu yang diujarkan oranglain. Tanda

baca kutip tidak luput dalam jenis kalimat langsung. Kutipan dalam kalimat

langsung berupa kalimat tanya, kalimat berita ataupun kalimat perintah.

Contohnya : Letakkan senjatamu! bentak pak polisi.

b. Kalimat Tak Langsung

Kalimat yang melaporkan kembali kalimat yang diujarkan orang lain. Kutipan

dalam kalimatnya senmuany berbentuk berita. Contohnya : Bapak Ahmadi berkata

padaku bahwa lebih baik membaca daripada main-main.

2.3 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan

penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh

pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran

kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada

pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang

dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga

pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan

lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna

jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan

ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi


kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa

ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-

syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar,

mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.

(Rahayu: 2007)

2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan

mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai

dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat

efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat

efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah

dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:

1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran

pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2.4 Ciri-Ciri Kalimat Efektif

2.4.1. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di-

pula.

1. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu

menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan

predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah :

1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

2.4.2 Kehematan

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang

berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata

mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah:

Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

2.4.3 Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.

Caranya:

Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting

di depan kalimat.

Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain

2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah,

-pun, dan kah.

Contoh :

1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.

2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.

3. Bisakah dia menyelesaikannya?

Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

Contoh :

Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua

dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap

saling memahami antara satu dan lainnya.

Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau

berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :

1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

2.4.4 Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam

kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;

Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

2.4.5 Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)

dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh

kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

* Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu

tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan

menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang,

mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:

a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)

b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

* Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:

a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :


a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

* Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

Contoh:

a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor

Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah

kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung

intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:

a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

Atau Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara

pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor

Suzuki.

Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda

motor Suzuki.

* Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut:


a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2.4.6 Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan

dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau

bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,

memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili

predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu

dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak

sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan.

Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,

pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

2.4.7 Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan

pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.
Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai

cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan

kemampuan yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan

kepada anak-anak terlantar.

Seharusnya:

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan

kepada anak-anak terlantar.

Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:

Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.


Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

Contoh:

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:

Saudaralah yang bertanggung jawab.

2.4.8 Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran

ganda.

Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau

perguran tinggi.

Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah

atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut:

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para

menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu

diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi


Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

2.4.9 Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam

kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang

tidak

simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Misalnya:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang

telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar

bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang

adil dan beradab

b.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam

kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

Contoh:

Surat itu saya sudah baca.

Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan

verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk

a. Surat itu sudah saya baca.

b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.


c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau

tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:

a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/pengertian-kalimat-2/

Anda mungkin juga menyukai