Anda di halaman 1dari 3

Rahmat Fajar Prakoso

K7111158 / VII C

Candi Sewu

Candi Sewu berada di utara persis dari kompleks Candi


Prambanan, yang kebetulan juga dekat dengan tempat tinggal saya.
Candi Sewu terletak di Desa Bugisan, Prambanan Klaten sedangkan
rumah saya di Desa Bokoharjo, Prambanan Sleman, jaraknya kurang
lebih 5 km. Sebenarnya saya sering melewati Candi Sewu tetapi saya
jarang untuk sekedar melihat bahkan belum pernah menyempatkan untuk
mengamati secara dekat. Seperti peribahasa Gajah di pelupuk tidak
terlihat, semut di seberang lautan tampak. Peribahasa tersebut adalah
cerminan dari diri saya, dalam hal ini jujur saya lebih tertarik mengunjungi
tempat-tempat yang jauh daripada tempat yang dekat dan sering saya
jumpai.

Candi Sewu erat kaitannya dengan cerita Roro Jonggrang yang


menyuruh Bandung Bondowoso untuk membuatkan candi yang jumlahnya
seribu untuk membuktikan cintanya. Menurut sejarah candi sewu
merupakan candi agama Buddha, yang konon candi Buddha terbesar
kedua setelah Candi Borobudur. Nama asli Candi sewu adalah Majusri
grha atau rumah Majusri, yang merupakan salah satu Boddhisatva pada
agama Buddha. Candi sewu dibuat sekitar abad 8 Masehi pada
pemerintahan Rakai Panangkaran (746 784), tidak pasti tahun berapa
Candi ini dibuat tetapi pada salah satu candi perwara menyebutkan
penyempurnaan Candi serta tertulis tahun 714 saka atau 792 masehi.

Apabila kita cermati dari namanya, Candi Sewu (Candi seribu)


pasti semua orang beranggapan jumlah candi ada seribu. Candi sewu
sebenarnya kompleks candi yang berjumlah 249 buah, yang terdiri dari 1
candi utama, 8 candi pengapit dan 240 candi perwara. Jadi anggapan
Candi Sewu adalah candi yang berjumlah seribu itu salah, mungkin orang
dulu malas untuk menghitung candi yang jumlahnya ratusan lalu
membulatkannya menjadi sewu atau seribu sehingga nama yang
menempel hingga sekarang adalah Candi Sewu.

Bangunan candi sewu yang berjumlah 249 membentuk pola


melingkar atau mandala yang dimulai dari 240 candi perwara yang
menjadi candi terluar dari kompleks candi sewu, lalu ada 8 candi pengapit
yang menghubungkan antara candi utama dan candi perwara. Ketiga
bagian candi tersebut saling berhubungan dan menjadi satu kesatuan.

Menurut saya, mungkin 240 candi perwara disimbolkan sebagai


orang-orang biasa yang butuh pencerahan, lalu 8 candi pengapit yang
jumlahnya jauh lebih sedikit adalah orang-orang yang terpilih untuk
menyebarkan agama yang diberikan oleh Tuhan yang disimbolkan 1 candi
utama. Orang-orang terpilih yang disimbolkan oleh 8 candi pengapit atau
penghubung mempunyai peran penting kaitannya dengan penyebaran
pencerahan. Mirip dengan Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu
ketiga bagian di Candi Borobudur yang juga melingkar membentuk
Mandala.

Bangunan Candi Sewu dan Candi Prambanan memiliki


kesamaan, yaitu bagian atas candi sama-sama terdapat stupa. Walaupun
Candi Prambanan adalah candi Hindu namun stupa yang menjadi simbol
candi-candi agama Budha mempengaruhi bangunan Candi Prambanan.
Itulah cerminan kerukunan antar umat beragama pada masa lalu, kedua
candi bersebelahan namun berbeda aliran akan tetapi bisa hidup
berdampingan, saling menerima satu sama lain.

Sumber :

sebuah-dongeng.blogspot.com

candidiy.tripod.com

yogyakarta.panduanwisata.com
Gambar Candi Sewu

Denah Candi Sewu

Anda mungkin juga menyukai