CASE REPORT
A. Identitas pasien
Nama : Ny. DL
Alamat : Mojo3/6Gayam ,Sukoharjo
Usia : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
No RM : 282xxx
B. Kronologis
29Juni 2016
Jam 09.20 WIB
S/Pasien datang kiriman klinik Merasa kencang- kencang dengan tekanan
darah tinggi , pusing , dan Protein urin +3.
O/KU :Cukup
VS : T : 190/130mmHg S : 36C
N : 86x/menit R : 24x/menit
PF : TFU 24cm Riw.PEB anak 1 SC ; BB 1300 gr
HIS -
DJJ 140x/menit
VT -
Kk (+)
A/Pre Eklamsi Berat pada G2P1A0dengan usia kehamilan 35 minggu
P/ Advise Sp.OG
Pemberian MgSO4 sesuai Protab PEB,Monitor Urine min 200cc/ 6jam,
Cek Lab DL, Nifedipin 10mg bila TD 170/100, Observasi RR,TD,DJJ /4
jam
1
2
30Juni 2016
Jam 08.00 WIB
S/ Sakit saat kontraksi dan pusing
O/ KU: Cukup
VS : T : 160/120mmHg S : 36C Urin : 200cc/6 jam
N : 86x/menit R : 24x/menit
PF: TFU 24cm
HIS +
DJJ 140x/menit
VT -
Kk (+)
A/Pre Eklamsi Berat + IUGR pada G2P1A0dengan usia kehamilan 35 minggu
P/ Advise Sp.OG
Pemberian MgSO4 sesuai Protab PEB ,Rencana Terminasi SC,Cefazoline
1gr(Pre OP),Ruber Penakit Dalam, Tx Sesuai Penyakit dalam , Observasi
DJJ
4
C. Anamnesis
Pada tanggal 29Juni 2016 pukul 09.20 pasien merasa pusing dan
memeriksakan kandungannya ke Klinik . Dengan keluhan, terasa pusing dan
memiliki tensi tinggi perut terasa mulai kenceng-kenceng yang hilang timbul
sejak kemarin malam.Pasien tidak merasakan sesak nafas, mual muntah,
jantung berdebar debar atau pun nyeri tekan pada perut. Pasien juga mengaku
jika BAK dan BAB nya seperti biasa.
Pasien mengaku HPMT pada tanggal 27November 2015 sehingga
perkiraan HPL 4Agustus 2016 dan umur kehamilannya 35 minggu. Kehamilan
sekarang adalah kehamilan ke dua. Pasien menikah 1 kali pada usia 22 tahun
dan sekarang usia perkawinannya adalah 16 tahun. Pasien pertama kali
mentruasi pada umur 15 tahun dengan siklus 28 hari, durasi 5-8 hari dan
banyaknya perdarahan 2-3 ganti pembalut/hari.Pasien mengaku sempat
menggunakan KB suntik selam 3 tahun dan pernah di operasi section caesaria
karena preeklamsi berat.
5
TFU ( 24cm )
TBJ ( 1800 gr )
HIS ( - )
- Auskultasi : DJJ 140x/menit
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Lab RSUD SKH 29Juni 2016 Jam 10.03WIB
Protein urin +3
2. Hasil Lab RSUD SKH 29Juni 2016 Jam 13.20WIB
Hematologi
Leukosit 11.8 103/L LY 31.9 %
Eritrosit 4.62 106/L MO 6.70 %
Hb 14.1 g/dL BA 0.40 %
HCT 41.1 % EO 0.60 %
MCV 89,0 fL Golongan darah B
MCH 30.5 Pg Ureum 55 mg/DL
MCHC 34.3 g/dL Kreatinin 1.21 mg/DL
Trombosit 291 103/L HbsAg non reaktif
NE 60.4 % ANTI HIV non reaktif
3. Hasil USG RSUD SKH 29 Juni 2016 Jam 13.00WIB
DJJ (+), Plasenta di corpus ,TBJ 1800gr, Air ketuban cukup.
F. Diagnosis Kerja
Preeklamsia berat dengan IUGR pada G2P1A0 Hamil 35 minggu
G. Prognosis
KriteriaEdenadalahkriteriauntukmenentukanprognosiseklampsia.KriteriaEdena
ntara lain1,2:
1. komayanglama(prolongedcoma)
2. nadidiatas120
3. suhu39,4Cataulebih
4. tekanan darah di atas 200 mmHg
5. konvulsilebihdari10kali
7
Bilatidakadaatauhanyasatukriteriadiatas,eklampsiamasukkekelasringa
n;bila dijumpai 2 atau lebih masuk ke kelas berat dan prognosis akan lebih
buruk.
Tingginya kematian ibu dan bayi di negara-negara berkembang
disebabkan oleh kurang sempurnanya pengawasan masa antenatal dan natal.
Penderitaeklampsiasering datangterlambat sehingga terlambatmemperoleh
pengobatan yang tepat dan cepat. Biasanyapreeklampsiadaneklampsia murni
tidak menyebabkan hipertensi menahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu usia kehamilan disertai
dengan adanya proteinuria. Bila seseorang memenuhi criteria preklamsia dan
mengalami kejang bukan karena penyakit neurologis maka hal tersebut disebut
dengan eklamsia.Adapun pembagian preklamsia sendiri dibagi menjadi
preklamsia ringan dan preklamsia berat.Preeklamsia Ringan adalah
preeklamsia dengan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90
mmHg. Preeklamsia Berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik
160 mmHg dan diastolik 110 mmHg.1,3,5
Intra Uterine Growth Retardation adalah berat janin kurang dari 90%
pada usia kehamilan yang sama.5
B. Kriteria Diagnosis
Kriteria preeklampsia berat antara lain (PEB):1,5.
1. Preeklampsia berat
Dikatakan preeklampsia berat bila :
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik >110
mmHg
b. Proteinuria (> 5 g/L/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada pemeriksaan
kuantitatif
c. Bisa disertai dengan :
1) Oliguria (urine 400 mL/24jam)
2) Keluhan serebral, gangguan penglihatan
3) Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium
4) Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia
5) Edema pulmonum, sianosis
6) Gangguan perkembangan intrauterine
7) Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia
9
2. Jika terjadi tanda-tanda preeklampsia yang lebih berat dan disertai dengan
adanya kejang, maka dapat digolongkan ke dalam eklampsia.
Preklampsia berat dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:5
a. PEB tanpa impending eclampsia
PEB dengan impending eclampsia dengan gejala-gejala impending di
antaranya nyeri kepala, mata kabur, mual dan muntah, nyeri epigastrium,
dan nyeri abdomen kuadran kanan atas
3. IUGR
a. Faktor Ibu
Ibu hamil denganpenyakit hipertensi,penyakit ginjal, kardio pulmonal,dan
pada kehamilan ganda.
b. Faktor Tinggi Fundus Uteri
Cara ini sangat mudah,murah dan aman untuk mendiagnosis adanya ibu
hamil dengan bayi IUGR . Dengan cara mengunakan midline yang di
diletak kan mulai dari atas symfiis pubis ditarik sejajar dengan garis linea
mediana sehingga sampai pada ujung tingi Fundus uteri. Ukuran tinggi
fundus uteri yang kurang 2cm atau 3cm di bawah ukuran normal untuk
masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai bahwa janin mengalami
hambatan pertumbuhan.3
c. Rumus Taksiran berat Janin (Johnson)
Rumus Johnson:
Jika kepala belum masuk PAP maka rumusnya:
Berat Janin = (tinggi fudus uteri 12 ) x 155 gram
Diketahui TFU 24cm
TBJ = (TFU-12) x 155
= (24-12) x 155
= 1860 gram
Pada pasien diatas ditegakkan diagnosis berdasarkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan di RSUD adalah Preeklamsia berat dengan
IUGR pada G2P1A0 hamil 35 minggu, berdasarkan pemeriksanaan
tekanan darah 190/130 mmHg,proteinuria positif 3,dan perhitungan TBJ.
10
C. Epidemiologi
Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang paling banyak
terjadi di seluruh dunia, terjadi pada 3% sampai 5% kehamilan dan
mengakibatkan angka mortalitas perinatal dan neonatal sebesar 10%. (1)
Preeklamsia berat terjadi pada 0.6% hingga 1.2% kehamilan di Negara-negara
barat, sementara preeklamsia di bawah 37 minggu dan penyakit berat dibawah
usia kehamilan 34 minggu secara berurutan terjadi pada 0.6% hingga 1.5%
dan 0.3% kehamilan.5
D. Faktor Resiko
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya
Preeklamsia berat, antara lain3,5:
1. Primigravida
2. Nulipara
3. Kehamilan Ganda
4. Obesitas
5. Riwayat Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
6. Hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
Pada kasus ini, faktor resiko terjadinya Preeklamsia berat
meliputi riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya dan riwayat
hipertensi.
E. Patofisiologi
Meskipun patofisiologi preeklamsia belum sepenuhnya dipahami,
penyakit ini diketahui terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu terjadinya
penurunanperfusi plasenta, kemungkinan akibat implantasi dan perkembangan
vaskularisasi plasenta yang abnormal.Perkembangan plasenta dini yang
normal dicirikan oleh terjadinya invasi arteri spiralis pada desidua dan
miometrium oleh sitotrofoblas ekstravilli. Hal ini mengubah pembuluh darah
uterus dari yang kecil dan kaku menjadi pembuluh darah berkaliber besar.
Perubahan ini menyebabkan aliran darah uterin meningkat untuk mencukupi
kebutuhan janin.Selain itu, terdapat peningkatan tekanan oksigen,
menstimulasi sitotrofoblas untuk mengurangi ekspresi molekul adhesi dari
11
Khususpadapenatalaksanaanpreeklampsiaberat(PEB),penangananterdir
idaripenanganan aktif dan penanganan ekspektatif. Wanita hamil dengan PEB
umumnya dilakukan persalinan tanpa ada penundaan. Pada beberapa tahun
terakhir, sebuah pendekatan yang berbeda pada wanita dengan PEBmulai
berubah.Pendekatan ini mengedepankan penatalaksanaan ekspektatif pada
beberapa kelompok wanita dengan
tujuanmeningkatkanluaranpadabayiyangdilahirkantanpamemperburukkeamana
nibu.5
AdapunterapimedikamentosayangdiberikanpadapasiendenganPEBantar
alain adalah:1,5
1. Tirah baring
2. Oksigen
3. Kateter menetap
4. Cairanintravena.Cairanintravenayangdapatdiberikandapatberupakristaloid
maupun koloid dengan jumlah input cairan 1500 ml/24 jam dan
berpedoman pada diuresisinsensible water loss, dan central venous
pressure (CVP). Balans cairan ini harus selalu diawasi.
5. Magnesiumsulfat(MgSO4).Obatinidiberikandengandosis20ccMgSO420%s
ecaraintravena loading dose dalam 4-5 menit. Kemudian dilanjutkan
dengan MgSO440% sebanyak 30 cc dalam 500 cc ringer laktat (RL) atau
sekitar 14 tetes/menit. Magnesium sulfat ini diberikan dengan beberapa
syarat, yaitu:
a. Refleks patella normal
b. Frekuensi respirasi >16x per menit
c. Produksi urin dalam 4 jam sebelumnya >100cc atau 0.5 cc/kgBB/jam
d. Disiapkannyakalsiumglukonas10%dalam10ccsebagaiantidotum.Bilana
ntinya ditemukangejaladan tandaintoksikasimakakalsiumglukonas
tersebutdiberikan dalam tiga menit
6. Antihipertensi
15
terapi definitif yang terbaik untuk ibu untuk mencegah progresifitas PEB.3
Indikasi untuk penatalaksanaan aktif pada PEB dilihat baik indikasi
pada ibumaupun janin:
minggu.2,3
b. Bila penderita sudah inpartu
1) Perjalan persalinan diikuti dengan grafik Friedman
2) Memperpendek Kala II
18
H. Penatalaksanaan IUGR
A.Penatalaksanaan umum
- Istirahat
Merupakan satu-satunya terapi yang paling efektif dan sering di
rekomendasikan . Secara teori istirahat akan menurunkan aliran darah
perifer dan meningkatkan aliran darah ke sirkulasi uteroplasenta yang di
duga dapat memperbaiki pertumbuhan janin.
-Suplementasi Ibu
Kekurangan kalori yang berat hingga lebih kecil 1500 kalori per hari dapat
dihubungkan dngan penurunan berat bayi lahir rata-rata hamper 300 gram.
B. Penatalaksanaan Khusus
Pada IUGR yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan (preterm),
hanya terapi suportif yang dapat di lakukan. Apabila penyebabnya nutrisi
pada ibu hamil yang kurang adekuat maka nutrisi harus di perbaiki.Usia
optimal untuk melahirkan bayi adalah 33-34 minggu dengan pertimbangan
sudah dilakukan pematangan paru.Pemeriksaan kardiotografi akan sangat
membantu untuk mengetahui kondisi adnya hipoksia janin lanjut berupa
deselerasi lambat denut jantung. 5
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pada pasien diatas ditegakkan diagnosis Pre Eklamsi Berat dengan IUGR
pada G2P1A0 Hamil 35 minggu, berdasarkan tekanan darah 160 untuk
sistol dan 110 untuk diastole serta adanya proteinurin +3 dengan hasil
USG tbj 1800gr. Pada umunya rata-rata tekanan darah ibu hamil yang
normal adalah 100-130 untuk sistol dan 70-90 untuk diastole.
2. Terjadinya preeklamsi berat pada kehamilan sekarang disebabkan karena
adanya factor resiko pernah mengalami PEB pada kehamilan sebelumnya
dan mempunyai riwayat hipertensi.
3. Prinsip penatalaksanaan Pre Ekalamsi Berat dengan adanya indikasi IUGR
pada usia kehamilan 35 minggu pada adalah dilakukan penanganan secara
aktif dengan cara terminasi secara sectio saecaria.
B. Saran
1. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilan dan kesehatan nya secara
rutin ke pusat pelayanan kesehatan yang tersedia agar dapat mendeteksi
secara dini apabila tekanan darah tidak terkontrol pada saat masa
kehamilan.
2. Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur
apabila tekanan darah mulai naik tidak terkontrol.
21
DAFTAR PUSTAKA