Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH IDEOLOGI FASISME NEGARA

MAKALAH

IDEOLOGI FASISME NEGARA

NEFI FITRIANA
1101120454
KELOMPOK IX

EKOLOGI PEMERINTAHAN
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat limpahan karunia_Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang
berjudul Ideologi Fasisme Negara. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai
penunjang mata kuliah ekologi pemerintahan yang nantinya dapat digunakan
mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.
Di dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Muchid, S.Sos, M.Phil, selaku dosen pembimbing, karena atas bimbingan dan
sarannya jualah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terakhir
kepada teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak
terdapat kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritikan-kritikan dari pembaca, dan mudah-mudahan
makalah ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan mudah-mudahan
makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 09 Oktober 2012

Penulis
ABSTRAK
Fasisme adalah sebuah gerakan politik penindasan, nama fasisme berasal
dari kata latin fasces artinya kumpulan tangkai yang diikatkan kepada sebuah
kapak, yang melambangkan pemerintahan di romawi kuno. Fasisme
sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme
juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam,
untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama
semua metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara
teratur terhadap suatu golongan atau bangsa).
Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar
dengan pesat di seluruh dunia pada perang dunia 1. Pemerintahan yang menganut
idiologi fasisme dekat dengan kekerasan diktator dimana kekuatan yang brutal
pertumpahan darah dan kekerasan menjadi hukum. Sampai di akhir perang dunia
ke 2 ideologi fasisme menjadi salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat
manusia yang merenggut nyawa 55 juta orang.
Disaat sekarang ini tidak ada satu negarapun yang menyebut diri sebagai
fasis atau secara terbuka mempraktikan fasisme, namun mungkin ada
pemerintahan, kelompok atau partai politik yang mengikuti pola pola fasistik
walaupun nama dan taktiknya telah berubah, mereka masih terus menimbulkan
kesengsaraan serupa pada rakyat.
Prinsip mendasar di balik fasisme masa kini adalah Darwinisme, yang
dimunculkan seakan akan suatu teori ilmiah meski tidaklah demikian adanya,
namun darwinisme yang menyatakan klaim klaim seperti manusia adalah hewan
yang telah berkembang sempurna beberapa ras telah tertinggal dalam proses
evolusi, dan melalui seleksi alam yang kuat akan bertahan dan yang lemah
tersingkir telah menjadi sumber bagi banyak ideologi berbahaya sepanjang abad
ke-20 terutama fasisme. Di samping itu kemerosotan kondisi sosial juga dapat
membuat dukungan terhadap fasisme makin berkembang sehingga fasisme terus
menerus menjadi ancaman bagi kemanusiaan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
ABSTRAK 3
DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 6
1.4 Manfaat 6
1.5 Tinjauan Teoritis 6
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN 8
2.1 Pengertian Ideologi 8
2.2 Pengertian Ideologi Fasisme 9
2.3 Kelebihan dan kelemahan negara yang menganut Ideologi Fasisme 11
2.4 Beberapa Negara yang Menganut Ideology Fasisme dan Perkembangannya 12
BAB III PENUTUP 16
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia hidup dalam wilayah dan kesatuan yang berbeda
beda. Kesatuan tersebut diciptakan dalam sebuah wadah yaitu Negara. Dalam
pelaksanaanya, sebagian besar Negara memiliki dasar, keyakinan, cita-cita
ataupun tujuan untuk mendirikan sebuah Negara yang maju serta terpandang.
Masyarakat mengartikan tujuan tersebut sebagai sebuah ideologi bagi
Negara. Tetapi dengan berkembangnya pola pemikiran tokoh-tokoh besar dalam
suatu Negara, ataupun dengan kemajuan suatu Negara itu sendiri, Ideologi
menjadi terbagi atas beberapa macam, diantaranya ialah ideologi Kapitalisme,
Sosialisme Komunisme, Fasisme, atau bahkan Pragmatisme (tidak memiliki
ideologi/anti ideologi)
Setiap Ideologi memiliki cara tujuan, cara tersendiri, sehingga dapat
menjalankan Negaranya. Namun dari beberapa ideologi, masih terdapat berbagai
pendapat yang pro ataupun kontra terhadap adanya ideologi tersebut salah satu
contohnya ialah Ideologi Fasisme. Oleh karena itu makalah ini disusun dengan
judul Ideologi Fasisme Negara untuk lebih memahami ideologi fasisme dalam
suatu Negara.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas penulis dapat
menyimpulkan beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan ideology?
2. Apakah yang dimaksud dengan ideology fasisme?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan suatu Negara yang berideologi Fasisme?
4. Negara mana saja yang menganut ideology fasisme dan bagaimana
perkembangannya?

1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang dapat diketahui di dalam penulisan makalah
ini antara lain:
1. Untuk mengetahui serta memahami pengertian ideology.
2. Untuk mengetahui serta memahami pengertian ideology fasisme.
3. Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai kelebihan, kekurangan
ideologi fasisme.
4. Untuk mengetahui Negara-negara mana saja yang menganut ideology fasisme dan
perkembangannya.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca
mengenai ideology fasisme negara.
2. Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
yang sudah dapat selama pendidikan dan merupakan pengalaman yang berharga
bagi penulis dalam rangka menambah wawasan pengetahuan tentang ideology
fasisme Negara.

1.5 Tinjauan Teoritis


Di bawah ini adapun beberapa teori yang akan dikembangkan oleh penulis,
diantaranya:
1. Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.
2. Fasisme adalah gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha
untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk
sistem politik dan ekonomi.
3. Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau
pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat.
4. Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan
keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa
perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu
adalah tujuan terpenting dari masyarakat.
5. Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya
sendiri) secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.
6. Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk
kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah).
7.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
"sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara
umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis
(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Seperti yang telah kita ketahui, Ideologi adalah kumpulan idea tau gagasan
atau daya cipta. Kata Ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy. Ideologi
dalam sebuah Negara dapat diartikan sebagai tujuan, visi atau cara memandang
sesuatu.
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa.
Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rivalrivalnya.
Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar
dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
Francis Bacon:
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
Dr. Hafidh Shaleh:
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi
rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem
kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi
metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode
mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia.
Ramlan Surbakti
Ideology adalah suatu pandangan atau system nilai yang menyeluruh dan
mendalam tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh suatu masyarakat, dan
mengerti cara-cara yang paling dianggap baik untuk mencapai tujuan. Tujuan dan
cara itu secara moral dianggap paling baik dan adil bagi penghayanya untuk
mengatur perilaku social warga masyarakat dalam berbagai segi kehidupan
ini.1[1]
2.2 Pengertian Ideology Fasisme
Fasisme adalah gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis
berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem,
termasuk sistem politik dan ekonomi. 2[2]
Berdasarkan dasar teori sebelumnya telah diketahui arti dari Ideologi dan
Fasisme. Sehingga dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa Ideologi
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut
tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan bahwa ideologi Fasisme adalah
suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa
lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat
terlihat.
Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut
hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir
dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan
dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide
(pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa).Hal tersebut
dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan ciptaan rakyat merupakan
ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah membentuk organisasi Negara, maka
negara wajim menggembleng/memaksakan dan mengisi jiwa rakyat. Fasisme
sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat di
seluruh dunia pada perang dunia.
Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu :
a. Rasisme
Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau
pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga
bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun
ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu.
b. Militerisme
Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan
keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa
perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu
adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini memberikan kedudukan yang
lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya
daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas
militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa.
c. Ultra Nasionalis
Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara
(negaranya sendiri) secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang
lainnya.Sehingga mudah sekali memancing pertengkaran/peperangan

d. Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh
dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak
memerintah). "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan
senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan
ideologi, asal saja dengan paksaan.
Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini
dapat manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam
kehidupan seperti kubudayaan, agama, ras.
Evriza (2008:106) mengatakan bahwa fasisme sebenarnya lebih
merupakan gaya politik, daripada ideology sebagai seperangkat gagasan tentang
kebikan bersama. Paham ini merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan
segala kemegahan upacara dan symbol yang mendukungnya untuk mencapai
kebesaran Negara.3[3]
2.3 Kelebihan dan Kekurangan suatu Negara yang Berideologi Fasisme
Keunggulan Ideologi Fasisme antara lain:
a. Memiliki rasa kesatuan nasional.
Sisi baik yang menonjol dari Ideologi fasisme ini adalah menguatkan
kesatuan dan kesetiakawanan nasional. Karena dalam Ideoligi ini memiliki sifat
ultra Nasionalis sehingga rasa serta tingkat persatuannya sangat tinggi. kesatuan
dalam pemerintahan diktator tidak mengalami gangguan. jika terdapat hal yang
mengganggu kesatuan tersebut, maka akan dimusnahkan untuk mempertahankan
kesatuan tersebut.

b. Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi.


Dalam pelaksanaannya, Ideologi fasisme ini memiliki sistem pengawasan
yang begitu ketan dan mereka menindas hal yang tidak displin dan ketidak tepat
gunaan. Ideologi Fasisme juga menentukan semua keinginan badan administrasi
dan merangkup segala bidang populasi. Diktator sangat mudah dalam menetapkan
satu hukum pemerintahan, dimana sangat dipatuhi tampa mengalami kendala yang
berat. Dalam ekonomi pun Ideologi ini bisa menghapuskan pemborosan dari segi
produksi dan administrasi, serta membasmi korupsi dan menyelenggarakan
kedisiplinan pejabat. Didalam pemerintahan fasisme tidak terdapat celah
pemogokan dan aksi- aksi demontrasi, yang bisa mempengaruhi sistem
pemerintahan maupun ekonomi.
c. Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat
Ideologi Fasisme sangat mudah dan cepat dalam menangani suatu kendala
ataupun dalam pengambilan keputusan, terutama keadaan darurat daripada
Ideologi ini bisa dengan segera mengerahkan seluruh bangsa dalam waktu
singkat, bahkan mereka bergerak secara langsung melaksanakan perintah. Karena
tidak ada yang akan memberontak padaturunnya keputusan pemerintah

d. Pemerintahan dipegang oleh Orang yang Ahli


Dikarenakan pemilihan pemerintahan ini berdasarkan kaum elit dan yang
terkuat, maka tidak lain yang memerintah dalam Negara berideologi Fasisme
adalah orang yang unggul dan dengan mudah dan sukses, menggunakan
perlengkapan dan menciptakan sistem pemerintahan yang tangkas, berdaya guna,
setia.
Sedangkan kelemahan dari ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan
tekanan dan kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan.
Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana
kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi
hukummengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia
dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut.
2.4 Beberapa Negara yang Menganut Ideology Fasisme dan
Perkembangannya
Fasisme (fascism) merupakan pengorganisasian pemerintah dan
masyarakat secara totoaliter, oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat
nasionalis rasialis, militeristis, dan imperialis. Italia merupakan negara pertama
yang menjadi Fasis (1922) menyusul jerman tahun 1933 dan kemudian Spanyol
melalui perang saudara yang pecah tahun 1936. Di Asia Jepang berubah menjadi
fasis dalam tahun 1930-an melalui perubahan secara perlahan ke arah lembaga-
lembaga yang totaliter setelah menyimpang dari budaya aslinya.4[4]
Fasis muncul dan berkembang di negara-negara yang relatif lebih makmur
dan secara teknologi lebih maju. Fasis merupakan produk dari masyarakat-
masyarakat prademokrasi dan pasca industri. Kaum fasis tidak mungkin merebut
kekuasaan dinegara-negara yang tidak memiliki pengalaman demokrasi sama
sekali. Pengalaman negara demokrasi yang dirasakan semu oleh masyarakat
bahkan mengalami kegagalan dengan indikator adanya proses sentralisasi
kekuasaan pada segelintir elit penguasa, terbentunya monopoli dan oligopoli
dibidang ekonomi, besarnya tingkat pengangguran baik dikalangan kelas bawah
seperti buruh, petani atau kelas menengah atas sepserti kaum cendikiawan, kaum
industialis, maupun pemilik modal, ini adalah lahan yang subur bai gerakan fasis
untuk melancarkan propagandanya
Semakin keras dan teoritis gerakan-gerakan fasis semakin besar pula
dukungan rakyat yang diperolehnya. Fasis di Jerman merupakan gerakan politik
yang paling berutal tetapi sekaligus paling populer. Kondisi penting lainnya untuk
pertumbuhan fasisme adalah pencapaian tingkat atau tahap tertentu dalam
perkembangan industri. Dalam setiap perkembangan industri akan muncul
ketegangan-ketegangan sosial dan ekonomi. Negara fasis mengingkari adanya
kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. Kalupun mereka dengan setengah
hati mengakui adanya keragaman kepentingan dalam masyarakat, maka negara
fasis itu akan mengatasi atau menghilangakan perbedaan itu dengan kekerasan.
Dalam masyarakat industri fasis menarik minat pada dua kelompok
masyarakat secara khusus, pertama sistem itu menarik sekelompok kecil
Industriawan dan tuan tunah yang bersedia membiayai gerakan fasis dengan
harapan sistem itu dapat melenyapkan serikat-serikat buruh bebas, kedua menarik
kelas menengah bawah terutama dikalangan pegawai negeri. Golongan ini lebih
merasa aman dibanding bekerjasama dengan kaum proletar.
Kelompok sosial lain yang sangat rentan terhadap propaganda fasis adalah
kelompok militer. Baik yang terjadi di Jerman, Jepang, pernan militer dalam
pergerakan fasisme sangat dominan, demikianpun halnya dengan Italia. Di
Argentina pemerintah yang semi konstitusional di singkirkan melalui suatu
pemberontakan yang dilakukan oleh Perwira muda dibawah pimpinan Peron, yang
memulai fasisme dengan gayanya sendiri dan dari namanya sendiri yaitu
Peronismo.
Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini.
Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa
dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme
berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme
saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat. Saking
kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang
dianggap lebih rendah.
Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada
abad ke-20. Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang
Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya,
tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat
sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan
dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar ketakutan.
Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana
kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum
mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi
fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi,
pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan,
dari pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga
sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya.
Pada akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah
satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55
juta orang.
Ebenstein (2006:154) mengatakan fasis mungkin tidak lagi merupakan
sebagai ancaman bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi yang
terkemuka. Tetapi tidak menutup kemungkinan gejala-gejala untuk megambil
oper pemerintah jika dilihat-gejala-gejala masih ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat adanya gerakan-gerakan yang terjadi
misalnya di Amerika serikat yang anti-intelektual yang melemahkan proses-proses
rasionalitas. Gejala lain adalah munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara,
gejala lain adalah bermunculan keresahan-keresahan sosial di tengah masyarakat
yang muncul akibat ketidak berhasilan sistem demokrasi, yang juga anti komunis.
Alternatif praktis bukanlah diantara 100 persen baik dan 100 persen jahat, tetapi
selalu diantara campuran-campuran kedua keadan itu dengan porsi yang berbeda
Ebenstein (2006:154) mengatakan fasis mungkin tidak lagi merupakan
sebagai ancaman bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi yang
terkemuka. Tetapi tidak menutup kemungkinan gejala-gejala untuk megambil
oper pemerintah jika dilihat-gejala-gejala masih ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat adanya gerakan-gerakan yang terjadi
misalnya di Amerika serikat yang anti-intelektual yang melemahkan proses-proses
rasionalitas. Gejala lain adalah munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara,
gejala lain adalah bermunculan keresahan-keresahan sosial di tengah masyarakat
yang muncul akibat ketidak berhasilan sistem demokrasi, yang juga anti komunis.
Alternatif praktis bukanlah diantara 100 persen baik dan 100 persen jahat, tetapi
selalu diantara campuran-campuran kedua keadan itu dengan porsi yang berbeda.
Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan isi dan pembahasan, penulis dapat menyimpulkan
beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide)
yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik.
2. Ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan
memandang rendah bangsa lain.
3. Keunggulan ideologi fasisme antara lain: memiliki rasa kesatuan nasional,
memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi, dapat mengambil
keputusan pemerintahan yang cepat, pemerintahan dipegang oleh orang yang ahli.
Sedangkan kelemahan dari ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan
tekanan dan kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan.
4. Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat,
Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai
makalah ini adalah:
1. Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah
mengenai ideology fasisme negara ini.
2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Afkar. Oktober. 2012. Makalah Pkn (Ideologi Fasisme).


http://afkarulfairuzy.blogspot.com

Andrain, Charles F.1992. Kehidupan Politik dan Perubahan Social. Yogyakarta: PT.
Tiara Wacana Yogya
Azhar, Muhammad. 1996. Filsafat politik. Yogyakarta: PT. Grafindo Persada
Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Evriza. 2008. Ilmu Politik. Depok: ALFABETA Bandung
Kencana S, Inu. 1998. Teori dan Analisis Politik Pemerintahan. Jatinangor: PT. Perca
Jakarta

Miskawi. Oktober. 2012. Ideology fasisme. http://teachingofhistory.blogspot.com

Noer, Deliar. 1964. Pengantar ke Pemikiran Politik. Medan:Yayasan Risalah


Rudy, May. 1992. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: PT. Rafika Aditama
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia
Yunisva, Hesti. 2003. Ideology dalam Perspektif Islam. Bogor: ESAB Ghifari Yusuf

Anda mungkin juga menyukai