PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
1.4.2 Manfaat Penelitian
1.5 Hipotesis
BAB 11
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
2.2 pakar
2.3 Sistem Pakar
2.3.1 Ciri-ciri Sistem Pakar
2.3.2 Keuntungan Sistem Pakar
2.3.3 Kelemahan Sistem Pakar
2.3.4 Tujuan Sistem Pakar
2.3.5 Struktur Sistem Pakar
2.4 Inferensi
2.5 Metode Inferensi Dalam Sistem Pakar
2.6 Diagnosis
2.7 Penyakit
2.8 Glaukoma
BAB 111
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Metode Pengumpulan Data
BAB 1
PENDAHULUAN
Hampir semua kasus glaucoma disebut glaukoma sudut terbuka yang menimbulkan gejala
agak lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut
dengan kebutaan, dan kira-kira 5 persen kasus lainnya disebabkan oleh glaukoma sudut
tertutup yang menimbulkan rasa nyeri tiba-tiba, radang mata dan pengeliatan buram. Ini
sering memerlukan tindakan operasi darurat dengan pertolongan langsung yang perlu untuk
menyelamatkan pengelihatannya. Dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit
glaucoma ini seperti penyakit yang tanpa disadari oleh pasien ternyata dapat menyebebkan
kebutaan total.
Terjadinya kebutaan pada glaukoma dimulai dengan hilangnya lapang pandangan tepi yang
berjalan perlahan-lahan sehingga lapang pandangan menyempit dan berakhir dengan
hilangnya seluruh lapang pandangan. Sebelum glaucoma menimbulkan kebutaan menetap,
dapat dilakukan pencegahan dengan deteksi dini dan terapi yang dekat. Tekanan bola mata
diukur dengan alat yang dinamakan Tonometer. Meningkatnya tekanan bola mata karena
banyak cairan didalam bola bisa disebabkan salah satunya karena tubuh yang lemah, karena
selain yang disebabkan oleh masalah fisik,penyakit glaukoma juga dipengaruhi oleh kondisi
psikologis seperti emosi yang dialami individu.
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang
ditujukan kepada kalangan umum agar bisa berkonsultasi melalui media computer sehingga
diharapkan akan dapat mengetahui kemungkinan seseorang itu mengidap penyakit glaukoma
atau tidak serta mengetahui factor-faktor resiko yang dimiliki orang tersebut. Sistem pakar ini
sangat bermanfaat untuk mengetahui lebih jelas mengenai penyakit glaucoma sehingga
diharapkan bagi pengguna yang tidak mengetahui masalahnya akan memahami secara rinci
mengenai penyakit glaucoma.
Bertitik tolak pada uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai
tugas proposal dengan judul Menidentifikasi Penyakit Glaukoma Dan Perawatannya
Dengan Menggunakan Sistem Pakar
1.2 Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang seperti yang diuraikan sebelumnya,
maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian yaitu Bagaimana membuat
system pakar yang berguna sebagai alat bantu untuk mendiagnosa penyakit glaukoma dengan
Basis Pengetahuan Yang DInamis.
1.5 Hipotesis
Hasil dari penelitian ini diduga bahwa untuk mendiagnosa penyakit glaucoma dapat
digunakan untuk dapat mengetahui seberapa besar terkena penyakit glaukoma.
BAB 11
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Menurut (Notapozi,2009) system adalah satu himpunan komponen kerja yang saling
berkaitan dan bekerjasama untuk mendapatkan alamat himpunan mereka.
2.2 Pakar
Menurut (Hadi Nur,2008) Pakar adalah seseorang yang telah menguasai bidangnya dengan
sangat baik sehingga dia dapat memberikan repon yang sangat cepat (kadang kala respon ini
muncul tanpa berfikir panjang dan mungkin sekali muncul dari ketidaksadaran ).Jika
seseorang mendapatkan Rangsangan yang berkaitan dengan bidang yang dikuasainya.
Sebagai contoh seorang Dosen (Pengarah) yang sudah puluhan tahun mengajar
Termodinamika kimia akan cepat sekali menjawab pertanyaan mahasiswanya (Dengan
jawaban yang benar) mengenai bidang yang diajarkannya tanpa kelihatan berfikir keras.
Dosen ini dapat digelari pakar dalam bidang Termodinamika kimia yang diajarinya.
Menurut (John Durkin,1994),Pakar adalah orang yang memiliki kemampuan atau mengerti
dalam menghadapi suatu masalah. Lewat pengalaman seorang pakar mengembangkan
kemampuan yang membuatnya dapat memecahkan permasalahan dengan hasil yang baik dan
efisien.
Dari pernyataan diatas dapat saya simpulkan Pakar adalah seseorang yang memiliki suatu
kemampuan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan suatu
permasalahan yang baik dan efisien.
2.4 Inferensi
Menurut (Kosriri,2006), inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta
yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (Logical Conslusion) atau
implementasi berdasarkan informasi yang tersedia.
Menurut (Febriansyah,2008), inferensi adalah kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan
pengalaman. Dalam system pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang
disebut inference engine ( Mesin Inferensi ). Mesin inferensi bertugas melakukan proses
inferensi.
Dari pengertian yang diatas dapat disimpulkan bahwa inferensi adalah suatu proses untuk
menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan kemudian dari fakta
tersebut ditarik dari kesimpulan berdasarkan pengalaman yang ada.
2.6 Diagnosis
Menurut (Webster,2007),Diagnosis adalah proses menentukan hakekat dari pada kelalaian
atau ketidakmampuan dengan ujian dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian
yang hati-hati terhadap fakta-fakta untuk menentukan masalahnya.
Menurut (Hariman,2008), Diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan kelainan atau
salah penyesuaian dari simptom-simptomnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah suatu cara menganalisis
suatu kelainan dengan mengamati gejala-gejala yang Nampak dan dari gejala tersebut dicari
factor penyebab kelainan tadi.
2.7 Penyakit
Menurut (Ibrahim,2008), Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran
yang menyebabkan ketidaknyamanan,disfungsi atau kesukaran terhadap orang
dipengaruhinya, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter.
Menurut (Lukhas,2009),Penyakit adalah keadaan tidak normal pada badan atau minda yang
menyebabkan ketodakselarasan,disfunsi,atau tekanan/stress kepada orang yang terbabit atau
berhubungan rapat dengannya.Kadang istilah ini digunakan secara umum untuk menerangkan
kecerderaan,kecacatan,sindrom, symptom,keserangan tingkah laku,dan variasi biasa sesuatu
struktur atau fungsi.Penyakit ini boleh disebabkan oleh kuman, bakteria, virus, racun,
kegagalan organ berfunsi, dan juga oleh penyakit baka/keturunan.
2.8 Glaukoma
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan didalam bola mata meningkat, sehingga
terjadi kerusakan pada saraf optikal dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Terdapat 4 macam Glaukoma:
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Pada glaukoma sudut terbuka,saluran tempat mengalirnya humor Aqueus terbuka, tetapi
cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat. Secara bertahap tekanan akan meningkat
(Hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan
funsi penglihatan yang progresif. Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada lapang pandang
dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar keseluruh bagian lapang pandang,
menyebabkan kebutaan.Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi
kadang terjadi pada anak-anak.Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering
ditemukan pada penderita diabetes atau myopia.Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi
dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.Pada
awalnya,peningkatan tekanan didalam mata tidak menimbulkan gejala.
Lama-lama akan timbul gejala berupa:
a. Penyempitan lapang pandang tepi
b. Sakit kepala ringan
c. Gangguan penglihatan yang tidak jelas
d. Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan
yang tidak dapat diperbaiki.
2. Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang
oleh iris. Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (Misalnya cahaya redup, tetes mata,
pelebaran pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa
menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris.
Iris bisa menggeser kedepan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi
peningkatan tekanan didalam mata secara mendadak. Serangan bisa dipicu oleh pemakaian
tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.
Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar
dibawah cahaya yang redup.Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan :
a. Penurunan fungsi penglihatan ringan
b. Terbentuknya lingkaran berwarna disekeliling cahaya
c. Nyeri pada mata dan cahaya
Gejala tersebut berlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut.
Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri
mata yang berdenyut, penderita juga mengalami mual dan muntah, kelopak mata
membengkak, mata berair dan merah. Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi
lapang pandang penderita.
3. Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat yang ditimbulkan berupa :
a. Infeksi
b. Peradangan
c. Tumor
d. Katarak yang meluas
e. Perangkat mata yang mempengaruhi penaliran humor aqueus dari bilik anterior
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis.Penyebab lainnya adalah penyumbatan
vena of laimikus,cedera mata, juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraakuler.
4. Glaukoma Kengenitalis
Glaukoma kengenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan pengembangan
pada saluran humor aqueus. Glaukoma kengenitalis seringkali diturunkan.
BAB 111
METODELOGI PENELITIAN
1. System Engineering :
Seseorang yang mampu memilih alat bantu yang baik dalam perencanaan maupun dalam
penerapan perangkat lunak dan memiliki teknik yang baik untuk menilai kualitas dari
perangkat lunak yang dihasilkan, serta mampu mengkoordinasikan, mengontrol, dan
mengatur pelaksanaan pekerjaan pembuatan perangkat lunak.
2. Analisis :
Menganalisis hal-hal yang diperlukan untuk pembuatan atau pengembangan perangkat lunak.
3. Design :
Merupakan tahap penerjemah dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk
yang mudah dimengerti oleh programmer.
4. Coding :
Menerjemahkan data yang telah dirancang / algoritma kedalam bahasa pemrograman yang
telah ditentukan.
5. Testing :
Tahap penguji coba terhadap program yang telah dibuat.
Daftar Pustaka
1. M. Firdaus Ikhsan,Universitas Bina Darma
2. (http://erihadiyana.wordpress.com/2008/11/03/sistem pakar/).
3. Durkin, J ,1994, Expert System Design And Development, Prentice_Hall Internasional,
New Jersey
4. Giarratano, J , & Filey, G ,2005,Expert System : Principles And Programming,4th Edition,
Pws Publishing Company, Boston
5. Ignizio, J.P, 1991, Introduction To Expert System : The Devolopment And Implementation
Of Rule Based Expert Systems, Mc Graw_Hill, Inc, New York
6. Martin, J, & Oxman, S ,1988 Building Expert System a Tutorial, Prentice Hall, New
Jersey