Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerah dan
kasih-Nya telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah dengan judul
PANCASILA
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan untuk perbaikan kedepan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga pemabaca.
[1]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 3
A.Latar Belakang 3
B.Permasalahan... 4
C.Tujuan Penulisan. 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Sejarah Lahirnya Pancasila. 5
B. Kedudukan Dan Fungsi Pancasila
Di Negara Indonesia. 7
C. Isi Pancasila... 10
DAFTAR PUSTAKA.. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
[2]
Pancasila merupakan dasar dari negara kita, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar terbentuknya Negara dan pandangan
hidup bangsa Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa adanya dasar Negara
yang kuat dan tidak akan dapat mengetahui dengan jelas kemana arah dan tujuan yang akan
dicapai tanpa pandangan hidup.
Dengan adanya dasar Negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam
menghadapi berbagai permasalahan, baik yang datang dari dalam maupun luar. Kalau kita dapat
umpamakan, Negara tanpa dasar Negara bagaikan sebuah bangunan yang tanpa dasar dan
bangunan tersebut akan cepat roboh.
Sebagai warga Negara yang baik,hendaknya kita lebih mengenal dasar Negara
kita(Pancasila) secara lebih dalam dan menyeluruh, agar kita dapat lebih menghargai dan
menjunjung tinggi dasar Negara kita tersebut.
B. Permasalahan
Karena keterbatasan ilmu serta keterbatasan waktu yang penyusun miliki, maka penyusun
hanya mengangkat beberapa hal yang akan dijadikan sebagai permasalahan dalam makalah ini,
yaitu:
[3]
1. Bagaimanakah sejarah lahirnya Pancasila ?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
[4]
Pembahasan mengenai Dasar Negara dilakukan pertamakali pada saat sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI) yang berlangsung pada
tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Pada sidang tersebut terdapat usulan-usulan tentang Dasar
Negara, usulan-usulan yang dikemukakan adalah :
Mengusulkan Dasar Negara dalam pidatonya tidak tertulis pada tanggal 29 Mei 1945
dalam sidang BPUPKI, yaitu:
Peri Kebangsaan.
Peri Kemanusiaan.
Peri Ketuhanan.
Peri Kerakyatan.
Kesejahteraan Rakyat.
Setelah selesai berpidato, Beliau menyampaikan pula usulan-sulan tertulis naskah rancangan
UUD RI. Dalam pembukaan itu tercantum rumusan 5 dasar, yaitu :
Paham Persatuan.
[5]
Perhubungan Negara dan Agama.
Sosialisasi Negara.
Kebangsaan Indonesia.
Kesejahteraan Sosial.
Oleh karena pada sidang pertama belum dicapai kata mufakat, maka dibentuklah sebuah
panitia kecil yang membahas usulan-uslan yang diajukan dalam sidang BPUPKI baik lisan
maupun tulisan yang disebut Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir.Soekarno. Anggota Panitia
Sembilan sendiri terdiri dari tokoh Nasional yang mewakili golongan Nasioanalis dan Islam,
yaitu : Drs. Moh.Hatta, Mr.A.A Maramis, Mr.Muh Yamin, Mr.Ahmad Soebardjo, Abdul Kahar
Muzakar, KH.Wahid Hasyim, Abi Kusno, Tjokrosoejoso dan Haji Agus Salim.
Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil menyusun suatu naskah yang kemudian
disebut Piagam Jakarta, yang di dalamnya tercantum rumusan Dasar Negara sebagai berikut :
3. Persatuan Indonesia.
Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai Dasar Negara. Selain fungsi pokok tersebut,
Pancasila mempunyai beberapa fungsi lagi, yaitu :
Yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan
lahir dan batin dalam masayarakat yang heterogen (beraneka ragam)
Artinya Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri
khas Bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain.
3. Perjanjian Luhur
Artinya Pancasila telah disepakati secara Nasional sebagai dasar Negara tanggal 18
Agustus 1945 melalui sidang PPKI(Panitia Perseapan Kemerdekaan Indonesia).
Yaitu masayarakat adil dan makmur secara merata materiil dan spiritual yang berdasarkan
Pancasila.
[7]
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka.
Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif, dan
senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara
lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang labih tajam untuk memecahkan masalah-
masalah baru dan aktual. Sebagai sautu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memeiliki
dimensi sebagai berikut :
a.Dimensi Idealistis
yaitu nilai- nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis
dan rasional yaitu hakikat nlai- nilai yang terkandung dalam lima sila pancasila :
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Maka dimensi idealistis
Pancasila bersumber pada niali- nilai filosofis yaitu filsafat Pancasila.
b.Dimensi Normatif
yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem
normatif, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan
tertinggi dalam tertib hukum Indonesia. Dalam pengertian inilah maka Pembukaan yang di
dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV, berkedudukan sebagai
staatsfundamentalnorm(pokok kaidah negara yang fundamental).
c.Dimensi Realistis
suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selalu memiliki dimensi nilai- nilai ideal
serta normaf maka Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari,
baik dalam kaitannya bermasayarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan
negara.
Berdasarkan hakikat ideologi Pancasila yang bersifast terbuka yang memiliki tiga
dimensi tersebut maka ideologi Pancasila tidak bersifat utopis yang hanya merupakan sistem
[8]
ide- ide belaka yang jauh dari kenyataan hidup sehari- hari. Selain itu ideologi Pancasila bukan
merupakan doktrin belaka karena doktrin hanya dimiliki pada ideologi yang hanya bersifat
normatif dan tertutup, demikian pula ideologi Pancasila bukanlah merupakan ideologi pragmatis
yang hanya menekankan segi praktis dan realistis belaka tanpa idelaisme yang rasional. Maka
Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka pada hakikatnya, nilai- nilai dasar(hakikat) sila- sila
Pancasila yang bersifat tetap adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara
dinamis terbuka dan senantiasa mengikuti perkembangan zaman.
Menurut BP-7 Pusat, bahwa nilai- nilai yang terkandung dalam ideologi terbuka tediri
atas 2 jenis nilai yaitu,
Pertama : nilai dasar,yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam ideologi yang berupa cita- cita,
tujuan, serta alat- alat perkembangan negara yang utama, sendi- sendi mutlak negara terutama
nilai- nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan, ini bersifat tetap.
Kedua : nilai-nilai Instrumental, yaitu niali- nilai yang berupa arahan, kebijakan, strategi, sasaran
serta lembaga pelaksanaannya, ini yang bersifat dinamis dan terbuka yang senantiasa disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Maka realisasi nilai- nilai instrumental inilah yang merupakan
pragsis dari ideologi. Berdasakan uraian di muka maka Pancasila sebagai nilai dasar Ideologi
negara adalah yang bersifat tetap, adapun nilai- nilai instrumental yang merupakan pengamalan,
pengembangan dan pengayaan nilai- nilai dasar.
C. Isi Pancasila
Pancasila juga merupakan sarana atau wadah yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia,
sebab Pancasila adalah falsafah, jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia yang mengandung nilai-
nilai dan norma- norma yang luhur. Norma- norma tersebut yaitu :
Norma Agama
[9]
bersumber dari Tuhan melalui utusannya yang bersisikan peraturan hidup yang
diterima sebagai perintah-perintah,larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasl
dari Tuhan.Sebagian norma agama bersifat umum,jadi berlaku bagi seluruh golongan
manusia di dunia terlepas dari agama yang dianut.
Norma Kesusilaan
yang dianggap sebagai aturan yang datang dari suara hati sanubari manusia,dari
bisikan kalbu atau suara batin yang diinsyafi oleh setiap orang sebagai pedoman dalam
sikap dan perbuatannya.
Norma Kesopanan
merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan mansia dan
dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari sekelompok masyarakat.
Norma Hukum
adalah aturan tertiulis maupun tidak tertulis yang berisikan perintah atau larangan
yang memaksa dan akan menimbilkan sanksi yang tegas bagi setiap orang yang
melanggarnya.
Keempat norma ini berlaku dan terdapat pada masyarakat Indonesia yang masing-masing norma
mempunyai perbedaan satu sama lain.Khusus Norma Hukum yang dibuat oleh lembaga yang
berwenang,untuk membuatnya (negara) dan dari segi sanksinya lebih tegas dan jelas serta dapat
dipaksakan dalam pelaksanaannya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan sebagai Dasar Negara dan Pandangan
Hidup Bangsa. Suatu bangsa tidak akan berdiri kokoh tanpa Dasar Negara yang kuat.Dengan
[10]
Dasar Negara suatu bangsa tidak akan terombang-ambingkan dalam menghadapi berbagai
permasalahan baik dari dalam maupun luar.
Fungsi Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa: yang dijadikan pedoman hidup bagi bangsa
Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir batin dalam masyarakat yang beraneka ragam.
Fungsi Pancasila sebagai Sumber dari segala sumber tertib hukum: segala peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumber kepada Pancasila atau tidak
bertentangan dengan Pancasila.
Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Hukum
Pandangan Hidup
Keadilan Sosial,Politik,Ekonomi
Lahirnya Pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri yang telah berurat berakar dalam sifat
dan tingkah laku manusia.Bangsa Indonesia lahir dari kepribadiannya sendiri yang bersamaan
dengan lahirnya bangsa dan negara itu,dan kepribadian itu ditetapkan sebagai Pandangan Hidup
Bangsa dan Dasar Negara
a. Secara lisan:
1. Peri Kebangsaan
[11]
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
b. Secara tertulis:
B. Saran
Bangsa Indonesia harus memantapkan kesetiaannya kepada Pancasila dengan cara menghayati
dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupannya.Sila- sila yang terkandung di dalam
Pancasila hendaknya tidak dirubah, baik itu secara isi,kedudukan maupun fungsinya. Bangsa
Indonesia harus bangga mempunyai Dasar Negara Pancasila dan harus menjaga keutuhan
Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
[12]
[13]