Anda di halaman 1dari 9

=-Ketika anak memasuki usia dua tahun, orangtua mulai mengajarkan mereka untuk buang air kecil atau

besar di toilet. Saat proses belajar ini berlangsung, jangan


sampai Anda melakukan kesalahan-kesalahan berikut yang justru bisa membuat anak semakin malas untuk toilet training.

Toilet training, begitu istilah populer untuk melatih si kecil buang air kecil atau besar di kamar mandi. Beberapa anak menunjukkan keinginannya untuk belajar BAB dan
BAK di kamar mandi saat usia dua tahun. Ada juga anak yang belum mau melakukannya meski usia mereka sudah 2,5 tahun atau lebih.

Kapan waktu yang tepat untuk mengajari anak toilet training? Sebenarnya orangtua tidak perlu buru-buru melakukannya, kalau anak memang terlihat belum siap.
Wolipop pernah menuliskan di sini, hal-hal apa saja yang perlu diketahui orangtua untuk melihat kesiapan anak.

Jika dari pengamatan Anda anak sudah siap melakukan toilet training, hindari beberapa kesalahan yang umum dilakukan orangtua berikut ini, seperti dipaparkan Baby
Center:

1. Terlalu Dini
Sebaiknya jangan mengajari si kecil melakukan toilet training jika memang dia belum siap. Kalau anak diajari terlalu dini, kemungkinan proses belajar itu akan selesai
lebih lama. Seperti sudah dijelaskan di atas, tidak ada yang tahu di usia berapa tepatnya anak mulai diajari BAB dan BAK di toilet, semuanya tergantung dari
perkembangan anak. Namun sebagian besar balita memiliki kemampuan untuk mempelajari hal tersebut di usia 18 dan 24 bulan. Ada juga beberapa balita yang belum
siap sampai usianya tiga atau empat tahun. Jadi sebenarnya orangtualah yang tahu kapan waktu paling tepat mengajari anak toilet training dengan mengamati
perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya.

Ketika proses belajar toilet training ini sudah dimulai biasanya butuh waktu tiga bulan atau lebih lama. Oleh karena itu Anda harus banyak bersabar dan tetap
mendukung anak melaluinya. Kalau ternyata proses belajar ini tidak sukses setelah beberapa minggu dijalankan, bisa jadi anak memang belum siap. Tunggu beberapa
minggu dan coba lagi dari awal.

2. Memulai di Waktu yang Salah


Bukan ide yang baik jika Anda mulai mengajari anak untuk toilet training ketika ternyata dia akan memiliki adik dalam waktu dekat. Waktu lainnya yang tidak tepat
misalnya ketika anak berganti pengasuh atau masa-masa peralihan lain dalam hidupnya.

Yang Anda harus selalu ingat, balita sangat perlu rutinitas agar dia bisa memahami apa yang sedang diajarkan padanya. Sehingga perubahan apapun yang tidak sejalan
dengan kesehariannya atau rutinitasnya itu bisa jadi kemunduran untuknya. Jadi sebaiknya tunggu hingga situasi memungkinkan, misalnya ketika si bungsu sudah lahir
atau baby sitter baru sudah datang, baru mulai mengajarinya toilet training.

3. Membuatnya Menjadi Beban


Ketika anak sudah menunjukkan ketertarikannya untuk buang air kecil atau besar di kamar mandi, itu tentu sangat baik. Namun sebaiknya Anda jangan terlalu
mendorong atau menekannya untuk terus melakukan langkah tersebut. Hindari juga memaksa anak untuk belajar dengan cepat. Kalau anak tertekan, dia bisa jadi sulit
BAB atau mengalami masalah lainnya.

Berikan anak waktu dan biarkan dia menjalani proses belajar tersebut sesuai kemampuannya. Anak akan belajar setahap demi setahap, misalnya awalnya dia sudah mau
menunjukkan ekspresi berbeda ketika ingin BAB atau BAK, tahap berikutnya, anak mengungkapkan keinginannya, tahap lanjutan si kecil mengajak Anda ke kamar mandi,
dan seterusnya.

4. Mengikuti Aturan Orang Lain


Melatih anak untuk BAB atau BAK di toilet butuh kesabaran dan waktu. Setiap minggunya juga bisa semakin sulit apalagi jika Anda mendengarkan omongan orang lain
seperti ibu Anda, mertua, atau orang lain yang lebih senior dan merasa lebih tahu. Ketika mereka menasihati Anda agar mempercepat proses belajar toilet training atau
memberitahukan agar anak segera diajari BAB atau BAK di kamar mandi, sebaiknya jangan terpengaruh. Seperti sudah dikatakan sebelumnya, jika ternyata anak belum
siap, proses toilet training ini malah bisa berlangsung lebih lama.

5. Menghukum Anak
Menghukum atau marah pada anak ketika dia tidak benar-benar mau toilet training justru tak akan menyelesaikan masalah dan bisa membuatnya belajar. Pahamilah
kalau penolakan anak ini wajar dan jika Anda memberi hukuman hanya akan membuatnya semakin malas belajar BAB atau BAK di toilet. Anak malah akan takut jika dia
berbuat kesalahan itu akan membuat Anda marah. Berikan respon dengan bijak dan tenang ketika anak misalnya lupa ke kamar mandi untuk BAK.

(eny/eny) Ketika anak memasuki usia dua tahun, orangtua mulai mengajarkan mereka untuk buang air kecil atau besar di toilet. Saat proses belajar ini berlangsung,
jangan sampai Anda melakukan kesalahan-kesalahan berikut yang justru bisa membuat anak semakin malas untuk toilet training.

Toilet training, begitu istilah populer untuk melatih si kecil buang air kecil atau besar di kamar mandi. Beberapa anak menunjukkan keinginannya untuk belajar BAB dan
BAK di kamar mandi saat usia dua tahun. Ada juga anak yang belum mau melakukannya meski usia mereka sudah 2,5 tahun atau lebih.

Kapan waktu yang tepat untuk mengajari anak toilet training? Sebenarnya orangtua tidak perlu buru-buru melakukannya, kalau anak memang terlihat belum siap.
Wolipop pernah menuliskan di sini, hal-hal apa saja yang perlu diketahui orangtua untuk melihat kesiapan anak.

Jika dari pengamatan Anda anak sudah siap melakukan toilet training, hindari beberapa kesalahan yang umum dilakukan orangtua berikut ini, seperti dipaparkan Baby
Center:

1. Terlalu Dini
Sebaiknya jangan mengajari si kecil melakukan toilet training jika memang dia belum siap. Kalau anak diajari terlalu dini, kemungkinan proses belajar itu akan selesai
lebih lama. Seperti sudah dijelaskan di atas, tidak ada yang tahu di usia berapa tepatnya anak mulai diajari BAB dan BAK di toilet, semuanya tergantung dari
perkembangan anak. Namun sebagian besar balita memiliki kemampuan untuk mempelajari hal tersebut di usia 18 dan 24 bulan. Ada juga beberapa balita yang belum
siap sampai usianya tiga atau empat tahun. Jadi sebenarnya orangtualah yang tahu kapan waktu paling tepat mengajari anak toilet training dengan mengamati
perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya.

Ketika proses belajar toilet training ini sudah dimulai biasanya butuh waktu tiga bulan atau lebih lama. Oleh karena itu Anda harus banyak bersabar dan tetap
mendukung anak melaluinya. Kalau ternyata proses belajar ini tidak sukses setelah beberapa minggu dijalankan, bisa jadi anak memang belum siap. Tunggu beberapa
minggu dan coba lagi dari awal.

2. Memulai di Waktu yang Salah


Bukan ide yang baik jika Anda mulai mengajari anak untuk toilet training ketika ternyata dia akan memiliki adik dalam waktu dekat. Waktu lainnya yang tidak tepat
misalnya ketika anak berganti pengasuh atau masa-masa peralihan lain dalam hidupnya.

Yang Anda harus selalu ingat, balita sangat perlu rutinitas agar dia bisa memahami apa yang sedang diajarkan padanya. Sehingga perubahan apapun yang tidak sejalan
dengan kesehariannya atau rutinitasnya itu bisa jadi kemunduran untuknya. Jadi sebaiknya tunggu hingga situasi memungkinkan, misalnya ketika si bungsu sudah lahir
atau baby sitter baru sudah datang, baru mulai mengajarinya toilet training.
3. Membuatnya Menjadi Beban
Ketika anak sudah menunjukkan ketertarikannya untuk buang air kecil atau besar di kamar mandi, itu tentu sangat baik. Namun sebaiknya Anda jangan terlalu
mendorong atau menekannya untuk terus melakukan langkah tersebut. Hindari juga memaksa anak untuk belajar dengan cepat. Kalau anak tertekan, dia bisa jadi sulit
BAB atau mengalami masalah lainnya.

Berikan anak waktu dan biarkan dia menjalani proses belajar tersebut sesuai kemampuannya. Anak akan belajar setahap demi setahap, misalnya awalnya dia sudah mau
menunjukkan ekspresi berbeda ketika ingin BAB atau BAK, tahap berikutnya, anak mengungkapkan keinginannya, tahap lanjutan si kecil mengajak Anda ke kamar mandi,
dan seterusnya.

4. Mengikuti Aturan Orang Lain


Melatih anak untuk BAB atau BAK di toilet butuh kesabaran dan waktu. Setiap minggunya juga bisa semakin sulit apalagi jika Anda mendengarkan omongan orang lain
seperti ibu Anda, mertua, atau orang lain yang lebih senior dan merasa lebih tahu. Ketika mereka menasihati Anda agar mempercepat proses belajar toilet training atau
memberitahukan agar anak segera diajari BAB atau BAK di kamar mandi, sebaiknya jangan terpengaruh. Seperti sudah dikatakan sebelumnya, jika ternyata anak belum
siap, proses toilet training ini malah bisa berlangsung lebih lama.

5. Menghukum Anak
Menghukum atau marah pada anak ketika dia tidak benar-benar mau toilet training justru tak akan menyelesaikan masalah dan bisa membuatnya belajar. Pahamilah
kalau penolakan anak ini wajar dan jika Anda memberi hukuman hanya akan membuatnya semakin malas belajar BAB atau BAK di toilet. Anak malah akan takut jika dia
berbuat kesalahan itu akan membuat Anda marah. Berikan respon dengan bijak dan tenang ketika anak misalnya lupa ke kamar mandi untuk BAK.

(eny/eny)

Ketika anak memasuki usia dua tahun, orangtua mulai mengajarkan mereka untuk buang air kecil atau besar di toilet. Saat proses belajar ini berlangsung, jangan sampai
Anda melakukan kesalahan-kesalahan berikut yang justru bisa membuat anak semakin malas untuk toilet training.

Toilet training, begitu istilah populer untuk melatih si kecil buang air kecil atau besar di kamar mandi. Beberapa anak menunjukkan keinginannya untuk belajar BAB dan
BAK di kamar mandi saat usia dua tahun. Ada juga anak yang belum mau melakukannya meski usia mereka sudah 2,5 tahun atau lebih.

Kapan waktu yang tepat untuk mengajari anak toilet training? Sebenarnya orangtua tidak perlu buru-buru melakukannya, kalau anak memang terlihat belum siap.
Wolipop pernah menuliskan di sini, hal-hal apa saja yang perlu diketahui orangtua untuk melihat kesiapan anak.

Jika dari pengamatan Anda anak sudah siap melakukan toilet training, hindari beberapa kesalahan yang umum dilakukan orangtua berikut ini, seperti dipaparkan Baby
Center:

1. Terlalu Dini
Sebaiknya jangan mengajari si kecil melakukan toilet training jika memang dia belum siap. Kalau anak diajari terlalu dini, kemungkinan proses belajar itu akan selesai
lebih lama. Seperti sudah dijelaskan di atas, tidak ada yang tahu di usia berapa tepatnya anak mulai diajari BAB dan BAK di toilet, semuanya tergantung dari
perkembangan anak. Namun sebagian besar balita memiliki kemampuan untuk mempelajari hal tersebut di usia 18 dan 24 bulan. Ada juga beberapa balita yang belum
siap sampai usianya tiga atau empat tahun. Jadi sebenarnya orangtualah yang tahu kapan waktu paling tepat mengajari anak toilet training dengan mengamati
perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya.

Ketika proses belajar toilet training ini sudah dimulai biasanya butuh waktu tiga bulan atau lebih lama. Oleh karena itu Anda harus banyak bersabar dan tetap
mendukung anak melaluinya. Kalau ternyata proses belajar ini tidak sukses setelah beberapa minggu dijalankan, bisa jadi anak memang belum siap. Tunggu beberapa
minggu dan coba lagi dari awal.

2. Memulai di Waktu yang Salah


Bukan ide yang baik jika Anda mulai mengajari anak untuk toilet training ketika ternyata dia akan memiliki adik dalam waktu dekat. Waktu lainnya yang tidak tepat
misalnya ketika anak berganti pengasuh atau masa-masa peralihan lain dalam hidupnya.

Yang Anda harus selalu ingat, balita sangat perlu rutinitas agar dia bisa memahami apa yang sedang diajarkan padanya. Sehingga perubahan apapun yang tidak sejalan
dengan kesehariannya atau rutinitasnya itu bisa jadi kemunduran untuknya. Jadi sebaiknya tunggu hingga situasi memungkinkan, misalnya ketika si bungsu sudah lahir
atau baby sitter baru sudah datang, baru mulai mengajarinya toilet training.

3. Membuatnya Menjadi Beban


Ketika anak sudah menunjukkan ketertarikannya untuk buang air kecil atau besar di kamar mandi, itu tentu sangat baik. Namun sebaiknya Anda jangan terlalu
mendorong atau menekannya untuk terus melakukan langkah tersebut. Hindari juga memaksa anak untuk belajar dengan cepat. Kalau anak tertekan, dia bisa jadi sulit
BAB atau mengalami masalah lainnya.

Berikan anak waktu dan biarkan dia menjalani proses belajar tersebut sesuai kemampuannya. Anak akan belajar setahap demi setahap, misalnya awalnya dia sudah mau
menunjukkan ekspresi berbeda ketika ingin BAB atau BAK, tahap berikutnya, anak mengungkapkan keinginannya, tahap lanjutan si kecil mengajak Anda ke kamar mandi,
dan seterusnya.

4. Mengikuti Aturan Orang Lain


Melatih anak untuk BAB atau BAK di toilet butuh kesabaran dan waktu. Setiap minggunya juga bisa semakin sulit apalagi jika Anda mendengarkan omongan orang lain
seperti ibu Anda, mertua, atau orang lain yang lebih senior dan merasa lebih tahu. Ketika mereka menasihati Anda agar mempercepat proses belajar toilet training atau
memberitahukan agar anak segera diajari BAB atau BAK di kamar mandi, sebaiknya jangan terpengaruh. Seperti sudah dikatakan sebelumnya, jika ternyata anak belum
siap, proses toilet training ini malah bisa berlangsung lebih lama.

5. Menghukum Anak
Menghukum atau marah pada anak ketika dia tidak benar-benar mau toilet training justru tak akan menyelesaikan masalah dan bisa membuatnya belajar. Pahamilah
kalau penolakan anak ini wajar dan jika Anda memberi hukuman hanya akan membuatnya semakin malas belajar BAB atau BAK di toilet. Anak malah akan takut jika dia
berbuat kesalahan itu akan membuat Anda marah. Berikan respon dengan bijak dan tenang ketika anak misalnya lupa ke kamar mandi untuk BAK.

(eny/eny)
6 Trik Toilet Training

Image by : Dokumentasi Ayahbunda

Transisi dari popok ke toilet memang milestone besar buat balita. Juga merupakan perubahan psikologis yang signifikan pada
balita, menandai kemerdekaan baru dan pergeseran hubungan dengan Anda, bundanya. Tak sepertimilestone lainnya, toilet
training membutuhkan bimbingan yang intens, waktu dan kesabaran. Tapi Anda dan balita pasti bisa!

1. Pastikan balita siap.Umumnya balita bisa diajak toilet trainingsetelah otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih
pada usia di atas 18 bulan. juga ditandai dengan kesiapan emosi, fisik dan psikologis di usia sekitar 2-3 tahun. Tanda-
tandanya antara lain, dapat duduk tegak, bisa kering dalam 2-3 jam, dapat membuka-memakai celana, bisa memahami
intruksi sederhana dan sudah bisa mengatakan keinginannya.
2. Biasakan kegiatan kamar mandi. Mulai kenalkan dan biasakan ia pipis dan buang air besar (BAB) di pispot atau potty
chair. Biarkan ia memilih agar ia suka menggunakannya. Perlihatkan ketika Anda membuang dan mem-flush kotorannya dari
popok di kloset. Ajak ia ketika Anda menggunakan toilet supaya ia makin paham perlunya toilet. Ceritakan secara sederhana
cara pipis dan bab serta proses memakai pispot atau toilet, jelaskan tentang alat kelamin dan fungsinya, bacakan cerita atau
dongeng tentang pispot, dan belikan ia celana dalam seperti layaknya anak sudah besar.
3. Atur jadwal. Mengatur asupan cairan dan makanan ke tubuh balita diperlukan untuk mengatur interval ke kamar mandi.
Amati jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya ia biasa pup sekitar jam 9 pagi dan pipis 1 jam sekali. Siklus pipis
dan bab ini memudahkan Anda mengajaknya menyalurkan dorongan bak dan bab di tempat dan waktu yang tepat.
4. Konsisten. Pastikan pula pengasuh anak mampu secara konsisten melaksanakan pelatihan yang Anda terapkan sehingga
tidak terjadi kebingungan. Beri informasi lengkap dan detil mengenai kebiasaan dan jadwal pipis dan balita. Konsisten
membimbing balita akan membuatkan cepat paham dan maik trampil memakai toilet.
5. Pakai cara seru. Lambungkan kreativitas Anda untuk mengajak balita melakukan toilet training agar lebih seru. Anda dapat
memasang obat khusus yang tidak berbahaya untuk membuat air di kloset menjadi biru, memasang papan target untuk balita
menempel stiker tanda berhasil memakai pispot/toilet dengan benar. Atau menempatkan boneka favorit sebagai teman ketika
pipis atau pup, dan cara lainnya. Agar ia gebira dan selalu bersemangat melakukan toilet training.
6. Beri pujian. Rayakan bila ia berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar. Hadiahi dengan pujian. Jadikan hal toilet
training sesuatu yang penting dan terbaik dalam hidupnya. Kalaupun terjadi kecelakaan hindari untuk menhukumnya,
katakan saja Anda tidak suka. Wajah marah dan kecewa Anda, hanya akan membuatnya takut dan malah lebih sering tidak
mau mengatakan bahwa ia ingin pipis atau pup. (me)

Baca juga:
Sukses Latihan Bertoilet
Untuk Informasi dan Pemesanan:
SMS & Whatsapp Only: 081310623755
E-Mail: bunda.salsabila@semuada.com

BABY CLOSET TOILET - SOFT BABY POTTY ( PISPOT) SEAT - RING CLOSET
BABY CLOSET TOILET - SOFT BABY POTTY ( PISPOT) SEAT - RING CLOSET.

Ring Pispot / Ring Closet cocok untuk balita.

Fitur Produk :
Kursi Empuk
Mudah dibersihkan
PAS di toilet dewasa
Anti - Bakteri

Spesifikasi:
Kursi Bayi Toilet yang empuk, kenyamanan luar biasa disediakan oleh PVC yang lembut & tahan lama.

Material: PP Durable dan eco-friendly, PVC dan spons kepadatan tinggi, tahan retak.

Ukuran: 35, 5 x 30 x 5 cm
Berat : 1 kg

CARA PEMESANAN Online via SMS atau E-mail :


1. Tulis nomor seri yang Anda pilih pada tengah gambar yg diinginkan( spasi) jumlah barang yang Anda akan order. SMS ke 081210017135 atau
e-mail ke : gabrielle_ inova@ yahoo.com
2. Tunggu konfirmasi ketersediaan barang.
3. Transfer nilai pesanan ke BCA dengan no.rek sesuai konfirmasi dari kami.
4. Mohon untuk tidak book & run.
5. Terimakasih dan happy shopping ! !
6. Tersedia juga warna dan desain baru .

Reseller Are Welcome...


Khusus Reseller ada harga Spesial.
Harga: SALE NOW ONLY Rp 40.000,- / pc (belum termasuk Ong-kir)

Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T)

Kemas & Pengiriman: Tersedia 5 macam design color.

Kenalkan ke teman Anda

Kontak Perusahaan

Nama: Ibu Gaby Anggraeni [Pemilik/Pengusaha]

E-mail: gabrielle_inova@yahoo.com

Nomer HP: 081210017135


Nomer Telpon: +6281210017135

Alamat: Cengkareng - Jakarta


Jakarta 11720, Jakarta
Indonesia

Pispot BABY POTTY TRAINER 2in1


Harga: Rp. 190.000 (Blm termasuk ongkir)

Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T)

Keterangan: Pispot bayi multi fungsi.


Berfungsi 2 in 1.
Bisa berfungsi jadi pispot bayi.
Bisa juga berfungsi sebagai potty trainer yang diletakkan di atas closet dewasa.

Mudah dibersihkan

Kenalkan ke teman Anda

Kontak Perusahaan

Nama: Ibu SYLVIA [Pemasaran]

E-mail: kids.gallery@yahoo.com

Situs Web:
anaktanahabang.com

Pesan Instan:

Nomer HP: 0838-96095099

Nomer Telpon: 083896095099

Alamat: Pluit
JAKARTA 10710, Jakarta
Indonesia

Untuk mendapatkan pelayanan yang cepat, segera SMS pertanyaan dan order Anda ke 0838-96095099

menampilkan 15 dari 153 | Sebelum : CROWN 6in1 STEAMING.... | Berikut : Bak Mandi Bayi MUNCHKIN....

Pispot BABY POTTY TRAINER 2in1


Harga: Rp. 190.000 (Blm termasuk ongkir)

Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T)

Keterangan: Pispot bayi multi fungsi.


Berfungsi 2 in 1.
Bisa berfungsi jadi pispot bayi.
Bisa juga berfungsi sebagai potty trainer yang diletakkan di atas closet dewasa.

Mudah dibersihkan

Kenalkan ke teman Anda


Kontak Perusahaan

Nama: Ibu SYLVIA [Pemasaran]

E-mail: kids.gallery@yahoo.com

Situs Web:
anaktanahabang.com

Pesan Instan:

Nomer HP: 0838-96095099

Nomer Telpon: 083896095099

Alamat: Pluit
JAKARTA 10710, Jakarta
Indonesia

Untuk mendapatkan pelayanan yang cepat, segera SMS pertanyaan dan order Anda ke 0838-96095099

menampilkan 15 dari 153 | Sebelum : CROWN 6in1 STEAMING.... | Berikut : Bak Mandi Bayi MUNCHKIN....
Ring Closet Busa
Yogyakarta Kota, Yogyakarta D.I.
3 hari lalu
Baru
Nomor iklan: 19053678 Dilihat: 3

Rp45.000

AGUS FAJAR

08165-XXXXXX

Lihat nomor telepon

Kirim Email

Ring Closet Busa


Rp 45.000

Tersedia warna: Blue & Pink

Info pemesanan :
SMS : 08165439813

BABY CARE
JL PALAGAN TENTARA PELAJAR km8 ruko no2
JOGJAKARTA.
TELP : 0274 - 4463589
EMAIL : BABYCAREJOGJA@YAHOO.COM
FACEBOOK : BABYCARE JOGJAKARTA

Anda mungkin juga menyukai