Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

ELABORASI TEMA

4.1. Tinjauan Teoritis Tentang Vernakular

Pengertian Arsitektur Neo Vernakular

Pengertian Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik

yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola

pikir,kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.

Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan darijumlah

tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim lokal, materialdan adat

istiadat. (Leon Krier).

Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru.Jadi neo-

vernacular berarti bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru,arsitektur

neo-vernacular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada,baik fisik (bentuk,

konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata ruang) dengantujuan melestarikan

unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuahtradisi yang kemudian

sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatukarya yang lebih modern

atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat.

Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-

Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakannilai

rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologiindustri.

Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya padaprinsipnya

mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran sertabudaya lokal

dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam,dan lingkungan.pada

intinya arsitektur Neo-Vernacular merupakan perpaduan antara bangunanmodern

dengan bangunan bata pada abad 19Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada

Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut 75


pengertian elemen-elemen arsitekturlokal, baik budaya masyarakat maupun bahan-bahan

material lokal.

Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki kelengkapanberikut

ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan danbata-bata. Bata

itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi.Arsitektur neo-vernakular, banyak

ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modernnamun dalam penerapannya masih

menggunakan konsep lama daerah setempat yangdikemas dalam bentuk yang modern.

Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern tapi masih memiliki

image daerah setempat walaupun materialyang digunakan adalah bahan modern seperti

kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari

vernakular aslinya yang dikembangkandalam bentuk modern.

Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular

Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya language of Post-

ModernArchitecture maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular sebagai

berikut :

Selalu menggunakan atap bumbunganAtap bumbungan menutupi tingkat bagian

tembok sampai hampir ke tanah sehinggalebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen

pelidung dan penyambut dari padatembok yang digambarkan sebagai elemen

pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.

Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal)Bangunan didominasi

penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.

Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi

yanglebih vertikal.

Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan

ruangterbuka di luar bangunan.

Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut 76


Warna-warna yang kuat dan kontras. Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa

Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukanpada arsitektur modern atau arsitektur

tradisional tetapi lelbih pada keduanya.Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas

ditunjukkan dengan jelas dan tepatoleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan

pemakaian kembali.

Pemakaian atap miring

Batu bata sebagai elemen local

Susunan masa yang indah.

Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara

unsursetempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat.

Penggunaan Bangunan Dalam Neo Vernakular

4.1.1 Dulles Airport

Penggunaan atap yang mereng menjadikan salah satu ciri arsitektur neo vernakular.
Perusahaan terus diselidiki penggunaan baru material, rekayasa sistem, dan teknik
konstruksi, termasuk penelitian teknis ke dalam kinerja struktural bentuk melengkung,
lengkungan terutama catenary dan struktur kerang beton. Banyak dari eksplorasi Saarinen
yang melalui penggunaan model studi skala besar.

Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut 77


Bangunan ini terutama terdiri dari kolom miring, yang heksagonal dalam bagian; atap
catenary, lebih tebal di bagian pertengahan, dengan bukaan untuk kolom di kedua ujung; dan
faceted fasad kaca melengkung antara kolom. Dalam konstruksi asli, enam belas kolom yang
dibangun di kedua utara dan selatan fasad. Unsur-unsur ini dan tata letak mereka adalah
fokus dari parameterisasi desain. Untuk sebelah kiri adalah pandangan udara dari desain asli
(di atas) dan tiga variasi reparameterized.

4.1.2 Barajas Airport

Konsep

Proses desain telah difokuskan pada penyediaan ditingkatkan penumpang, menciptakan


pengalaman yang menarik dan tenang. Karya ini didasarkan pada tiga ide: atap
bergelombang, kolom berpasangan, dan berbagai pelangi warna mulai dari biru tua menjadi
merah ke kuning. Menggunakan warna dalam kolom yang mendukung atap bergelombang,
daerah yang berbeda dari terminal diidentifikasi. Desain memenuhi tuntutan tinggi untuk
energi dan penghematan biaya, dan fungsi yang besar. Terminal baru dan satelit dirancang

Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut 78


untuk menangani pada saat selesai 35 juta penumpang per tahun, jumlah itu akan meningkat
secara bertahap dan diperkirakan mencapai 50 juta pada tahun 2020.

Energi

Meskipun panas ekstrim musim panas di


Madrid, tim desain yang berkomitmen
untuk penggunaan sistem lingkungan
pasif sedapat mungkin, sekaligus
memaksimalkan transparansi dan
pandangan ke arah pesawat dan
pegunungan luar. Bangunan manfaat dari
orientasi utara-selatan dengan fasad
utama menghadap ke timur dan barat -
tata letak yang optimal untuk melindungi
bangunan terhadap keuntungan matahari.
Fasad dilindungi oleh kombinasi
overhang atap dalam dan shading
eksternal. Sebuah energi sistem ventilasi
perpindahan rendah digunakan di
dermaga, dan di tempat lain sistem
kecepatan tinggi yang lebih konvensional
digunakan. Mengingat bagian multi-
level, strategi juga diperlukan untuk
membawa cahaya alami ke dalam tingkat
yang lebih rendah. Solusinya adalah
serangkaian penuh cahaya 'lembah'. Ngarai adalah ruang tinggi penuh spektakuler, direntang
oleh jembatan yang tiba dan berangkat penumpang, meskipun terpisah, dapat berbagi drama
ruang mengesankan.

Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut 79


Konsep Landscape

Biasanya bangunan terminal bandara utama dikelilingi oleh unsur-unsur pendukung seperti
parkir kendaraan, pembangkit listrik, hotel, dll yang sama sekali tidak memberikan
kontribusi pada pemahaman itu.

Terminal Barajas mengintegrasikan struktur ini sebelumnya sehingga tidak mengganggu


persepsi dan membaca bersama-sama, dan pada gilirannya mengintegrasikan lanskap,
sehingga gambar yang berbeda mengungkapkan karakter lokal dan homogeneousness. Di
sisi lain, urutan yang menggabungkan kanon bawah lanskap garis lurus ke ruang interior.
Konsep ini menyebar melalui lingkungan yang sesuai.

Lingkungan Hidup

Arsitek dihadapkan dengan tantangan menyeimbangkan penggunaan cahaya alami dan


sistem lingkungan pasif untuk memenuhi intens musim panas Madrid. Hal ini dicapai
dengan posisi bandara sehingga ia bisa mendapatkan keuntungan dari orientasi utara-selatan
dan fasad utama menghadap ke timur dan barat. Fasad dilindungi oleh kombinasi overhang
yang mendalam yang dihasilkan oleh kelanjutan langit-langit mencari shading eksternal.
Sebuah sistem ventilasi energi yang digunakan di dermaga tempat lain digunakan untuk
lebih sistem konvensional kecepatan tinggi. Penggunaan cahaya alami juga merupakan
komponen kunci dalam mengurangi konsumsi energi.

Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut 80


BAB V PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam perencanaan dan perancangan Redesain bandara tjilik riwut palangkaraya ini, menciptakan

suasana yang memadai bagi transportasi yang dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat

perkotaan (Urban lifestyle) dan direncanakan agar menjadi penunjang hubungan antar pulau baik

domestik maupun internasional, dengan menggunakan pendekatan secara NeoVernakular dan

memperhatikan unsur-unsur atau langgam-langagam budaya di Kota Palangkaraya dalam hal ini

budaya Dayak, memperhatikan konteks lingkungan sekitarnya dan membuat hasil perancangan desain

dengan suasana baru yang lebih modern dengan mengambil unsur budaya arsitektur lokal. Dengan

tujuan menjadikan proyek ini menjadi ikon Kota Palangkaraya yang memiliki dan mewakili arsitektur

dari budaya yang ada di Kota Palangkaraya. Neo-Vernakular disini tidak semata-mata membuat gaya

arsitektur yang berbentuk arsitektur kedaerahan tapi juga menerapkan nilai-nilai, tata letak, religi, pola

pikir, dan kepercayaan.

Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut 81

Anda mungkin juga menyukai