Anda di halaman 1dari 7

Penyakit yang Disertai dengan Gejala Tinitus

Pembimbing :
dr. Asnominanda, SpTHT-KL

Disusun Oleh :
Manda Malia Ubra
11 2014 037

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit THT


Rumah Sakit Umum Angkatan Udara Dr Esnawan Antariksa
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA 2015
Defenisi

Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi


suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal mekanoakustik maupun
listrik. Keluhan suara yang didengar sangat bervariasi, dapat berupa bunyi
mendenging, menderu, mendesis, mengaum, atau
berbagai macam bunyi lainnya. Suara yang didengar dapat bersifat stabil atau
berpulsasi. Keluhan tinitus dapat dirasakan unilateral dan bilateral. Serangan tinitus
dapat bersifat periodik ataupun menetap. Kita sebut periodik jika seranganyang datang
hilang timbul. Episode periodik lebih berbahaya dan mengganggu dibandingkandengan
yang berifat menetap. Hal ini disebabkan karena otak tidak terbiasa atau tidak dapat
mensupresi bising ini. Tinitus pada beberapa orang dapat sangat mengganggu kegiatan
sehari-harinya.

Klasifikasi tinitus

Tinitus terjadi akibat adanya kerusakan ataupun perubahan pada telinga luar,
tengah, telinga dalam ataupun dari luar telinga. Berdasarkan letak dari sumber masalah,
tinitus dapat dibagi menjadi tinitus otik dan tinitus somatik. Jika kelainan terjadi pada
telinga atau saraf auditoris, kita sebut tinitus otik, sedangkan kita sebut tinitus somatik
jika kelainan terjadi di luar telinga dan saraf tetapi masih di dalam area kepala atau
leher.

Berdasarkan objek yang mendengar, tinitus dapat dibagi menjadi tinitus objektif
dan tinitus subjektif :

a) Tinitus Objektif
Tinitus objektif adalah tinitus yang suaranya juga dapat di dengar oleh
pemeriksa dengan auskultasi di sekitar telinga. Tinitus objektif biasanya bersifat
vibratorik, berasal dari transmisivibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler di
sekitar telinga. Umumnya tinitus objektif disebabkan karena kelainan vaskular,
sehingga tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung. Tinitus berdenyut ini
dapat dijumpai pada pasien dengan malformasi arteriovena,
tumor glomus jugular dan aneurisma. Tinitus objektif juga dapat dijumpai sebagai
suara klik yang berhubungan dengan penyakit sendi temporomandibular dan
karena kontraksi
spontan dari otot telinga tengah atau mioklonus palatal. Tuba Eustachius paten
juga dapat menyebabkan timbulnya tinitus akibat hantaran suara dari nasofaring ke
rongga tengah.
b) Tinitus Subjektif
Tinnitus objektif adalah tinitus yang suaranya hanya dapat didengar oleh
penderita saja. Jenis ini sering sekali terjadi. Tinitus subjektif bersifat nonvibratorik,
disebabkan oleh prosesiritatif dan perubahan degeneratif traktus auditoris mulai
sel-sel rambut getar sampai pusat pendengaran. Tinitus subjektif bervariasi dalam
intensitas dan frekuensi kejadiannya. Beberapa pasien dapat
mengeluh mengenai sensasi pendengaran dengan intensitas
yang rendah, sementara pada orang yang lain intensitas suaranya mungkin lebih
tinggi.

Berdasarkan kualitas suara yang didengar pasien ataupun pemeriksa, tinitus dapat
dibagi menjadi tinitus pulsatil dan tinitus nonpulsatil.

a) Tinitus Pulsatil
Tinitus pulsatil adalah tinitus yang suaranya bersamaan dengan suara denyut
jantung. Tinitus pulsatil jarang dimukan dalam praktek sehari-hari. Tinitus pulsatil
dapat terjadi akibat adanya kelainan dari vaskular ataupun di luar vaskular.
Kelaianan vaskular digambarkan dengan
sebagai bising mendesis yang sinkron dengan denyut nadi atau denyut jantung.
Sedangkan tinitusnonvaskular digambarkan sebagai bising klik, bising goresan atau
suara pernapasan dalam telinga. Pada kedua tipe tinitus ini dapat kita ketahui
dengan mendengarkannya menggunakan stetoskop.
b) Tinitus Nonpulsatil
Tinitus jenis ini bersifat menetap dan tidak terputuskan. Suara yang dapat
didengar oleh pasien bervariasi, mulai dari suara yang berdering, berdenging,
berdengung, berdesis, suara jangkrik, dan terkadang pasien mendengarkan bising
bergemuruh di dalam telinganya. Biasanya tinitus ini lebih didengar pada ruangan
yang sunyi dan biasanya paling mengganggu di malam hari sewaktu pasien tidur,
selama siang hari efek penutup kebisingan lingkungan dan aktivitas sehari-hari
dapat menyebabkan pasien tidak menyadari suara tersebut.

Penyakit-Penyakit dengan Gejala Tinitus

Tinitus paling banyak disebabkan karena adanya kerusakan dari telinga dalam.
Terutama kerusakan dari koklea. Secara garis besar, penyebab tinitus dapat berupa
kelainan yang bersifat somatik, kerusakan N. Vestibulokoklearis, kelainan vascular,
tinitus karena obat-obatan, dan tinitus yang disebabkan oleh hal lainnya.

a) Tinitus karena kelainan somatik daerah leher dan rahanga.


- Trauma kepala dan Leher
Pasien dengan cedera yang keras pada kepala atau leher mungkin akan
mengalami tinitus yang sangat mengganggu. Tinitus karena cedera leher adalah
tinitus somatik yang paling umumterjadi. Trauma itu dapat berupa fraktur
tengkorak, whisplash injury.
- Artritis pada sendi temporomandibular (TMJ)
Berdasarkan hasil penelitian, 25% dari penderita tinitus di Amerika berasal
dari artritis sendi temporomandibular. Biasanya orang dengan artritis TMJ
akan mengalami tinitus yang berat. Hampir semua pasien artritis TMJ mengakui
bunyi yang di dengar adalah bunyi menciut. Tidak diketahui secara pasti
hubungan antara artritis TMJ dengan terjadinya tinitus.

b) Tinitus akibat kerusakan n. Vestibulokoklearis


Tinitus juga dapat muncul dari kerusakan yang terjadi di saraf yang
menghubungkan antara telinga dalam dan kortex serebri bagian pusat
pendengaran. Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan dari
n. Vestibulokoklearis, diantaranya infeksi virus pada n.VIII, tumor yang mengenai
n.VIII, dan microvascular compression syndrome (MCV). MCV
dikenal juga dengan vestibular paroxysmal. MCV menyebabkan kerusakan n.VIII ka
rena adanya kompresi dari pembuluh darah. Tapi hal ini sangat jarang terjadi.
c) Tinitus karena kelainan vaskular
Tinitus yang di dengar biasanya bersifat tinitus yang pulsatil. Akan didengar
bunyi yang simetris dengan denyut nadi dan detak jantung. Kelainan vaskular yang
dapat menyebabkan tinitus diantaranya :
- Atherosklerosis
Dengan bertambahnya usia, penumpukan kolesterol dan bentuk-bentuk
deposit lemak
lainnya, pembuluh darah mayor ke telinga tengah kehilangan sebagian elast
isitasnya. Hal ini mengakibatkan aliran darah menjadi semakin sulit dan
kadang-kadang mengalami turbulensi sehingga memudahkan telinga untuk
mendeteksi iramanya.
- Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada
pembuluh darah koklea terminal.
- Malformasi kapiler
Sebuah kondisi yang disebut AV malformation yang terjadi antara koneksi
arteri dan vena dapat menimbulkan tinitus. Tumor pembuluh darah Tumor
pembuluh darah yang berada di daerah leher dan kepala juga dapat
menyebabkan tinitus. Misalnya adalah tumor karotis dan tumor glomus
jugulare dengan ciri khasnya yaitu tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi
tanpa adanya gangguan pendengaran. Ini merupakan gejala yang penting pada
tumor glomus jugulare.

d) Tinitus karena kelainan metabolik


Kelainan metabolik juga dapat menyebabkan tinitus. Seperti keadaan hipertiroid
dan anemia (keadaan dimana viskositas darah sangat rendah) dapat meningkatkan
aliran darah dan terjadi turbulensi. Sehingga memudahkan telinga untuk
mendeteksi irama, atau yang kita kenal dengan tinitus pulsatil. Kelainan metabolik
lainnya yang bisa menyebabkan tinitus adalah defisiensi vitamin B12, begitu juga
dengan kehamilan dan keadaan hiperlipidemia.
e) Tinitus akibat kelainan neurologis
Yang paling umum terjadi adalah akibat multiple sclerosis. Multiple sclerosis
adalah proses inflamasi kronik dan demyelinisasi yang mempengaruhi system saraf
pusat. Multiple sclerosis dapat menimbulkan berbagai macam gejala, di antaranya
kelemahan otot, indra penglihatan yangterganggu, perubahan pada sensasi,
kesulitan koordinasi dan bicara, depresi, gangguan kognitif, gangguan
keseimbangan dan nyeri, dan pada telinga akan timbul gejala tinitus.

f) Tinitus akibat kelainan psikogenik


Keadaan gangguan psikogenik dapat menimbulkan tinitus yang bersifat
sementara. Tinitus akan hilang bila kelainan psikogeniknya hilang. Depresi, anxietas
dan stress adalah keadaan psikogenik yang memungkinkan tinitus untuk muncul.

g) Tinitus akibat obat-obatan


Obat-obatan yang dapat menyebabkan tinitus umumnya adalah obat-obatan yang
bersifatototoksik. Diantaranya :
- Analgetik, seperti aspirin dan AINS lainnya
- Antibiotik, seperti golongan aminoglikosid (mycin), kloramfenikol, tetrasiklin,
minosiklin
- Obat-obatan kemoterapi, seperti Belomisisn, Cisplatin, Mechlorethamine,
methotrexate, vinkristin
- Diuretik, seperti Bumatenide, Ethacrynic acid, Furosemide
- Lain-lain, seperti Kloroquin, quinine, Merkuri, Timah.

h) Tinitus akibat gangguan mekanik


Gangguan mekanik juga dapat menyebabkan tinitus objektif, misalnya pada tuba
eustachius yang terbuka sehingga ketika kita bernafas akan menggerakkan
membran timpani dan menjadi tinitus. Kejang klonus muskulus tensor timpani dan
muskulus stapedius serta otot-otot palatum juga akan menimbulkan tinitus.
i) Tinitus akibat gangguan konduksi
Gangguan konduksi suara seperti infeksi telinga luar (sekret dan oedem),
serumen impaksi, efusi telinga tengah dan otosklerosis juga dapat menyebabkan
tinitus. Biasanya suara tinitusnya bersifat suara dengan nada rendah.

j) Tinitus akibat sebab lainnya


- Tuli akibat bising
Disebabkan terpajan oleh bising yang cukup keras dan dalam jangka waktu yang
cukup lama.
Biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Umumnya terjadi pada kedua
telinga. Terutama bila intensitas bising melebihi 85db, dapat mengakibatkan
kerusakan pada reseptor pendengaran korti di telinga dalam. Yang sering
mengalami kerusakan adalah alat korti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi
3000Hz sampai dengan 6000Hz. Yang terberat kerusakan alatkorti untuk
reseptor bunyi yang berfrekuensi 4000Hz.
- Presbikusis
Tuli saraf sensorineural tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun, simetris
kanan dan kiri, presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000Hz atau lebih.
Umumnya merupakan akibat
dari proses degenerasi. Diduga berhubungan dengan faktor-
faktor herediter, pola makanan, metabolisme, aterosklerosis, infeksi, bising, gaya
hidup atau bersifat multifaktor. Menurunnya fungsi pendengaran berangsur dan
kumulatif. Progresivitas penurunan pendengaran lebih cepat pada laki-laki
disbanding perempuan.
- Sindrom Meniere
Penyakit ini gejalanya terdiri dari tinitus, vertigo dan tuli sensorineural. Etiologi
dari penyakit ini adalah karena
adanya hidrops endolimf, yaitu penambahan volume endolimfa, karena
gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membrane
labirin

Anda mungkin juga menyukai