TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit (elaeis guineensis) adalah tanaman pohon tropis yang terutama
ditanam untuk produksi industri minyak nabati. Habitat asli kelapa sawit adalah
hutan hujan tropis dengan curah hujan 1780 2280 mm3 per tahun dengan kisaran
suhu 24 30 oC. Kelapa sawit juga toleran dengan berbagai jenis tanah asalkan
mendapat pasokan air yang cukup [11]. Untuk pertumbuhan dan produksi yang
optimal, tanaman kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang tinggi dan suhu
yang stabil sepanjang tahun, tanah harus dalam dan berdrainase baik. Tanaman
kelapa sawit tumbuh terutama di dataran rendah daerah tropis di bawah ketinggian
400 m [12].
2.2 SELULOSA
Selulosa adalah senyawa berbentuk benang-benang serat, terdapat sebagai
komponen terbesar dalam dinding sel pepohonan, jerami, rumput, enceng gondok,
dan tanaman lainnya. Selulosa pada tanaman merupakan serat-serat panjang yang
bersama-sama hemiselulosa membentuk 5 dan 6 karbon gula dan lignin. Molekul-
molekul tersebut berikatan dan membentuk rantai panjang dari kesatuan D-
glukose yang dihubungkan oleh rantai glukosida1,4. Rumus molekul selulosa
adalah C6H11O6 - (C6H10O5) - C6H11O5 [10]. Struktur selulosa dapat dilihat pada
gambar berikut :
10
Tabel 2.2 Sifat Fisika dan Kimia Asam Oksalat Anhidrat dan Dihidrat [10]
Sifat Nilai
Asam oksalat anhidrat (C2H2O4.H2O)
Titik leleh 189,5 oC
Densitas 1,9 gr/mL
Panas spesifik (Padat, -200-50 oC) 1,084 + 0.0318t
Berat molekul 90,04 gr/mol
Tidak berbau
Berwarna bening
Tidak menyerap air
Asam oksalat dihidrat (C2H2O4.2H2O)
Titik leleh
101,5 oC
Densitas
1,653 g/cm3
pH
1 (10 gr/l H2O, 20 oC)
Berat molekul
126,07 gr/mol
Tidak berbau
Dapat kehilangan molekul air
11
30 H2O
Air
Produksi asam oksalat dengan oksidasi karbohidrat masih dapat
dikembangkan karena banyaknya bahan baku seperti limbah pertanian [19].
Dalam pembuatan asam oksalat dengan proses ini bahan dasarnya mengandung
60 % larutan glukosa. Temperatur pada proses ini perlu dikontrol dan dijaga.
Untuk menghindari terjadinya oksidasi asam oksalat menjadi karbondioksida,
maka ditanggulangi dengan penambahan asam sulfat. Kemurnian produk akhir
adalah 99 % dengan konversi asam oksalat pada proses ini adalah 63 65 %.
Prosesnya dapat dilakukan secara batch maupun kontinu [21].
12
Keseluruhan:
(CH2OH)2 + 2O2 (COOH)2 + 2H2O
E.Glikol Oksigen As.Oksalat Air
3. Proses Propilen
Pembuatan asam oksalat dengan oksidasi propilen, menggunakan gas bersih
dari stok umpan pada operasi perengkahan minyak bumi. Pada proses propilen,
propilen dioksidasi oleh asam nitrat melalui 2 tahap. Tahap pertama propilen
direaksikan dengan NO 2 cair untuk menghasilkan produk antara berupa asam -
nitrolaktat yang selanjutnya dioksidasi pada temperatur tinggi untuk
menghasilkan asam oksalat [19].
Rhone-Poulenc (Prancis) mengembangkan sebuah versi modifikasi dari
proses pembuatan asam oksalat atau asam laktat, atau keduanya dari propilen.
Pada tahun 1978, sebanyak 65.000 ton/tahun asam oksalat diproduksi di seluruh
dunia dengan proses ini, Pada 1990-an proses ini dioperasikan hanya oleh
Rhone-Poulenc [19]. Reaksi oksidasi Rhone-Poulenc seperti persamaan reaksi
berikut:
ONO2
Propilen As.Nitrat -nitrolaktat Nitrogen monoksida Air
13
14
6. Fermentasi Glukosa
Asam oksalat dapat dihasilkan dengan menggunakan proses fermentasi gula
dengan menggunakan jamur (seperti Aspergillum atau Penicillium) sebagai
pengurainya. Produk yang diperoleh kemudian disaring, diasamkan dan
dihilangkan warnanya. Setelah itu, produk dinaikkan konsentrasinya dengan
evaporator dan hasilnya dikristalkan. Kemudian dilakukan pengeringan untuk
memisahkan produk dengan airnya. Hasil dari asam oksalat tergantung dari
nutrient (nitrogen) yang ditambahkan. Berikut Tabel 2.3 yang menunjukkan
perbedaan dari beberapa metode sintesis asam oksalat secara ringkas.
Tabel 2.3 Perbedaan Keuntungan dan Kerugian pada Berbagai Proses Sintesis
Asam Oksalat
15
16
17
b. Temperatur
Hubungan antara temperatur dan kecepatan reaksi dinyatakan oleh
persamaan Arrhenius sebagai berikut:
k = ko .e(-E/RT)
dengan:
k = tetapan laju reaksi
ko= faktor frekuensi
E = energi aktivasi
R = tetapan gas = 8,314 Joule/mol. K = 1,987 kal/mol. K
Setiap kenaikan temperatur akan memberikan kenaikan harga k. Semakin
besar harga k, maka kecepatan reaksi akan semakin besar pula. Tetapi apabila
temperatur terlalu tinggi maka akan menyebabkan perubahan yang tidak
diinginkan pada asam oksalat.
d. Pengadukan
Pengadukan dapat memperbesar frekuensi tumbukan antara zat-zat
pereaksi sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat [10].
18