BAB I Pendahuluan
oleh PT.PLN sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan
energi listrik secara keseluruhan. Menurut Ramani K.V. (1992:63)
Fuel cell sebagai sumber tenaga listrik di masa mendatang mempunyai
keistimewaan dibandingkan dengan sumber tenaga yang lain. Fuel cellmemiliki potensi
untuk efisiensi operasi yang tinggi. Emisi yang dihasilkan oleh penggunaan teknologi fuel
cell sangat rendah. Pemeliharaan fuel celltergolong rendah karena tidak memilki bagian
yang bergerak sehingga tidak menimbulkan kebisingan.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis menyusun makalah
dengan judul Integrasi Teknologi Fuel Cell sebagai Sumber Energi Terbarukan. Dengan
demikian diharapkan makalah ini bisa menambah wawasan kepada pembaca mengenai
integrasi fuel cell sebagai sumber energi terbarukan.
BAB II Pembahasan
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis menyusun makalah
dengan judul Integrasi Teknologi Fuel Cell sebagai Sumber Energi Terbarukan. Dengan
demikian diharapkan makalah ini bisa menambah wawasan kepada pembaca mengenai
integrasi fuel cell sebagai sumber energi terbarukan.
Gambar 2.1 menjelaskan tentang prinsip kerja fuel cell yang pertamaadalah anoda
sebagai kutub negatif fuel cell. Anoda merupakan elektroda yang akan mengalirkan elektron
yang lepas dari molekul hidrogen sehingga elektron tersebut dapat digunakan di luar sirkuit.
Pada materialnya terdapat saluran-saluran agar gas hidrogen dapat menyebar ke seluruh
permukaan katalis.
Kedua, katoda sebagai kutub elektroda positif fuel cell yang juga memiliki saluran
yang akan menyebarkan oksigen ke seluruh permukaan katalis. Katoda juga berperan
dalam mengalirkan elektron dari luar sirkuit ke dalam sirkuit sehingga elektron-elektron
tersebut dapat bergabung dengan ion hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
Katalis yang digunakan untuk memfasilitasi reaksi oksigen dan hidrogen. Katalis
umumnya terbuat dari lembaran kertas karbon yang diberi selapis tipis bubuk platina.
Permukaan katalis selalu berpori dan kasar sehingga seluruh area permukaan platina dapat
dicapai hidrogen dan oksigen
Tugas Teknologi Pengendalian Emisi
Yose Gregory Tarigan (4214100041)
II.I. Dampak yang Ditimbulkan dari Penggunaan Teknologi Fuel Cell sebagai Energi
Terbarukan
Di banyak negara maju, teknologi fuel cell sudah bukan barang baru lagi. Negara,
seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, dan Inggris telah mengembangkan teknologi
ini sejak lama. Di negara ini yang menjadi pemicu pemakaian hidrogen sebagai bahan bakar
kendaraan adalah isu lingkungan dan konservasi energi.
Produsen kendaraan seperti General Motors (GM) misalnya sudah merilis prototipe
mobil berbahan bakar hidrogen. Mobil yang rencananya akan komersial pada tahun 2010 ini
menggunakan fuel cell berbentuk wafer yang berfungsi memisahkan atom hidrogen menjadi
proton dan elektron. Dengan memakai elektron sebagai arus listrik, digabungkan proton
dengan oksigen dari udara, sehingga hasil sampingnya hanya uap air.
Penggunaan sumber energi terbarukan fuel cell tidak memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan. Hal ini sama dengan hasil riset yang dikerjakan oleh ahli California
Institute of Technology, Pasadena, AS yang menyimpulkan bahan bakar hidrogen
keduanya sama berbentuk mengakibatkan kerusakan. Selain itu terdapat dampak positif
yang dihasilkan, antara lain tidak bising karena tidak terdapat komponen bergerak, tidak
polutan (tidak beracun dan berbau) karena sekresi (zat buangan) yang ditimbulkan adalah
H2O atau unsur air dan memiliki efisiensi proses yang jauh lebih baik dibanding dengan
sistem konvensional.
Steel, Alpen (2014) menjelaskan bahwa perbedaan antara baterai dengan fuel
cell yaitu pada fuel cell tidak hanya menyimpan tetapi juga menghasilkan energi listrik
secara berkesinambungan selama masih ada pasokan bahan bakar. Kelebihan teknologi
yang fuel cell adalah efisiensinya, tidak bising, hampir tak menghasilkan bahan pencemar
sama sekali, serta banyak pilihan bahan bakar.
Tugas Teknologi Pengendalian Emisi
Yose Gregory Tarigan (4214100041)
III.I. Kesimpulan
Penggunaan bahan bakar fosil memiliki berbagai keterbatasan, seperti (a) polutan
yang dihasilkan sangat besar, (b) cadangan bahan bakar terbatas, dan (c) menyebabkan
konflik global antar wilayah. Salah satu teknologi terbarukan yang ditawarkan yaitu fuel
cell. Fuel cell merupakan suatu pembangkit listrik yang mengubah energi kimia langsung
menjadi listrik dengan menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya dan oksigen
sebagai oksidanya. Fuel cell berfungsi seperti baterai yaitu menghasilkan tegangan
listrik. Fuel cell akan terus menerus memberikan energi listrik selama hidrogen disalurkan
secara berkelanjutan. Fuel cell bisa digunakan sebagai sumber energi bagi berbagai
keperluan mulai dari peralatan yang dapat dipindahkan (portabel), peralatan yang bergerak
(transportasi) dan pembangkit tetap (stasioner). Sebagai sumber energi yang tepat guna
dan energi yang dapat diperbarui, fuel cell dapat mengambil fungsi jaringan listrik tempat
tinggal, rumah sakit dan industri. Ketiga sektor ini merupakan pasar masa depan fuel
cell yang menjanjikan.
Tugas Teknologi Pengendalian Emisi
Yose Gregory Tarigan (4214100041)
K.V., Ramani. 1992. Rural Electrification and Rural Development. Bangkok: Rural
Electrification Guide Book for Asia & Pacific.
Mench, Matthew. 2008. Fuel Cell Engines. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Sudaryono. 2014. Fuel Cell: Sumber Energi Listrik yang Ramah Lingkungan. Jurnal Listrik &
Elektronika, (Online), 661(1); 3-14, (http://www.vedcmalang.com), diakses 2 Nopember
2014.
Steel, Alpen. 2014. Bahan Bakar Berbasis Reaksi Kimia Hidrogen dan Oksigen, 113(51).
(Online), (http://www.alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/3428-bahan-bakar.html),
diakses 1 Nopember 2014.
Steel, Alpen. 2014. Penggunaan Energi Listrik Kian Meningkat, 113(126). (Online),
(http://www.alpensteel.com/article/126-113-energi-lain-lain/3418penggunaan-energi-listrik-
kian-meningkat.html), diakses 1 Nopember 2014.
https://amirulilmi.wordpress.com/2016/01/20/integrasi-teknologi-fuel-cell-sebagai-sumber-
energi-terbarukan/