Anda di halaman 1dari 10

1.

Bagaimana syarat pengukuran


a. Foto thoraks yang simetris
Radiografi toraks yang simetris yaitu proyeksi prosesus spinosus berada tepat di tengah
antara caput clavicula dan terdapat jarak yang sama antara prosesus spinosus dan sisi
medial os clavikula kanan - kiri.

skapula clavicul
a

b. aorta
aorta tidak melebar yaitu diameter arcus aorta kurang dari 6-8 cm (a)
elongation aorta yaitu jarak dari arkus aorta ke garis mid caput clavicula kurang
dari 2 cm (b)

c. Hilus
Hilus normalnya berukuran tidak lebih lebar dari trachea. A.V pulmonalis tidak
berdilatasi,kalau berdilatasi berarti ada gangguan paru dan atau jantung. Pada hipertensi
awal decomp, hilus sudah melebar tapi jantung belum membesar

ketebalan hilus normanya kurang radioopaq dibanding jantung. Bila menebal berarti
adahipertrofi, yang merupakan tanda penyakit kronis.

Tak suram lining hilus jelas, tidak kabur. Kalau batas tidak jelas berarti ada infiltrate di
hilus karena ekstravasasi (merembes); ada bendungan.

d. Ctr
Cara pengukuran Cardio Thoracic Ratio (CTR)
- Ditarik garis M yang berjalan di tengah-tengah kolumna vertebralis torakalis.
- Garis A adalah jarak antara M dengan batas jantung sisi kanan yang terjatuh.
- Garis B adalah jarak antara M dengan batas kiri jantung yang terjatuh.
- Garis transversal C ditarik dari dinding toraks sisi kanan ke dinding toraks sisi kiri.
Garis ini melalui sinus kardiofrenikus kanan. Bila sinus-sinus kardiofrenikus ini tidak
sama tingginya, maka garis C ditarik melalui pertengahan antara kedua sinus itu. Ada
pula yang menarik garis C ini dari sinus kostofrenikus kanan ke sinus kostofrenikus kiri.
Perbedaan kedua cara ini tidak begitu besar, sehingga dapat dipakai semuanya.

Rumus :

A +B
CTR= X 100
C
Pada radiografi toraks PA dewasa dengan bentuk tubuh yang normal, CTR kurang dari 50%.
Pada umumnya jantung mempunyai batas radio-anatomis sebagai berikut :
Batas kanan jantung letaknya para-sternal, Bila kita memakai garis A, maka garis A ini
panjangnya tidak lebih dari 1/3 garis dari M ke dinding toraks kanan.
Batas jantung sisi kiri terletak di garis pertengahan klavikula (mid-clavicular line).
Batas dari arkus aorta, yaitu batas teratas dari jantung, letaknya 1-2 cm di bawah tepi
manubrium sterni.

2. Sebutkan klasifikasi TB
Klasifikasi TB menurut DEPKES
Tuberkulosis paru:
Adalah TB yang terjadi pada parenkim (jaringan) paru. Milier TB dianggap sebagai TB paru
karena adanya lesi pada jaringan paru.Limfadenitis TB dirongga dada (hilus dan atau
mediastinum) atau efusi pleura tanpa terdapat gambaran radiologis yang mendukung TB pada
paru, dinyatakan sebagai TB ekstra paru. Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus juga
menderita TB ekstra paru, diklasifikasikan sebagai pasien TB paru.

Tuberkulosis ekstra paru:


Adalah TB yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe, abdomen,
saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang.Diagnosis TB ekstra paru dapat
ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis. Diagnosis TB ekstra paru
harus diupayakan berdasarkan penemuan Mycobacterium tuberculosis.Pasien TB ekstra paru
yang menderita TB pada beberapa organ, diklasifikasikan sebagai pasien TB ekstra paru pada
organ menunjukkan gambaran TB yang terberat.

3. Bagaimana patofisiologi dan gambaran radiologi tb pada anak


4.
6. sebutkan organ organ intraperitoneal dan retroperitoneal
intraperitoneal retroperitoneal
Gaster Ren
vesica fellea Ureter
lien vesica urinaria
duodenum pars superior Vena Cava Inferior
hepar aorta abdominalis
jejunum ductus thoracicus
ileum colon ascendens
colon transversum colon descendens
colon sigmoidea rectum
caecum pancreas (caput, collum, corpus)
appendix vermiformis duodenum (pars descendens, pars
cauda pancreas. transversum, pars descendens

7. bagaimanakah persiapan, indikasi, kontraindikasi dan pelaksanaan pemriksaan


a. IVP
Persiapan

Bila perlu dilakukan test kehamilan , persiapan usus walaupun tidak mutlak
perlu dilakukan untuk memperjelas visualisasi pelviokaliks sistem. Makanan cair mulai
dilakukan sejak 24 jam sebelum pemeriksaan kemudian diberikan laxan/urus-urus atau
enema. Persiapan usus mutlak dilakukan pada pasien dengan obstipasi kronis atau
gangguan neurologis usus. Dehidrasi memperbaiki visualisasi kontras tetapi
meningkatkan resiko CIN. Penghentian intake cairan 6-8 jam sebelum
pemeriksaan cukup untuk visualisasi yang optimal.

Persiapan Pasien

Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO-IVP
dilakukan.

Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat.

Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air matang
untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.

Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna
meminimalisir udara dalam usus.

Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan sebelum
pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk mengosongkan blass.

Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan dan penandatanganan informed consent.
Persiapan Media Kontras

Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana


jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat
badan.

Persiapan Alat dan Bahan

Wings needle No. 21 G (1 buah)

Spuit 20 cc (2 buah)

Kapas alcohol atau wipes

Plester

Marker R/L dan marker waktu

Media kontras Iopamiro ( 40 50 cc)

Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)

Baju pasien

Tourniquet

Indikasi Pemeriksaan IVP

1. Renal agenesis

2. Polyuria

3. BPH (benign prostatic hyperplasia)

4. duplication of ureter and renal pelvis

5. ectopia kidney

6. horseshoe kidney

7. malroration

8. Hydroneprosis

9. Pyelonepritis
10. Renal hypertention

Kontra Indikasi

1. Alergi terhadap media kontras

2. Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung

3. Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung

4. Multi myeloma

5. Neonatus

6. Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah

7. Pasien yang sedang dalam keadaan kolik

8. Hasil ureum dan creatinin tidak normal

Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP

1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien

2. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui


intravena 1 cc saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.

3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan


memasang alat compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS
kanan dan kiri

4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit


setelah injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras
ke collecting sistem, terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak.

5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine


menggunakan ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan
ureter proximal terisi media kontras.

6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film


24 x 30 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai
terisi media kontras

7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran


bladder terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x
40.
8. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis
radiologi, biasanya dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate
(umumnya pada pasien yang lanjut usia).

9. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect
untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder.
Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan
ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri
b. colon in loop

Persiapan

Sebelum dilakukan pemeriksaan perlu dilakukan persiapan supaya tidak


ada sisa makanan/kotoran. (Prinsipnya colon harus dikosongkan dari feses
dan fecal mass, serta udara dalam colon harus sesedikit mungkin).
2 hari sebelum pemeriksaan os makan bubur kecap (kaldu ayam)
Hari pertama os minum tablet Dulcolax 2x
Hari kedua os minum garam inggris 30mg
Dianjurkan agar os banyak minum agar buang air besar lancer
Sebelumnya dilakukan foto maksudnya adalah untuk melihat apakah
persiapannya baik atau tidak (ada kotoran dalam usus besar)

Dua hari sebelum dilakukan pemeriksaan colon inloop, pasien diberitahu


untuk melakukan persiapan yang nantinya akan membantu kelancaran
pelaksanaan pemeriksaan.

Hari Pertama:

Pagi : Makan bubur kecap + telur rebus 2 biji + minum air banyak.

Siang : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.

Malam : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.

Pukul 24.00 WITA masukkan dulcolax melalui lubang dubur 1 biji.

Hari Kedua:

Pagi : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.

o Siang : - Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum


air banyak.
- Pukul 20.00 WITA minum 1 botol fleet phosphosoda dibagi dalam 3
dosis. (15 ml fleet phosphosoda + 1 gelas air 240 ml).

- 3 gelas ini diminum habis dalam waktu 20 menit.

- Selanjutnya pasien puasa sampai selesai di foto.

- Pukul 05.00 WITA masukkan dulcolax melalui lubang dubur 1 biji.

- Pukul 06.00 WITA pasien di klisma tinggi ( untuk pasien di opname).

- Pukul 07.00 WITA pasien datang ke bagian radiologi untuk di foto


( dalam keadaan puasa).

Metode Pemeriksaan

Metoda Kontras Tunggal

Metoda Kontras ganda

Satu tahap
Dua Tahap

Kontras Media:
Kontras media positif Barium Sulfat dengan viscositas 1:8, Kontras
media negative (Udara).
Metoda satu tahap : Pemasukan kontras media negative dilakukan setelah
pemasukan kontras media poitif tanpa evacuasi terlebih dahulu.
Metoda dua tahap : Pemasukan kontras media negative dilakukan setelah
pemasukan kontras media positif setelah evacuasi terlebih dahulu.

Alat dan bahan yang digunakan


Pesawat dengan fluoroscopy yang dapat dilengkapi image intensifier dan
TV monitor, dan meja pemeriksaan tilting table.
Irigator set atau disposable soft plastic enema tips and enema bags.
Receiver.
Vaseline.
Rectal canule/tube.
Sarung tangan
Laken/kain penutup meja pemeriksaan.
Kontras Ba Sulfat encer (3/4:10) sebanyak 2 liter

Teknik Pemberian Bahan Kontras


1. Pasien ditempatkan di atas meja pemeriksaan.

2. Bahan kontras Barium Sulfat (BaSO4) dicampur dengan air di


dalam blender kemudian di aduk.

3. Sebelum bahan kontras dimasukkan terlebih dahulu pasien


diinjeksi dengan obat anti peristaltik yaitu buskopan.

4. Untuk memasukkan bahan kontras pasien diinstruksikan untuk


berbaring miring ke kiri.

5. Selang irrigator diklem, kemudian campuran Barium Sulfat dan


air dimasukkan ke dalam irrigator.

6. Ujung kateter diolesi dengan jelly kemudian dimasukkan ke


dalam rectum kira-kira 5 cm.

7. Irrigator dipasang pada standar infus dengan ketinggian kira-kira


75 cm dari permukaan meja pemeriksaan kemudian Barium Sulfat
dimasukkan dengan membuka klem.

8. Setelah kontras Barium Sulfat masuk ke dalam colon kemudian


pasien dikocok-kocok perutnya agar kontras merata ke seluruh colon.

9. Pasien di ubah posisinya menjadi terlentang dan kateter


dikuatkan letaknya.

10. Selanjutnya dilakukan pemotretan.

Indikasi

Untuk melihat adanya kelainan pada colon, :

1. Colitis : Peradangan / Imflamasi pada mucosa colon.


2. Polyp,lesi,tumor,carcinoma.
3. Diverticulitis.
4. Megacolon.
5. Invaginasi yaitu masuknya lumen usus bagian proximal ke dalam
lumen usus bagian lebih distal yang diameternya lebih besar,
pemeriksaan ini dilakukan pada pasien anak-anak, sifatnya sebagai
tindakan terapi.

Kontaindikasi

1. tidak boleh dilakukan saat perdarahan intestinal aktif


2. adanya perforasi (usus bocor)

3. diarrhea profuse/berlebihan

4. panas tinggi.

Anda mungkin juga menyukai