Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN VERTIGO

DI IGD TRIASE

DISUSUN OLEH:

NAMA : TRISNAWATI P. SAMPER

NRI : 13011104106

KELAS : A2

KELOMPOK 2B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN VERTIGO

A. KONSEP MEDIS

1. PENGERTIAN VERTIGO

Vertere suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari vertigo, yang
artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing (Wahyono, 2007).
Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2005, mendefinisikan vertigo adalah
setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek disekitar penderita yang
bersangkutan dengan gangguan sistem keseimbangan (ekuilibrum).

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda
di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan
keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa
jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa
terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali (Israr, 2008).

Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita vertigo
merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan yang
berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga. Perasaan tersebut kadang disertai
dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang
terjatuh karena masalah keseimbangan. Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang
mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan penglihatan
(Putranta, 2005)

Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan mungkin dapat
didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala yang sifatnya subyektif
dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan sebaiknya langsung pada penyebab yang
mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun
tidak mungkin diobati (CDK, 2009)

2. JENIS VERTIGO

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang


mengalami kerusakan, yaitu

1) Vertigo Periferal

Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis,
yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang
berhubungan dengan vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal
positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan
keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis
(peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam
pendengaran).

2) Vertigo Sentral

Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan
informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan. Vertigo sentral terjadi jika
ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu
daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).

3. ETIOLOGI VERTIGO

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang
terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa
berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara
tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)

1) Keadaan lingkungan : Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)


2) Obat-obatan : Alkohol & Gentamisin
3) Kelainan sirkulasi: Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri
basiler
4) Kelainan di telinga: Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo), Infeksi
telinga bagian dalam karena bakteri, Herpes zoster, Labirintitis (infeksi labirin di dalam
telinga), Peradangan saraf vestibuler, & Penyakit Meniere
5) Kelainan neurologis: Sklerosis multiple, Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada
labirin, persarafannya atau keduanya, Tumor otak, Tumor yang menekan saraf
vestibularis.

4. PATOFISIOLOGI VERTIGO

Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat keseimbangan
tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk
direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh
dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam
bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh
dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam
bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot
menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus

5. TANDA DAN GEJALA VERTIGO

1) Vertigo Sentral

Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan
serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi,
kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-turut (dysdiadochokinesia),
gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh
menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan
buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan
percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan
mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang
otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa
posterior,migren basiler.

2) Vertigo perifer

Lamanya vertigo berlangsung:

a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.

Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB). Pencetusnya
adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil
barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab
vertigo posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis
vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.

b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere
mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli),vertigo dan tinitus. Usia
penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan
Tandem dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus
kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis
lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat
penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat
kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa
penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan
meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita
mengalami disekuilibrium(gangguan keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis
stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita
harus memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.

c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.

Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini
mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini
berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun
tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.

Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya disebabkan


oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya.
Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit ini akan mereda secara
gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.

Pemeriksaan elektronistagmograf (ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa penyakit


namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang
terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus
ditelusuri kemungkinan stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan
viksasi visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah arah
bila arah pandangan berubah. Padanistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita menfksasi
pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular periferyaitu
mabok kendaraan, penyakit meniere, vertigo pasca trauma

VERTIGO PERIFERALVERTIGO SENTRAL (NON-


NO
(VESTIBULOGENIK) VESTIBULER)

1 Pandangan gelap Penglihatan ganda

2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan

3 Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot

4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah

5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu

6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata


7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi

8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah

9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah

10 Sensitif pada cahaya terang dan


Suara
11
Berkeringat

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG VERTIGO

1) Tes Romberg yang dipertajam

Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang yang
normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih

2) Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)

Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah. Kedudukan
akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter atau badan berputar lebih
dari 30 derajat

3) Salah Tunjuk(post-pointing)

Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal) kemudian


kembali kesemula

4) Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike

Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung dipinggir
tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh
lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus

5) Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita


6) Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul

7) Posturografi

Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dansomatosensorik.

7. PENATALAKSANAAN VERTIGO
1) Vertigo posisional Benigna (VPB)
a. Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar
penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang
pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan
dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo
mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo
melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai tidak
didapatkan lagi respon vertigo.
b. Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat digunakan
sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika munculeksaserbasi atau
serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada
penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter
menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka
dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.

2) Neurotis Vestibular

Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan terapi
simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila pandangan
diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi
visual pada suatu tempat atau benda.

3) Penyakit Meniere

Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari terapi
medik yang diberi adalah:

a. Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya : tirah
baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan bahwa
serangan tidak membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat penderita
tenang atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
b. Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang.
Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang menganjurkan diet rendah
garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan
efek tambahan yang baik.
c. Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh obat
atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja atau
kemungkinan kehilangan pekerjaannya.

4) Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)

Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. MisalnyaDramamine,
prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu.
Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.

5) Sindrom Vertigo Fisiologis

Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat ketidaksesuaian
antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat
anti vertigo.

6) Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)


a. TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih sempurna
dalam kurun waktu 24 jam
b. RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna terjadi lebih
dari 24 jam.

Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang efektif
sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan cacat.

Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:

Tujuannya:

1) Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium untuk


meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun
2) Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata
3) Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan

contoh latihan:

1) Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup


2) Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak miring)
3) Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup
4) Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup
5) Berjalan tandem
6) Jalan menaiki dan menuruni lereng
7) Melirikkan mata kearah horizontal dan vertica
8) Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga menfiksasi pada
objek yang diam

Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN VERTIGO

a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian biasanya klien mengatakan
nyeri kepala menjalar kepunggung

b. Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo tanyakan
adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang
dapat memicu vertigo. Nyeri PQRST

P: Paliatif / Propokative: Merupakan hal atau faktor yang


mencetuskan terjadinya penyakit, hal yang memperberat atau
memperingan. Pada klien dengan vertigo biasanya klien
mengeluh pusing bila klien banyak bergerak dan dirasakan
berkurang bila klien beristirahat.
Q: Qualitas: Kualitas dari suatu keluhan atau penvakit yang
dirasakan. Pada klien dengan vertigo biasanya pusing yang
dirasakan seperti berputar.
R: Region : daerah atau tempat dimana keluhan dirasakan. pada
klien dengan vertigo biasanya lemah dirasakan pada daerah
kepala.
S: Severity :derajat keganasan atau intensitas dari keluhan
tersebut. Pusing yang dirasakan seperti berputar dengan skala
nyeri (0-5)
T: Time : waktu dimana keluhan dirasakan, time juga menunjukan
lamanya atau kekerapan. Keluhan pusing pada klien dengan
vertigo dirasakan hilang timbul.

c. Riwayat kesehatan yang lalu

Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor otak.
Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan
salisilat.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat
penyakit lain baik.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologis


2) Nyeri akut b/d agen injuri biologi
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Intervensi keperawatan


1 Mual b/d stimulasi NOC: Intervensi NIC:
mekanisme
neurofarmakologi Tingkat kenyamanan:perasaan 1.penatalaksanaan cairan :
lega secara fisik dan psikologis peningkatan keseimbangan cairan
dan pencegahan komplikasi
Keseimbangan cairan:
keseimbangan cairan dalam 2.pemantauan cairan :
ruang intraseular dan pengumpulan dan analisis data
ekstraselular tubuh klien untuk mengatur
keseimbangan cairan
Status nutrisi: asupan makanan
dan cairan: jumlah makanan dan 3.pemantauan nutrisi
cairan yang masuk kedalam
tubuh dalam 24 jam
Aktivitas keperawatan:

Tercapai setelah menjalani pantau gejala subyektif mual


perawatan selama 3 hari pada klien

pantau adanya peningkatan


berat badan
Criteria hasil:
pantau tingkat energy,
Berat badan stabil malaise,keletihan, kelelahan.

Tidak tedapat mata Pantau turgor kulit


cekung
Ajarkan klien tehnik napas
Hidrasi kulit tidak dalam untuk menekan reflex
terganggu muntah

keseimbangan asupan dan Ajarkan klien untuk makan


haluaran dalam 24 jam dengan perlahan tapi sering

klien melaporkan tidak Kolaboratif : obat antimetik


mual sesuai dengan anjuran

menunjukkan Naikkan bagian kepala


keseimbangan cairan dengan tempat tidur pada posisi lateral
indicator 1-5 :ekstrem, berat, untuk mencegah aspirasi
sedang, ringan, tidak
bermasalah Pantau status nutrisi
2. Nyeri akut b/d agen NOC: Intervensi NIC:
injuri biologi
Tingkat kenyamanan: perasaan 1.pemberian analgesic
senang secara fisik dan
psikologi 2.penatalaksanaan nyeri

Nyeri: efek merusak: efek 3.sedasi sadar : pemberian sedative,


merusak dari nyeri terhadap memantau respon klien dan
emosi kliendan perilaku yang pemberian dukungan fisiologis
diamati yang dibutuhkan selama prosedur
terapautik
Perilaku mengendalikan nyeri:
tindakan seseorang untuk
mengendalikan nyeri Aktivitas keperawatan :
Tingkat nyeri: jumlah nyeri Meminta klien untuk menilai
yang dilaporkan dan di nyeri dengan menggunakan skala 0-
tunjukkan 10 ( 0-tidak ada
nyeri/ketidaknyamanan, 10= nyeri
sangat)
Tercapai setelah menjalani
perawatan selama 3 hari: Lakukan pengkajian nyeri
yang komperehensif meliputi
lokasi, karakteristik,dll

Criteria hasil: Bantu klien untk


mengidentifikasi tindakan
Menunjukkan tingkat pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
nyeri dengan indicator 1-5 : yang telah berhasil dilakukan
eksterm, berat,sedang, ringan, seperti: distraksi, relaksasi,
tidak sama sekali. kompres hangat atau dingingunakan
Klien mampu pendekatan positif dengan tujuan
untuk mengoptimiskan respon klien
menunjukkan tehnik relaksasi
terhadap analgesic
secara individual yang efektif
untuk mencapai Kenyamanan. Bantu klien untuk lebih
berfokus pada aktivitas daripada
Klien mampu
ketidaknyamanan dengan
meningkatkan konsentrasi
melakukan pengalihan melalui
Klien dapat tidur dengan televise, tape, radio,dll
efektif
Observasi ketidaknyamanan
verbal, khususnya pada mereka
yang tidak mampu
mengkomunikasikannya secara
efektif.
Instruksikan klien untuk
menginformasikan kepada perawat
jika pengurang nyeri tidak dapat
dicapai

Masukkan pada instruksi saat


pemulangan klien mengenai
pengobatan khusus yang harus
dikonsumsi, frekuensi pemberian,
efek samping, dll

3 Nutrisi kurang dari NOC: Intervensi NIC:


kebutuhan tubuh b/d
hilangnya nafsu makan, Status gizi: tingkat zat gizi yang 1.Pengelolaan gangguan makan
mual dan muntah tersedia untuk memenuhi
kebutuhan metabolic 2.Pengelolaan nutrisi

Status gizi: asupan makanan dan 3.Bantu menaikkan BB


cairan: jumlah makanan dan
cairan yang di konsumsi tubuh
selama waktu 24 jam Aktivitas keperawatan:

Status gizi: nilai gizi: Timbang BB klien pada


keadekuatan zat gizi yang interval yang sesuai
dikonsumsi tubuh
Tentukan BB idea klien

Berikan informasi
Tercapai setelah menjalani menyangkut sumber-sumber yang
perawatan selama 3 hari tersedia . seperti: konseling
diet,program latihan.

Diskusikan dengan klien


Criteria hasil: tentang kondisi medis yang
Klien akan mempengaruhi BB
mempertahankan berat badan Diskusikan tentang risiko
ideal yang berkaitan dengan kelebihan
Klien menyatakan atau kekurangan BB
toleransi terhadap diet ang Bantu klien dalam
dianjurkan mengembangkan rencana makan
Mempertahankan massa yang seimbang dan konsisten
tubuh dan berat badan dalam
batas normal dengan tingkat penggunaan energi

Melaporkan keadekuatan
tingkat energy

DAFTAR PUSTAKA

Corwin,Elizabeth J,.2009. Buku saku patofisiologi, Jakarta:EGC

Harsono. (2010). Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Herdman, T. Heater. (2012). NANDA International Diagnosis keperawatan definisi dan


klasifikasi 2012-2014. EGC : Jakarta.

https://www.scribd.com/doc/188125649/Askep-Vertigo-pdf

Mansjoer, Arif M .dkk. 2000.Kapita selekta kedokteran 3 jilid 2,Jakarta:Media Aesculapiu

Wilkinson.Judith M. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC, Jakarta: EGC
Pathway

Anda mungkin juga menyukai