Anda di halaman 1dari 23

TENTIR MODUL

GASTROINTESTINAL
KULIAH 7 (part.2), 8, 11, 16

Peringatan!!! Tentir bukanlah satu-satunya sumber


bacaan. Tentir dapat saja salah. Hal-hal yang
mencurigakan harap dicrosscheck dengan kuliah
maupun textbook.

Selamat Belajar !!!


Core Team: ^^ 2007 SUKSES ^^
Bila, Aghis, Arif, Fira, Felix, Nichi, Venita,
Devi, Elita, Andy, Fitri

KULIAH PARASIT PART 2


Protozoa Penyebab Penyakit Gastrointestinal Amebiasis ekstraintestnal: ada abses hat (paling sering), demam, batuk, dan nyeri
OLEH: PROF.DR. SALEHA SUNGKAR perut kuadran kanan atas.
o Diagnosis pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan serologi untuk mendeteksi antbodi,
Entamoeba histolytica (subphylum: sarcodina) deteksi antgen, PCR.
o Morfologi: o Pengobatan
Dalam daur hidupnya, E. histolytica mempunyai 2 stadium: trofozoit dan kista. Tropozoit Obat yang bekerja pada lumen usus:
berukuran 10-60 mikron (kalo sel darah merah sekitar 7 mikron), mempunyai int Paromomisin (humatn): dosis 25-35 mg/kgbb/hari selama 7 hari
entameba yang terdapat di endoplasma, ektoplasma bening homogen terdapat di Diloksanaid furoat (furamid, entamizol): dosis 3 kali 500 mg perhari selama 10 hari.
Iodoquinol (iodoksin): dosis 3 kali 650 mg/ hari selama 20 hari.
bagian tepi sel, pseudopodium (kaki semu) besar dan lebar sepert daun, pergerakannya
Obat yang bekerja pada jaringan:
cepat dan menuju suatu arah (linier), endoplasma berbutr halus (biasanya mengandung Emetn hidroklorida
bakteri atau sisa makanan). Bila ditemukan sel darah merah pd tropozoit, disebut Metronidazole: dosis 3x750 mg/ jari selama 7-10 hari.
erythrophagocytosis, yang merupakan ciri khas infeksi parasit ini. o Pencegahan dengan kebersihan perorangan (cuci tangan) dan kebersihan lingkungan
Kistanya berukuran 10-20 mikron, bentuknya bulat atau lonjong, punya int entameba. (masak air minum sampai mendidih, mencuci sayur dan buah dengan bersih, menutup
o Disease Amoebiasis, Amoebic dysentri, Amoebic liver abses. Manusia merupakan makanan yang dihidangkan, buang sampah di tempat tertutup, serta tdak menggunakan
satu-satunya hospes parasit ini. tnja manusia sebagai pupuk).
o Epidemiologi Amebiasis terdapat di seluruh dunia (kosmopolit), terutama di daerah
tropik dan daerah beriklim sedang.
Giardia lamblia (subphylum: mastgospora)
o Bentuk infektif stadium kista matang. Kista dapat hidup lama dalam air (10-14 hari).
o Disease: giardiasis
Kista juga tahan terhadap klor yang terdapat pada aor ledeng. Kista akan mat pada suhu o Epidemiologi kosmopolit; prevalensinya makin tnggi pada sanitasi yang buruk. G.
500C atau dalam keadaan kering. lamblia lebih sering ditemukan pada anak daripada dewasa, terutama anak berumur 6-
o Life cycle:
10 tahun. Pada orang dewasa, giardiasis ditemukan pada orang yang bepergian
Bila kista matang tertelan kista masuk lambung dalam keadaan utuh (dinding kista
(travelers diarrhea). Di daerah endemis, infeksi lebih sering ditemukan pada bayi.
tahan thd asam lambung) masuk ke lumen terminal usus halus, dicernakan
o Life cycle:
ekskistasi keluarlah stadium tropozoit yang masuk ke lumen usus besar. Stadium kista Parasit ini juga memiliki 2 stadium: kista dan tropozoit. G. lamblia hidup di lumen usus
dibentuk dari stadium tropozoit yang berada di lumen usus besar. Stadium tropozoit kecil, yaitu duodenum, bagian proksimal jejenum, serta kadang-kadang di saluran dan
dapat ditemukan pada tnja yang konsistensinya lembek atau cair, sedangkan stadium kandung empedu. Bila kista matang tertelan ekskistasi di duodenum sitoplasmanya
kista biasanya ditemukan pada tnja padat (karena kista tdak patogen; hanya merupakan membelah dan flagel tumbuh dari aksonema terbentuk 2 tropozoit. Dengan
stadium yang infektf) pergerakan flagel yang cepat, tropozoit berada di antara vili usus dan bergerak dari satu
o Patogenesis
tempat ke tempat lain. Dengan batl isapnya, si tropozoit akan melekatkan diri pada
Stadium tropozoit dapat bersifat patogen dan menginvasi usus besar ikut aliran
epitel usus. Kalo jumlahnya banyak sekali, tropozoit dapat menutupi permukaan usus
darah nyebar ke hat, paru, otak, kulit, dan vagina merusak jaringan tersebut (sesuai
halus. Tropozoit yang tdak melekat pada mukosa usus akan mengikut gerakan
dgn namanya: histo-lytica = menghancurkan jaringan). Predileksi utamanya di daerah
peristaltk menuju usus besar. Nah, selama perjalanan itulah terjadi enkitasi
apendiks atau sekum.
o Gejala klinis (pembentukan kista). Tinja padat berisi kista, sedangkan tnja cair atau lunak biasanya
Amebiasis intestnal: nyeri perut dan diare dengan tnja berlendir atau berdarah, berisi tropozoit.
tdak nafsu makan BB turun. Kalau kronik (menahun), diarenya diselingi sembelit o Gejala Klinis: sangat bervariasi, tergantung dari jumlah kista yang tertelan, lamanya
dan ada rasa tdak enak di perut. infeksi, serta faktor hospes dan parasitnya sendiri. Gejala akut dimulai dengan rasa tdak
enak di perut yang diikut mual dan kehilangan nafsu makan. Bisa juga disertai demam
ringan. Kemudian diikut diare yang berbau busuk. Pada tnja jarang ditemukan lendir
dan darah. Gejala akut berlangsung 3-4 hari dan bisa sembuh spontan. Pada fase o Disease: blastocystosis
subakut atau kronik: diare hilang tmbul selama 2 thn atau lebih, penderita merasa o Epidemiologi: terutama ditemukan di daerah tropik.
lemah, sakit kepala dan sakit otot, malabsorpsi dan penurunan BB, serta gangguan o Morfologi dan Life cycle
B. hominis mempunyai 4 bentuk: vakuolar, granular, ameboid, dan bentuk kista.
pertumbuhan (pd anak).
Bentuk alveolar paling sering ditemukan pada tnja atau biakan. Di tengah ada
o Diagnosis: dianjurkan pemeriksaan tnja selama 3 hari berturut-turut atau 2 hari sekali
struktur mirip vakuol yang tampak transparan dan refraktl. Vakuol disebut benda
selama 10 hari, karena kista dan tropozoit dikeluarkan secara periodik. Pada infeksi
sentral, yang dikelilingi oleh sitoplasma perifer yang mengandung nukleus, mitokondria,
ringan, dapat dilakukan pemeriksaan cairan yg berasal dari duodeno-jejunal juncton
dan badan Golgi. Int 1-4..
untuk mencari tropozoit. Bila masih tdak ditemukan, dapat dilakukan biopsi usus.
Bentuk granular sel berisi granula. Stadium ini dibentuk dari stadium vakuolar.
Pemeriksaan yang lain adalah dengan deteksi antgen.
Fungsinya belum diketahui.
o Pengobatan
Bentuk Ameboid bentuk tdak teratur dan banyak ditemukan dalam tnja atau biakan.
Tinidazol dosis tunggal (2 gr pada dewasa; 30-35 mg pada anak)
Mirip leukosit.
Metronidazol
Bentuk kista polimorfik, tapi kebanyakan oval atau sirkular, dengan atau tanpa lapisan
Kuinakrin, pilihan untuk ibu hamil (ES lebih berat dari metronidazol)
Furozolidon berbentuk cairan; untuk bayi dan anak membran. Mengandung mitokondria dan int.
B. hominis berkembang biak secara aseksual dengan 4 macam pembelahan: belah
Balantidium coli (ciliate protozoa) pasang, plasmotomi, skizogoni, dan endodiogeni. Pada manusia biasanya terjadi belah
o Disease: balantdiosis atau disentri balantdium pasang. Bentuk ameba berkembang dengan plasmotomi, yaitu terpotongnya satu atau
o Life cycle lebih dari satu bagian (progeni dari tonjolan2 sel). Progeni mengandung satu atau lebih
B. coli adalah protozoa terbesar pada manusia. Ia hidup di selaput lendir usus besar,
nukleus, tapi tdak memiliki benda sentral.
terutama di sekum. Ia memiliki 2 stadium selama hidupnya: vegetatf (tropozoit) dan Benda sentral adalah organel di mana terjadi skizogoni. Sel induk atau skizon berisi
kista. Stadium vegetatf merupakan stadium yang berfungsi untuk berkembang biak progeni sampai sampai sel pecah dan progeni menyebar ke sekitarnya. Makin besar
dengan cara belah pasang transversal. Stadium kista hanya berfungsi untuk bertahan dan jumlah progeninya, makin kecil ukurannya.
merupakan bentuk infektf. Bila kista tertelan ekskistasi di usus halus stadium Endodiogeni lebih jarang dan menghasilkan 2 progeni yang besar di dalam badan sentral.
vegetatf, yang segera berkembangbiak dan membentuk koloni kedua stadium keluar Bentuk kista adalah bentuk yang paling tahan terhadap pengaruh lingkungan di luar
bersama feses kista tertelan infeksi dst. hospes dan mungkin merupakan satu2nya bentuk infektf.
o Epidemiologi: hospesnya adalah babi, tkus, dan beberapa spesies kera tropik. o Patogenesis: masih kontroversial, antara patogen atau hanya komensal.
Sayangnya, kadang2 parasit ini juga ditemukan pada manusia. Parasit ini ditemukan di o Gejala Klinis: diare, flatulensi, anoreksia, BB turun, muntah, mual, konstpasi, dll.
seluruh dunia yang beriklim subtropik dan tropik, tetapi frekuensinya rendah. Infeksinya juga dihubungkan dengan kolits ulserosa, ileits terminal, dan enterits.
o Patogenesis: tropozoit dapat menginvasi mukosa usus besar dan menyebabkan ulserasi. o Diagnosis: menemukan parasit tsb pada tnja dengan pemeriksaan langsung. Biasanya
Ia juga mensekresikan enzim hialuronidase, yang mendegradasi jaringan usus dan ditemukan bentuk vakuolar.
o Pengobatan: pengobatan dianjurkan hanya bila ditemukan B. hominis pada tnja dan
memudahkan penetrasi ke mukosa usus membentuk abses kecil abses pecah
disertai gejala. Obatnya adalah metronidazol iodoquinol, atau furazolidon.
ulkus yang menggaung.
o Gejala Klinis: dapat asimptomatk atau simptomatk (diare kronik, disentri, mual, kolits,
Crytosporidium parvum (Phylum apicomplexa)
nyeri perut, penurunan berat badan, serta ulserasi sampai perforasi usus). o Disease: cryptosporidiosis
o Diagnosis: menemukan tropozoit dalam tnja encer atau melalui sigmoidoskopi atau o Epidemiologi: ditemukan di seluruh dunia, infeksi pada laki-laki lebih tnggi. Hewan
kolonoskopi. Kista juga dapat ditemukan dalam tnja. maupun manusia dapat menjadi sumber infeksi. Merupakan salah satu penyebab
o Pengobatan: tetrasiklin, metronidazol.
travelers diarrhea.
o Life cycle
Blastocystis hominis
Parasit ini termasuk Coccidia yang mirip Isospora dan Toxoplasma. Bila ookista matang Isospora belli
tertelan ekskistasi di traktus GI atas sporozoit keluar dari ookista dan masuk ke sel o Disease: Isosporiasis
epitel usus pada bagian apeks, tetapi tdak di dalam sitoplasma (disebut meront) o Epidemiologi: penularan terjadi melalui makanan dan air yang terkontaminasi dengan
parasit berkembang biak secara aseksual (merogoni) dan menghasilkan merozoit yang ookista atau sporokista. Infeksinya lebih sering ditemukan pada penderita Aids.
o Morfologi dan Life cycle
memasuki sel lain merozoit membentuk mikro dan makrogametosit berkembang
Hanya diketahui stadium ookista yang bentuknya bujur memanjang. Ookista menjadi
menjadi mikro dan makrogamet pembuahan terbentuk ookista lagi, yang
matang dalam 1-5 hari. Sporokista menghasilkan 4 sporozoit yang bentuknya
mengadung 4 sporozoit.
memanjang dan mempunyai satu int. Infeksi terjadi jika menalan ookista atau sporokista
Ada 2 macam ookista: yang berdinding tpis dan mengeluarkan sporozoit di dalam usus, matang. Sporozoit masuk ke dalam usus dan berkembang biak secara endodiogeni
dan yang berdinding tebal (dikeluarkan melalui tnja). Masa prepaten, yaitu waktu antara membentuk 2 merozoit sel anak. Beberapa sporozoit atau merozoit akan keluar usus dan
infeksi dan pengeluaran ookista berkisar 5-21 hari. masuk ke jaringan ekstraintestnal membentuk stadium kista yang dormant. Kelenjar
o Patogenesis: traktus intestnal merupakan tempat utama kriptosporoidosis. Tempat lain limfe mesenterik adalah yang paling sering terkena.
yaitu paru, telinga bagian tengah, saluran empedu, pankreas, dan lambung. Infeksi o Gejala Klinis: diare, steatore, sakit kepala, demam, malaise, nyeri abdomen, muntah,
ekstraintestnal lebih sering mengenai saluran empedu dan dapat menyebabkan calculus dehidrasi, BB turun.
o Diagnosis: dengan menemukan ookista dalam tnja, aspirasi duodenum, duodenal string
biliary disease.
o Gejala Klinis: diare, anoreksia, BB turun, kehilangan cairan dalam jumlah besar. Pada test, dan biopsi usus halus.
o Pengobatan: kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol, kombinasi pirimetamin dan
pasien aids, manifestasi klinisnya adalah: diare sepert kolera, diare kronis, diare
sulfonamid, pirimetamin, roksitromisin (untuk pasien aids).
intermiten, diare transient.
o Diagnosis: menemukan ookista dalam tnja, deteksi antgen ELISA, biopsi, dan PCR
o Pengobatan: perbaikan sistem imun dengan active antiretroviral therapy (HAART).
Microsporidium
Jika HAART tdak memungkinkan, digunakan beberapa antbiotk: paramomisin, o Disease: Microsporidiasis
azitromisin, nitazoksanid, spiramisin. o Daur hidup
Microsporidia adalah parasit obligat intraseluler yang mempunyai 2 fase perkembangan:
Cylclospora cayetanesis (Phylum: apicomplexa) skizogoni (merogoni) dan fase sporogoni. Infeksi dimulai dengan masuknya spora ke
o Disease: Cyclosporiasis
dalam sel hospes. Tempat utamanya adalah sel epitel traktus GI dan traktus
o Epidemiologi: infeksi dapat terjadi pada semua umur, penyebab travelers diarrhea.
o Life cycle respiratorius. Setelah terjadi penonjolan polar filamen dan pengeluaran isi spora ke
Ookista yang belum matang dikeluarkan bersama tnja terjadi sporulasi dalam satu sampai dalam sel hospes, ia akan membelah diri melalui proses merogoni yang diikut
beberapa minggu pada suhu tnggi dan lembab oookista matang (berisi dua sporokista diferensiasi menjadi spora (sporogoni). Sporoplasma akan berkembang biak menjadi
yang masing2 mengandung 2 sporozoit). Parasit ini terdapat intrasitoplasmik dan meron. Membran sel meron menebal, kemudian berdiferensiasi membentuk sporon.
perkembangan terjadi dalam vakuol pada enterosit yeyenum. Infeksi terjadi dengan Sporon membelah dan membentuk sporoblas, kemudian menghasilkan spora matang.
menelan ookista matang. Spora yang dikeluarkan dapat menginfeksi sel lain atau ke lingkungan melalui tnja, urin,
o Gejala Klinis: konstpasi, diare (bukan keluhan utama), anoreksia, BB turun, kembung, atau sekresi saluran napas.
sering flatus, nyri ulu hat, mual, muntah, nyeri, otot, demam ringan, lelah. Sering o Gejala Klinis: pada infeksi intestnal, frekuensi BAB sekitar 1-20 kali per hari dengan
ditemukan diare yang bergantan dengan konstpasi konsistensi cair. Bila infeksi pada kandung empedu dapat disertai nyeri abdomen,
o Diagnosis: ditegakkan dengan menemukan ookista dalam tnja, bisa juga dengan PCR. muntah, dan demam.
o Pengobatan: trimetoprim + sulfametoksazol. Obat lainnya: metronidazol, tnidazol, dan o Diagnosis: pemeriksaan mikroskopis, metode molekuler, dan uji serologi.
siprofloksasin. o Pengobatan: albendazol, fumagilin, dan talidomid.
Summary: - Schistosoma
Parasit usus gejala usus Berhubungan dengan tumbuhan air:
Anak, diare, cengeng, malnutrisi, sakitan: askariasis - Fasciolopsis buski
Anemi: cacing tambang
Prolapsus rekt: Trichuris trichiura
Diare lendir darah: E. histolytica K-8: MIKROBIOLOGI
Anak gatal di anus: Oxyuris OLEH: DR. ANIS K.
Diare bau busuk: Giardia
Danau lindu, lembah napu: Schistosoma Infeksi saluran cerna yang sering terjadi:
STH: pirantel, oksantel, piperazin, mebendazol, albendazol, prazikuantel Gastroenterits: Sebuah sindrom yang tmbul akibat gangguan dari saluran cerna. Bisa
Trichuris: mebendazol, albendazole nyeri, begah, diare dll.
Taenia, Schistosoma: prazikuantel Diare
Infeksi oportunis Disentri: diare berdarah + mukus
Aids, diare berat, dehidrasi: Enterokolits: menandakan adanya proses inflamasi saja, tdak mengarah ke gejala
- I. belli Untuk terjadi suatu penyakit, terdapat beberapa faktor yang menunjang, yaitu faktor
- C. parvum host, agent, dan environment.
- C. cayetanensis
- B. hominis Faktor Pejamu (Host) yang mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit
- Microsporidia - Tiap orang memiliki kerentanan yang berbeda-beda terdapat penyakit
Cara infeksi - Manusia sebagai spesies juga memiliki kerentanan terhadap agen tertentu, contohnya
Menelan telur, kista, ookista Salmonella typhi hanya menyerang manusia, dan bukan binatang
Larva filariform menembus kulit - Genetk seseorang juga berpengaruh
- Cacing tambang, strongyloides - Usia merupakan faktor pentng. Anak-anak dan orang lanjut usia lebih rentan terhadap
Makan sistserkus infeksi saluran cerna dibandingkan usia produktf.
- taenia - Kebersihan pribadi juga sangat pentng. Orang yang gaya hidupnya tdak bersih akan
Makan metaserkaria rentan.
- Fasciolopsis buski - Sistem imun seseorang sangat menentukan kemungkinan terjadinya infeksi. Sistem
Serkaria menembus kulit tubuh manusia dalam keadaan baik akan membunuh kuman yang masuk sehingga tdak
- skistosoma terjadi penyakit.
- Asam lambung dan pelindung fisik lainnya pH normal biasanya <4, pada pengguna
Epidemiologi antasid (penetralisir asam) biasanya pH naik, sehingga lebih rentan terhadap infeksi
Pencemaran tanah dengan telur: STH - Makanan yang masuk bertemu saliva yang sudah punya lisozim dan IgA yang
Pencemaran air dengan telur: Schistosoma menghancurkan mikroba makanan masuk ke esofagus di lambung ada asam lambung
Pencemaran air dengan kista: G.lamblia yang pH nya rendah sebagian besar bakteri sudah mat kalau ada yang masuk ke usus
Berhubungan dengan babi: T. solium, B.coli bisa bikin sakit
Berhubungan dengan sapi: T.saginata
Berhubungan dengan keong
- Namun, di semua permukaan mukosa terdapat flora normal yang bisa mencegah - H. pylori merupakan bakteri gram negatf spiral, dapat bergerak. Bakteri ini dapat
pertumbuhan bakteri patogen. Jumlah bakteri flora normal ini (bakteri anaerob) sangat berkolonisasi di traktus GI. Terdapat bakteri helicobacter lain yang juga dapat
tnggi dalam feses. Flora normal terbanyak adalah E.coli menyebabkan penyakit di lambung, sepert H. cinaedi, H. fenneliae. Namun yang paling
sering adalah H. pylori
Faktor Mikroba faktor-faktor virulensi - H. pylori sebenarnya merupakan mikroba yang sangat sensitf terhadap asam lambung.
1. Toksin Tapi dia punya urease yang menetralisir asam lambung yang ada di sekitar dia. Kalau
- Ada banyak mikroba yang dapat menyebabkan penyakit di saluran cerna berhasil, dia mencapai dasar lambung attach sampai di dasar gastric pit yang tdak
- Bakteri tersebut akan mengeluarkan toksin, bisa eksotoksin dan endotoksin. Pada dipengaruhi oleh asam lambung selanjutnya akan terhindar dari asam lambung.
saluran cerna, kebanyakan bakteri mengeluarkan eksotoksin, yang dapat - Bakteri ini juga menghasilkan superoksida dismutase dan katalase (umum dihasikan
menyebabkan infeksi menjadi lebih buruk dan menyebabkan penyakit mikroba lain) memproteksi dirinya dari fagositosis.
- Ada juga bakteri yang mengeluarkan toksin jenis lain, yaitu Clostridium botulinum - Pemeriksaan mikrobiologi sangat sulit untuk menemukan H. pylori karena letaknya yang
yang mengeluarkan neurotoksin. Neurotoksin yang dikeluarkan oleh bakteri di lambung. Bakteri ini sulit ditemukan di feses.
tersebut akan memasuki saluran cerna, namun tdak menyebabkan gejala pada - Pemeriksaan yang bisa memastkan infeksi H. pylori pada pasien adalah endoskopi lalu
saluran cerna. Neurotoksin akan masuk ke peredaran sistemik dan menyebabkan biopsi. Namun metode ini invasif
kerusakan saraf - Metode yang tdak invasif adalah serologi atau dengan deteksi antgen pada feses.
2. Attachment Tentunya sensitvfitas dan spesifisitas yang jauh di bawah biopsi. Namun, tes antgen
Dengan adanya kemampuan ini, bakteri akan mampu melekat ke tubuh merupakan metode yang cukup menolong kalau tdak ada endoskopi.
3. Invasiveness
Merupakan kemampuan bakteri untuk bisa masuk ke sel epitel. Tidak semua bakteri Diare
pathogen pada traktus gi memiliki kemampuan invasi. - Untuk melakukan diagnosis diare, anamnesis merupakan tahap yang sangat pentng
4. Faktor-faktor virulensi lainnya (motlitas, kemotaksis, produksi musinase) menunjang - Dari anamnesis, dokter dapat mengetahui keparahan, frekuensi, berapa banyak feses
dan meningkatkan kemampuan hidup mikroba diare, apakah diarenya air atau hanya ampas yang sedikit, dan bagaimana respon diare
Faktor Environment terhadap terapi sebelumnya. Selain itu, anamnesis dapat memberikan info apakan
merupakan faktor lain yang menunjang infeksi, sepert lingkungan, kebersihan, dll adanya demam, tenesmus (nyeri pada anus karena feses yang kadar asamnya tnggi),
serta Riwayat bepergian atau makan makanan tertentu sebelum terjadinya diare ini
Perjalanan penyakit traktus GI: ada makanan yang terkontaminasi ditelan bisa terlokalisir - Riwayat memakan seafood merupakan suatu penanda adanya infeksi vibrio cholera,
dalam saluran cerna atau sistemik. Jika gejala terlokalisir, akan terjadi mual, muntah, atau spesies vibrio menginfeksi melalui seafood.
diare. Jika gejala sistemik, gejala yang ditmbulkan juga bersifat sistemik dengan demam - Penggunaan antbiotk dalam satu bulan terakhir pada pengguna antbiotk jangka
sebagai gejala utama. Contoh infeksi traktus GI yang dapat menyebabkan gejala sistemik panjang dapat terjadi perubahan flora pada saluran cerna patogen tumbuh dengan
adalah Salmonella typhi. baik dapat menyebabkan diare
Bakteri yang menyebabkan penyakit di traktus GI memiliki faktor virulensi yang merusak - Penurunan berat badan
saluran verna. Toksinnya dapat merubah sistem di sel saluran cerna. - Jika diare sudah berlangsung selama 1 atau 2 bulan terakhir, lihat adanya kemungkinan
HIV/AIDS.
INFEKSI DI LAMBUNG - Lama diare dapat menjadi arah pemikiran penyebab. Jika diare baru sebentar
- Infeksi pada lambung yang utama adalah ulkus peptkum atau gastrits. Banyak sekali kemungkinan virus
penyebabnya, NAMUN salah satunya adalah infeksi Helicobacter pylori. - Curigai kemungkinan parasit jika disertai kekurangan gizi!
- SETELAH ANAMNESIS, pemeriksaan leukosit pada feses dapat memisahkan diare - Pada bayi di bawah 6 bulan, IgG dan IgM masih didapat dari ibu. Sejak usia 6 bulan
menjadi diare inflamasi atau non-inflamasi kalau kurang dari 5 kemungkinan. hingga ke 2 tahun turun ( merupakan masa-masa yang rentan). Baru pas 2 tahun sistem
imun anak naik lagi.
E.COLI - Inkubasi rotavirus berlangsung selama 1 hingga 2 hari
- Sebenarnya self limiting tangani cairannya, biasanya 7 hari sembuh jika intake baik.
- Merupakan flora normal di tubuh kita, tapi saat ini sudah cukup banyak E. coli yang - Dalam 7 hari, dengan mekanisme yang belum jelas, akan sembuh.
menjadi patogen. Diperkirakan E. coli mendapatkan faktor virulensinya dari bakteri lain. - Deteksinya yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan antgen (serologi) pada feses.
Kebanyakan faktor virulensi E.coli mirip dengan bakteri lain.
- Enteropathogenic E. coli (EPEC) berevolusi Enterohemorragic E. coli atau EHEC Antibiotic-Associated Diarrhea
(tadinya EPEC yang mendapatkan faktor virulensi yang lebih banyak lagi) - Terjadi gangguan pada flora normal perut. Bisa disebabkan berbagai bakteri
- EHEC bukan hanya ada di manusia, ada di sapi jadi flora normal feses sapi - Colstridium difficile, sebenarnya flora normal begitu punya kesempatan terinisiasi
mengkontaminasi susu atau daging wabah bahkan di USA utnuk menghasilkan toksin (sito- dan enterotoksin)
Bahayanya: EHEC memiliki beberapa faktor virulensi. Hemorrhagic dapat membuat - Colitis pseudomembranosa, dulu merupakan penyakit nosokomial. Ada lapisan yang
perdarahan di kolon. EHEC juga menghasilkan ferotoksin 1 dan 2 yang akan masuk ke dalam sebenarnya adalah sel darah puth. Dokter biasanya tahu dari kondisi feses dan langsung
darah yang reseptornya ada di dalam ginjal, yaitu reseptor GB3 DAPAT menyebabkan HUS dikasih metronidazole.
(hemolytic-uremic syndrome). Pada fase ini pasien tdak dapat tertolong. - Pemeriksaan sulit secara mikrobiologi karena disangka flora normal karena itu perlu
- ETEC (Enterotoxin E. coli) paling banyak menyebabkan diare pada bayi dan balita. ETEC dilanjutkan dengan pemeriksaan toksin.
mendapatkan virulensinya dari Vibrio cholerae. - Gram positf anaerob
- EIEC (Enteroinvasive E. coli) mendapat virulensinya dari Shigella. Toksinnya mirip dengan
toksin shigella mampu menginvasi (masuk ke dalam) sel terjadi inflammatory FOOD BORNE DISEASE DAN FOOD POISONING
diarrhea (diare campur darah dan mukus) Food-borne disease harus dibedakan dari food poisoning. Yang satu infeksi, yang satu
- Uropathogenic E. coli dapat menyebabkan infeksi saluran kemih keracunan. Tapi art sebenarnya ada perbedaan. Pada food-borne disease ada kolonisasi
bakteri yang dilanjutkan dengan attachment. Namun, pada food poisoning tdak ada
Vibrio Cholerae kolonisasi. Penyebab food poisoning bukan hanya mikroba, namun bisa karena toksin, dan
- Sangat sedikit penderitanya sekarang. Menyebabkan diare dengan feses sepert air lain-lain. Biasanya food poisoning yang terjaid karena mikroba disebabkan oleh Clostridium
cucian beras. Sekali keluar bisa dua liter! menyebabkan dehidrasi. botulinum dan Staphylococcus aureus.
- Bentuk fesesnya benar-benar hanya sepert air.
- Sebenarnya juga tdak tahan terhadap asam lambung. BOTULISME
- Terdapat bermacam-macam Vibrio, ada yang serovar 01 dan non 01. BAKTERI C.botulinum merupakan bakteri anaerob. Karena sifatnya ini, biasanya botulisme
- Vibrio parahemolitikus snagat berhubungan dengan seafood. Dulu banyak orang disebabkan karena memakan makanan kalengan yang terinfeksi oleh bakteri tersebut. Spora
jepang yang kena karena memakan ikan mentah C.botulinum mengkontaminasi makanan kaleng menghasilkan banyak gas dan membuat
kaleng mengembung.
VIRUS Masalahnya, kalau gas dihasilkan belum berlebih, belum ketahuan adanya kontaminasi ini
- Yang paling pentng adalah ROTAVIRUS Makanan kaleng terinfeksidihangatkan spora berubah menjadi bentuk vegetatve yang
- Lebih dari 50% diare anak di bawah 2 tahun terkena menghasilkan toksin toksin masuk ke saluran cerna masuk ke saraf menghambat
asetlkolin di neuromuscular junction paralisis dari atas ke bawah, dimulai dari mata
bahaya jika kena otot pernafasan pasien akhirnya harus pake ventlator
Gangguan empedu bisa cholangitis, cholecystitis karena penekanan oleh tumor atau
Fenomena yang sering terjadi adalah anak-anak sering terkena botulisme akibat konsumsi striktur (pada pasien yang terlalu lama makan lewat jalan parenteral sehingga terjadi
madu. Oleh karena itu, di Amerika Serikat anak-anak di bawah satu tahun belum boleh konstriksi saluran empedu). Penyebabnya biasanya flora normal saluran cerna.
mengonsumsi madu.

Staphylococcus k-11: PENERAPAN EPIDEMIOLOGI


Dapat menyebabkan keracunan karena menghasilkan superantgen dan enterotoksin. PADA PENYAKIT GASTRO INTESTINAL DAN HATI
Biasanya enterotoksin labil terhadap panas, tapi yang dihasilkan ini dapat bertahan hingga oleh: dr. joedo prihartono
100 derajat selama tga puluh menit. Kenyataannya, makanan yang kita masak jarang sekali
mencapai suhu tersebut atau dimasak selama itu. EPIDEMIOLOGI
Gejala utama yang ditmbulkan adalah muntah. Jika ditnjau dari asal kata ( Bahasa Yunani ) Epidemiologi berart Ilmu yang
(Bacillus aureus juga menyebabkan muntah.) mempelajari tentang penduduk { EPI = pada/tentang ; DEMOS = penduduk ; LOGOS = ilmu }.
Sedangkan dalam pengertan modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :
Bacillus cereus: (gw lupa apa nama depannya) ada tpe emetk (disertai muntah) dan tpe Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah
diare. Tipe emetk lebih mengarah ke food poisoning, sangat berhubungan dengan konsumsi kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor faktor
nasi goreng. karena nasi goreng biasanya menggunakan nasi kemarin yang sudah terkena yang Mempengaruhinya).
spora.
Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertan epidemiologi terdapat 3
Kelainan pada Hati Hepatitis hal Pokok yaitu :
Penularan fekal-oral hepatts A dan E 1. Frekuensi masalah kesehatan
Infeksi parenteral hepatts C Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan
Satu-satunya virus tpe DNA hepatts B yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekuensi
Penularan lewat darah, tapi terutama lewat hubungan seksual hepatts B suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu :
Penularan hepatts D selalu bersama hepatts B, entah didahului oleh hepatts B kronik a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.
(superinfeksi) atau terinfeksi secara bersamaan (koinfeksi) dapat diperiksa b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
menggunakan tes serologis
2. Distribusi ( Penyebaran ) masalah kesehatan.
Interpretasi Tes Serologis HBV (lihat tabel di slide) Yang dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah
Interpretasi Tes Serologis HAV, HCV, HDV menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu.
Anti-HAV IgM-positive infeksi akut HAV Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :
Anti-HAV IgG-positive pernah terinfeksi HAV a. Menurut Ciri ciri Manusia ( MAN )
Anti-HCV-positive pernah atau sedang terinfeksi HCV b. Menurut Tempat ( PLACE )
Anti-HDV-positive, HBsAg-positive infeksi HDV c. Menurut Waktu ( TIME )
Anti-HDV-positive, anti-HBc IgM-positive koinfeksi HDV dan HBV
Anti-HDV-positive, anti-HBc IgM-negative superinfeksi HDV pada infeksi HBV kronik 3. Determinan ( Faktor faktor yang mempengaruhi )
Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu ANGKA INSIDENSI
penyakit /masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekuensi, penyebaran ataupun yang Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka
langkah yang lazim dilakukan yaitu : insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :
a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud. - Data tentang jumlah penderita baru
b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun. - Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru( Population at Risk )
c. Menarik kesimpulan. Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Incidence Rate
4 ( Empat ) Tujuan Epidemiologi adalah : Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
1. Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
keadaan kesehatan populasi terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
2. Menjelaskan etologi penyakit b. Attack Rate
3. Meramalkan kejadian penyakit Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
4. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi. dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat
PERTANYAAN EPIDEMIOLOGI yang sama.
WHAT Frekuensi penyakit besar/kecil c. Secondary Attack Rate
WHO Sebaran pejamu (kelompok mana yang menderita penyakit ini) Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua
WHERE Sebaran geografis (apakah tmbul di daerah pedesaan atau perkotaan) dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena
WHEN Siklus waktu (misal: diare sering muncul pada musim hujan) penyakit pada serangan pertama.
WHY Faktor determinan (mengapa ada orang yang terkena ada yang tdak)
HOW Mekanisme perkembangan Angka Insidensi =

What, who, where, when epidemiologi deskriptf


Why, how epidemiologi analitk Angka Insidensi:
Menurut periode waktu (harus kasus yang baru)
UKURAN EPIDEMIOLOGI Penyebut populasi yang rentan (populasi yang tdak berhubungan HARUS
PENDEKATAN ABSOLUT dieksklusikan) Contoh, jika ingin mengetahui Angka Insidensi Kasus penyakit prostat,
maka KAUM WANITA harus dieksklusikan karena tdak ada Kelenjar Prostat pada wanita,
Sering menyesatkan
sehingga tdak mungkin wanita menderita penyakit prostat.
PENDEKATAN RELATIF Menggambarkan tingkat risiko
Lebih bersifat obyektf dan dipakai dalam studi epidemiologi Untuk evaluasi program pencegahan
Penetapan sebuah kejadian sebagai kasus baru cukup rumit. Jika kasus tersebut
Contoh Soal: merupakan kasus penyakit menahun, maka agar tdak mengacaukan statstk, disepakat
Kota A penduduk 2 juta dengan 200 pasien diabetes melitus, sedangkan kota B penduduk waktu kasus itu ialah pada saat WAKTU DIAGNOSIS PASTI. Contoh: seseorang telah
10 juta dengan 300 pasien kanker hat. menderita sebuah penyakit, misalnya kanker hat, pada waktu 5 tahun yang lalu, dan
Secara absolut Kota B lebih buruk tngkat kesehatannya, karena 300>200 ternyata baru terdiagnosis kanker sekarang lewat pemeriksaan histopatologi, maka
Secara relatf Kota B lebih baik tngkat kesehatannya (dilihat proporsinya) periode waktu kasus ialah SAAT SEKARANG, bukan pada saat 5 tahun yang lalu
ANGKA PREVALENSI Perbandingan secara umum
Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada Tak ada kaitan pembilang dan penyebut
suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka A/B
prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk PROPORSI
yang Kebal atau Penduduk dengan Risiko (Population at Risk). Pembilang merupakan bagian dari penyebut
A/(A+B)
Angka Prevalensi = FREKUENSI POPULASI
Merupakan estmasi sebuah interval yang berdasarkan teori inferens
Angka prevalensi Batas kepercayaan 95%
Untuk evaluasi program pengobatan = P +/- Za PQ/n

KLASIFIKASI PENYAKIT
PERIOD PREVALENCE
Dilakukan karena kita membutuhkan standar perhitungan yang sama untuk
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
perbandingan penyakit antar wilayah
waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang
Perbandingan ini dipakai di seluruh Negara dan dibuat oleh WHO
bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
ICD = Internatonal Classificaton of Diseases
diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa. Dapat
Kriteria etologi berdasarkan mikroorganisme penyebab
dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
Kriteria manifestasi berdasarkan gejala; kriteria ini pentng untuk menentukan upaya
pencegahan
Period Prevalence =
Berikut merupakan hubungan antar kriteria yang berkaitan:
Period Prevalence Dari tabel tersebut diketahui
Tak dapat menentukan kondisi sesaat bahwa pada:
Gabungan prevalens dan insidens Pemulihan psikosomats : ada
gejala, namun kuman tdak
HUBUNGAN NILAI INSIDENSI DAN PREVALENSI ditemukan
P = Prevalensi Fase subklinis : kuman
I = Insidensi ditemukan, namun gejala
D = Lamanya Sakit belum tampak
Rumus hubungan insidensi dan prevalensi
hanya berlaku jika dipenuhi 2 syarat, yaitu :
a) Nilai insidensi dalam waktu yang cukup Distribusi Penyakit:
lama bersifat konstan : Tidak menunjukkan perubahan yang mencolok 1. Bukan bersifat random. Penyakit bukan karena nasib
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan perubahan 2. Selidikilah pengaruh faktor determinan, baik intrinsik maupun ekstrinsik
yang terlalu mencolok Intrinsik = Genetk ; Ekstrinsik = Paparan
3. Menggunakan Pertanyaan Who Where, When
RASIO DAN PROPORSI Di dalam epidemiologi biasanya tmbul pertanyaan yang perlu direnungkan yakni :
RASIO
Siapa (who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang yang TRANSISI EPIDEMIOLOGI (Liat di slide23 EPIDEMIOLOGI)
terkena penyakit. - Penyakit degeneratf makin sering ditemukan karena meningkatnya usia harapan
Di mana (where), di mana penyebaran atau terjadinya penyakit. hidup seiring berkembangnya zaman
Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.
(Lihat slide Epidemiologi slide 24) Hubungan kausal sering terjadi melibatkan hubungan:
1. Hubungan temporal
Faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu penyakit: 2. Hubungan dosis
Umur anak-anak dan orang tua (lansia) lebih rentan terkena penyakit
Jenis kelamin penyakit tertentu memiliki kecenderungan pada gender tertentu, misal Langkah kausatf yang dapat diterapkan:
kanker paru lebih sering pada pria
Sosial ekonomi masyarakat dengan kondisi ekonomi yang rendah, lebih rentan
terkena penyakit
Pendidikan pendidikan menentukan persepsi seseorang terhadap penyakit
Agama berhubungan dengan kebiasaan/pemahaman umat agama tertentu, misal:
orang Islam dilarang makan babi, oleh karena itu jarang terkena taeniasis
Suku bangsa

1. Peranan umur penyakit tertentu dialami oleh kelas usia tertentu


ANAK-ANAK MANULA
Leukemia - Diabetes Melitus
Campak - Jantung Koroner Koinsidensi menunjukkan hubungan antar penyakit yang terjadi bersamaan
Pertusis - Osteoporosis
Difteria - Kanker Nasofaring LINGKARAN EPIDEMIOLOGI
2. Jenis kelamin HIPOTESA KAUSATIF merupakan JAWABAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
SEMENTARA, mencakup aspek:
Hemofili - Diabetes
Hipertensi - Anemia Komponen populasi
Stress - Gondok Komponen sebab
Kecelakaan Lalu Lintas - Kecelakaan Rumah Tangga Komponen akibat
3. Peranan Geografis Komponen hubungan dosis
PERKOTAAN PEDESAAAN
Komponen hubungan temporal
Obesitas - Leptospirosis
Depresi - Brucelosis
Polusi udara - Alergi pollen Dalam menyusun sebuah hipotesa, dapat menggunakan metode berikut:
Kecelakaan Lalu Lintas - Zoonosis lain Method of agreement
4. Peranan Musim Method of difference
KEMARAU PENGHUJAN
Method of concomitant of variaton
Batuk - Diare
Pharingits - Influenza Method of analogy
DHF - Tipus
Malaria - Disentri Studi Prospektif
Megikut subyek untuk menelit peristwa yang belum terjadi
Studi ini membandingkan angka insidens pada kelompok terpapar dengan angka PRINSIP PENCEGAHAN
insidens pada kelompok tak terpapar
Ukuran risiko relatf (RR)
Studi

PROGRAM PENCEGAHAN
Retrospektif
Agent menemukan etologi danmenentukan terapi
Mengevalusi peristwa yang sudah berlangsung
Host pencegahan dengan imunisasi
Tak dapat mengukur insidens
Ports Penyuluhan untuk mengubah perilaku
Tak dapat mengukur nilai RR
Transmisi
Gant ukuran odds rato (OR)
Reservoir menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan

TAHAP PENCEGAHAN
Health promoton
Specific protecton
FAKTOR PENYEBAB Early diagnostcs and prompt treatment
RR (OR) < 0,3 Pencegah nyata Disability limitaton
0,3 < RR < 0,5 Pencegah lemah Rehabilitaton
0,5 < RR < 1,0 Bukan pencegah
1. Health promoton
SYARAT PENULARAN Pola hidup bersih dan sehat
Intake gizi seimbang
Agen biologis yang patogen
Olahraga secara teratur
Transmisi pembawa agen (melalui media/vehikulum tertentu, bisa lewat air, udara) Tidak merokok
Host yang rentan Tidak minum minuman keras
Pintu masuk (port of entry) Menghindari penyalahgunaan obat
Pintu keluar (port of exit) 2. Specific protecton
Penyediaan air bersih
Reservoir (lingkungan, lain)
Memasak air minum
Pengawasan kualitas makanan
RANTAI PENULARAN Cuci tangan dengan sabun
Imunisasi hepatts B
* Health promotion dan Specific protection merupakan tahap pencegahan primer

3. Early diagnostcs and prompt treatment


Dibahas mengenai Early Diagnostic khususnya pada kelainan degenerative
Pemeriksaan laboratorium hat rutn
Endoskopi gastrointestnal
Pemeriksaan radiologis rutn
4. Disability limitaton
Pemberian cairan oralit akibat bakteri perlu dicurigai bila terjadi disentri/dysentery (tnja berdarah bermukus disertai
Pemberian intra venous fluid drips demam) dan kapapun gejala berat tmbul. Infeksi dapat didiagnosis melalui kultur tnja atau
Pemberian antbiotka assay untuk patogen spesifik. Diare kronik berlangsung lebih dari 2 minggu dan memiliki
Pengaturan diet hepatk
kemungkinan etologi yang banyak, termasuk kausa yang sulit didiagnosis (baik kondisi serius
Pemberian suplement penguat hat
5. Rehabilitaton (Khusus bagi kelainan Degeneratif) maupun jinak/benign)
Artficial anus Orangtua seringkali menggunakan kata diare untuk menjelaskan BAB yang
Reseksi kanker colon konsistensinya cair, BAB yang sangat sering, atau BAB yang bervolume besar. Konstpasi
Skleroterapi endoskopik dengan overflow incontinence dapat disalah-labelkan sebagai diare. Definisi yang lebih tepat
Transplantasi hat adalah volum cairan BAB harian yang berlebihan (>10mL tnja/kgBB/ hari). Ketka
*Ketiga tahap di atas(3,4,5) merupakan tahap pencegahan sekunder mendiagnosis anak dengan diare, dokter harus menanyakan tentang tekstur tnja, volum, dan
frekuensi BAB. BAB cair yang membanjiri popok beberapa kali dalam sehari dapat menjadi
petunjuk jelas adanya diare.
K-16: PENYAKIT DAN KELAINAN GI PADA ANAK
Diare dapat diklasifikasi berdasarkan etologi maupun mekanisme fisiologik (osmotk
OLEH: PROF. DR. AGUS FIRMANSYAH, SP.A
maupun sekretorik) yang mendasarinya. Agen etologik yang dapat berperan diantaranya
Pertama-pertama yang harus dapat kita bedakan adalah gejala/tampilan klinis dengan adalah virus, bakteri dan toksin bakteri, bahan kimia, parasit, malabsorbsi, dan inflamasi
penyakit. (untuk lebih jelasnya lihat tabel 126-8)
Diare sekretorik terjadi bila mukosa intestnal secara langsung mensekresi cairan
Sebagai contoh:
dan elektrolit ke tnja. Sekresi ini dapat merupakan hasil dari inflamasi (sepert pada Crohns
1. Diare adalah gejala/tampilan klinis sementara penyakit (yang mendasarinya) adalah
disease atau ulcerative colitis) atau rangsangan kimia. Kolera adalah diare sekretorik yang
shigellosis
2. Nyeri abdomen berulang (reccurent) adalah gejala sementara penyakitnya adalah dirangsang oleh enterotoksin Vibrio cholerae. Toksin ini menyebabkan peningkatan kadar
intoleransi laktosa cAMP di dalam enterosit, sehingga terjadi sekresi pada lumen usus halus. Sekresi juga
dirangsang oleh mediator inflamasi dan berbagai hormon, sepert vasoactive intestinal
Daftar problem Gastrointestnal: peptide yang disekresi oleh tumor neuroendokrin (neuroblastoma).
Diare (diarrhea) Diare osmotik terjadi setelah malabsorbsi senyawa yang dimakan, yang menarik
Konstpasi (constipation) air kedalam lumen usus. Contoh klasik dari diare osmotk adalah intoleransi laktosa. Ketka
Muntah (emesis/vomiting) produk susu ditelan tanpa adanya aktvitas laktase yang memadai pada brush border usus
Nyeri abdomen (abdominal pain)
halus, malabsorbsi laktosa yang tdak tercerna menciptakan efek osmostk. Diare osmotik
Perdarahan GI (GI bleeding)
Intoleransi Laktosa (Lactose Intolerance) juga dapat terjadi karena maldigest, sepert pada insuffisiensi pankreas, atau malabsorbsi
yang diakibatkan cedera intestnal. Beberapa laxatve yang tdak dapat diserap, sepert
Diare polyethylene glycol dan magnesium hidroksida juga dapat menyebabkan diare osmotk. Hasil
Diare adalah penyebab mortalitas dan morbiditas pediatrik di seluruh dunia. akhirnya adalah larutan yang aktf secara osmotk dengan kandungan air berlebihan.
Kematan akibat diare langka di negara industri, tetapi umum ditemukan di negara Fermentasi beberapa zat yang tdak dapat diabsorbsi secara baik sering dapat terjadi di
berkembang. Diare akut menjadi masalah yang besar apabila terjadi dengan malnutrisi atau kolon, menghasilkan produksi gas, kram, dan tnja bersifat asam.
pada ketadaan penanganan medis. Di Amerika Utara (Amerika dan Kanada), mayoritas diare Etologi tersering dari mencret pada awal masa kanak-kanak adalah diare kronik
akut disebabkan oleh virus dan bersifat self-limited sehingga tdak membutuhkan tes non-spesifik/ toddlers diarrhea. Karakteristk kondisi ini adalah BAB berair yang sering pada
diagnostk atau penanganan tertentu. Agen bakteri cenderung menyebabkan sakit yang lebih kondisi pertumbuhan normal dan peningkatan berat badan dan dapat disebabkan oleh
parah dan umumnya terjadi pada daerah dengan sanitasi umum yang buruk. Gastroenterits
asupan jus buah berlebih (yang mengandung karbohidrat yang tdak dapat dicerna). Diare (anorexia nervosa)
membaik bila asupan minuman anak digant atau dikurangi. Cystc fibrosis Giardiasis
AIDS enteropathy Inflammatory bowel AIDS enteropathy
Karakteristk diare
Tinja normal bersifat isosmotic/iso-osmotic memiliki osmolaritas sama dengan cairan disease
tubuh. Tinja bersifat isosmotk karena terdapat pertukaran air yang relatf bebas sepanjang AIDS enteropathy
mukosa usus. Osmoles yang ada pada tnja adalah campuran dari elektrolit dan larutan Rare Primary immune defects Acquired immune Secretory tumors
osmotk-aktf lainnya. Untuk menentukan diare bersifat osmotk atau sekretorik, dilakukan defects
perhitungan osmotic gap: Familial villous atrophy Secretory tumor Primary bowel tumor
Secretory tumors Pseudo-obstructon
Formula untuk osmotic gap mengasumsikan bahwa tnja bersifat isosmotk (dengan Congenital chloridorrhea Facttous
osmolaritas sekitar 290 mOsm/L). Kandungan natrium dan kalium diukur, ditambahkan, dan Acrodermatts enteropathica
dikalikan 2 untuk menyesuaikan dengan anionnya. Hasil ini kemudian dikurangi dari 290. Lymphangiectasia
Diare sekretorik adalah diare dengan osmotic gap kurang dari 50, karena kebanyakan dari zat Abetalipoproteinemia
yang terlarut adalah elektrolit. Angka yang lebih dari 50 menunjukkan diare osmotk dan Eosinophilic gastroenterits
mengindikasikan zat selain elektrolit yang berperan pada osmolaritas tnja. Short bowel syndrome
Intractable diarrhea syndrome
Table 126-8. Differental Diagnosis of Diarrhea
Autoimmune enteropathy
Infant Child Adolescent
Facttous
Acute
Common Gastroenterits* Gastroenterits* Gastroenterits*
*Gastroenterits includes viral (rotavirus, norovirus, astrovirus) and bacterial
Systemic infecton Food poisoning Food poisoning
(Salmonella, Shigella, E. coli, C. difficile, Yersinia, Campylobacter, other) agents.
Antbiotc associated Systemic infecton Antbiotc associated
Overfeeding Antbiotc associated Cara lain untuk membedakan antara diare osmotk dan sekretorik adalah dengan
Rare Primary disaccharidase Toxic ingeston Hyperthyroidism menghentikan asupan makanan dan mengamat. Observasi ini hanya dapat dilakukan pada
deficiency pasien yang telah masuk rumah sakit dan menerima cairan intravena untuk mencegah
Hirschsprung toxic colits
dehidrasi. Jika diare berhent sepenuhnya ketka pasien tdak menerima makanan apapun
Adrenogenital syndrome
melalui mulut (NPO) maka pasien memiliki diare osmotk. Seorang anak dengan kolera,
Chronic
diare yang murni sekretorik, akan tetap memiliki pengeluaran tnja yang masif. Seorang
Common Postnfectous secondary lactase Postnfectous Irritable bowel
anak dengan enterits viral dapat saja menurunkan volum studi.
deficiency secondary lactase syndrome
Dari kedua cara mengklasifikasi diare tersebut, tdak ada yang dapat bekerja secara lengkap
deficiency
karena mayoritas sakit diare adalah gabungan dari komponen osmotk dan sekretorik.
Cow's milk/soy protein Inflammatory bowel
Enterits viral merusak lining usus, menyebabkan malabsorbsi dan diare osmotk.
intolerance disease
Inflamasinya mengakibatkan pelepasan mediator yang menyebabkan sekresi berlebihan.
Chronic nonspecific diarrhea of Irritable bowel Lactose intolerance
Seorang anak dengan enterits viral pada saat NPO mungkin akan turun volum BABnya,
infancy (toddler's diarrhea) syndrome
tetapi komponen sekretorik diarenya tdak akan berhent hingga inflamasi telah berakhir
Celiac disease Giardiasis
Celiac disease Lactose intolerance Laxatve abuse
Riwayat harus meliput onset diare, jumlah & karakteristk tnja, estmasi volum tnja,
kehadiran gejala lain sepert darah pada tnja, demam, dan kehilangan berat badan.
Perjalanan baru harus dicatat, faktor diet harus diinvestgasi, dan catatan obat yang pernah Diagnosis diferensial dicantumkan pada tabel 126-9 dibawah. Anak kecil lebih rentan
digunakan harus didapatkan. Faktor yang terlihat dapat memperparah atau memperbaiki terhadap habit constipation/functional fecal retention, dimana anak tdak mengindahkan
keadaan diare harus ditentukan. Pemeriksaan fisik harus lengkap, dengan fokus pada keinginan untuk defekasi dan memperlambat passase tnja. Habit constipation seringkali
pemeriksaan abdomen: adakah distensi, tenderness? Apakah bising usus hiperaktf? terjadi selama lathan untuk menggunakan toilet, ketka anak mungkin tdak menggunakan
Apakah terdapat darah pada tnja saat rectal touche? Apakah tonus m. sphincter ani popok tetapi tetap tdak mau duduk di atas toilet. Tinja yang tertahan menjadi keras dan
adekuat? besar seiring waktu. Pada saat anak akhirnya melakukan BAB, BAB menjadi besar, keras,
dan menyakitkan. Hal ini membuat anak lebih takut untuk melakukan defekasi, menahan
Pemeriksaan laboratorium harus meliput kultur tnja dan hitung darah lengkap bila ada BAB secara volunter, dan mempertahankan keadaan konstpasi. Motlitas kolon umumnya
kecurigaan enterits bakterial. Pemeriksaan tambahan untuk tnja dipesan dengan memaksa maju tnja yang cair disekitar tnja yang tertahan. Hal ini menyebabkan cairan
disesuaikan dengan keadaan klinis pasien. Jika diare terjadi setelah pemberian antbiotk, pada celana dalam ketka tekanan di dalam melebihi tekanan sphincter, sehingga
maka assay toksin Clostridium difficile harus dilakukan. Jika terjadi stetorrhea, kandungan menyebabkan encopresis.
lemak tnja harus dicek. Tes untuk diagnosis spesifik sepert tes antbodi untuk celiac
disease atau colonoscopy untuk kecurigaan ulcerative colitis. Sebuah percobaan Penyakit Hirschsprung memiliki karakteristk penundaan passase meconium pada anak
restriksi/penghentan laktosa untuk beberapa hari berguna untuk mengeksklusi intoleransi baru lahir, distensi abdominal, emesis, demam, dan BAB berbau khas. Kondisi ini
laktosa. diakibatkan kegagalan dari sel ganglion untuk bermigrasi pada usus bagian distal,
menyebabkan spasme dan obstruksi fungsional pada bagian yang aganglionik. Hanya
Manajemen diare dilakukan dengan melakukan rehidrasi (bisa dalam bentuk oral maupun sekitar 6% anak dengan penyakit Hirschsprung melakukan passsase meconium dalam 24
parenteral), pemberian bantuan nutrisi, obat-obatan, dan edukasi orangtua terhadap diare jam pertamanya. Pada anak normal, persentasenya adalah 95%. Mayoritas anak penderita
dan penyakit yang mungkin mendasarinya. secara cepat menjadi sakit karena enterocolits atau obstruksi. Ketka mengevaluasi anak
dengan 3 tahun dengan ketakutan defekasi, tnja besar, dan tanpa riwayat konstpasi
neonatal, penyakit Hirschsprung bukanlah etologi yang disarankan. Beberapa penyebab
Konstipasi dan Encopresis konstpasi yang lain adalah kelainan korda spinalis, hipotroidisme, obat-obatan, cystic
Konstipasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa anak-anak. Orangtua memiliki fibrosis, dan malformasi anorectal. Beberapa variasi dari kecacatan perkembangan sistemik
deskripsi yang berbeda terhadap konstpasi. Mereka dapat saja mengacu pada mengejan mengarah ke konstpasi karena penurunan kapasitas untuk bekerjasama dengan toileting,
berat pada saat defekasi, konsistensi tnja yang keras, ukuran tnja yang besar, penurunan penurunan usaha atau kendali otot-otot lantai pelvis saat defekasi, dan penurunan persepsi
frekuensi, atau kombinasi dari yang telah disebutkan. Konstpasi didefinisikan sebagai BAB terhadap kebutuhan untuk BAB.
kurang dari sama dengan 2 kali tap minggu atau passase/lewatnya tnja yang keras dan
berbentuk sepert pelet setdaknya selama 2 minggu. Anak dapat mengalami gejala Karakteristk konstpasi
mengejan untuk periode yang lama dan menangis, diikut dengan passase tnja lembut. Tabel di bawah ini merangkum beberapa karakteristk umum dari penyebab-penyebab
Pola defekasi yang sulit ini disebut infantile dyschezia dan hanya tmbul pada 3 bulan konstpasi. Malformasi kongenital biasanya menyebabkan gejala semenjak lahir. Konstpasi
pertama kehidupan. Pola lain yang terjadi adalah functional fecal retention, penghentan fungsional adalah diagnosis yang paling sering pada pasien yang lebih dewasa dan biasanya
tnja secara volunter dengan postur retentf (berdiri atau duduk dengan kaki diselonjorkan terjadi pada waktu pelathan untuk menggunakan toilet. Onset pada saat mulai sekolah
dan kaku atau disilang) dan passase jarang dari tnja dengan diameter besar, kadang sakit. juga cukup umum (karena akses untuk toilet yang bebas dan pribadi mungkin sangat
Anak dengan functional fecal retention sering mengalami fecal soiling karena adanya banjir terbatas. Penggunaan beberapa obat-obatan, sepert opiat dan psikotropika, juga
kandungan kolon yang berlebihan diasosiasikan dengan konstpasi.
relate to the underlying diagnosis
Cystc fibrosis
Diabetes mellitus Laboratory: Tests directed at suspected disorder confirm the
Table 126-9. Common Causes of Constpaton and Characteristc Features diagnosis
Causes of Constipation Clinical Features Developmental delay
Hirschsprung disease History: Failure to pass stool in first 24 hr, abdominal distenton, Celiac disease
vomitng, symptoms of enterocolits (fever, foul-smelling Spinal cord History: History of swelling or exposed neural tssue in the lower
diarrhea, megacolon). Not associated with large caliber stools or abnormalites back, history of urinary incontnence
encopresis Meningomyelocele
Examination: Snug anal sphincter, empty, contracted rectum. Tethered cord Examination: Lax sphincter tone due to impaired innervaton,
May have explosive release of stool as examiner's finger is visible or palpable abnormality of lower back usually (but not
withdrawn always) present
Laboratory: Absence of ganglion cells on rectal sucton biopsy Sacral teratoma or
specimen, absent relaxaton of the internal sphincter, "transiton lipoma
zone" from narrow distal bowel to dilated proximal bowel on Laboratory: Bony abnormalites often present on plain x-ray. MRI
barium enema of spinal cord reveals characteristc abnormalites
Functonal constpaton History: No history of significant neonatal constpaton, onset at Drugs History: Recent use of drugs known to cause constpaton
potty training, large caliber stools, retentve posturing, may have Narcotcs Examination: Features suggest functonal constpaton
encopresis Psychotropics Laboratory: No specific tests available
Examination: Normal or reduced sphincter tone, dilated rectal
vault, fecal impacton, soiled underwear, palpable fecal mass in
left lower quadrant Untuk beberapa keadaan spesifik konstpasi, tes diagnostk yang terarah dapat menegakkan
Laboratory: No abnormalites, barium enema would show dilated diagnosis. Penyakit Hirschsprung ditandai dengan konstpasi dengan onset neonatal dan
distal bowel dapat didiagnosis dengan enema(pemasukan cairan ke dalam rectum) barium, yang akan
Anorectal and colonic History: Constpaton from birth due to abnormal anatomy menunjukkan penyempitan pada daerah aganglionik di usus distal dan pelebaran pada usus
malformatons proksimal. Biopsi rectal suction mengkonfirmasi ketadaan sel ganglion pada pleksus
Examination: Anorectal abnormalites are shown easily on submukosa rectum dengan hipertrofi serat saraf. Ketadaan relaksasi sphincter ani internus
physical examinaton. dapat ditunjukkan dengan manometri anorectal. Hipotroidisme didiagnosis dengan
Anal stenosis Anteriorly displaced anus is found chiefly in females, with a pemeriksaan dan tes fungsi troid. Malformasi anorectal dapat didiagnosis secara mudah
normal-appearing anus located close to the posterior fourchette dengan pemeriksaan fisik. Cystic fibrosis/fibrosis sistk (meconium ileus) dapat didiagnosis
of the vagina dengan penentuan klorida keringat (sweat chloride determination) atau analisis mutasi gen
Anteriorly displaced CFTR. Pemeriksaan menunjukkan penurunan tonus sphincter ani (pelebaran karena
anus passase tnja yang besar). Fecal impaction (penumbukan feses ukuran besar) umumnya
Imperforate anus Laboratory: Barium enema shows the anomaly ditemukan, tetapi rectum kosong dengan ukuran lumen besar dapat ditemukan bila pasien
Colonic stricture baru saja BAB.
Multsystem disease History: Presence of other symptoms or prior diagnosis
Muscular dystrophy Examination: Specific abnormalites may be present that directly Evaluasi dan Pengobatan Konstpasi fungsional
Pada mayoritas kasus konstpasi, riwayat penderita konsisten dengan konstpasi fungsional- gastrointestnal lainnya. Penurunan diafragma intens dan konstriksi otot-otot abdomen
tanpa konstpasi neonatal, retensi BAB aktf, dan BAB yang jarang dan besar. Pada pasien dengan relaksasi kardiak lambung secara aktf memaksa isi lambung kembali ke esophagus.
sepert ini, tdak ada tes yang diperlukan kecuali pemeriksaan fisik. Dokter harus Proses tersebut dikoordinasi dalam pusat muntah dalam medulla yang dipengaruhi secara
mennekankan pada orangtua bahwa anak-anak dengan defekasi yang menyakitkan harus lansung oleh inervasi aferen dan secara tdak langsung oleh zona pemicu kemoreseptor dan
diterapi dengan pelembut tnja/stool softener untuk mengurangi ketakutan defekasi. Anak pusat-pusat sistem saraf pusat yang lebih tnggi. Banyak proses akut atau kronik yang dapat
harus dilath untuk duduk di atas toilet beberapa menit pada saat bangun pagi dan setelah menyebabkan muntah (dapat dilihat pada keterangan berpoin-poin di bawah)
makan. Saat-saat tersebut adalah waktu dimana colon paling aktf sehingga mudah untuk Muntah yang disebabkan oleh obstruksi traktus gastrointestnal kemungkinan
melakukan passase tnja. Penggunaan sistem pujian/positive reinforcement ketka anak dimediasi oleh saraf aferen visceral usus yang menstmulasi pusat muntah. Jika obstruksi
makan obat dan duduk di atas toilet baik untuk anak kecil dengan konstpasi. Pelembut terjadi di bawah bagian kedua duodenum, vomitus (muntahab) biasanya ternodai bilus.
tnja yang dipilih harus tdak adiktf, aman, dan dapat dimakan sepert polyethylene glycol Emesis juga dapat ternodai bilus dengan muntahan berulang tanpa adanya obstruksi katka
yang bebas elektrolit, milk of magnesia/ magnesium hidroksida, dan minyak mineral. isis duodenum direflukskan ke lambung. Lesi nonobstruktf traktus gastrointestnal juga dapat
Polyethylene glycol aman, efektf, dan dapat diterima dengan baik oleh anak dan orangtua. menyebabkan muntah, yakni mencakup penyakit usus atas, pancreas, hat, atau biliary tree.
Kerusakan sistem saraf pusat ataupun metabolisme dapat juga menyebabkan emesis berat
Muntah/Emesis (Vomiting) yang persisten.
Ada beberapa istlah yang harus diklarifikasi yang menyangkut muntah. Muntah Muntah siklik (cyclic vomiting) adalah suatu sindrom dengan banyak episode
sendiri dapat didefinisikan sebagai ekspulsi/pengeluaran secara kuat isi gastrointestnal ke muntah yang terbagi dengan interval yang teratur. Onsetnya (waktu tmbulnya gejala)
esophagus. Refluks gastroesofageal (GER) merupakan keluarnya/pergerakan isi lambung ke biasanya antara umur 2 dan 5 tahun. frekuensi episode muntah bervariasi (rata-rata 12
esophagus secara involunter. Regurgitasi adalah suatu refluks yang mengalir, bergerak episode per tahun) dengan setap episode secara tpikal berlangsung 2-3 hari, dengan 4 atau
(dribbled) tanpa usaha ke dalam atau keluar mulut atau esofagus. Regurgitasi tdak lebih kali periode emesis per jam. Pasien dapat mengalami gajala awal pucat, intoleransi
berhubungan dengan nyeri fisis dan bayi dengan regurgitasi seringkali lapar segera suara/kegaduhan, atau cahaya, nausea, letargi, pusing atau demam. Hal-hal yang dapat
setelahnya. Sfingter esophagus bawah mencegah refluks isi lambung ke esophagus, tetapi memicu yakni infeksi, stress, dan excitement. Idiopathic cyclic vomiting dapat merupakan hal
pada bayi regurgitasi terjadi karena refluks gastroesofageal melalui sfingter esophagus bawah yang sama dengan abdominal migraine, atau dapat merupakan akibat dari perubahan
yang inkompeten atau imatur. Regurgitasi seringkali merupakan proses perkembangan dan motlitas intestnal atau mutasi pada DNA mitokondria.
sembuh bila telah matur. Regurgitasi harus dibedakan dengan muntah yang merupakan
proses reflex aktf dengan diagnosis diferensial yang ekstensif. Etologi muntah pada neonatus usia 0-2 minggu:
Muntah merupakan gejala umum yang terjadi pada bayi dan anak-anak yang Variasi normal aksi pengeluaran saliva
Refluks gastroesofageal
menjadi salah satu kekhawatran orang tua. Muntah dapat mengisyaratkan berbagai hal,
Obstruksi intestnal (congenital)
misalnya merupakan gejala dari suatu penyakit ringan ataupun fatal, dapat pula merupakan Enterokolits nekrotkan (NEC, necroticans enterocolitis)
sesuatu yang normal atau patologis. Beberapa penyebab yang mungkin yakni refluks Infeksi (sepsis, meningits)
gastroesofageal fisiologis, makan berlebihan, ataupun menangis berlebihan. Red flags untuk penyebab organic muntah pada neonatus:
Muntah merupakan proses reflex yang sangat terkoordinasi yang dapat didahului Riwayat hidramnion
dengan peningkatan salivasi dan dimulai dengan retching involunter. Muntah persisten
Muntah pada anak-anak dapat disebabkan oleh berbagai etologi, termasuk yang Muntah bilus
mengancam nyawa. Pendekatan penelusuran sebab didasarkan oleh kelompok umur Mengantuk, ketdakinginan untuk menghisap (ASI, susu lainnya)
Distensi abdominal
penderita, adanya obstruksi intestnal, dan gejala-gejala di luar gastrointestnal. Hal lain yang
Gagal tumbuh
pentng juga yakni penampakan muntah, parahnya penyakit secara umum, dan gejala-gejala
Dehidrasi
Demam Infant Child Adolescent
Penundaan ekskresi mekonium
Gelombang peristaltc pada perut (kanan ke kiri) Gastroenterits Gastroenterits Gastroenterits
Massa yang dapat dipalpasi: meconium ileus (20-30 cm bagian terakhir ileum kolaps Gastroesophageal reflux Systemic infecton GERD
dan terisi butr-butr tnja warna pucat yang di atasnya terdapat loop yang terdilatasi
Overfeeding Gastrits Systemic infecton
dengan panjang bervariasi yang terobstruksi dengan mekonium dengan konsistensi
sepert sirup kental atau lem), pembesaran ginjal, duplikasi usus, kantung kemih. Anatomic obstructon Toxic ingeston Toxic ingeston
Fontanel yang mengembung Systemic infecton Pertussis syndrome Gastrits
Etologi muntah pada anak usia 2 minggu-12 bulan: Pertussis syndrome Medicaton Sinusits
Variasi normal
Refluks gastroesofageal Otts media Reflux (GERD) Inflammatory bowel disease
Obstruksi usus (terutama HPS (hantavirus pulmonary syndrome), intususepsi, Sinusits
incarcerate hernia). Otts media Appendicits
Gastroenterits
Infeksi: sepsis, meningits, UTI (urinary tract infection), otts media, pertussis Migraine
Overdosis obat: aspirin, teofilin Pregnancy
Etologi muntah pada anak usia >12 bulan:
Medicaton
Obstruksi intestnal (incarcerate hernia, intususepsi)
Gastroenterits, refluks esophageal, apendisits Ipecac abuse/bulimia
Infeksi: meningits, UTI, URTI Rare
Ketoasidosismetabolik
Toksin/obat: aspirin, teofilin, besi, tmah Adrenogenital syndrome Reye syndrome Reye syndrome
Komplikasi muntah: Inborn error of metabolism Hepatts Hepatts
Sindrom Mallory-Weiss/Mallory-Weiss tear (patofisiologi: retchingsobekan/tear Brain tumor (increased Peptc ulcer Peptc ulcer
pada kurvatura minor jungsi gastroesofageal; emesis intenshematemesis) intracranial pressure)
Aspirasi isi lambung
Gagal tumbuh Pancreatts Pancreatts
Ketdakseimbangan air dan elektrolit Subdural hemorrhage Brain tumor Brain tumor
Manajemen muntah: (didasarkan pada etologi)
Food poisoning Increased intracranial Increased intracranial pressure
Pembetulan keseimbangan air dan elektrolit pressure
Metoclopramide
Domeperidone Ruminaton
Cisapride Renal tubular acidosis Middle ear disease Middle ear disease
Bethanechol
Ondasetron Chemotherapy Chemotherapy
Achalasia Cyclic vomitng (migraine)
Differential Diagnosis of Emesis During Childhood
Cyclic vomitng (migraine) Biliary colic
Infant Child Adolescent
Renal colic
Common
Infant Child Adolescent dapat dimodulasi oleh input dari serebri atau sumber-sumber perifer. Oleh karena itu, faktor
psikologik juga sangat pentng.
Esophageal stricture
Duodenal hematoma Kondisi-kondisi yang memerlukan pertolongan medis:
Inborn error of Gastroenterits
metabolism Kontpasi
UTI
GERD = gastroesophageal reflux disease. urolitasis
ovarian torsion (melilit) dan kista ovarium
Nyeri Abdomen kehamilan ektopik
Nyeri abdomen dapat bersifat akut ataupun kronik. penyakit inflamasi pelvis (pelvic inflammatory disease)
kolesistts akut
Diagnosis nyeri abdomen akut merupakan suatu tantangan mengingat diagnosis
penyakit ulkus
diferensialnya yang luas. Selain itu, persepsi dan toleransi setap anak terhadap nyeri pancreatts
abdomen berbeda. Oleh Karena itu, diperlukan pengamatan yang telit dan mendetail yang inflammatory bowel disease
seringkali perlu diulang beberapa kali untuk mendapatkan tanda-tanda yang mengarah purpura Henoch-Schonlein
kepada diagnosis. Ada yang memerlukan tndakan operasi segera. Lokalisasi nyeri juga Kondisi-kondisi yang memerlukan operasi:
pentng untuk mengarahkan kita pada diagnosis yang tepat. Pemeriksaan untuk nyeri apendisits
abdomen akut meliput riwayat pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan keadaan umum, intususepsi
pemeriksaan abdomen, pemeriksaan rectum dan pelvis, uji laboratorium, dan radiologi malrotasi dengan volvulus
incarcerated inguinal hernia
sepert PFA, CT, dan USG.
testicular torsion
Ada 2 jenis serat saraf yang mentransmisikan stmulus nyeri pada abdomen. Pada
ingest benda asing
kulit dan otot, serat A memediasi nyeri yang tajam dan terlokalisasi, sedangkan serat C dari
visera, peritoneum, dan otot mentransmisikan nyeri yang tumpul dan sulit/tdak terlokalisasi.
Nyeri abdomen kronik dapat bersifat organic maupun non-organik. Kebanyakan
Serat-serat aferen tersebut memiliki badan-badan sel dalam ganglia radiks dorsal dan
(95%) bersifat non-organik/fungsional. Uji diagnostc yang diperlukan relatve mahal sehingga
beberapa akson menyebrang ke sisi kontralateral lalu naik ke medulla, otak tengah, dan
dapat menyebabkan frustasi pada pasien, orang tua, dan dokter. Berikut ini merupakan data
thalamus. Nyeri dipersepsikan di korteks girus postsentralis yang dapat menerima impuls
epidemiologi mengenai nyeri abdomen akut.
yang berasal dari kedua sisi tubuh.
Terjadi pada 10-15% anak usia sekolah
Nyeri visera cenderung dialami pada dermatom yang mempersarafi organ. Stmulus Merupakan 2-4% kasus pada kunjungan dokter anak
nyeri yang berasal dari hat, pancreas, biliary tree, lambung, atau usus atas dirasakan pada Penyebanya bersifat organic pada 5% kasus (Apley, 1985)
epigastrium; nyeri dari usus halus distal, sekum, apendiks, atau kolon proksimal dirasakan 75% kasus terjadi pada remaja; 13-15% mengalami nyeri setap minggu, dengan 21%
pada umbilicus; dan nyeri dari usus besar distal, traktus urinarius atau organ pelvis biasanya kasus yang cukup berat sehingga mempengaruhi aktvitas (Hyams et al, 1996)
pada suprapubik. Impuls nyeri parietal menjalar dalam serat C dari saraf pada dermatom T6- Saat ini: 33% kasus organic dan 67% kasus fungsional
L1; nyeri tersebut cenderung lebih terlokalisasi dan intens daripada nyeri visceral.
Pada usus, stmulus yang biasa menimbulkan nyeri adalah tekanan/tension atau Penyebab Organik Nyeri Abdomen Kronik:
regangan. Lesi inflamasi dapat menurunkan ambang nyeri, tetapi mekanisme yang Konstpasi
menghasilkan nyeri inflamasi belum jelas. Nyeri karena iskemia mungkin disebabkan oleh IBD (inflammatory bowel disease)
Intoleransi laktosa
metabolit jaringan yang dilepaskan dekan ujung-ujung saraf. Persepsi stmulinyeri tersebut
Infeksi Helicobacter pylori
Penyakit ulkus peptkum nyeri, digunakan satu jari, bukan seluruh area tangan. Perlu diperhatkan kualitas, intensitasi,
Infestasi/infeksi durasi, dan waktu nyeri.
Kondisi ginekologik Penemuan-penemuan yang mengarah pada etologi organic pada anak dengan RAP
Kekerasan fisik dan seksual
(recurrent abdominal pain):
Penyakit pediatric fungsional (criteria Rome II): Nyeri abdomen
Pasien usia <5 tahun
Dyspepsia fungsional Gejala-gejala konsttusional: demam, turun berat badan atau deselerasi
Irritable bowel syndrome
pertumbuhan, gejala-gejala sendi
Nyeri abdomen fungsional
Emesis, terutama dengan noda bilus atau darah
Abdominal migraine
Nyeri yang membangunkan anak dari tdur
Penyakit Gastrointestnal Fungsional: Nyeri yang dapat dilokalisasikan dengan baik jauh dari umbilicus
Diagnosis Gejala Nyeri Gejala2 Umum BAB Nyeri rujukan pada punggung, bahu, atau ekstremitas
Disuria, hematuria, atau nyeri pada samping-samping torso bawah
Riwayat medis keluarga IBD, PUD, dll
FAP 12 Hampir terus Tidak ada Tidak Penyakit perianal (tags, fisura, fistula)
(functional minggu menerus karakteristk FGID berhubungan Darah samara tau jelas pada tnja
abdominal (functional Penyelidikan skrining laboratorium abnormal (LED, leukosit, yang meningkat,
pain) gastrointestinal hipoalbuminemia, anemia)
disease) lain
IBS 12 Diredakan Kembung-bengkak, Frekuensi atau Algoritma untuk manajemen inisial RAP:
(inflammatory minggu dengan kram konsistensi
bowel defekasi abnormal, ada
syndrome) mukus
Dyspepsia 12 Perut/abdom Heartburn (dada Tidak
fungsional minggu en atas sepert terbakar), berhubungan
rasa kenyang
(satetas) yang
cepat tmbul,
kembung-bengkak
Abdominal 3 atau Paroksismal , Terjadi interval Tidak
migraine lebih di tengah yang tdak berhubungan
episode (midline) bergejala, sakit
selama 2 kepala unilateral,
Pemeriksaan Fisis:
jam atau aura, fotofobia,
Kulit: pucat, kuning (jaundis), ekimosis (memar), pembuluh darah abnormal, hidrasi
lebih ada riwayat
Kepala, mata, telinga, hidung, tenggorokan:
lama keluarga
Injeksi nasofaringeal, oozing
Pembesaran tonsil, perdarahan
Penelusuran riwayat melalui anamnesis harus menyeluruh dan mendetail, dimulai
pertama kali dengan pasien, lalu dilanjutkan dengan orang tuanya. Untuk melokalisasi area Distinguishing Features of Acute Gastrointestinal Tract Pain in Children
Disease Onset Location Referral Quality Comments Disorder Characteristics Key Evaluations
Pancreatts Acute Epigastric, left Back Constant, sharp, Nausea, emesis, Nonulcer dyspepsia Peptc ulcerlike symptoms Hx;
upper quadrant boring tenderness without abnormalites on esophagogastroduodenoscopy
Intestnal Acute or Periumbilical Back Alternatng Distenton, evaluaton
obstructon gradual lower abdomen cramping (colic) obstpaton, of the upper gastrointestnal tract
and painless emesis, increased Gastrointestinal Tract
periods bowel sounds Chronic constpaton Hx of stool retenton, evidence of Hx and PE; plain x-ray of
Appendicits Acute Periumbilical, Back or Sharp, steady Anorexia, nausea, constpaton on examinaton abdomen
then localized to pelvis if emesis, local Lactose intolerance Symptoms may be associated with Trial of lactose-free diet;
lower right retrocecal tenderness, fever lactose ingeston; bloatng, gas, lactose breath hydrogen test
quadrant; with peritonits cramps, and diarrhea
generalized with
Parasite infecton Bloatng, gas, cramps, and Stool evaluaton for O & P;
peritonits
(especially Giardia) diarrhea specific immunoassays for
Intussuscepton Acute Periumbilical None Cramping, with Hematochezia, Giardia
lower abdomen painless periods knees in pulled-
Excess fructose or sorbitol Nonspecific abdominal pain, Large intake of apples, fruit
up positon
ingeston bloatng, gas, and diarrhea juice, or candy/chewing gum
Urolithiasis Acute, Back (unilateral) Groin Sharp, Hematuria sweetened with sorbitol
sudden intermittent,
Peptc ulcer Burning or gnawing epigastric Esophagogastroduodenoscopy
cramping
pain; worse on awakening or or upper GI contrast x-rays
Urinary tract Acute, Back Bladder Dull to sharp Fever, before meals; relieved with
infecton sudden costochondral antacids
tenderness,
Esophagits Epigastric pain with substernal Esophagogastroduodenoscopy
dysuria, urinary
burning
frequency
Meckel's divertculum Periumbilical or lower abdominal Meckel scan or enteroclysis
pain; may have blood in stool
Chronic/ Recurrent Abdominal Pain in Children
Recurrent intussuscepton Paroxysmal severe cramping Identfy intussuscepton during
Disorder Characteristics Key Evaluations
abdominal pain; blood may be episode or lead point in
Nonorganic present in stool with episode intestne between episodes
Recurrent abdominal pain Nonspecific pain, often Hx and PE; tests as indicated with contrast studies of
syndrome (functonal periumbilical gastrointestnal tract
abdominal pain) Internal, inguinal, or Dull abdomen or abdominal wall PE, CT of abdominal wall
Irritable bowel syndrome Intermittent cramps, diarrhea, and Hx and PE abdominal wall hernia pain
constpaton Chronic appendicits or Recurrent RLQ pain; often Barium enema, CT
Disorder Characteristics Key Evaluations Disorder Characteristics Key Evaluations
appendiceal mucocele incorrectly diagnosed, may be rare Lead poisoning Vague abdominal pain Serum lead level
cause of abdominal pain constpaton
Gallbladder and Pancreas Henoch-Schnlein Recurrent, severe crampy Hx, PE, urinalysis
Cholelithiasis RUQ pain, may worsen with meals Ultrasound of gallbladder purpura abdominal pain, occult blood in
stool, characteristc rash, arthrits
Choledochal cyst RUQ pain, mass elevated Ultrasound or CT of RUQ
bilirubin Angioneurotc edema Swelling of face or airway, crampy Hx, PE, upper gastrointestnal
pain contrast x-rays, serum C1
Recurrent pancreatts Persistent boring pain, may radiate Serum amylase and lipase
esterase inhibitor
to back, vomitng serum trypsinogen; ultrasound
or CT of pancreas Acute intermittent Severe pain precipitated by drugs, Spot urine for porphyrins
porphyria fastng, or infectons
Genitourinary Tract
O & P = ova and parasites; Hx = history; PE = physical exam; RUQ = right upper quadrant; RLQ
Urinary tract infecton Dull suprapubic pain, flank pain Urinalysis and urine culture;
= right lower quadrant; IVP = intravenous pyelography; EEG = electroencephalogram; abd =
renal scan
abdominal.
Hydronephrosis Unilateral abdominal or flank pain Ultrasound of kidneys
Urolithiasis Progressive, severe pain: flank to Urinalysis, ultrasound, IVP, CT Intoleransi Laktosa
inguinal region to testcle Terminologi yang biasa dipakai:
Other genitourinary Suprapubic or lower abdominal Ultrasound of kidneys and Defisiensi lactase
disorders pain; genitourinary symptoms pelvis; gynecologic evaluaton Intoleransi laktosa
Malabsorpsi laktosa
Miscellaneous Causes Intoleransi susu
Abdominal migraine See text; nausea, family Hx Hx
migraine Laktosa merupakan gula dan susu yang merupakan sebuah disakarida. ASI mengandung
Abdominal epilepsy May have seizure prodrome EEG (may require more than 7% laktosa, sedangkan susu sapi mengandung 4% laktosa. Susu mengandung laktosa yang
one study, including sleep- relatve lebih tnggi daripada produknya, sepert keju dan mentega. Laktosa diabsorpsi oleh
deprived EEG) mukosa usus halus.
Lactase terdapat di brushborder mukosa usus. Lactase memiliki aktvitas yang berbeda
Gilbert syndrome Mild abdominal pain (causal or Serum bilirubin
pada segmen usus yang berbeda. Malabsorpsi laktosa merupakan hal yang normal pada
coincidental?); slightly elevated
neonatus. Berikut ini adalah klasifikasi defisiensi lactase:
unconjugated bilirubin
Defisiensi lactase kongenital
Familial Mediterranean Paroxysmal episodes of fever, Hx and PE during an episode, Penyakit tersebut jarang terjadi dan berhubungan dengan gejala-gejala yang terjadi pada
fever severe abdominal pain, and DNA diagnosis pajanan terhadap laktosa dalam susu. Kurang dari 50 kasus yang telah dilaporkan di
tenderness with other evidence of seluruh dunia.
polyserosits Defisiensi lactase sekunder, karena: (kerusakan pada mukosa usus halus dan biasanya
Sickle cell crisis Anemia Hematologic evaluaton bersifat transien, dan membaik seiring dengan penyembuhan mukosa)
o Gastroenterits
o Alergi susu sapi
o Giardiasis
o Malnutrisi
o Penyakit celiac
o Infeksi rotavirus
Defisiensi lactase primer
Hipolaktasia tpe dewasa primer disebabkan oleh penurunan fisiologis laktase yang
terjadi pada usia tua pada kebanyakan mamalia. Laktase pada brushborder diekspresikan
dengan tngkat rendah selama masa janin; aktvitasnya meningkat pada masa janin akhir
dan memuncak dari kelahiran sampai 3 tahun, setelah itu menurun secara bertahap
seiring dengan umur. Penurunan laktase tersebut bervariasi antaretnis, yakni sekitar 15%
pada dewasa kulit puth, 40% pada dewasa Asia, dan 85% pada dewasa kulit hitam.

Uji diagnostk untuk mealabsorpsi laktosa : (tdak wajib dan seringkali perubahan
sederhana diet yang mengurangi atau mengeliminasi laktosa dari diet meredakan gejala)
Analisis tnja
Uji toleransi laktosa
Breath hydrogen test
Aktvitas laktase pada spesimen biopsi mukosa
Pengobatan intoleransi laktosa:
Diet bebas laktosa, Bayi dapat diberikan formula bebas laktosa
Suplementasi laktase
Probiotk, misalnya yogurt dengan kultur hidup mengandung bakteri yang
memproduksi enzim laktase sehingga dapat ditoleransi oleh pasien dengan
defisiensi laktase.

Anda mungkin juga menyukai