E. KONDISI BELAJAR
1. Definisi Kondisi Belajar
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu
yang mana terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melaluiberbagai
proses pengolahan mental. Sedangkan menurut Gagne dalambukunya
Condition of learning (1977) menyatakan The occurence of learningis
inferred from a difference in human beings performance before and after
being placed in a learning situation.
Terjadinya belajar pada manusia terdapat perbedaan dalam
penampilan/ kinerja manusiasebelum dan sesudah ia ditempatkan pada
situasi belajar. Dengan katalain ia menyatakan bahwa kondisi belajar
adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan
perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempatkan
pada situasi tersebut.
Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu:
a. Kondisi internal (internal condition)
kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari
sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh seperangkat proses
transformasi (ingat information processing theory Gagne).
b. Kondisi Eksternal (eksternal condition)
ituasi perangsang di luar diri si belajar. Kondisi belajar yang
diperlukan untuk belajarberbeda-beda untuk setiap kasus. Begitu pula
dengan jeniskemampuan belajar yang berbeda akan
membutuhkankemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan
kondisieksternal yang berbeda pula.
2. Kondisi Belajar Untuk Berbagai Jenis Belajar
Gagne (dalam Richey, 2000) menyatakan bahwa dibutuhkanbelajar yang
efektif untuk berbagai jenis/ kategori kemampuan belajar.Kondisi belajar
dibagi atas lima kategori belajar sebagai berikut:
a. Keterampilan intelektual (Intellectual Skill):
untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali keterampilan keterampilan bawahan (yang
sebelumnya), pembimbing dengan kata-kata atau alat
lainnya,pendemonstrasian penerapan oleh siswa dengan
diberikanbalikan, pemberian review.
b. Informasi verbal (Verbal Information):
untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembalikonteks dari informasi yang bermakna,
kinerja(performa nce) daripengetahuan baru yang konstruktsi, balikan
c. Stategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving):
untuk jenisbelajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilankembali aturan-aturan dan konsep-konsep yang
relevan,penyajian situasi masalah baru yang berhasil,
pendemonstrasiansolusi oleh siswa.
d. Sikap(Attitude):
untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali informasi danketerampilan intelektual yang
relevan dengan tindakan pribadiyang diharapkan. Pembentukan atau
pengingatan kembali modelmanusia yang dihormati, penguatan
tindakan pribadi denganpengalaman langsung yang berhasil maupun
yang dialami olehorang lain dengan mengamati orang yang dihormati.
e. Keterampilan motorik (Motor Skill):
untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali rangkaianunsur motorik, pembentukan atau
pengingatan kembalikebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatiahn
keterampilan-keterampilan keseluruahn, balikan yang tepat.
3. Masalah-masalah Belajar Internal dan Eksternal
Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi
belajar. Kondisi itu antara lain,
a. pertama, lingkunganfisik.
Lingkungan fisik yang ada dalam proses dan di sekitar
prosespembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar.
b. Kedua , suasana emosional siswa.
Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses
pembelajaran siswa. Hal ini bisa dicermati ketika kondisiemosional
siswa sedang labil maka proses belajarpun akan mengalamigangguan.
c. Ketiga , lingkungan sosial.
Lingkungan sosial yang berada disekitar siswa juga turut
mempengaruhi bagaiman seorang siswa belajar.
Di bawah ini adalah masalah-masalah belajar yang bersifat internal dan
masalah-masalah yang bersifat eksternal:
a. Masalah belajar internal
Masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal
yang ditimbulkan ketidakberesan siswa dalam belajar. Faktor internal
berasal dari dalam dirianak itu sendiri, seperti:
1) Kesehatan
2) Rasa aman
3) Faktor kemampuan intelektual
4) Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri
5) Motivasi
6) f.Kematangan untuk belajar
7) Usia
8) Kematangan untuk belajar
9) Usia
10) Jenis kelamin
11) Latar belakang sosial
12) Kebiasaan belajar
13) Kemampuan mengingat
14) kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau
merasakan.
Dengan pemahaman di atas maka dapat dikemukakan bahwa masalah-
masalah belajar internal dapat bersifat:
1) Biologis
Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut masalah
yangbersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang
makandan sebagainya.
2) Psikologis.
Masalah yang bersifat Psikologis adalah masalahyang bersifat
psikis seperti perhatian, minat, IQ, konstelasi psikis yangterwujud
emosi dan gangguan psikis.
b. Masalah belajar eksternal
Masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor-
faktor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam
belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa,
seperti:
1) Kebersihan rumah
2) Udara yang panas
3) Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat
4) Alat-alat pelajaran yang tidak memadai
5) Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah
6) f.Kualitas proses belajar mengajar.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun faktor
eksternal:
a. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik
kondisi jasmani maupun rohani siswa. Faktor Internal dibedakan
menjadi:
1) Faktor Fisiologis.
Faktor Fisiologis adalah suatu kondisi yang berhubungan
dengankeadaan jasmani seseorang, misalnya tentang fungsi organ-
organ, dansusunan-susunan tubuh yang dapat mempengaruhi
semangat danintensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Faktor
Fisiologis yang dapatmempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a) Tonus (kondisi) badan
Kondisi jasmani pada umumnya dapat dikatakan
melatarbelakangi kegiatan belajar. Keadaan jasmani yang
optimal akan berbeda sekalihasil belajarnya bila dibandingkan
dengan keadaan jasmani yanglemah. Sehubungan dengan
keadaan atau kondisi jasmani tersebut,maka ada dua hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Cukupnya nutrisi (nilai makanan dan gizi), yaitu:
Tubuh yang kekurangan gizi makanan, akan mengakibatkan
merosotnya kondisi jasmani. Sehingga, menyebabkan
seseorangbelajarnya menjadi cepat lesu, mengantuk, dan
tidak adasemangat untuk belajar. Pada akhirnya siswa tidak
dapatmencapai hasil belajar yang diharapkan.
(2) Beberapa penyakit ringan yang diderita
Dapat berupa pilek, sakit gigi, batuk, dan lain sejenisnya.
Semua itu tentu akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu
Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang dapat
mempegaruhikegiatan belajar di sini adalah fungsi-fungsi
panca indera. Panca inderayang memegang peranan penting
dalam belajar adalah mata dantelinga. Apabila mekanisme mata
dan telinga kurang berfungsi, maka tanggapan yang
disampaikan dari guru, tidak mungkin dapat diterimaoleh anak
didik. Jadi, siswa tidak dapat menerima dan memahamibahan-
bahan pelajaran, baik yang langsung disampaikan oleh
guru,maupun melalui buku bacaan.
2) Faktor Psikologis
Faktor Psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan
keadaan kejiwaan siswa. Faktor Psikologis dapat dibedakan
menjadi:
a) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki anak
untukmencapai keberhasilan. Bakat anak akan dimulai tampak
sejak ia dapatberbicara atau sudah masuk Sekolah Dasar (SD).
Bakat yang dimilikisetiap anak tidaklah sama. Bakat akan
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar anak
dalam bidang-bidang studi tertentu.Jadi, merupakan hal yang
tidak bijaksana apabila orang tuamemaksakan kehendaknya
untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan atau keahlian
tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakatyang dimiliki
anaknya. Dengan tidak adanya fektor penunjang danusaha
untuk mengembangkannya, maka bakat tersebut lama
kelamaanakan punah. Untuk itu agar kegiatan belajar berhasil
dengan didasaribakat tersebut maka harus adanya faktor
penunjang. Di antaranya,fasilitas untuk sarana, pembiayaan,
dan dorongan moral dari orang tuaserta minat yang dimiliki.
b) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
ataukeinginan yang besar untuk sesuatu. Dalam minat, ada dua
hal yangharus diperhatikan:
(1) Minat Pembawaan
Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan.
(2) Minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar
Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya
pengaruhlingkunga dan kebutuhan. Spesialisasi bidang
studi9 yang tidaksesuai dengan minatnya, tidak mempunyai
daya tarik baginya.
c) Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksirangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan carayang tepat. Kemampuan dasar yang
tinggi pada anak, memungkinkananak untuk dapat
menggunakan pikirannya untuk belajar danmemecahkan
mpersoalan-persoalan baru secara tepat, cepat, danberhasil.
Sebaliknya, jika tingkat kemampuan dasar anak rendah
makadapat mengakibatkan ank mengalami kesulitan dalam
belajar.
d) Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal manusia yang
mendorongmanusia untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi
adalah mendorongsesorang untuk interes pada kegitan yang
akan dikerjakan, menentukanarah perbuatan, yakni ke arah
tujuan yang hendak dicapai, danmendorong seseorang untuk
pencapaian prestasi, yakni dengan adanyamotovasi yang baik
dalam belajar, akan menunjukkan hasil belajar yangbaik pula.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor
Eksternal dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Faktor Sosial
Faktor sosial dibagi menjadi beberapa lingkungan, yaitu:
a) Lingkungan keluarga,yaitu:
(1) Orang tua
Dalam kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan
danpengertian dari orang tua. Apabila anak sedang belajar,
anak jangandiganggu dengan tugas rumah. Orang tua
berkewajiban memberipengertian dan dorongan serta
semaksimal mungkin membantu dalammemecahkan
masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah.
Didikanorang tua yang kurang baik akan berpengaruh tidak
baik pula terhadapkondisi anak dalam kegiatan belajar.
(2) Suasana rumah
Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis
akanmenimbulakan suasana kaku dan tegang dalam
berkeluarga yangmenyebabkan anak kurang bersemangat
untuk belajar. Sedangkan suasana rumah yang akrab,
menyenangkan dan penuh kasih sayang, akan memberikan
dorongan belajar yang kuat bagi anak.
(3) Kemampuan ekonomi keluarga
Hasil belajar yang baik, tidak dapat diperoleh hanya
denganmengandalkan keterangan-keterangan yang
diberikan oleh guru didepan kelas, tetapi juga alat-alat
belajar yang memadai, sepertibuku,pensil, pena, peta,
bahkan buku bacaan. Sedangkan sebagian besar,alat-alat
pelajaran harus disediakan sendiri oleh murid
yangbersangkutan. Bagi orang tua yang keadaan
ekonominya kurang memadai, sudah barang tentu tidak
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya itu secara
maksimal. Maka murid akanmenanggung resiko yang tidak
diharapkan.
(4) )Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan dan kebiasaan dalam keluarga,
akanmempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jadi, anak-
anak hendaknyaditanamkan kebiasaan yang baik agar
mendorong anak untuk belajar.
b) Lingkungan Guru, yaitu:
(1) Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara rutin
akanmenyebabkan proses belajar menjadi kurang lancar,
dan menyebabkananak didik merasa ada distansi (jarak)
dengan guru, sehingga seganuntuk berpartisipai aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.
(2) Hubungan antar murid
Guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang
bijaksana,maka tidak akna mengetahui bahwa di dalam
kelas ada grup yangsaling bersaing secara tidak sehat.
Suasana kelas semacam ini sangattidak diharapkan dalam
proses belajar. Untuk itu maka, guru harusmampu membina
jiwa kelas supaya dapat hidup bergotong-royongdalam
belajar bersama, hal ini dimaksudkan agar kondisi
individualsiswa berlangsung dengan baik.
(3) Cara penyajian bahan pelajaran
Guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah
saja, membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan
hanya mencatat saja. Guru yang progresif, adalah guru
yang mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu
dalam meningkatkan kondisi belajar siswa.
c) Lingkungan Masyarakat, yaitu:
(1) TemanBergaul
Pergaulan dan teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam
danmembentuk kepribadian dan sosialisasi anak. Orang tua
harusmemperhatikan agar anak-anaknya jangan sampai
mendapat temanbergaul yang memiliki tingkah laku yang
tidak diharapkan. Karenaprilaku yang tidak baik, akan
mudah sekali menular kepada anak lain.
(2) Pola Hidup Lingkungan
Pola hidup tetangga yang berada di sekitar rumah di mana
anak ituberada, punya pengaruh besar terhadap
pertumbuhan danperkembangan anak. Jika anak berada di
kondisi masyarakat kumuhyang serba kekurangan, dan
anak-anak pengangguran misalnya, akansangat
mempengaruhi kondisi belajar anak, karena ia akan
mengalamikesulitan ketika memerlukan teman belajar atau
berdiskusi ataumeminjam alat-alat belajar.
(3) Kegiatan dalam masyarakat
Kegiatan dalam masyarakat dapat berupa karang taruna,
menari,olah raga, dan lain sebagainya. Bila kegiatan
tersebut dilakukan secaraberlebihan, tentu akan
menghambat kegiatan belajar. Jadi, orang tuaperlu
memperhatikan kegiatan anak-anaknya.
(4) Mass Media
Mass media adalah sebagai salah satu faktor penghambat
dalambelajar. Misalnya, bioskop, radio, video-kaset, novel,
majalah, dan lain-lain. Banyak anak yang terlalu lama
menonton TV, membaca novel,majalah yang tidak
dibertanggung jawabkan dari segi pendidikan.Sehingga,
mereka akan lupa akan tugas belajarnya. Maka dari itu,
bukubacaan, video-kaset, majalah, dan mass media lainnya
perlu diadakanpengawasan yang ketat dan diseleksi dengan
teliti.
2) Faktor Non-sosial
Faktor non-sosial adalah sebagai berikut:
a) Sarana dan prasarana sekolah, adalah sebagai berikut:
(1) Kurikulum
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada
suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah
adalah kurikulumnasional yang disahkan oleh pemerintah,
atau suatu kurikulum yangdisahkan oleh suatu yayasan
pendidikan.
Kurikulum pada dasarnya disusun berdasarkan tuntutan
zaman dan kemajuan masyarakat yang didasarkan suatu
rencana pembangunanlima tahunan yang diberlakukan
pemerintah. Dengan kemajuan danperkembangan
masyarakat, timbul tuntunan kebutuhan baru, akibatnya
kurikulum perlu dikonstruksi yang menimbulkan lahirnya
kurikulum baru.
Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah.
Masalah-masalah itu adalah:
(a) Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah, bila tujuan
berubahmaka pokok bahasan, kegiatan belajar
mengajar, dan evaluasi akanberubah. Sekurang-
kurangnya, kegiatan belajar mangajar perludiubah,
(b) Isi pendidikan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran
dan bukubacaan serta sumber yang lain akan berubah.
Hal ini menimbulkananggaran pendidikan disemua
tingkat,
(c) Kegiatan belajar mengajar berubah, akibatnya guru
harusmempelajari strategi, metode, teknik, dan
pendekatan mengajaryang baru. Bila pendekatan belajar
berubah, maka kebiasaan siswaakan mengalami
perubahan, dan
(d) Evaluasi berubah; akibatnya guru akan mempelajari
metode danteknik evaluasi belajar yang baru. Bila
evaluasi berubah, maka siswaakan mempelajari cara-
cara belajar yang sesuai dengan ukuranlulusan yang
baru.
(2) Media pendidikan
Media pendidikan dapat berupa buku-buku di
perpustakaan,laboratorium, LCD, komputer dan lain
sebagainya. Pada umumnya,sekolah masih kurang memiliki
media tersebut, baik dalam jumlahmaupun
kualitas.Lengkapnya media pendidikan merupakan
kondisibelajar yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa
lengkapnya mediapendidikan menentukan jaminan
terselenggaranya proses belajar yangbaik. Justru disinilah
timbul masalah bagaimana mengelola mediapendidikan
sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik.
Media pendidikan dalam proses belajar adalah barang
mahal.Barang-barang tersebut dibeli dengan uang
pemerintah dan uangmasyarakat. Maksud pembelian
tersebut adalah untuk mempermudahsiswa belajar. Dengan
tersedianya media pendidikan berarti menuntutguru dan
siswa dalam menggunakannya.
Peranan guru adalah sebagai berikut:
(a) memelihara, mengatur media untuk menciptakan
suasana belajar yang menggembirakan,
(b) Memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang
berorientasi pada keberhasilan siswa belajar, dan
(c) mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana
dan sarana secara tepat guna.
Peranan siswa sebagai berikut:
(a) ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan media
pendidikan secara baik,
(b) ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan media
pendidikan secara tepat guna,
(c) menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran
dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi muda
bangsa.
(3) Keadaan gedung
Dengan banyaknya jumlah siswa yang membeludak,
keadaangedung dewasa ini masih sangat kurang. Mereka
harus duduk berjejal-jejal di dalam kelas. Faktor ini tentu
menghambat lancarnya kondisibelajar siswa. Keadaan
gedung yang tua dan tidak direnovasi, sertakenyamanan
dan kebersihan di dalam kelas yang masih kurang. Hal
itu,dapat menimbulkan ketidak nyamanan siswa dalam
belajar. Sehinggakegiatan belajar mengajar tidak dapat
berjalan dengan baik.
(4) Sarana Belajar
Sarana belajar di sekolah, juga akan mempengaruhi kondisi
belajarsiswa. Perpustakaan yang tidak lengkap, papan tulis
yang sudah buram,laboratorium yang darurat atau tidak
lengkap, tempat praktikum yangtidak memenuhi syarat,
tentu akan mempengaruhi kualitas belajar, danpada
akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Adakalanyajuga, sarana yang sudah begitu lengkap tidak
disertai dengan sistempelayanan yang ramah. Contohnya,
pegawai perpustakaan yangcenderung tidak ramah, dan
tidak membantu, peraturan-peraturan yangtidak
memberikan layanan yang jelas terhadap pemakai sarana,
sikaparogan petugas menganggap bahwa pusat-pusat
layanan itu adalahmiliknya karena ia mempunyai otoritas.
(5) Waktu belajar
Karena keterbatasan gedung sekolah, sedangkan jumlah
siswabanyak, maka ada siswa yang harus terpaksa sekolah
di siang hinggasore hari. Waktu di mana anak-anak harus
beristirahat, tetapi harusmasuk sekolah. Mereka
mendengarkan pelajaran sambil mengantuk.Berbeda
dengan anak yang belajar di pagi hari. Sebab, pikiran
merekamasih segar, dan jasmani dalam kondisi baik.
Karena belajar di pagihari, lebih efektif daripada belajar
pada waktu lainnya. Oleh karena itualangkah baiknya
kegiatan belajar di sekolah dilaksanakan pada pagi hari.
(6) Rumah
Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta
perkampunganyang terlalu padat dan tidak memiliki sarana
umum untuk anak, akanmendorong siswa untuk berkeliaran
ke tempat-tempat yang sebenarnyatidak pantas dikunjungi.
Kondisi rumah dan perkampungan seperti inijelas
berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
(7) Alam
Hal ini dapat berupa keadaan cuaca yag tidak mendukung
anakuntuk melangsungkan proses belajar mengajar.
Kalaupun berlangsung,tentu kondisi belajar siswa akan
kurang optimal.
5. Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya
Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah prosespemeriksaan
terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalahbelajar
dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi adanyakesulitan
belajar pada muridnya. Diagnosis masalah belajar dilakukan secara
sistematis dan terarah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi adanya masalah belajar
Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan
seperangkatketerampilan khusus, sebab kemampuan mengidentifikasi
yangberdasarkan naluri belakang kurang efektif.Gejala-gejala
munculnyamasalah belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk,
biasanya munculdalam bentuk perubahan perilaku yang menyimpang
atau dalammenurunnya hasil belajar. Perilaku yang menyimpang juga
muncul dalam berbagi bentuk seperti: suka mengganggu teman,
merusak alat- alat pembelajaran dan lain sebagainya.
b. Menelaah atau menetapkan status siswa
Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara:
1) Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid
2) Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan
menggunakan teknik dan alat yang tepat.
3) Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda
dari tujuan yang ditetapkan itu.
c. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar
Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yangkompleks
yang keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagaifaktor.
Beberapa prinsip yang harus diingat dalam memperkirakansebab
terjadinya masalah belajar:
1) Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda
2) Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda
3) Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan
gejala masalah yang makin kompleks.