10
13
14
15
16
17
18
1
23 BAB I
24 LAPORAN KASUS
1
55 kulitnya terasa panas dan kering. Semenjak kondisi kesehatan nya menurun ia sudah tidak
56 bekerja lagi.
57 Pasien sering menggaruknya karena terasa gatal sekali. Akibat merasa terganggu
58 dengan kondisinya tersebut, ia akhirnya memutuskan untuk pergi berobat ke dokter dan
59 sebelumnya tidak pernah meminum obat untuk mengurangi keluhan tersebut. Setelah
60 berobat keluhan membaik, namun keluhan kembali terjadi lagi dan bertambah parah
61 hingga menjalar ke tungkai pasien. Pada tungkainya pasien merasa lebih besar dan
62 bengkak dan disertai dengan kulit kering berwarna kehitaman.
63 Kemudian sejak satu minggu yang lalu, rasa gatal, panas, dan kulit kering nya
64 terasa semakin parah.
2
87 BB : 45 kg (awal datang 49 kg) terjadi penurunan berat badan
88 pada pasien
89 TB : 154 cm
90 IMT : 18,97 kg/m2
91 B. Pemeriksaan Dermatologis
Distribusi: Universal
Penyebaran: Difus
Regio/Letak Lesi
Kaput regio frontal dan parietal
Facialis
Truncus anteroposterior
Palmar dextra et sinistra
Pedis dextra et sinistra
Efloresensi
Primer : makula eritema
(A)
Sekunder : skuama kasar,
hiperpigmentasi
Sifat UKK
Warna:
Eritematous et regio facial,
palmaris
Hiperpigmentasi et regio truncus
anterior-posterior, plantar pedis
bilateral (B)
Ukuran: plakat
Tepi: tidak tegas (C)
Suhu: hangat
Nyeri tekan: Tidak nyeri tekan
Susunan/bentuk : anular
3
(D)
(E)
(F)
(G)
(H)
(I)
(J)
(K)
(L)
(M)
(N)
(O)
4
92 C. Saran Pemeriksaan Anjuran (Penunjang)
93 1. Hematologis Cek kadar sel darah putih dan sel sezary
94 2. Fotosensitivitas
95 3. Uji tempel
96 4. Kimiawi Cek kadar albumin dalam darah
97 5. Kultur bakteri Staphylococcus aureus atau sepsis
1091.5 Diagnosis
110 A. Diagnosis Banding
5
111 Erythroderma et causa susp. DD/
112 1. Penyakit sistemik (autoimun, keganasan seperti Lymphoma, Sindroma Sezary)
113 2. Dermatitis aktinik kronik
114 3. Alergi obat-obatan
115 4. Idiopatik
116 B. Diagnosis Kerja
117 Erythroderma et causa susp. penyakit sistemik (autoimun/keganasan)
1181.6 Tatalaksana
119 A. Tatalaksana Umum
120 Menjelaskan bahwa penyakit ini memerlukan perawatan khusus untuk
121 memperbaiki kondisi umum pasien yang kekurangan cairan, protein, dan
122 elektrolit.
123 Mandi menggunakan tambahan minyak.
124 Setelah mandi menggunakan emolien.
139 Topikal:
140 o Cream kortikosteroid potensi sedang dipakai 3x sehari dipakai di daerah
141 kering
1421.7 Prognosis
6
143 Quo ad vitam : dubia ad malam
144 Quo ad functionam : bonam
145 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160 BAB II
161 ANALISIS KASUS
162
1632.1 Analisis Diagnosis Kerja
KASUS TEORI: Erythroderma ec penyakit
sistemik (autoimun/keganasan)
Epidemiologi Laki-laki, usia 65 tahun Laki-laki, usia 52 tahun ke atas
7
terlihat bengkak.
Lokasi Letak lesi universal dari Semua daerah dari kaput hingga ke pedis.
predileksi kaput hingga ke pedis
8
164
165
166Erythroderma
167Definisi
168 Erythroderma memiliki beberapa sinonim seperti dermatitis eksfolativa, pityriasis rubra.
169Penyakit ini merupakan penyakit serius yang bisa mengancam nyawa dan sangat berkaitan
170sekali dengan kelainan sistemik seperti munculnya demam, malaise, menggigil, dan
171lymphadenopathy.1
172 Erythroderma biasanya terjadi pada rentang usia 50 tahun ke atas, namun juga dapat
173mengenai anak-anak yang biasanya diakibatkan oleh penyakit lain seperti Pityriasis rubra
174atau Dermatitis atopik. Apabila dibandingkan jenis kelamin laki-laki > perempuan dengan
175perbandingan 2:1 sampai dengan 4:1.1,2
176Etiologi
177 Erythroderma seringkali terjadi akibat penyakit-penyakit lain seperti dermatosis kronik
178seperti psoriasis atau dermatitis atopik. Kemudian bisa juga karena keganasan internal
179(Lymphadenopathy). Tidak hanya itu saja, penyebab lain seperti dalam beberapa kasus
180berupa adanya penyakit kulit lain yang menyertai seperti dermatitis aktinik kronis, psoriasis,
181dermatitis seboroik, ataupun dermatitis alergika. Penyebab lain yang paling sering
182mengakibatkan terjadinya erythroderma adalah karena alergi obat-obatan.
183
184 Gambar 1: Etiologi Dermatitis Eksfoliatif pada Pasien Dewasa2
185 Dari gambar tabel diatas dapat diketahui bahwa penyebab dari dermatitis eksfoliatif
186yang terbanyak adalah yang tidak terklasifikasi, psoriasis masing-masing 23%, kemudian
9
187untuk dermatitis atopik sebesar 16%, kemudian karena alergi obat sebesar 15%, dan
188keganasan sebesar 11%.
189Patofisiologi
190 Patofisiologi dari erythroderma masih belum jelas. Perubahan dalam tubuh berupa
191pelebaran pembuluh darah kapiler (eritema) yang bersifat universal dan dugaan adanya peran
192dari sitokin.
193 Eritema yang muncul menandakan adanya pelebaran pembuluh darah yang
194mengakibatkan terjadinya peningkatan aliran darah ke kulit, sehingga menyebabkan tubuh
195seseorang akan dapat kehilangan panas. Selanjutnya akan muncul perasaan menggigil atau
196rasa kedinginan. Pada kasus kronik dapat terjadi gagal jantung. Pelebaran pembuluh darah ini
197tentu saja dapat memicu terjadinya dehidrasi, karena penguapan cairan berlebih. Selain
198kehilangan cairan berlebih, tubuh juga akan mengalami gangguan pengaturan suhu, gangguan
199ini nantinya akan menyebabkan terjadinya hipermetabolisme juga.3
200 Skuama. Pembentukan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit.
201Kehilangan lapisan kulit ini tentu saja dapat menyebabkan kehilangan protein.
202Hipoproteinemia dengan berkurangnya albumin dan peningkatan relative globulin terutama
203kehilangan globulin gamma. Pada akhirnya akan terbentuk edema pada tungkai bawah,
204diduga akibat adanya pergeseran cairan ke ruang ekstravaskular.2,3
205 Selain terjadi eritema dan pembentukan skuama, pada kasus erythroderma akut dan
206kronik dapat mengganggu perkembangan atau mitosis dari kuku dan rambut. Gangguan yang
207muncul seperti kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku.3
208Gejala
209 Gejala yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah pruritus. Gejala pruritus ini
210sangat hebat dan seringkali disertai dengan keluhan atau gejala lain seperti adanya demam
211dan menggigil. Selain pruritus terdapat juga eritema di seluruh permukaan kulit disertai
212dengan skuama.2,4
213Pemeriksaan Penunjang
214 1. Histopatologis = dermatopatologis
215 Erythroderma memiliki gambaran asli penyebabnya. Contohnya kita bisa
216 mendapatkan gambaran histologis psoriasis atau penyakit lainnya.
217 2. Kimiawi darah
218 Menilai kadar albumin dalam darah. Pada pasien dalam kasus ini akan terjadi
219 penurunan kadar albumin disertai peningkatan dari kadar gammaglobulin, dan
10
220 ketidakseimbangan elektrolit. Selain mengukur kadar albumin, dapat ditemukan
221 leukositosis.
222 3. Fotosensitivitas
223 Fotosensitivitas dilakukan untuk mencari apakah terdapat faktor penyebab dari
224 akibat reaksi dari paparan sinar matahari atau tidak. Apabila terdapat hasil yang positif,
225 hasil yang positif ini mengarahkan penegakan diagnosis dermatitis aktinik kronis dan
226 diperlukan penanganan berupa pemakaian sun protection bagi pasien tersebut.
227 4. Kultur Bakteri
228 Menyingkirkan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus dan kemungkinan
229 sepsis pada pasien.
230 5. Imaging
231 CT-Scan atau MRI dilakukan untuk mencari bukti ada atau tidaknya limfoma atau
232 penyakit sistemik berupa penyakit keganasan pada pasien ini.
233 6. Biopsi limfonodus
234 Setelah tegak melalui foto imaging, bisa dilakukan biopsi limfonodus pada pasien
235 tersebut.1,5
238Terapi
239 Erythroderma adalah salah satu penyakit serius, maka penanganannya adalah dengan
240cara melakukan rawat inap pada pasien ini dengan tujuan untuk mengembalikan
241keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien. Selain itu juga untuk menjaga kondisi
242jantung pasien yang pada kasus serius bisa terjadi gagal jantung (cardiac arrest).
243 Terapi dari kasus erythroderma ini adalah penanganan dengan cara melihat faktor
244etiologisnya. Sebagai contoh erythroderma akibat pemberian obat-obatan, maka obat yang
245diberikan harus dihentikan.
246 Selain itu bisa juga diberikan obat oles dengan menggunakan kortikosteroid potensi
247sedang setelah mandi. Pemberian kortikosteroid ini tentu harus memperhatikan sudah berapa
248lama pemakaian obat kortikosteroid ini, karena pemakaian jangka panjang dan terus menerus
249dapat menjadi efek sebaliknya dari yang kita inginkan. Pemakaiannya biasanya saat kondisi
250akut saat kulit memerah.
251 Pada kasus erythroderma yang disebabkan oleh psoriasis, pemberian methotrexate
252sebagai obat minum, membantu dalam mengurangi gejala yang muncul. Pemberian
253methotrexate ini bisa diberiikan juga pada kasus imunologis, karena sifat dari methotrexate
254sendiri adalah sebagai imunosupresan.
11
255 Selain itu pemberian minyak pada air saat mandi dan diikuti dengan pemberian
256emolien, untuk mengatasi skuama pada kulit.1,4,5
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
2722.2 Analisis Diagnosis Banding
273
Erythroderma
Erythroderma
Erythroderma karena penyakit
karena Erythroderma
karena alergi sistemik
Perluasan karena idiopatik
obat-obatan (keganasan dan
Penyakit Kulit
autoimun)
Gambar Psoriasis Eritema universal Sindroma Sezary Erythroderma
an Eritema disertai dengan Eritema universal yang sering
lesi menyebar pembentukan Skuama kasar kambuh
tidak skuama pada fase Gatal pada lesi. Dermatopatik
merata. penyembuhan. Diikuti dengan limfadenopati
Skuama perubahan secara Keratoderma
berlapis-lapis sistemik palmoplantar
dan kasar edema, berat
yang splenomegali,
eritematosa limfadenopati
dan superfisial
sirkumskrip. Alopesia
Pada kuku Hiperpigmentasi
terdapat
gambaran
pitting nail
12
Leiner Disease:
Eritema
universal
Skuama
kasar
Leiner Disease:
Universal
Onset Psoriasis Reaksi alergi Pada pria onset 64 Kejadian berulang.
menjadi berlangsung tahun. Ditegakan ketika
erythroderma segera atau penegakan
karena muncul dalam Wanita 53 tahun diagnosis sudah
pengobatan waktu 2 minggu. berulang-ulang kali
yang terlalu namun
kuat. penyebabnya masih
tidak bisa
Leiner disease ditegakan dan
Pada semua faktor lain
penderita tidak memenuhi
dermatitis kriteria.
seboroik yang
meluas
(Usia pasien 4-
20 minggu)
289 Gambar 26
291
292 Gambar 11
293
14
294 Gambaran lesi berupa eritema universal, penebalan kulit, dan pembentukan skuama
295 kasar. Perubahan juga terjadi pada kulit kepala dan kuku, disertai dengan gejala mudah
296 lelah, kelemahan, menggigil.
297 Drug-induced/karena alergi obat-obatan
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308 Gambar 31
312
313
314
315
316
317
Gambar 4: Penebalan kulit, distrofik
kuku, alopesia.7
15
318
16
319 DAFTAR PUSTAKA
320 1. Klaus Wolff and Richard Allen Johnson. Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of
321 Clinical Dermatology. 6th Edition. McGraw-Hill. 2009.
322 2. Soenarto Kartowigno. Sepuluh Besar Kelompok Penyakit Kulit. Departemen Ilmu
323 Kesehatan Kulit & Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr.
324 M. Hoesin Palembang. Unsri Press. 2011.
325 3. Sri Linuwih S.W. Menaldi, Kusmarinah Bramono, dan Wresti Indriatmi. Buku
326 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
327 Universitas Indonesia. Jakarta. 2016.
328 4. William D. James, Timothy G. Berger, Dirk M. Elston. Erythroderma. Andrews
329 Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 11th Edition. Elsevier. Canada. 2011.
330 5. So Yeon Paek, Henry W. Lim. Chronic Actinic Dermatitis. Elsevier. Dermatol Clin
331 32: 355-361. USA. 2014.
332 6. Jeffrey Merhert, William D. James, Robert Arfa, Richard Gordon Jr., Ryan
333 Huffman, et al. Psoriasis.
334 7. Laurence C. Pinter-Brown, Robert A. Schwartz, Emanuel C. Besa. Cutaneous T-
335 Cell Lymphoma. Medscape. 2016.
336
337
17