NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
OKTARINA ROHATAMI
NIM : J 210 131 012
ABSTRAK
ABSTRACT
sehingga tekanan darah akan turun dan 60 responden yang diperoleh melalui
mampu memberikan rangsangan yang kuota sampling selama 30 hari, sampel
mampu memperlancar aliran darah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 30
(Wahyuni, 2014). responden untuk kelompok bekam dan
Berdasarkan hasil wawancara 30 responden untuk kelompok pijat
dengan 5 orang yang melakukan terapi refleksi. Teknik pengambilan sampel
bekam di Rumah Bekam dengan metode accidental sampling
Karangmalang, 4 orang mengatakan (Notoatmodjo, 2010). Dengan kriteria
pusing berkurang dan badan terasa inklusi penderita hipertensi, bersedia
lebih segar setelah bekam, rata-rata menjadi menjadi responden, usia 36-65
tekanan darah sistolik sebelum terapi tahun, pasien hipertensi dengan
bekam 157 mmHg, sesudah terapi 139 tekanan darah 140/90 mmHg. Teknik
mmHg dan tekanan darah diastolik analisa data yang digunakan adalah
sebelum terapi 92 mmHg, sesudah Paired Sample t-test dan Independent
terapi 87 mmHg. Sedangkan 5 orang Sample t-test (Dahlan, 2011).
yang melakukan terapi pijat refleksi di
HASIL PENELITIAN DAN
Rumah Husada Karangmalang, 5 orang
PEMBAHASAN
mengatakan setelah pijat badannya
terasa lebih rileks dan pusing Penelitian ini dilakukan di
berkurang, dengan rata-rata tekanan wilayah kerja Puskesmas
darah sistolik sebelum terapi 159 Karangmalang yaitu di Rumah bekam
mmHg, sesudah terapi 143 mmHg dan untuk terapi bekam dan Rumah husada
tekanan darah diastolik sebelum terapi untuk terapi pijat refleksi, tujuan
91 mmHg, sesudah terapi 84 mmHg. penelitian untuk mengetahui perbedaan
Melihat fenomena banyaknya efektivitas terapi bekam dan terapi pijat
terapi non farmakologi yang dapat refleksi terhadap tekanan darah pada
digunakan untuk menurunkan tekanan penderita hipertensi
darah dan masing-masing terapi Karakteristik Responden
memiliki kekurangan dan kelebihan.
Maka tujuan dari penelitian ini adalah Tabel 1. Karakteristik responden
untuk membandingkan efektivitas berdasarkan jenis kelamin dan
usia
terapi bekam dan terapi pijat refleksi Karakteristik Kelompok Kelompok
terhadap tekanan darah pada penderita Bekam Pijat
hipertensi. Refleksi
% %
METODE PENELITIAN Jenis Kelamin
Jenis penelitian yang digunakan Laki-laki 19 31,67 17 28,33
adalah Pre Eksperiment Design, Perempuan 11 18,33 13 21,67
rancangan yang digunakan Two Group Total 30 50 30 50
Pre-Posttest Design (Sugiyono, 2013). Usia
Populasi dalam penelitian ini adalah 45 tahun 4 6,67 3 5
seluruh penderita hipertensi yang 46-55 tahun 14 23,33 12 20
melakukan terapi di Rumah Bekam dan
Rumah Husada, Kecamatan 56 tahun 12 20 15 25
Karangmalang, Kabupaten Sragen.
Total 30 50 30 50
Sampel dalam penelitian ini berjumlah
7
kedua kelompok yaitu -10,033, dari kedua terapi hanya terjadi pada
sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan darah sistole, hal ini
terdapat perbedaan efektivitas diakibatkan karena untuk menurun-
pemberian terapi bekam dan terapi kan tekanan darah terapi bekam
pijat refleksi, dan terapi bekam lebih akan memperbaiki mikrosirkulasi
efektif dalam menurunkan tekanan darah mulai dari pembuluh darah
sistole. Untuk tekanan darah diastole yang besar terlebih dahulu, sehingga
rata-rata tekanan darah post test pembuluh darah besar akan elastis
bekam 89,17 mmHg dan untuk pijat kembali dan tekanan darah sistole
refleksi 89,20 mmHg. Nilai uji akan mengalami penurunan lebih
statistic p = 0,978 maka dapat cepat. Saat jantung berkontraksi
disimpulkan untuk tekanan darah untuk memompa darah maka terapi
diastole tidak terdapat perbedaan bekam juga berefek untuk menurun-
efektivitas antara kedua terapi. Pada kan volume darah yang beredar di
posttest tekanan darah diastole pembuluh darah. Pada tekanan darah
terdapat perbedaan penurunan, diastole kerja terapi bekam terlihat
namun perbedaannya tidak terlalu lebih lama karena tekanan diastole
bermakna. terjadi ketika jantung berelaksasi
Peningkatan tekanan darah dan darah dikirim kembali ke
seiring dengan bertambahnya usia jantung melalui pembuluh darah
sering dialami oleh orang-orang vena yang sifatnya kurang elastis
yang berusia lanjut. Peningkatan (Rony, Setiawan dan Sari, 2009;
tekanan darah pada usia lanjut Sharaf, 2012).
umumnya terjadi akibat fungsi Berdasarkan penelitian yang
organ pada sistem kardiovaskular. saya lakukan maka didapatkan hasil
Perubahan struktural dan fungsional bahwa terdapat perbedaan
dari sistem pembuluh darah seperti efektivitas dalam menurunkan
aterosklerosis, hilangnya elastisitas, tekanan darah sistole dan tidak ada
sehingga aorta dan arteri besar perbedaan efektivitas dalam
menurun kemampuannya dalam menurunkan tekanan darah diastole.
mengakomodasi volume darah yang Hasil uji statistic menunjukkan
dipompa oleh jantung (Smeltzer & terapi bekam lebih efektif
Bare, 2005). menurunkan tekanan darah sistole.
Mekanisme terapi bekam Pada tekanan darah diastole antara
dalam menurunkan tekanan darah kedua terapi mengalami penurunan,
melalui pelepasan zat nitrit oksida namun perbedaannya tidak terlalu
yang menyebabkan terjadinya bermakna.
dilatasi pada pembuluh darah, Lebih efektifnya terapi bekam
menjadikan pembuluh darah lebih dikarenakan terapi bekam
kuat dan elastis, mengendalikan merangsang titik-titik saraf di tubuh
hormon aldosteron sehingga volume dan menyebabkan pergerakan aliran
darah yang mengalir di pembuluh darah tidak seperti terapi pijat
darah menurun dan hasil akhirnya refleksi yang hanya merangsang
tekanan darah menurun secara titik saraf di tubuh. Selain itu terapi
stabil. Dari hasil penelitian bekam juga mensekresi zat nitrit
menunjukkan perbedaan keefektifan oksida (NO) yang memperluas
12