Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Glaukoma absolut merupakan stadium akhir dari semua jenis glaukoma, dimana
sudah terjadi no light perception.
Primary Angle Closure Glaucoma merupakan glaukoma yang memiliki
predisposisi berupa kelainan anatomi, peningkatan tekanan intraokuler disebabkan oleh
obstruksi dari aliran aquous humor karena adanya oklusi pada trabekular meshwork oleh
tepi iris.

(Vaughan dan Asburys. 2008. General Opthalmology 17th Edition. Glaucoma.


McGrawHill Lange)

Patofisiologi

Saraf optik merupakan penghubung antara neurosensori retina dan otak, corpus
geniculatum. Saraf optik terdiri dari jaringan saraf, glial, matriks ekstraseluler, dan
pembuluh darah. Saraf optik manusia terdiri dari sekitar 1.2-1.5 juta akson dari sel
ganglion retina (RGCs). Saraf optik intraorbita dibagi menjadi dua komponen yaitu
anterior dan posterior. Anterior mulai dari permukaa retina menuju area retrolaminar.

Optik neuropati glaukoma muncul sebagai respon dari stresor terhadap sel neuron
dan sel glial dari retina atau nervus optik. Etiologi dari kerusakan oleh karena glaukoma
adalah berkaitan dengan peningkatan tekanan intraokuler dan gangguan suplai darah ke
nervus optikus. Menurut Heinrich Muller, kerusakan apda pasien glaukoma terjadi karena
tekanan intraokuler yang tinggi akan menimbulkan kompresi mekanik sehingga dapat
merusak saraf.

Terdapat 1.200.000 sel saraf optik yang tersusun di belakang bola mata. Warna dan bentuk
papil optik dapat menentukan adanya kerusakan akibat glaukoma disertai berat kerusakan
yang terjadi. Saraf optik terletak di polus belakang bola mata meneruskan serat saraf ke
otak. Pada funduskopi, akan terlihat tempat masuk saraf optik berbentuk bulat yang
disebut papil optik. Papil optik di bagian tengah kosong dari serat saraf sehingga berwarna
pucat dan tergaung (ekskavasi). Pada bagian tepi papil optik tersusun serabut saraf yang
meneruskan rangsangan informasi penglihatan ke otak. Papil ini mempunyai tepi dengan
ukuran yang tetap, sehingga bila gaung bertambah maka serabut saraf semakin terdesak ke
tepi papil dan serabut saraf akan rusak. Bila serabut saraf rusak maka fungsinya akan
terganggu. Pada glaukoma, tepi papil optik keluar menjadi tipis akibat papil optik tengah
menjadi besar. Bila papil optik membesar akibat tekanan bola glaukoma, berarti terjadi
kerusakan dari ribuan saraf yang terdapat pada tepi papil optik. Kerusakan ini biasanya
juga disertai perdarahan kecil pada papil optik. Ekskavasi papil saraf optik biasanya
dinyatakan pada perbandingan dengan lebarnya papil optik. Bila ratio perbandingan >0.4
atau c/d >0.4 maka keadaan ini adalah patologis atau pasien mendapatkan kerusakan saraf
optik akibat tekanan bola mata yang meningkat. Bila terdapat perbedaan gaung dan papil
optik pada kedua mata, maka mata tersebut mungkin menderita glaukoma. Seseorang
tidaklah membutuhkan 1.200.000 saraf optik untuk melihat benda dengan jelas. Biasanya
sampai setengah jumlah saraf ini mengalami kerusakan masih belum memberikan keluhan
dan gejala pada lapangan penglihatannya. Kerusakan tidak selamanya disertai gangguan
penglihatan, sehingga kerusakan lanjut baru akan memberikan keluhan penglihatan. Pada
gaung papil saraf optik ini juga merupakan tempat keluarnya pembuluh darah, sehingga
jika terdapat kelokan tajam pembuluh darah pada tepi gaung saraf optik, maka mata ini
mungkin menderita glaukoma.

Serabut saraf ini meneruskan rangsang melihat yang kemudian berdasarkan


pengalamannya melihat benda tersebut. Bila tekanan bola mata tidak normal dan terlihat
kelainan pada papil saraf optik, seharusnya dilakukan pemeriksaan lapang pandang.
Tekanan bola mata akan merusak saraf mata pada papil optik sehingga dapat merusak saraf
optik dan lapang pandangan. Gangguan pada lapang pandangan merupakan gangguan yang
terlihat akibat kerusakan saraf. Jika proses kerusakan ini terjadi secara terus menerus,
maka kerusakan nervus optik akan semakin berlanjut, sehingga dapat menimbulkan no
light perception.

(Vaughan dan Asburys. 2008. General Opthalmology 17th Edition. Glaucoma.


McGrawHill Lange)
(Osamah J.S et al. 2014. Glaucoma. Myron Yanoff and Jay S. Duker Opthalmology 4 th.
Saunders Elsevier)

Anda mungkin juga menyukai