Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ihsan Rasyid Yuldi

NIM: 04084821618213

Tugas IKM-IKK

Ringkasan Jurnal

Judul Jurnal:

High-dose methylprednisolone to prevent platelet decline in preeclampsia: a randomized


controlled trial.

Latar Belakang:

Preeklamsia merupakan penyakit kehamilan yang ditandai dengan hipertensi disertai


proteinuria. Trombositopenia seringkali ditemukan pada pasien preeklamsia akibat jumlah
platelet yang rendah, di mana menjadi penanda dari sindrom HELLP. Menjadi sebuah
perdebatan selama lebih dari 20 tahun bahwa terapi menggunakan glukokortikoid dapat
membantu menstabilkan sindrom HELLP sebelum persalinan dan mempercepat proses
penyembuhan pada periode post partum. Akan tetapi, tidak ada uji klinis (RCT) yang telah
membuktikan efektifitas glukokortikoid dalam kondisi ini sebagai mana telah disimpulkan
dalam Cochrane review terakhir, sehingga dibutuhkan penelitian yang lebih jauh lagi guna
meninjau kembali efektifitas glukokortikoid dalam memperbaiki keadaan trombositopenia.

Fakta:
Penelitian ini membandingkan efek dari pemberian metilprednisolon dosis tinggi
dengan proporsi pasien dengan jumlah trombosit di atas 100x109/L setelah 36 jam pemberian
injeksi dosis pertama. Pembagian kelompok perlakuan didasarkan pada metode randomisasi
dengan tingkatan pada empat pusat pendidikan sebagai populasinya yang setiap tingkatan
memiliki kode tertentu yang disimpan di dalam amplop bersusun angka. Baik tenaga
kesehatan ataupun pasien tidak saling mengetahui pembagian kelompok perlakuan (masking).
Input data yang dilakukan oleh peneliti pada masing-masing pusat tidak mengetahui
pembagian kelompok perlakuan.
Nama: Ihsan Rasyid Yuldi

NIM: 04084821618213

Suntik yang digunakan untuk pemberian regimen obat, disiapkan oleh perawat-perawat
yang tidak terlibat dalam penelitian dan tidak bertugas dalam pelayanan kesehatan pasien.
Suntik ini tidak dibedakan dalam bentuk maupun warna. Kelompok studi dengan
metilprednisolon diencerkan dalam larutan saline 0,9%, diberikan selama 30 menit setiap 12
jam: 60 mg di awal, dan 60, 40, 20 mg diberikan 12, 24, 36 jam berurutan setelah dosis yang
pertama. Dosis terakhir ini diberikan guna mencegah terjadinya rebound phenomenom. Total
dosis yang diberikan adalah 180 mg dalam 36 jam. Perlakuan kepada kelompok plasebo juga
disamakan dalam jumlah dan jadwal pemberian obat, prosedur pemberian, dan jumlah dosis
yang diinjeksikan (termasuk dalam melarutkannya didalam larutan saline 0,9%). Keempat
dosis injeksi harus diberikan meski harus dilakukannya saesarea dalam 36 jam awal dari
pemberian dosis yang pertama.

Kesimpulan:
Pada penelitian ini, dengan membandingkan kelompok kontrol dan plasebo, diketahui
bahwa pemberian awal metilprednisolon dosis tingggi secara intravena tidak memiliki efek
yang bermakna dalam meningkatkan jumlah trombosit 36 jam setelah pemberin dosis pertama
pada wanita dengan preeklamsia dan jumlah trombosit antara 50-150x109/L. Selain itu,
metilprednisolon tidak memiliki efek yang bermakna dalam jumlah rerata kebutuhan anestesia
lokal dan trnasfusi trombosit. Meskipun, pemberian metilprednisolon dosis tinggi dalam
jangka waktu yang singkat ditoleransi untuk preeklamsia.

Anda mungkin juga menyukai