PEMBIMBING
dr. Irwin, Sp.PD
PENULIS
Dinni Aulia Kartika
030.13.058
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayahnya-Nya, peneliti dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan ajaran yang sempurna dan menjadi anugerah serta
rahmat bagi seluruh alam semesta.
Selama pembuatan laporan kasus ini penulis mendapat banyak dukungan dan juga
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
orang tua, dokter pembimbing penyusunan laporan kasus dr. Irwin, Sp.PD, dan seluruh dokter
bagian Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Karawang serta teman-teman kepaniteraan klinik Ilmu
Penyakit Dalam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, pembahasan, maupun penulisan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat
bagi profesi, pendidikan, dan masyarakat. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada.
1.1 Identitas
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 58 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 11 Mei 1973
Alamat : Kp. Ciwaru, Desa Sirkamulyan, Kec. Kirtajaya, Karawang Barat
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : Wirausaha
Pendidikan : SD
Status pernikahan : Menikah
Tanggal MRS : 7 Mei 2017
No. RM : 00.67.02.52
Ruang : 132
1.2 Anamnesis
LABORATORIUM
DD : Pneumonia
Efusi Pleura
Unstable Angina Pectoris (UAP)
Perikarditis
1.6 Tatalaksana
- Bed rest
- Diet rendah gula, garam, lemak, dan kolesterol
- Injeksi Furosemid 2 x 1 amp
- Injeksi OMZ 2 x 1 amp
- Injeksi Humalog 3 x 10 U
- Tablet ISDN 3 x 1 tab
- Tablet Trombo Aspilet 1 x 8 mg
- Tablet Captopril 2 x 12,5 mg
- Tablet Digoxin 1 x tab
1.7 Prognosis
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad malam
- Ad sanationam : dubia ad malam
1.8 Follow up
Hari 1 (7 Mei 2017)
S OS mengeluh sesak napas, nyeri dada, lemas, dan kedua kaki bengkak
O Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos mentis
Tekanan darah: 160/100 mmHg Nadi: 96 x/menit
Suhu: 36,5 C Pernapasan: 28 x/menit
Ekstremitas bawah oedem +/+
A CHF
P Infus NaCl 0,9% 8 tpm
Injeksi Furosemid 3 x 2 amp
Injeksi Ranitidine 2 x 1 amp
Tablet ISDN 3 x 1 tab
Tablet Trombo Aspilet 1 x 1 tab
Tablet Captopril 2 x 6,25 mg
Tablet Digoxin 1 x tab
Tn. S 58 tahun, dirawat di RSUD Karawang dengan Congestive Heart Failure (CHF).
OS datang ke IGD dengan keluhan sesak napas terus menerus sejak 3 hari SMRS tanpa
disertai mengi. Saat berjalan 10 meter terasa sesak (dyspnea on effort). Sesak napas terasa
memberat saat tidur atau berbaring dan lebih ringan saat duduk. OS biasa tertidur dengan
lebih dari 2 bantal (orthopnea). OS tidak bisa tidur dan sering terbangun pada malam hari
karena sesak napas (paroxysmal nocturnal dyspnea). Sesak napas timbul bersamaan dengan
nyeri dada. Nyeri dirasakan terus menerus seperti ditekan dan tidak menjalar. Nyeri tidak
berhubungan dengan aktivitas dan tidak membaik dengan perubahan posisi. OS mengeluh
batuk berdahak berwarna putih yang terus menerus sejak 2 hari SMRS. Demam, mual
muntah, dan keringat malam disangkal. Nafsu makan baik dan tidak terjadi penurunan berat
badan. BAB cair berwarna kehijauan sebanyak 4x sehari sejak 1 hari di Rumah Sakit. BAK
dalam batas normal.
OS pernah melakukan pemeriksaan GDS dengan hasil 670 mg/dL namun tidak diobati.
Riwayat dirawat di Rumah Sakit 3 bulan yang lalu karena mengalami keluhan yang sama. OS
memiliki riwayat hipertensi, namun terkontrol dengan baik. OS juga mengatakan bahwa
adiknya memiliki riwayat DM Tipe 2 terkontrol, dan kakaknya memiliki riwayat hipertensi
terkontrol dan stroke hemoragik namun telah meninggal dunia. OS memiliki kebiasaan
merokok 3-4 bungkus/hari sejak usia 18 tahun, dan berhenti merokok sejak 8 bulan yang lalu.
EKG
- Irama sinus, regular
- Terdapat kompleks QRS, lebar, QRS rate 100x/m
- PR interval 0,16
- T inverted di lead I, III, aVF = iskemik
Rontgen Thorax AP
- Corakan bronkovaskular meningkat
- Sudut costofrenicus tumpul
- Terdapat perselubungan putih halus dibagian basal kedua hemitoraks
- CTR 60% = kardiomegali
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gagal jantung kongestif (congestive heart failure) adalah kumpulan sindroma klinis
kompleks yang diakibatkan oleh gangguan struktur ataupun fungsi dan menyebabkan
gangguan pengisian ventrikel atau pemompaan jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan. Gagal jantung akut (acute heart failure) adalah serangan cepat dari
gejala atau tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Gagal jantung akut dapat berupa acute
de novo (serangan baru dari gagal jantung akut tanpa ada kelainan jantung sebelumnya) atau
dekompensasi akut dari gagal jantung kronik. Sedangkan gagal jantung kronis (chronic heart
failure) didefinisikan sebagai sindroma klinik yang kompleks disertai keluhan gagal jantung
berupa sesak, fatigue baik dalam keadaan istirahat maupun beraktifitas.1-3
2.2 Etiologi
Secara garis besar penyebab gagal jantung dapat diklasifikasikan ke dalam 6 kategori
utama, yaitu:4
1. Abnormalitas miokardium, seperti pada kehilangan miosit (infark miokard), gangguan
kontraksi (block left bundle branch), lemahnya kontraksi (kardiomiopati, kardiotoksisitas),
diorientasi sel (hipertrofi kardiomiopati);
2. Kegagalan yang berhubungan dengan beban kerja jantung yang berlebihan (hipertensi atau
stenosis aorta);
3. Kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas katup;
4. Gangguan ritme jantung (takiaritmia);
5. Abnormalitas perikardium/efusi perikardium (tamponade jantung);
6. Kelainan kongenital jantung
2.4 Patofosiologi
Gagal jantung kongestif menunjukkan ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan
sirkulasi oksigen yang adekuat. Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya
melibatkan satu sistem tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat kelainan jantung yang
tidak mampu memompa untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung
ditandai dengan satu respon hemodinamik, ginjal, saraf, dan hormonal yang nyata serta suatu
keadaan patologik berupa penurunan fungsi jantung. Salah satu respon hemodinamik yang
tidak normal adalah peningkatan tekanan pengisian (filling pressure) dari jantung atau
preload. Penting untuk membedakan antara kemampuan jantung untuk memompa (pump
function) dengan kontraktilitas otot jantung (myocardial function).8
Pada awal gagal jantung akibat cardiac output yang rendah, terjadi peningkatan aktivitas
saraf simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron, serta pelepasan arginine vasopressin
sebagai mekanisme kompensasi untuk mempertaahankan tekanan darah yang adekuat.
Penurunan kontraktilitas ventrikel akan diikuti dengan penurunan curah jantung yang
selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah dan penurunan volume darah arteri yang efektif.
Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi neurohumoral. Vasokontriksi dan retensi air
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah sedangkan peningkatan preload
akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Apabila keadaan ini tidak segera teratasi,
peningkatan afterload, peningkatan preload dan hipertofi dilatasi jantung akan lebih
menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi.9
Dilatasi ventrikel menyebabkan disfungsi sistolik dan retensi cairan meningkatkan
volume ventrikel (dilatasi). Pada gagal jantung kongestif terjadi stagnansi aliran darah,
embolisasi sistemik dari trombus mural, dan disritmia ventrikel refrakter. Di samping itu
keadaan penyakit jantung koroner sebagai salah satu etiologi CHF akan menurunkan aliran
darah ke miokard yang akan menyebabkan iskemik miokard. Mekanisme yang mendasari
gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah
jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Curah jantung adalah fungsi frekuensi
jantung dikali volume sekuncup. Curah jantung yang berkurang mengakibatkan sistem saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung, bila
mekanisme kompensasi untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume
sekuncup jantung harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung. Pada gagal
jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume
sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan.9
Jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor, yaitu:8
1) Preload: isi diastolik akhir yaitu jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung
dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung.
2) Kontraktilitas: perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan
dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
3) Afterload: besarnya ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan
perbedaan tekanan yang ditimulkan oleh tekanan arteriol.
1. Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey DE, Drazner MH, et al. 2013
ACCF/AHA guideline for the management of heart failure: a report of the American
College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice
Guidelines. J Am Coll Cardiol 2013;62(16):147-239.
2. Hunt SA, Abraham WT, Chin MH, Feldman AM, Francis GS, Ganiats TG, et al.
ACCF/AHA Practice Guideline: Full Text. Circ AHA J 2013;119(14):391-479.
3. Follath F, Yilmaz MB, Delgado JF, Parissis JT, Porcher R, Gayat E, et al. Clinical
presentation, management and outcomes in the acute heart failure global survey of
standard treatment (ALARM-HF). J Intensive Care Med 2011;37(4):619-26.
4. Davey P. Medicine at a Glance. In: Medicine at a Glance, 3rd edition 2014:191-3.
5. Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional 2013. Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013.
6. Nursalim A, Yuniadi Y. Paradox Obesitas pada Pasien Gagal Jantung. Jurnal Kardiologi
Indonesia. 2011;32:207-8.
7. Tomaselli GF, Zipes DP. What Causes Sudden Death in Heart Failure? Circ Res.
2014;95(8):754-63.
8. Angadi SS, Mookadam F, Lee CD, Tucker WJ, Haykowsky MJ, Gaesser GA. High-
intensity interval training vs. moderate-intensity continuous exercise training in heart
failure with preserved ejection fraction: A pilot study. J Appl Physiol (1985)
2015;119:753-8.
9. Paulus WJ, Tschpe C. A novel paradigm for heart failure with preserved ejection
fraction: Comorbidities drive myocardial dysfunction and remodeling through coronary
microvascular endothelial inflammation. J Am Coll Cardiol 2013;62:263-71.
10. Poole DC, Hirai DM, Copp SW, Musch TI. Muscle oxygen transport and utilization in
heart failure: Implications for exercise (in)tolerance. Am J Physiol Heart Circ Physiol.
2012;302:1050-63.
11. Heidenreich PA, Albert NM, Allen LA, Bluemke DA, Butler J, Fonarow GC, et al.
Forecasting the impact of heart failure in the United States: A policy statement from the
American Heart Association. Circ Heart Fail 2013;3:606-19.
12. McKee PA, Castelli WP, McNamara PM, Kannel WB. The Natural History of Congestive
Heart Failure: The Framingham Study. N Engl J Med. 1971;285(26):1441-6.
13. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, Bueno H, Valk F, Gonzalez-Juanatey JR, et at. 2016
ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: The
Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the
European Society of Cardiology (ESC). European Heart Journal 2016;128:3-14.
14. Krumholz HM, Lin Z, Keenan PS, Chen J, Ross JS, Drye EE, et al. Normand SL.
Relationship between hospital readmission and mortality rates for patients hospitalized
with acute myocardial infarction, heart failure, or pneumonia. JAMA J Am Med Assoc
2013;309:587-9.
15. McMurray JJ, Adamopoulos S, Anker SD, Auricchio A, Bhm M, Dickstein K, et al. ESC
guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2012. Eur J
Heart Fail 2012;14(8):803-69.
16. Paterson I, Mielniczuk LM, OMeara E, So A, White JA. Imaging heart failure: Current
and future applications. Can J Cardiol 2013;29:317-28.
17. Morbach C, Lin BA, Sugeng L. Clinical application of three-dimensional
echocardiography. Prog Cardiovasc Dis 2014;57:19-31.
18. Bekelman DB, Plomondon ME, Carey EP, Sullivan MD, Nelson KM, Hattler B, et al.
Primary Results of the Patient-Centered Disease Management (PCDM) for Heart Failure
Study: A Randomized Clinical Trial. JAMA Intern Med 2015;175:725-32.
19. Siswanto BB, Hersunarti N, Erwinanto, Barack R, Pratikto RS, Nauli SE, et al. Pedoman
tatalaksana gagal jantung. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia (PERKI), 2015:14-28.
20. Inamdar AA, Inamdar AC. Heart Failure: Diagnosis, Management and Utilization. J Clin
Med 2016(5);62:14-18.