Ok 2
Ok 2
PENDAHULUAN
1
Jogyakarta. Kawasan Ciletuh berjarak sekitar 135 km dari Kota Sukabumi, kontur
jalan yang naik turun, berkelok, ditambah lagi dengan sempitnya jalan dan
kerusakan disejumlah titik mengakibatkan jarak tempuh untuk berkunjung ke
kawasan ini menghabiskan waktu sekitar enam sampai tujuh jam melalui jalur
darat dan sekitar tiga jam menggunakan jalur laut yang dimulai dari pelabuhan
ratu. Apabila dilihat dari ketinggian Kawasan Geopark di Ciletuh memiliki pola
yang menyerupai tapal kuda yang terbuka ke Samudra Hindia. Batuan yang
tersingkap di permukaan Kawasan Geopark di Ciletuh memperlihatkan
pemandangan yang sangat indah, baik dari segi komposisi batuannya maupun
keindahan alam dan baharinya. Selain itu di sejumlah tebing-tebing terdapat
beberapa air terjun atau curug dengan ketinggian bervariatif yang merupakan
salah satu daya tarik Ciletuh yang menjorok ke arah laut, beberapa air terjun dapat
terlihat dari tepi pantai Ciletuh seperti Curug Cimarinjung, Curug Puncak Manik,
Curug Sodong, Curug Cikanteh, Curug Ciatel, Curug Awang dan Curug Tengah,
jarak antara air terjun yang berjauhan sehingga memerlukan waktu dua sampai
tiga hari untuk mengunjungi semua air terjun tersebut. Selain itu Kawasan
Geopark di Ciletuh memiliki keindahan alam bahari yang mempesona,
mengandung terumbuk karang sebagai rumah untuk berbagai jenis ikan hias yang
langka, pulau mandra, pulau manuk, pulau kunti, pasir putih yang hanya terdapat
di pantai Cikadal yang berada berdampingan dengan teluk Ciletuh, goa sodong
merupakan sebuah goa hotizontal berukuran panjang sekitar 10 meter yang dapat
ditembus langsung memperlihatkan keindahan samudra. Salah satu keindahan
geopark memiliki berbagai bebatuan yang memiliki ciri khas yang sudah diberi
nama oleh warga sekitar secara turun temurun karena memiliki cerita tersendiri
seperti Batu Haok, Batu Cadas Gemblung dan Batu Jendela, sedangkan
kebudayaan yang masih ada sampai saat ini adalah Laes, Calung dan Gendang
Pencak (Wawancara: Endang Sutisna, Ketua Paguyuban Alam Pakidulan
Sukabumi/PAPSI: 8:3:2014).
Kawasan geologi Ciletuh unik dan sangat menarik untuk dipelajari, karena
geologinya merupakan hasil dari tumbukan dua lempeng yang berbeda, yaitu
Lempeng Eurasia (lempeng benua) yang berkomposisi granit (asam) dan
2
Lempeng Indo-Australia (lempeng samudera) yang berkomposisi basal (basa),
menghasilkan batuan sedimen laut dalam (pelagic sediment), batuan metamorfik
(batuan ubahan), dan batuan beku basa hingga ultra basa (Dokumen Pemerintah
Provinsi Jawa Barat: 2013). Melalui taman bumi atau Geopark, kita diajak
menelusuri lorong waktu geologi yang periodenya tidak hanya mencakup masa
ratusan tahun tetapi hingga jutaan tahun.
Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi
terkemuka termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya di
mana masyarakat setempat diajak berperan-serta untuk melindungi dan
meningkatkan fungsi warisan alam (UNISCO, 2004). Geopark tidak hanya
menyajikan alam yang termonumenkan secara geologi, tetapi juga kehidupan
yang ada di dalamnya yaitu manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia mungkin
sudah hidup di dalamnya selama beberapa generasi, bekerja didalamnya sehingga
sedikit banyak menghasilkan nilai perekonomian sendiri.
Kawasan yang memiliki predikat sebagai kawasan taman bumi atau
geopark, Setidaknya ada 5 (lima) kriteria yang harus dipenuhi agar suatu geopark
dapat berlangsung mencapai tujuannya, yaitu: ukuran dan lokasi, manajemen dan
perlibatan masyarakat lokal, pengembangan ekonomi, pendidikan, perlindungan
dan konservasi (Oman Abdurahma, Ketua Tim Geopark Jabar: 2013).
Melalui pengembangan Geopark aktivitas perekonomi masyarakat lokal
akan terangsang melalui kegiatan pembangunan yang berkelanjutan, serta
merangsang kreasi wirausaha lokal, usaha kecil, industri akomodasi yang
menciptakan lapangan kerja baru, sejalan dengan kegiatan berkelanjutan
pendidikan yang menjadi kegiatan di dalam kawasan. Seluruh aktivitas
pendidikan harus merefleksikan pertimbangan etika di seputar perlindungan
secara menyeluruh. Masyarakat di kawasan geopark bermata pencaharian sebagai
buruh, pedagang, guru, supir, wirausahawan, aparatur pemerintah dan sebagian
besar bermata pencaharian yang dihasilkan dari alam seperti petani dan nelayan.
Walaupun demikian masyarakat di sekitar sangat antusias untuk mengembangkan
dan menjaga kawasan geopark sehingga ada sekelompok masyarakat yang
terbentuk dalam sebuah Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi atau PAPSI,
3
kelompok masyarakat ini bertujuan untuk mensosialisasikan secara verbal kepada
warga sekitar Ciletuh bahwa terdapatnya geopark dikawasan mereka.
Keanggotaan PAPSI yang sebagian anggota terdiri dari beberapa tenaga pengajar
yang tedapat di Kawasan Ciletuh membuat sosialisasi mengenai geopark terdaftar
dalam sebuah mata pelajaran di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama
(SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Sosialisasi ini bertujuan untuk
menanamkan rasa kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan disekitar sejak
dini. Akan tetapi usaha PAPSI dalam mensosialisasikan geopark hanya dilakukan
di Kawasan Ciletuh saja, sehingga masyarakat Sukabumi cenderung belum
mengetahui akan keberadaan geopark di daerah-nya sendiri. Hal ini dapat memicu
sebuah keilmuan Desain Komunikasi Visual (DKV) untuk ikut berperan serta
dalam mengembangkan dengan membuat sebuah Brand Identity yang dapat
mewakilkan identitas kawasan ini secara menyeluruh ke muka umum karena
geopark menjadi bentuk apresiasi kita kepada nilai dan makna keunikan,
kelangkaan dan estetika dari keragaman dan warisan geologi yang terdapat di
Kawasan Ciletuh.
Oleh karena itu perlu adanya brand identity sebagai bentuk identitas
geopark yang diangkat dari ciri khas kawasan tersebut, sebagai upaya
memperkenalkan kawasan geopark kepada masyarakat Sukabumi melalui visual
(Wawancara: Jujun, Sekretaris Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan
Olahraga PARBUDPORA Kab. Sukabumi 7 Maret 2014).
1.2 Permasalahan
Dalam tugas akhir ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan
di angkat, yaitu:
a. Belum adanya brand identity untuk kawasan Geopark di Ciletuh
Kabupaten Sukabumi.
b. Belum dikenalnya secara meluas kawasan geopark di Ciletuh
khususnya untuk masyarakat Sukabumi.
4
1.2.1 Rumusan Masalah
Dalam tugas akhir ini penulis merumuskan beberapa masalah yang akan di
angkat, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang sebuah brand identity untuk kawasan geopark di
Ciletuh Kabupaten Sukabumi?
2. Bagaimana visual atau pencitraan yang dirancang sebagai upaya
memperkenalkan kepada masyarakat Sukabumi bahwa terdapat kawasan
tersebut?
a. Apa
Brand identity untuk kawasan Geopark di Ciletuh Kabupaten
Sukabumi.
b. Bagian mana
Brand identity yang berdasarkan keilmuan desain grafis yang meliputi
positioning, verbal (slogan), visual (berupa logo) dan experimental
(kisah brand).
c. Bagaimana
Menciptakan sebuah visual yang diberikan melalui media identitas
berbasis desain grafis untuk kawasan Geopark di Ciletuh Kabupaten
Sukabumi yang meliputi media utama, media pendukung dan media
promosi.
d. Siapa
Masyarakat Kota/Kabupaten Sukabumi yang berusia 20 s/d 30 tahun
dengan psikologi modern yang memiliki hobby travelling dan
adventure.
5
e. Tempat
Hasil perancangan akan di tempatkan di Kawasan Geopark di Ciletuh
Kabupaten Sukabumi dan media sosial seperti youtube, vimeo dan
behance.
f. Waktu
Waktu perancangan akan dilakukan selama 6 bulan, yaitu Februari s/d
Juli 2014.
6
1.5 Maanfaat Perancangan
1.5.1 Bagi Penulis (Perancang)
a. Mengetahui hal-hal yang dapat di upayakan dari segi desain
komunikasi visual untuk memperkenalkan suatu daerah yang unik di
Sukabumi pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
b. Meningkatkan dan melatih kemampuan/keahlian dan kreatifitas di
bidang grafis serta mengembangkan dan mempraktekkan pendidikan
yang telah di pelajari selama masa perkuliahan di jurusan desain grafis
sehingga penulis diharapkan dapat menjadi seorang desainer grafis
yang profesional dalam pekerjaannya dan menjadi seorang pelaku
industri kreatif.
7
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah kualitatif. Menurut
Bogdam dan Taylor (1975:5), mendefinisikan metotodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Lexy J.
Moleong (2005:6), mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Selanjutnya akan
digunakan pendekatan deskriptif sebagai landasan teoritis dalam penelitian
kualitatif yang terikat dengan persoalan etnis dan lokasi geografis di Kabupaten
Sukabumi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Studi Kepustakaan, yaitu dengan mempelajari data-data yang
dikumpulkan dari buku-buku, artikel dan situs internet yang
berhubungan langsung dengan laporan tugas akhir sebagai sumber data
maupun referensi.
b. Observasi langsung ke lokasi Geopark di Ciletuh Kabupaten Sukabumi
Observasi akan dilakukan di daerah Taman Jaya, Ciwaru, Mekar Sakti
dan Mantra Jaya.
c. Wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olahraga
(PARBUDPORA) Kabupaten Sukabumi, Badan Geologi Jawa Barat,
Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI), Masyarakat
Sukabumi, dan Masyarakat di sekitar Kawasan Geopark Ciletuh.
d. Kuesioner, digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian ini.
8
1.7 Kerangka Perancangan
9
1.8 Pembabakan
Dalam penyajian laporan penelitian akhir ini, digunakan sistematika
penulisan sebagai berikut :
10
BAB II
LANDASAN DASAR
Saat ini terdapat berbagai definisi brand. Menurut Plilip Kotler (1997:13)
dalam Rangkuti (2002:35), pengertian brand adalah sebagai berikut: A brand is
a name, term, sign, symbol or design or combination of them, intended to identify
the goods or services of one seller of group of sellers and differentiate them from
those of competitors." Pendapat tersebut menerangkan bahwa sebuah brand
adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau desain atau kombinasi dari itu,
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual
perusahaan dan sebagai pembeda dari para pesaing. Jadi merek membedakan
penjual, produsen atau produk dari penjual.
11
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Menurut Daniel (Country Director The Brand Union) brand pada
dasarnya adalah perpaduan antara seni dan sains untuk menyampaikan sebuah
janji, yang dibuat oleh perusahaan kepada audience-nya, sebagai perwujudan nilai
dan emosi dari perusahaan tersebut. Menurut pendapat Daniel, brand bukan hanya
sebuah merek semata namun terdapat perpaduan antara seni dan sains di dalam
sebuah brand yang menunjukan bahwa brand memiliki emosi yg disampaikan
kepada audience-nya. Menurut Wheeler (2013:6)
branding is a disciplined process used to build awareness and extend
customer loyalty. It requires a mandate from the top and readiness to invest in
the future. Branding is about seizing every opportunity to express why people
should choose one brand over another. A desire to lead, outpace the competition,
and give employees the best tools to reach customers are the reasons why
companies leverage branding.
Artinya branding adalah sebuah proses disiplin yang digunakan untuk
membangun kesadaran dan memperpanjang kesetiaan konsumen, ini
membutuhkan keputusan dari manajemen tertinggi dan kesiapan untuk
berinvestasi di masa yang akan datang. Branding adalah mengenai melihat semua
kesempatan untuk meyakinkan kenapa masyarakat harus memilih dari satu brand
dari brand lain yang ada. Sebuah gairah untuk memimpin, memenangkan
persaingan dan memberikan kemampuan untuk mempengaruhi masyarakat
dengan branding.
Branding memahami tujuan, strategi, produk yang dijual, bagaimana
penyampaian kepada target sasaran pada sebuah kumpulan masyarakat atau
perusahaan yang bergerak di bidang penjualan jasa atau produk. Singkatnya,
branding adalah penciptaan merek Gobe (2001:xvi).
12
2.1.3 Fungsi Brand
13
a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau
pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam
pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama
merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered
trademarks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak
paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights)
dan desain.
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga
mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi lain
waktu. Loyalitas merek seperti ini menghasilkan predictability dan
security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan
masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar.
d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan
produk dari para pesaing.
e. Sumber keunggulan, kompetitif, terutama melalui perlindungan
hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam
benak konsumen.
f. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa
datang.
14
perusahaan maupun pada pelanggan. Kategori aset utama adalah kesadaran merek
(brand awarness); kesan kualitas (perceived quality); asosiasi merek (brand
associations) and loyalitas merek (brand loyality).
a. Brand Awarness (Kesadaran Merek)
Kesadaran Merek artinya adalah kesanggupan seseorang calon pembeli
untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1996:90). Tingkatan yang
paling rendah dalam kesadaran merek adalah Brand unware (tidak
menyadari merek), Brand recognition (pengenalan merek), Brand recall
(pengingatan kembali terhadap merek), Top of mind (puncak pikiran)
merek sudah menjadi merek utama dari berbagai merek yang ada di benak
konsumen.
15
membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak
konsumen. Terdapat lima keuntungan asosiasi merek, yaitu:
(1) Membantu penyusunan informasi (help process/retrieve
information)
(2) Membedakan (differentiate)
(3) Alasan pembelian (reason to buy)
(4) Menciptakan sikap atau perasaan positif (create positive
attitude/feelings)
(5) landasan untuk perluasan (basis for extentions).
d. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
Pengertian loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen
terhadap suatu merek (Rangkuti, 2002:61). Loyalitas memiliki tingkatan
sebagaimana dapat dilihat pada diagram berikut ini:
(1) Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau
sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apa pun yang
ditawarkan. Konsumen seperti ini disebut konsumen tipe switcher
atau price buyer.
(2) Para pembeli merasa puas dengan produk yang ia gunakan, atau
minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Konsumen tipe ini dapat
disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer).
16
(3) Berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya
peralihan (switching cost), baik dalam waktu uang atau resiko
sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek
lain. Para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.
(4) Konsumen benar-benar menyukai merek tersebut, para pembeli
pada tingkat ini disebut sahabat merek karena terdapat perasaan
emosional dalam menyukai merek.
(5) Tingkat teratas adalah para pelanggan setia. Mereka mempunyai
suatu kebanggan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu
merek.
17
2.1.6 Brand Identity (Identitas Merek)
18
5. Fungsionalitas Representasionalitas De Chernatony &
McWilliam
6. Kehadiran dan kinerja Relevansi, keunggulan, Dyson, Farr &
ikatan khusus (bond) Hollis
7. Nama unik, logo, --- Grossman
desain grafis dan fisik
8. Bentuk fisik Kepribadian, relasi, Kepferer
budaya, refleksi, citra diri
9. Nilai fungsional Nilai sosial dan personal OMalley
19
Brand identity harus bersifat fleksibel dan dapat terus diperbaharui
(updateable), sehingga mampu bertahan melewati waktu. Salah satu
caranya adalah dengan redesain.
(6) Kemampuan untuk dilindungi (Protectability)
Brand identity harus protectable, baik dari sisi hukum maupun sisi
kompetitif.
Selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa pilihan utama brand identity.
20
g. Descriptive names, yaitu nama merek yang menggambarkan
manfaat atau aspek kunci produk.
Contoh : Kojok Moestadjab, dan Minjak Oerat Mastika
h. Alpha-numeric brand names, yakni nama merek yang mengandung
unsur angka, baik dalam bentuk digit maupun tertulis.
Contoh : Rokok Dji Sam Soe (234), MS Windows 7 dan Iphone 4.
21
Gambar 2.3 initial letter logos
(Sumber: www.gondwanalandgeo.com)
4. Pictorial name logos, logo yang menggunakan brand name sebagai
komponen penting dari gaya logo. Secara keseluruhan, logo ini
tampil secara khas.
22
7. Abstract logos, logo yang dapat menimbulkan berbagai kesan
tergantung persepsi khalayak.
2.1.6.3 Karakter
Karakter dapat diartikan sebagai hasil dari simbol suatu merek atau
brand symbol. Keberadaan karakter yang penuh warna dan kaya imajinasi
efektif untuk menarik atensi khalayak, sehingga berguna bagi brand
awareness. Contoh karakter yang berhasil membangun brand awareness
hingga brand image pada masa ini adalah Marlboro - Cowboy (Keller
202-203).
2.1.6.5 Kemasan
Kemasan merupakan suatu hal yang pertama kali dilihat oleh konsumen
dalam memilih suatu merek pada produk. Kemasan melibatkan aktivitas
mendesain dan memproduksi suatu produk. Suatu produk yang di-package
dapat membuat seorang konsumen merasa puas (Surachman, 2008:35).
23
2.1.7 Brand Stategy
Agar sasaran sebuah brand dapat tercapai dibutuhkan sebuah strategi atau
yang disebut sebagai brand strategy. Wheeker mendefinisikan brand strategy
sebagai berikut:
(strategi merek didasarkan pada visi, sejalan dengan strategi bisnis, muncul dari
nilai-nilai dan budaya perusahaan, dan mencerminkan pemahaman depht
kebutuhan pelanggan dan persepsi. strategi merek mendefinisikan positioning,
diferensiasi, keunggulan kompetitif, dan proporsi nilai yang unik). Strategi yang
digunakan harus berakar dari visi brand. Elemen terpenting brand strategy adalah
brand positioning.
24
2.1.7.2 Brand Experience
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Peter & Olsen
(1994) tentang pengambilan keputusan pembelian, apabila konsumen dihadapkan
pada pilihan seperti nama merek, harga, serta berbagai atribut produk lainnya, ia
akan cenderung memilih nama merek terlebih dahulu setelah itu baru memikirkan
harga (Rangkuti 20-21). Bagi para konsumen, brand image terbentuk berdasarkan
pengalamannya sendiri terhadap produk atau jasa yang bersangkutan, bagaimana
brand memenuhi harapan mereka. Sedangkan bagi non-users, brand image
terbentuk melalui kesan, perilaku, dan apa yang mereka percayai.
25
penelitian yang diadakan yang diadakan oleh psikolog Gestalt adalah untuk
menganilisis dan mendefinisikan cara-cara manusia mencerap (persepsi). Ada
beberapa daerah persepsi visual yang dapat dipakai untuk menciptakan desain
bentuk dua dimensional (2D) atau tiga dimensional (3D) yang baik dengan
penelitian Gestalt. Dalam menentukan bagaimana seseorang mencerap bentuk tiga
dimensional (forms), beberapa generalisasi telah dibuat oleh psikolog persepsi.
Pertama, apabila sebuah bentuk tiga dimensional tidak dapat terlihat secara
jelas, bentuk-bentuk tak berwujud tersebut disebut berkabut (misty) atau
berkabut tebal (foggy).
1. Kemiripan (Similarity)
Objek yang mirip satu sama lain cenderung dilihat sebagai kesatuan
bentuk (contoh: empat buah segitiga yang identik lebih mirip sebuah
persegi empat yang terpotong daripada segitiga yang beda). Kemiripan
mempermudah pengelompokan.
26
Gambar 2.8 Kemiripan (Similarity)
(Safanayong, 44:2006)
2. Kedekatan (Proximity)
Obyek yang ditempatkan secara berdekatan akan membentuk suatu
bentuk (contoh: formasi rasi bintang adalah contoh yang dapat
diidentifikasi karena masing-masing bintang tersebut bercahaya dan
berdekatan).
27
Gambar 2.11 Kontinuitas (Continuity)
(Safanayong, 45:2006)
5. Figur-latar (Figure-ground)
Ada kecenderungan untuk menginterpretasi data visual sebagai obyek
dengan latar belakang atau lebih tepat figur dengan latar (contoh:
gambar tersebut seolah-olah penonjolan tiga dimensional daripada
suatu garis lurus dan lengkung yang datar).
28
Desain yang menekankan fungsi tanpa keindahan tidak akan menarik
sehingga tidak komunikatif. Desain yang menarik atau indah bisa dinilai
dengan menggunakan mata (lahir) atau dengan hati (batin). Desain bisa menarik
karena indah dipandang atau konsepnya yang kreatif. Mata yang kemampuanya
sebagai penilai sangat menentukan baik atau buruknya sebuah desain.
Sebuah desain hendaknya dibuat agar menarik mata (eye catching),
sehingga diperlukan pengetahuan mengenai unsur/komponen desain grafis,
anatara lain:
2.1.9.1 Garis
Garis merupakan unsur terbentuknya gambar. Garis memiliki dimesi
memanjang serta memiliki arah. Garis memiliki jenis, karakter dan suasana yang
berbeda-beda. Garis memiliki sifat-sifat, seperti pendek, panjang, vertikal,
horizontal, lurus, lengkung, berombak dan sebagainya. Garis memiliki fungsi,
yaitu sebagai abstrak bentuk, sebagai simbol pertemuan antara dua bidang dan
bidang yang berpotongan dan sebagai irama gerak (Adi Kusrianto, 2009:46).
Goresan suatu garis memiliki arti/kesan antara lain:
(1) Garis Tegak: kuat, kokoh, tegas dan hidup
(2) Garis Datar: lemah, tidur dan mati
(3) Garis Lengkung: lemah, lembut dan mengarah
(4) Garis Patah: tegas, tajam, hati-hati dan naik turun
(5) Garis Miring: sedang dan menyudut
(6) Garis berombak: halus, lunak dan berirama.
2.1.9.2 Bentuk (shape)
Bentuk (shape) dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa.
Bentuk terdiri dari bentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 dimensi (trimatra). Bentuk
tersebut memiliki arti masing-masing, tergantung budaya, geografis, bahasa,
negara, dan lain-lain. Kesan yang berbeda dapat terjadi apabila kita
mengkombinasikan bentuk-bentuk yang ada atau bahkan membuat bentuk baru,
tetapi dengan tetap memiliki bentuk dasarnya, sama dengan kombinasi garis.
29
2.1.9.3 Warna
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan
pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam
untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang muculnya
rasa baru, sedih, gembira, mood atau semangat. Identitas suatu warna ditentukan
panjang gelombang cahaya tersebut (Adi Kusrianto, 2009:46).
Selanjutnya akan dibahas mengenai teori yang mendung tentang warna,
yaitu: lingkaran warna, model warna, psikologi warna, komposisi warna dan
susunan warna.
(1) Lingkaran Warna
Dalam pembagian warna, kita menggunakan lingkaran warna
(color wheel). Warna-warna dalam lingkaran warna terdiri atas tiga
bagian (Anne Dameria, 2007:15), yaitu:
a. Warna Primer terdiri atas warna merah, kuning dan biru.
Warna primer merupakan warna dasar dalam lingkaran warna
b. Warna Sekunder terdiri atas warna orange, hijau dan ungu.
Warna sekunder merupakan pencampuran dua warna primer
dengan perbandingan yang sama.
c. Warna Tersier merupakan pencampuran antara warna primer
dan sekunder dengan perbandingan yang sama.
30
warna yang disediakan, antara lain: RGB dan CMYK. Gambar yang
diolah untuk website akan menggunakan model warna RGB,
sedangkan gambar yang diolah untuk cetak offset akan menggunakan
CMYK. Model warna RGB menggunakan 3 channel yaitu: Red, Green
dan Blue dalam memproduksi warna. Digital camera, scanner,
monitor, tv adalah contoh peralatan yang bekerja secara RGB.
Desainer pada umunya mendesain, menscan dan manipulasi gambar
menggunakan format RGB, namun apabila desain tersebut akan
dicetak maka harus di convert ke CMYK.
Model Warna CMYK menggunakan 4 channel yaitu Cyan,
Magenta, Yellow dan Black dalam memproduksi warna. Tampilan
monitor yang menggunakan model CMYK berbeda dengan model
RGB, hal ini dikarenakan perbedaan colorspace antara RGB (monitor)
dan CMYK (cetak offset) (Anne Damena, 2007:18).
31
a. Merah: Warna terkuat dan paling menarik perhatian, kekuatan,
bertenaga, kehangatan, berani, penuh semangat, agresif,
memicu emosi, dan menarik perhatian. Secara positif, warna
merah mengandung arti cinta, gairah, berani, kuat, agresif,
merdeka, kebebasan, dan hangat. Negatifnya adalah punya arti
bahaya, perang, darah, anarkis, dan tekanan.
32
muslim, yang menganggap warna hijau adalah warna yang
suci. Warna untuk perdamaian juga hijau.
33
(4) Komposisi Warna
2.1.9.4 Tipografi
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan
pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan
34
kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan
kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dikenal pula seni tipografi, yaitu
karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama.
Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan (Adi
Kusrianto, 2009:190).
Secara umum jenih huruf terdiri dari beberapa macam, yakni (Adi
Kusrianto, 2009:202-204) :
(1) Huruf Berkait (Serif)
Jenis huruf dengan strokes atau ekor dinamakan serif. Bentuk huruf
jenis ini yang paling umum adalah Times New Roman. Bentuk
huruf ini memberi kesan yang formal. Serif mengekspresikan
organisasi dan intelektualitas, sangat anggun dan konservatif.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Gambar 2.15 Huruf Times New Roman
(Dokumen Penulis, 2014)
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Gambar 2.16 Huruf Helvetica
(Dokumen Penulis, 2014)
35
cocok untuk dipakai (secara terbatas) untuk Headline. Huruf jenis
ini banyak digunakan sebagai decorative font, yang bisa membuat
efek respon yang berbeda. Jenis decorative biasanya paling baik
digunakan untuk judul, bukan sebagai bodytext.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUFVXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
36
system. Grid system terdiri dari komposisi garis vertikal, horizontal, diagonal,
kurva, maupun bentuk. Grid system akan membentuk alur baca tanpa mengurangi
isi tulisan (teks) maupun ilustrasi/image dalam sebuah layout. Grid system
memiliki dua cara yang dapat membantu seorang desainer grafis (Adi Kusrianto,
2009:205), yaitu:
2.1.10 Media
Menurut Hasan, 1999: 640 dalam Suwirna media adalah alat (sarana)
komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan sebagainya.
Media mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan
periklanan, karena melalui media suatu bentuk pesan dapat disampaikan dan dapat
ditangkap oleh panca indra konsumen. Media adalah suatu celah yang dapat
menghubungkan pelaku dengan masa dan mendatangkan hal seperti dapat
menghasilkan suatu kontak, bisa membawa suatu pesan, dapat melibatkan pihak
target, dan mengakibatkan dialog.
37
Pemilihan media yang tepat dan efektif sangat berguna untuk mencapai
sasaran yang dituju. Contoh media berdasar klasifikasi penggunaannya:
38
Yaitu keadaan atau kondisi utama yang menguntungkan dalam
lingkungan wirausaha/perusahaan.
(4) T=threat=ancaman
Yaitu keadaan/kondisi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan wirausaha/perusahaan.
39
BAB III
DATA DAN ANALISIS MASALAH
40
3.1.2 Gambaran mengenai kawasan Geopark di Ciletuh
41
(geotourism), selain menjadi tempat kegiatan perdagangan dan pembuatan barang
kerajinan (geoproducts) seperti cetakan fosil dan cinderamata.
42
Kecamatan Simpenan, Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, Timur
berbatasan dengan Kecamatan Ciracap dan Barat berbatasan dengan Samudera
Hindia.
Gambar 3.3 Foto sateliti jarak lokasi geopark dari Kota Sukabumi
(Sumber: http://earth.google.go.id/sukabumi.westjava)
43
Gambar 3.4 Foto satelit kawasan geopark di Ciletuh yang menyerupai
tapal kuda
(Sumber: http://earth.google.go.id/sukabumi.westjava)
(1) Kawasan geologi Ciletuh unik dan sangat menarik untuk dipelajari,
karena geologinya merupakan hasil dari tumbukan dua lempeng yang
berbeda, yaitu Lempeng Eurasia (lempeng benua) yang berkomposisi
granit (asam), dan Lempeng Indo-Australia (lempeng samudera) yang
berkomposisi basal (basa), menghasilkan batuan sedimen laut dalam
(pelagic sediment), batuan metamorfik (batuan ubahan), dan batuan
beku basa hingga ultra basa.
(2) Berbagai jenis batuan yang bercampur di dalam palung ini dinamakan
batuan bancuh (batuan campur aduk) atau dikenal sebagai melange
yang merupakan kelompok batuan tertua (Pra Tersier) yang tersingkap
di permukaan daratan Pulau Jawa, dengan umur berkisar 5565 juta
tahun.
(3) Yang unik dari singkapan batuan Pra-Tersier di daerah Ciletuh adalah
seluruh singkapan batuannya berada di dalam suatu lembah besar
menyerupai amfiteater dengan bentuk tapal kuda yang terbuka ke arah
Samudra Hindia.
(4) Selain disusun oleh batuan Pra-Tersier berupa batuan beku basa
(gabro) hingga ultra basa (peridotit), Ciletuh juga disusun oleh batuan
44
sedimen berumur lebih muda, Paleogen, terdiri atas batupasir
greywacke, tuf, batupasir kuarsa dan konglomerat .
(5) Morfologi kawasan Ciletuh juga sangat menarik. Lembah Ciletuh
dibatasi oleh dataran tinggi Jampang (Plateau Jampang) dengan
kemiringan lereng yang sangat terjal hingga mendekati vertikal. Di
atas dataran tinggi ini, kita dapat menikmati pemandangan lembah
Ciletuh yang indah dengan latar belakang Samudra Hindia dengan
pulau-pulau kecil di sekitar pantainya.
(6) Di dalam lembah Ciletuh akan tampak rangkaian bukit-bukit kecil dan
bukit soliter yang batuannya disusun oleh batuan Pra-Tersier dan
sedimen Paleogen.
45
Gambar 3.7 Kawasan geopark yang menyerupai tapal kuda(2)
(sumber: dokumen penulis 2014)
46
3.1.2.6 Analisa Demografis
Masyarakat di kawasan geopark sebagian besar bermata pencaharian yang
bersumber dari alam seperti bertani, berladang dan nelayan. Walau demikian
tercatat 162 jiwa yang berstatus sebagai PNS (pegawai negeri sipil). Adapun
keteran demografis sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk: 25.684.00 jiwa
b. Jumlah rumah tangga: 8.058.00 jiwa
c. Jumlah Laki-laki: 13.024.00 jiwa
d. Jumlah Perempuan: 12.305.00 jiwa
e. Sumber penghasilan utama: Pertanian
f. Komoditi pertanian utama: Padi
g. Agama: Islam
h. Etnisitas: Sunda
Masyarakat yang berusia 20-30 tahun atau dewasa awal di Jawa Barat,
alasan memilih usia tersebut dikarenakan pada tahap dewasa awal adanya afiliasi
47
mendorong orang untuk berbagi dengan orang lain, liburan bersama, dan
permainan dalam satu tim (Alwisol, 101:2009). Penjabaran sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin : Laki-Laki dan Perempuan
b. Pendidikan : Mahasiswa dan Sarjana Muda
c. Pekerjaan : Freelancer dan Wirausaha
d. Pendapatan :1.000.000 5.000.000 per bulan
3.2.2 Geografis
3.2.3 Psikografis
Dalam segi psikografis target audience mempunyai hobby olah raga yang
menantang (ekstrim) yang berkaitan dengan alam, peka terhadap perkembangan
teknologi dan memiliki jiwa seni. Senang dengan hal-hal baru, eksploratif dan
mencintai alam. Selain itu target audience memiliki kepribadian yang senang
bersosialisasi dengan masyarakat yang memiliki pola hidup yang berbeda
dengannya, berstatus sebagai kalangan menengah dan menengah atas.
Sering melakukan olah raga yang menantang (ekstrim) seperti: off road,
arung jeram, bersepeda gunung, traveling, tracking, panjat tebing, motor cross,
gantole, paralayang dan camping. Selain itu senang bersosialisasi dengan
kebudayaan baru.
48
3.3 Data Proyek Sejenis
3.3.1 Analisis Kompetitor
49
3.3.2 Analisis SWOT
50
lempeng sehingga aktif nomor 2 tertinggi api Batur di
membentuk di Indonesia. Kintamani.
menyerupai tapal kuda.
51
3.3.3 Matriks SWOT
A-LEM
Geopark Ciletuh memiliki keindahan
kawasan yang menyerupai tapal kuda yang
menghadap ke arah samudra Hindia yang
berumur pra-tersier atau 55-65 juta tahun
lalu, tetapi belum adanya brand identity PERANCANGAN BRAND
IDENTITY UNTUK
untuk kawasan ini sehingga masyarakat
KAWASAN GEOPARK DI
belum mengenal kawasan ini secara CILETUH KABUPATEN
visual. Oleh karena itu dibutuhkan brand SUKABUMI
identity untuk menginformasikan dan
menarik minat masyarakat untuk
berkunjung ke Geopark Ciletuh.
52
3.4 Data Hasil Survey
3.4.1 Data Observasi
Geopark di Ciletuh Kabupaten Sukabumi merupakan sebuah kawasan
yang berjarak 135 km dari Kota Sukabumi, dapat ditempuh dengan perjalan 6 jam
melalui jalur darat dengan kontur jalan naik, turun, sempit dan menikung serta
kerusakan jalan disejumlah titik. Dapat juga ditempuh dengan perjalanan laut dari
Pantai Loji Kecamatan Simpenan, sekitar 2 jam diatas perahu. Lokasi yang jauh
dari pusat kota mengakibatkan tidak banyak orang Kota Sukabumi yang
mengetahui keberadaannya. Kawasan geopark di Ciletuh Kabupaten Sukabumi
mengandung beragam keunikan seperti, geologi, keindahan alam, budaya dan
bahasa daerah. Salah satu keunikan geologi terdapat bebatuan yang berumur 120-
65 juta tahun yang menjadi bukti pembentukan awal Pulau Jawa karena
pergesekan dua lempeng yaitu, Eurasia (lempeng benua) dan lempeng Indo-
Australia (lempeng samudera). Waktu tempuh yang sangat panjang dapat
tergantikan dengan keindahan alam yang dimiliki kawasan ini seperti, air terjun,
pantai, bukit dan perkebunan. Selama perjalanan dari Kecamatan Simpenan
menuju Kecamatan Ciemas disajikan dengan pemandangan yang begitu indah,
laut yang biru serta perkebunan, pegunungan dan sawah yang hijau menjadi
penawar perjalanan. Setibanya di Kawasan Geopark akan terlihat dari Bukit
Panenjoan sebuah bebatuan raksasa yang menjorok ke arah laut membentuk
seperti tapal kuda. Perjalanan akan berakhir di pantai Ciletuh, sebuah pantai yang
disebut dengan teluk karena bentuknya yang cekung. Dari tepi pantai dapat
terlihat beberapa air terjun dan pulau-pulau kecil. Pada hari libur masyarakat
sekitar atau pun masyarakat luar kawasan banyak melakukan kegiatan di pantai ini
seperti, berkumpul keluarga, bermain air dan membakar ikan. Jumlah penginapan
yang hanya ada beberapa penginapan sehingga kawasan ini masih sepi dari
pengunjung, adapun sejumlah pengunjung yang bermalam dengan bertenda yang
kebanyakan berusia sekitar 20-30 tahun yang berstatus mahasiswa atau sudah
bekerja. Salah satu keindahan budaya di kawasan ini adalah budaya menangkap
belalang pada malam hari, kegiatan ini biasa dilakukan di pesawahan yang sudah
dipanen oleh para wanita yang berusia menjelang menikah. Selain itu terdapat
53
kebudayaan seperti Gendang Pencak, Laes dan Calung, yaitu sebuah pagelaran
musik tradisional. Bahasa yang digunakan dalam kawasan ini adalah Sunda dan
Indonesia yang memiliki cengkok mendayu-dayu. Kawasan ini memiliki
keindahan alam yang lengkap yang dapat menarik minat wisata umum maupun
khusus apabila diperhatikan oleh pemerintah, warga sekitar dan dikelola dengan
baik. Kawasan geopark ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
setempat karena didalamnya terdapat aktivitas yang menunjang untuk
mendapatkan nilai ekonomi dari wisatawan yang berkunjung.
Setelah melakukan observasi di kalangan dewasa awal, maka di dapatkan
data sebagai berikut:
Activities
Kerja Freelancer, Mahasiswa, Wiraswasta
Hobby Off Road, Sepeda Gunung, Motor Cross,
Traveling
Peristiwa Sosial Berkumpul dengan teman
Hiburan Pergi ke tempat nongkrong
Komunitas Adventure dan Pecinta Alam
Berbelanja Pakaian, alat adventure, aksesoris
Interest
Keluarga Memiliki hubungan baik dengan keluarganya
Rumah Cenderung lebih banyak beraktivitas di luar
rumah
Pekerjaan Sebagian memiliki pekerjaan sebagai
Freelancer, Wiraswasta
Mode Hampir keseluruhan mengikuti trend fashion
saat ini
Makanan Tidak terlalu memilih makanan
Media Cenderung mengikuti pemberitaan melalui
54
internet dan media sosial
Opinions
Diri mereka sendiri Selalu menyempatkan waktu untuk berbagi
waktu dengan alam.
Bisnis Rata-rata mencari pekerjaan dengan berbisnis.
Ekonomi Pendapatan mereka sebagai Freelancer,
Wiraswasta Rp 3.000.000 5.000.000,
sedangkan pendapatan mereka sebagai
mahasiswa Rp 1.000.000 2.500.000.
Pendidikan Rata-rata mereka masih berstatus mahasiswa,
tetapi ada pula dari mereka yang sudah
bekerja.
Produk Cenderung mencari suatu produk yang sedang
trend saat ini.
Budaya Mencintai budaya Indonesia.
55
3.4.2.1 Narasumber
1. Dinas Pariwisata Kota Sukabumi
Nama: Hj. Enny Indarti, S.STP.,
M.Si.
Jabatan:
Kepala Bidang Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Disporaparekraf
Kota Sukabumi
Usia: 48 Tahun
Wawancara: 7 Maret 2014 di
kantor Dinas Pariwisata Budaya
dan Olah Raga Kota Sukabumi.
56
Usia: 51 Tahun
Wawancara: 10 Maret 2014, di
kantor Dinas Kelautan dan
Perikanan (DKP) Kabupaten
Sukabumi.
Jabatan:
Ketua Paguyuban
Usia: 43 Tahun
Wawancara: 8 Maret 2014, di
sekretariat PAPSI. Di Taman Jaya
Kec. Ciemas Kab. Sukabumi.
Jabatan:
Ketua Tim Geopark Jabar, Tim 3G
Badan Geologi, KESDM
Usia: 53 Tahun
Wawancara: 1 Mei 2014, di kantor
Badan Geologi KESDM
57
1. Apakah pendapat ibu mengenai Geopark Ciletuh sangat
geopark di Ciletuh Kabupaten memerlukan perhatian dari
Sukabumi? pemerintah daerah maupun
pusat karena kawasan ini
memiliki potensi yang sangat
besar.
2. Seberapa pentingkah geopark Sangat penting karena geopark
Ciletuh bagi Sukabumi? Ciletuh bisa saja menjadi
objek wisata unggulan di
Sukabumi, selain itu geopark
Ciletuh bisa meningkatkan
pendapatan pemerintah
Kabupaten Sukabumi
mengingat Kota Sukabumi
sekarang berstatus sebagai
kota kreatif.
3. Apakah ada data pengunjung Untuk data pengunjung bisa
untuk kawasan geopark di ditanyakan ke dinas pariwisata
Ciletuh? Kabupaten Sukabumi.
58
Ciletuh bagi Sukabumi? kawasan geopark ini bisa
menjadi wisata unggulan di
Kabupaten Sukabumi maupun
di Jawa Barat. Selain itu
geopark Ciletuh dapat
merangsang perekonomian
warga sekitar. Tetapi misi
kami untuk menyamaratakan
penduduk lokal dengan para
pelaku usaha (investor) bukan
menjadi kasta.
3. Apakah ada data pengunjung Untuk saat ini tidak ada karena
untuk kawasan geopark di kawasan geopark Ciletuh ini
Ciletuh? masih dalam tahap peresmian
yang sedang dikembangkan
oleh Badan Geologi Jawa
Barat, tetapi menurut
pengamatan kami pengunjung
yang datang kesana
kebanyakan untuk berwisata
ekstrim dan mempelajari
struktur batuan.
4. Penting atau tidak perancang Sangat penting, karena
brand identity untuk kawasan branding berisi sebuah
geopark? informasi yang diberikan
kepada khalayak yang
mempunyai feedback terhadap
geopark, meskipun kawasan
geopark masih dalam tahap
peresmian namun perancangan
59
branding harus dimulai dari
sekarang.
3. Tommy Subas
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pendapat bapak mengenai Geopark Ciletuh yaitu sebagai
geopark di Ciletuh Kabupaten kawasan yang memiliki
Sukabumi? berbagai jenis ikan di kawasan
laut Ciletuh, salah satu ikan
hias yang bernilai jual tinggi
yaitu ikan Napoleon.
2. Seberapa pentingkah geopark Penting sekali, seperti halnya
Ciletuh bagi Sukabumi? pantai Ujung Genteng yang
memiliki kawasan konservasi
penyu di Pantai Pangumbahan.
3. Penting atau tidak perancang Ketika ada upaya untuk
brand identity untuk kawasan mengangkat Ciemas, (kawasan
geopark? geopark Ciletuh) itu
merupakan sebuah potensi
yang besar, harus adanya
sinergi antara kawasan dengan
pembuat brand.
4. Berapa panjang pesisir pantai di 117 km meliputi pantai Giri
kawasan geopark? Mukti, Mandra Jaya dan
Ciwaru.
4. Endang Sutisna
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pendapat bapak mengenai Sejak saya lahir di Taman Jaya
geopark di Ciletuh ini? kawasan ini sudah ada namun
60
setelah kedatangan Badan
Geologi Jawa Barat beberapa
tahun kebelakang untuk
penelitian ternyata daerah
Ciletuh ini adalah sebuah
kawasan yang memiliki nilai
tinggi, unik dan langka secara
geologi.
2. Seberapa pentingkah geopark Penting sekali, karena
Ciletuh bagi Sukabumi? geopark ini merupakan sebuah
anugerah Tuhan yang
diberikan kepada kita,
selanjutnya tugas kita adalah
menjaga dan melestarikannya
untuk generasi selanjutnya.
3. Penting atau tidak perancang Sangat penting, karena
brand identity untuk kawasan kawasan geopark di Ciletuh
geopark? membutuhkan branding dan
sebagai upaya
memperkenalkan kepada
masyarakat luas, kami sangat
mendukung apabila anda akan
merancang sebuah branding
untuk kawasan geopark.
4. Apakah ada data pengunjung Untuk sementara ini tidak ada
untuk kawasan geopark Ciletuh? tetapi berdasarkan pengamatan
kami di dalam kawasan
geopark, pengunjung yang
datang untuk melakukan
wisata umum, belajar, off road,
61
gantole, panjat tebing, motor
cross, bersepeda, arung jerang
dan menikmati alam.
5. Apa peran PAPSI untuk geopark? Kami berperan sebagai
kumpulan masyarakat yang
berkeinginan untuk
melestarikan alam pakidulan di
Sukabumi. Untuk di kawasan
geopark selain menjaga dan
melestarikan kami juga
mensosialisasikan kepada
warga di dalam kawasan
bahwa terdapatnya geopark
disini.
6. Apa hal yang menjadi ancaman Ke khawatiran bebatuan yang
untuk di kawasan geopark ini? berada didalam kawasan
diolah oleh perusahaan untuk
kepentingan pribadi.
62
menjadi Global Geopark
Network. Tetapi sebelum
menjadi GGN, harus menjadi
Geopark Nasional target kami
yaitu tahun ini menjadikan
Ciletuh sebagai geopark
nasional.
2. Seberapa pentingkah geopark sangat penting, karena geopark
Ciletuh bagi Sukabumi? Ciletuh dapat menjadi wisata
unggulan di Jawa Barat.
3. Penting atau tidak perancang Sangat penting, karena dengan
brand identity untuk kawasan branding secara tidak langsung
geopark? dapat mengajak para
wisatawan untuk datang ke
Ciletuh.
4. Nama apa yang pantas untuk Ada dua alternatif nama untuk
geopark di Ciletuh? kawasan geopark di Ciletuh.
Ciletuh Geopark dan
Parahyangan Geopark.
5. Hal apa yang menjadi kekuatan Memiliki keunikan secara
untuk kawasan geopark di geologi atau yang disebut
Ciletuh? dengan fenomena geologi
Geological outstanding,
memiliki arti penting untuk
dunia pendidikan khususnya
geologi. Memiliki bukti-bukti
geologi di zaman kapur yang
terangkat kedataran akibat
pergesekan lempengan yang
dulunya ada di dalam lautan.
63
6. Hal apa yang menjadi peluang Jawa Barat kini memiliki 3
untuk kawasan geopark di kawasan yang akan diajukan
Ciletuh? untuk menjadi geopark,
Bandung Barat, Tasikmalaya
Selatan dan Sukabumi Selatan.
Geopark di Ciletuh dapat
menjadi wisata unggulan di
Jawa Barat.
7. Hal apa yang menjadi kelemahan Akses jalan yang rusak menuju
untuk kawasan Geopark di kawasan geopark itu salah satu
Ciletuh? kelemahan yang sedang
diperbaiki oleh pemerintah
Kabupaten Sukabumi.
Kemudian belum adanya
brand identity untuk kawasan
ini.
64
rata-rata berusia 20-26 tahun yang berstatus rata-rata sebagai mahasiswa dan
wirausaha.
Persentase hasil kuesioner sebagai berikut:
65
(Weakness) dan ancaman ( Threat). Analisa SWOT juga merupakan
sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis (Rangkuti, 18-19:2006).
1. Strengh (Kekuatan)
2. Weakness (Kelemahan)
Belum adanya identitas untuk menampilkan citra kawasan geopark
serta promosi yang sangat minim sehingga masyarakat Kota dan Kabupaten
Sukabumi belum mengetahui adanya kawasan tersebut dan keunikan yang
ada didalamnya.
3. Opportunities (Peluang)
Geopark di Ciletuh dapat menjadi wisata unggulan di Jawa Barat,
selain itu dapat menjadi kawasan yang sangat unik di Dunia apabila
sudah diremikan oleh UNISCO menjadi Global Geopark Network .
4. Threat (Ancaman)
Sebagian masyarakat belum mengetahui akan adanya geopark di
Ciletuh Kabupaten Sukabumi kemudian kekhawatiran bebatuan yang ada
didalam kawasan diolah oleh perusahaan yang akan menjadikan
keuntungan pribadi.
66
3.6 Skema Analisis
Studi Kasus
Brand Identity untuk Geopark Ciletuh
Data
Observasi :
Psikografis
Kawasan Geopark di Ciletuh,
Kabupaten Sukabumi
Geografis
Ide:
Membuat sebuah identitas
Prilaku Wawancara : visual untuk kawasan
konsumen DISBUDPAR Kota/Kab. Geopark di Ciletuh
Sukabumi, Badan Geologi Kabupaten Sukabumi.
KESDM Jawa Barat, PAPSI,
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kab. Sukabumi.
Pendekatan
Deskriptif
ANALISIS
Pesan
Teori Pendukung Sebuah bukti pembentukan pulau jawa Media
yang terjadi Jutaan tahun lalu yang Media visual berupa logo dan visual
termonumenkan yang terjaga dan harus graphic, Verbal berupa tagline.
dilestarikan.
67
BAB IV
KONSEP & HASIL PERANCANGAN
68
merupakan kelompok batuan tertua (Pra Tersier) yang tersingkap di
permukaan daratan Pulau Jawa, dengan umur 120 65 juta tahun.
d. Selain disusun oleh batuan Pra-Tersier berupa batuan beku basa (gabro)
hingga ultra basa (peridotit), Ciletuh juga disusun oleh batuan sedimen
berumur lebih muda, Paleogen, terdiri atas batupasir greywacke, tuf,
batupasir kuarsa dan konglomerat.
2. Product Benefit
a. Memperkenalkan ekowisata baru yang memiliki nilai estetika tinggi,
dapat dipelajari secara keilmuan geologi dan proses pembentukan bumi
yang termonumenkan dengan kata lain sebagai laboratorium alam.
b. Memberikan pilihan untuk orang-orang yang ingin berlibur, menikmati
keindahan alam, kearifan lokal dan sekaligus mempelajari bebatuan
yang terdapat di lembah Ciletuh.
c. Melihat keindahan alam berbentuk amfiteater raksasa.
d. Kawasan Ciletuh akan diresmikan menjadi Geopark Global Network
(GGN) oleh UNESCO pada tahun 2016.
69
3. Consumer Inside
a. Memiliki rasa kepedulian terhadap alam terutama dengan hal-hal yang
menarik untuk dinikmati dan dipelajari dari alam.
b. Mengikuti perkembangan zaman, modern, ekploratif dan aktif.
c. Menyukai wisata petualangan dan senang dengan kebudayaan baru.
70
2. Rasional
Memberikan pengetahuan dan informasi yang jelas tentang
Geopark di Ciletuh, dengan harapan pencitraan baru serta pesan
yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak sasaran.
B. Gaya Hidup
Dengan adanya pencitraan baru yang diaplikasikan pada beberapa
media promosi ini diharapkan dapat menarik minat khalayak sasaran
untuk menjadikan Geopark di Ciletuh tempat wisata pilihan pertama
yang dikunjungi ketika liburan. Dilihat dari tren dan gaya hidup
khalayak sasaran yaitu mencari tempat wisata baru, menantang,
memiliki keunikan, didukung oleh status sosial yaitu kalangan
menengah dan menengah keatas.
71
b. Interest (minat)
Penciptaan identitas serta branding Geopark di Ciletuh ini berhubungan
dengan bagaimana khalayak sasaran dapat berminat mengenal dan berkunjung
ke kawasan ini, karena tujuan penelitian ini adalah bagaimana carannya
Geopark di Ciletuh ini dapat dikenal serta diterima oleh khalayak sasaran.
Sesudah khalayak sasaran memberikan perhatian pada identitas Geopark di
Ciletuh maka timbul rasa ketertarikan (minat) untuk mencari informasi yang
didapatkan dari media sosial atau dari orang lain.
c. Desire (keinginan)
d. Action (tindakan)
Ada beberapa tahapan media utama dan media pendukung dalam proses dalam
AIDA, seperti dibawah ini:
72
Poster dan Website.
Poster disebar
diseluruh hotel di
umumnya di Jawa
Barat dan
khususnya di
Sukabumi.
Desire Brosur, Postcard 10 Juli 2014 Brosur dan
(Keinginan) Poscard,
ditempatkan di
Hotel, kereta api
dan museum
geologi.
Action (Tindakan) Sign System,, Peta 20 Juli 2014 Di dalam kawasan
Kreatif, X-banner, geopark Ciletuh.
Kartu nama,
73
2. Efektif
Menjelaskan kepada masyarakat disekitar geopark dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti sehingga dalam penentuan visual dan
verbal dalam penyampaian pesan harus tepat kepada khalayak sasaran.
3. Selektif
Harus selektif dan tepat untuk pemilihan elemen visual, media promosi
dan menempatkan media promosi.
4. Persuasif
Informasi mengenai Geopark di Ciletuh disampaikan dengan jelas dan
berisi ajakan untuk membuat khalayak sasaran merubah sikap dari yang
tidak mengenal menjadi mengenal apa itu Geopark di Ciletuh.
5. Reminder
Membuat media-media yang dapat mengingat terus menerus tentang
Geopark di Ciletuh.
74
4.4.1 Biaya Media
No. Jenis Media Biaya Jumlah
Luar Ruang Dalam Ruang
1 Gapura Video Teaser Rp.
10.000.000
2 Instalasi Logo Rp.
12.500.000
3 Sign System Rp.
2.000.000
4 Poster, brosur, Rp.
booklet, x-benner 5.00.000
5 Kaos Rp.
2.00.000
6 Cendra Mata Rp.
1.000.000
Jumlah Rp.
27.000.000,-
2. Pengajuan 1 Juli
Proposal
Anggaran
Media Kepada
75
PT. Bioparma
sebagai CSR
dengan PAPSI,
KESDM,
DISBUDPAR
Kab.
Sukabumi
3. Pembuatan 15
Gapura, Juli
Cendramata
logo, tugu,
Sign System
dan Web.
4. Hak Paten Akhir
Logo Juli
5. Penyebaran 1
Poster, Agustus
booklet,
Postcard,
brosur, x-
banner
6. Peresmian Desember
Geopark 2014
Nasional
76
4.5 Konsep Visual
1. Bentuk
Membuat sebuah bentuk yang terinspirasi dari beberapa keunikan yang
terdapat di dalam kawasan Geopark di Ciletuh seperti, bentuk kawasan
yang menyerupai tapal kuda dan kontur tebing.
2. Warna
Menggunakan warna yang mendominasi pada bebatuan yang berada pada
tebing (lihat tabel 4.1) yang merupakan bebatuan yang berjenis melange
yang terdapat didalam perut bumi yang terangkat kepermukaan dataran.
Desain warna dipilih sesuai dengan konsep media utama.
77
3. Tipografi
Menciptakan tipografi yang berjenis sans serif yang terinspirasi dari
bebatuan tebing yang tajam agar serasi dengan logo. Tipografi yang
terkesan kuat dan tajam pada bagian ujung, sebagai bekut:
4. Layout
Menggunakan elemen yang berada di dalam kawasan Geopark Ciletuh
dengan sistem baca dari sudut kiri ke kanan atas dan kiri ke kanan bawah
dengan sistem zig-zag.
5. Ilustrasi
Menggunakan ilustrasi berupa foto landscape, icon dan elemen logo.
78
mempromosikan hasil perancangan brand identity untuk Geopark di
Ciletuh, seperti:
1. Event
Mengadakan atau mengikuti sebuah even yang bertemakan pariwisata dan
geopark, kegiatan even ini diselenggarakan pada setiap setahun sekali
disetiap provinsi di Indonesia. Stand booth di display dengan tujuan untuk
menyampaikan informasi. Untuk menarik perhatian maka gambaran
display sebagai berikut:
2. Ruang Publik
a. Transportasi umum
Menggunakan transportasi umum sebagai salah satu media untuk
mempromosikan Geopark di Ciletuh yang diberikan visual berupa
foto, logo dan tagline yang dicetak dengan ukuran besar memenuhi
bagian samping kendaraan, seperti: bus parawisata dan mobil travel.
b. Hotel
Penyebaran brosur, poscard dan booklet diseluruh hotel yang berada di
Kabupaten dan Kota Sukabumi. Diposisikan di meja lobi hotel dengan
display yang memanfaatkan bahan dari kayu daur ulang.
79
3. Media Internet
Media internet merupakan salah satu media promosi yang perlu untuk
mendukung brand identity geopark di Ciletuh. Media internet yang dipilih
adalah website, vimeo dan youtube.
80
Sementara itu logo ini merupakan sebuah inovasi dari bentuk logo yang
pada umumnya berbentuk dua dimensional (2D) dan sebuah prediksi logo
yang akan berkembang pada tahun 2016 karena kawasan ini akan diakui
oleh dunia pada tahun tsb.
Warna logo terinspirasi dari sebuah batu melange yang identik terlihat
berada berdampingan dengan air terjun yang merupakan salah satu daya
tarik wisatawan untuk berkunjung ke kawasan ini. Warna coklat dan coklat
muda mempunyai makna, bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan,
dinamis, kontur, kehangatan, berkumpul, manis, kuat, beraktifitas dan
alam.
81
Gambar 4.4 Sketsa logo
(Dokumen Penulis, 2014)
82
Setelah melakukan riset dan analisis mengenai geopark di Ciletuh dan
berbagai referensi mengenai prediksi desain yang akan ada pada tahun 2016,
maka penulis membuat beberapa macam alternatif desain mulai dari brain
storming mengenai bentuk desain, proses manual, pemilihan warna, tata letak,
sampai dengan digital. Maka terpilih desain visual perancangan brand identity
untuk kawasan geopark di Ciletuh, sebagai berikut:
83
a. Warna logo dalam satu warna
84
Gambar 4.10 Perbandingan ukuran
(Dokumen Penulis, 2014)
85
c. Logo dan Standarisasi
Seluruh kriteria teknis penggunaan logo harus berdasarkan pada
ketentuan yang sudah ditetapkan. Untuk menghindari kesalahan
penempatan logo, harus diingat beberapa hal:
1. Konfigurasi I: Logo gram berada di samping kiri dan logo type di
samping kanan, dituliskan dalam satu baris dengan perbadingan
9:4 (lihat gambar 4.10).
2. Konfigurasi II: Logo gram di atas dan logo type di bawah.
3. Konfigurasi III: Logo utama tidak didampingi dengan
tagline/slogan, dengan tujuan untuk mengatur alur keterbacaan
dan kesan yang ekskusif.
4. Konfigurasi IV: Apabila diperlukan logo dapat disatukan dengan
tagline (lihat gambar 4.11).
3. Aplikasi
86
Gambar 4.14 Kartu nama
(Dokumen Penulis, 2014)
87
Gambar 4.16 Amplop kecil
(Dokumen Penulis, 2014)
88
Gambar 4.18 Kerta memo
(Dokumen Penulis, 2014)
89
Gambar 4.20 Gapura
(Dokumen Penulis, 2014)
90
Gambar 4.22 Cendra mata
(Dokumen Penulis, 2014)
91
Gambar 4.24 Sign System
(Dokumen Penulis, 2014)
92
Gambar 4.26 Booklet
(Dokumen Penulis, 2014)
93
Gambar 4.28 Video Teaser
(Dokumen Penulis, 2014)
94
Gambar 4.30 Mobil Travel
(Dokumen Penulis, 2014)
95
Gambar 4.32 CD & Tote bag
(Dokumen Penulis, 2014)
96
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
97
Daftar Pustaka
Dameria, Anne (2007), Color Basic (Panduan Dasar Warna Untuk Desainer &
Industri Grafika), Link&Match Grafik, Jakarta
Gobe, March, (2001) Emotional Branding, Jean V. Naggar Literary Agency, New
York
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, (2008), Prinsip Prinsip Pemasaran (Alih
bahasa Bob Sabran) Jilid 1 Edisi keduabelas, Erlangga, Jakarta
Prof. Dr. Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
CV Alfabeta, Bandung
98
Jurnal
Oman Abdurahman, Dokumen Badan Geologi Jawa Barat, , Ketua Tim Geopark
Jabar: 2013.
Suwirna, Bayu Made Bagus. (2011), Desain Komunikasi Visual Dalam Usaha
Mempromosikan POP HARRIS HOTEL di Jalan Teuku Umar No. 74
A DENPASAR-BALI
Website:
99
LAMPIRAN 1
(Foto di dalam kawasan)
100
Pemukiman warga di kawasan geopark (1)
(sumber: dokumen penulis 2014)
101
Pembuatan gula merah di kawasan geopark
(sumber: dokumen penulis 2014)
102
Aliran sungai di dalam kawasan geopark
(sumber: dokumen penulis 2014)
103
Salah satu bebatuan di Teluk Ciletuh
(sumber: dokumen penulis 2014)
104
Curug Cimarinjung di kawasan geopark
(sumber: dokumen penulis 2014)
105
Curug Tengah di dalam kawasan geopark
(sumber: dokumen penulis 2014)
106
Batu Kodok di dalam kawasan geopark
(sumber: dokumen Badan Geologi Jawa Barat 2013
107
Kuesioner
108
LAMPIRAN 2
(Proses Desain)
109
110
111
112
113
114
115
LAMPIRAN 3
(Video Teaser)
116
117
118
119
LAMPIRAN 4
(Modeling Peta Wisata)
120