B. LATAR BELAKANG
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2013 mengumpulkan data mengenai
kesehatan indera penglihatan. Berdasarkan survei kebutaan tahun 1993, angka kebutaan
Indonesia mencapai 1,5% dari seluruh populasi. Pada tahun 2003 telah dilaporkan melalui
sebuah penelitian di Sumatera bahwa angka kebutaan pada kedua mata sebesar 2,2%. Dan
pada tahun 2007 sebuah survei di Purwakarta Jawa Barat mengemukakan angka kebutaan
1,67%. Angka kebutaan yang besar ini menempatkan angka kebutaan di Indonesia menjadi
yang tertinggi kedua di dunia setelah Ethiopia.
Setelah dilakukan Survei Kesehatan Indera Pendengaran (19941996) dengan sampel
sebesar 19.375 di 7 Propinsi ( Sumbar, Sumsel, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel dan Sulut) baru
diperoleh gambaran dari besaran masalah kesehatan telinga dan pendengaran di Indonesia.
Berdasarkan survei tsb. diketahui angka morbiditas telinga ( ICD X) 18.5%. Sedangkan
prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian masing masing 16.8 % dan 0.4 %. Bila saat
ini jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 214,1 juta berarti diperkirakan terdapat 36 juta
orang yang mengalami gangguan pendengaran dan 850.000 orang penderita ketulian.
Dan pada tahun 2015 berdasarkan data di Puskesmas Bua adanya masalah kesehatan
pada penglihatan yaitu katarak sebanyak 38 orang dan masalah kesehatan pada pendengaran
yaitu OMSK sebanyak 27 orang. Pada tahun 2016 penderita katarak sebanyak 47 orang dan
OMSK sebanyak 40 orang.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran peserta didik.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku peserta didik dalam memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan pendengaran.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran
peserta didik melalui deteksi dini.
F. SASARAN
Sasaran dari kegiatan adalah siswa SD kecamatan Bua
T : TERTIB
Tertib dalam setiap pelaksanaan kegiatan dengan mematuhi standar operasional
prosedur.
A : ANTISIPASI
Pemeriksaan mata dan telinga secara komprehensif salah satu cara untuk mengantisipasi
berbagai masalah penglihatan dan pendengaran.
L. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat untuk digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan program indera.
B. LATAR BELAKANG
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2013 mengumpulkan data mengenai
kesehatan indera penglihatan. Berdasarkan survei kebutaan tahun 1993, angka kebutaan
Indonesia mencapai 1,5% dari seluruh populasi. Pada tahun 2003 telah dilaporkan melalui
sebuah penelitian di Sumatera bahwa angka kebutaan pada kedua mata sebesar 2,2%. Dan
pada tahun 2007 sebuah survei di Purwakarta Jawa Barat mengemukakan angka kebutaan
1,67%. Angka kebutaan yang besar ini menempatkan angka kebutaan di Indonesia menjadi
yang tertinggi kedua di dunia setelah Ethiopia.
Setelah dilakukan Survei Kesehatan Indera Pendengaran (19941996) dengan sampel
sebesar 19.375 di 7 Propinsi ( Sumbar, Sumsel, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel dan Sulut) baru
diperoleh gambaran dari besaran masalah kesehatan telinga dan pendengaran di Indonesia.
Berdasarkan survei tsb. diketahui angka morbiditas telinga ( ICD X) 18.5%. Sedangkan
prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian masing masing 16.8 % dan 0.4 %. Bila saat
ini jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 214,1 juta berarti diperkirakan terdapat 36 juta
orang yang mengalami gangguan pendengaran dan 850.000 orang penderita ketulian.
Dan pada tahun 2015 berdasarkan data di Puskesmas Bua adanya masalah kesehatan
pada penglihatan yaitu katarak sebanyak 38 orang dan masalah kesehatan pada pendengaran
yaitu OMSK sebanyak 27 orang. Pada tahun 2016 penderita katarak sebanyak 47 orang dan
OMSK sebanyak 40 orang.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan peserta didik.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku peserta didik dalam memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan pendengaran.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran
peserta didik melalui deteksi dini.
F. SASARAN
Sasaran dari kegiatan adalah siswa SD kecamatan Bua
A : ADIL
Berlaku adil tanpa membedakan status dan golongan dalam pemberian pelayanan
kepada masyarakat.
T : TERTIB
Tertib dalam setiap pelaksanaan kegiatan dengan mematuhi standar operasional
prosedur.
A : ANTISIPASI
Pemeriksaan mata dan telinga secara komprehensif salah satu cara untuk mengantisipasi
berbagai masalah penglihatan dan pendengaran.
L. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat untuk digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan program indera.