Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMERIKSAAN KELAINAN MATA DAN


TELINGA DI SEKOLAH
BULAN SEPTEMBER

UPTD PUSKESMAS BUA


TAHUN 2017
A. PENDAHULUAN
Mata adalah salah satu indera penting bagi manusia, melalui mata manusia menyerap
informasi visual yng digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan namun gangguan
terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan hingga gangguan yang berat
yang dapat mengakibatkan kebutaan.

Upaya mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan perlu


mendapatkan perhatian. Untuk menangani permasalahan kebutaan dan gangguan penglihatan
diseluruh dunia.di Indonesia vision 2020 telah dicanangkan pada tanggal 15 februari 2000.
Oleh ibu megawati soekarnoputri sebagai wakil presiden saat itu. Dua penyebab terbanyak
adalah gangguan refraksi dan katarak, yang keduanya dapat ditangani dengan hasil yang baik
dan cost-effective di berbagai negara termasuk Indonesia.

Telah diketahui bahwa gangguan pendengaran ( hearing impairment) atau ketulian


(deafness) mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun
Negara. Penderita akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya,
terisolasi. Kehilangan kesempatan dalam aktualisasi diri, mengikuti pendidikan formal di
sekolah umum, kehilangan kesempatan memperoleh pekerjaan; yang pada akhirnya berakibat
pada rendahnya kualitas hidup yang bersangkutan.
Pertemuan WHO (Geneve, 2000) menyatakan bahwa 50 % gangguan pendengaran
dapat dicegah (Preventable deafness) melalui kegiatan Primary Health
Centre (PUSKESMAS).
Adapun faktor faktor penyebab gangguan pendengaran yang dapat dicegah adalah :
1. OMSK ( Otitis Media Supuratif Kronis)
2. Pemaparan bising
3. Pemakaian obat ototoksik
4. Infeksi selaput otak ( meningitis)
5. Pernikahan antar keluarga.

B. LATAR BELAKANG

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2013 mengumpulkan data mengenai
kesehatan indera penglihatan. Berdasarkan survei kebutaan tahun 1993, angka kebutaan
Indonesia mencapai 1,5% dari seluruh populasi. Pada tahun 2003 telah dilaporkan melalui
sebuah penelitian di Sumatera bahwa angka kebutaan pada kedua mata sebesar 2,2%. Dan
pada tahun 2007 sebuah survei di Purwakarta Jawa Barat mengemukakan angka kebutaan
1,67%. Angka kebutaan yang besar ini menempatkan angka kebutaan di Indonesia menjadi
yang tertinggi kedua di dunia setelah Ethiopia.
Setelah dilakukan Survei Kesehatan Indera Pendengaran (19941996) dengan sampel
sebesar 19.375 di 7 Propinsi ( Sumbar, Sumsel, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel dan Sulut) baru
diperoleh gambaran dari besaran masalah kesehatan telinga dan pendengaran di Indonesia.
Berdasarkan survei tsb. diketahui angka morbiditas telinga ( ICD X) 18.5%. Sedangkan
prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian masing masing 16.8 % dan 0.4 %. Bila saat
ini jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 214,1 juta berarti diperkirakan terdapat 36 juta
orang yang mengalami gangguan pendengaran dan 850.000 orang penderita ketulian.

Dan pada tahun 2015 berdasarkan data di Puskesmas Bua adanya masalah kesehatan
pada penglihatan yaitu katarak sebanyak 38 orang dan masalah kesehatan pada pendengaran
yaitu OMSK sebanyak 27 orang. Pada tahun 2016 penderita katarak sebanyak 47 orang dan
OMSK sebanyak 40 orang.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran peserta didik.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku peserta didik dalam memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan pendengaran.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran
peserta didik melalui deteksi dini.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pemeriksaan kelainan mata dan a. Pengisian biodata siswa
telinga di Sekolah b. Pemeriksaan Kesehatan
c. Pencacatan dan pelaporan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


No Rincian Kegiatan Cara Melaksanakan
1. Pengisian biodata siswa Mengisi biodata siswa

2. Melakukan pemeriksaan Melaksanakan pemeriksaan kesehatan


kesehatan berkala pada siswa berupa : menimbang BB, mengukur TB,
sekolah dasar memeriksa tanda-tanda vital, memeriksa
kesehatan mata dan telinga
3. Pencacatan dan pelaporan Merekap hasil pemeriksaan ke dalam
format rekapitulasi penjaringan kesehatan
dan membuat surat rujukan bagi hasil
penjaringan yang memerlukan rujukan.

F. SASARAN
Sasaran dari kegiatan adalah siswa SD kecamatan Bua

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Tanggal Kegiatan Pokok Lokasi Pelaksana


1. 4-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 62 Larelare Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
2. 5-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN Toddopuli Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
3. 6-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata MIS 21 Almanar Nurul Huda, S,Kep, Ns
Lamone
dan telinga di sekolah
4. 7-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 364 Labokke Nurul Huda, S,Kep, Ns
Puty
dan telinga di sekolah
5. 8-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 250 Nurul Huda, S,Kep, Ns
Karangkarangan
dan telinga di sekolah
6. 9-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 479 Lengkong Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
7. 11-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 619 Pakkalolo Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
8. 12-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 573 Pabatang Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
9. 13-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 586 Raja Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
10. 14-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 625 Minanga Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
11. 15-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 64 Balambang Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
12. 16-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 439 Nurul Huda, S,Kep, Ns
Pammesakang
dan telinga di sekolah
13. 18-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 66 Dangkang Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
14. 19-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 478 Barowa Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
15. 20-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 251 Sakti Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
16. 22-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 367 Nurul Huda, S,Kep, Ns
Pabbarasseng
dan telinga di sekolah
17. 23-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 369 Tiromanda Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
18. 25-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 67 Bangkudu Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
19. 26-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 63 Kandoa Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
20. 27-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 65 Bua Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah
21. 28-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 605 Nurul Huda, S,Kep, Ns
Padangkalua
dan telinga di sekolah
22. 29-9-2017 Pemeriksaan kelainan mata SDN 536 Sapang Nurul Huda, S,Kep, Ns
dan telinga di sekolah

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi dilaksanakan setelah melaksanakan kegiatan yang terdiri dari : tepat waktu,
sasaran, tempat dan target indikator kinerja sesuai dengan SPM.

I. PENCACATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencacatan kegiatan dilaksanakan berdasarkan format yang telah disiapkan dan dilaporkan
dalam periode waktu bulanan ke dinas kesehatan, kabupaten serta mengevaluasi hasil
kegiatan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya.

J. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


1. Peran lintas program
a. Promkes membantu dalam proses penyebaran informasi kesehatan kepada siswa
b. Tenaga medis membantu dalam meneggakkan diagnosa dan tatalaksana kasus.
2. Peran lintas sektor
Sekolah berperan dalam meningkatkan kerjasama antara guru dengan orang tua murid
dan petugas kesehatan dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di
lingkungan sekolah.
K. TATA NILAI PROGRAM
M : METAMORFOSIS
Mulailah melakukan perubahan dengan mendeteksi secara dini, memelihara kesehatan
dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan pendengaran
A : ADIL
Berlaku adil tanpa membedakan status dan golongan dalam pemberian pelayanan
kepada masyarakat.

T : TERTIB
Tertib dalam setiap pelaksanaan kegiatan dengan mematuhi standar operasional
prosedur.

A : ANTISIPASI
Pemeriksaan mata dan telinga secara komprehensif salah satu cara untuk mengantisipasi
berbagai masalah penglihatan dan pendengaran.

L. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat untuk digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan program indera.

Bua, 2 Agustus 2017


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Bua Penanggung jawab Indera

dr. H. Bunadi, M.kes Nurul Huda, S. Kep, Ns


Nip. 197005192000121002 Nip. 198608092009032003
KERANGKA ACUAN TAHUNAN
PROGRAM INDERA

UPTD PUSKESMAS BUA


TAHUN 2017
A. PENDAHULUAN
Mata adalah salah satu indera penting bagi manusia, melalui mata manusia menyerap
informasi visual yng digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan namun gangguan
terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan hingga gangguan yang
beratyang dapat mengakibatkan kebutaan.

Upaya mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan perlu


mendapatkan perhatian. Untuk menangani permasalahan kebutaan dan gangguan penglihatan
diseluruh dunia.di Indonesia vision 2020 telah dicanangkan pada tanggal 15 februari 2000.
Oleh ibu megawati soekarnoputri sebagai wakil presiden saat itu. Dua penyebab terbanyak
adalah gangguan refraksi dan katarak, yang keduanya dapat ditangani dengan hasil yang baik
dan cost-effective di berbagai negara termasuk Indonesia.

Telah diketahui bahwa gangguan pendengaran ( hearing impairment) atau ketulian


(deafness) mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun
Negara. Penderita akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya,
terisolasi. Kehilangan kesempatan dalam aktualisasi diri, mengikuti pendidikan formal di
sekolah umum, kehilangan kesempatan memperoleh pekerjaan; yang pada akhirnya berakibat
pada rendahnya kualitas hidup yang bersangkutan.
Pertemuan WHO (Geneve, 2000) menyatakan bahwa 50 % gangguan pendengaran
dapat dicegah (Preventable deafness) melalui kegiatan Primary Health
Centre (PUSKESMAS).
Adapun faktor faktor penyebab gangguan pendengaran yang dapat dicegah adalah :
1. OMSK ( Otitis Media Supuratif Kronis)
2. Pemaparan bising
3. Pemakaian obat ototoksik
4. Infeksi selaput otak ( meningitis)
5. Pernikahan antar keluarga.

B. LATAR BELAKANG

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2013 mengumpulkan data mengenai
kesehatan indera penglihatan. Berdasarkan survei kebutaan tahun 1993, angka kebutaan
Indonesia mencapai 1,5% dari seluruh populasi. Pada tahun 2003 telah dilaporkan melalui
sebuah penelitian di Sumatera bahwa angka kebutaan pada kedua mata sebesar 2,2%. Dan
pada tahun 2007 sebuah survei di Purwakarta Jawa Barat mengemukakan angka kebutaan
1,67%. Angka kebutaan yang besar ini menempatkan angka kebutaan di Indonesia menjadi
yang tertinggi kedua di dunia setelah Ethiopia.
Setelah dilakukan Survei Kesehatan Indera Pendengaran (19941996) dengan sampel
sebesar 19.375 di 7 Propinsi ( Sumbar, Sumsel, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel dan Sulut) baru
diperoleh gambaran dari besaran masalah kesehatan telinga dan pendengaran di Indonesia.
Berdasarkan survei tsb. diketahui angka morbiditas telinga ( ICD X) 18.5%. Sedangkan
prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian masing masing 16.8 % dan 0.4 %. Bila saat
ini jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 214,1 juta berarti diperkirakan terdapat 36 juta
orang yang mengalami gangguan pendengaran dan 850.000 orang penderita ketulian.

Dan pada tahun 2015 berdasarkan data di Puskesmas Bua adanya masalah kesehatan
pada penglihatan yaitu katarak sebanyak 38 orang dan masalah kesehatan pada pendengaran
yaitu OMSK sebanyak 27 orang. Pada tahun 2016 penderita katarak sebanyak 47 orang dan
OMSK sebanyak 40 orang.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan peserta didik.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku peserta didik dalam memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan pendengaran.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran
peserta didik melalui deteksi dini.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pemeriksaan kelainan mata dan a. Pengisian biodata siswa
telinga di Sekolah b. Pemeriksaan Kesehatan
c. Pencacatan dan pelaporan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


No Rincian Kegiatan Cara Melaksanakan
1. Pengisian biodata siswa Mengisi biodata siswa

2. Melakukan pemeriksaan Melaksanakan pemeriksaan kesehatan


kesehatan berkala pada siswa berupa : menimbang BB, mengukur TB,
sekolah dasar memeriksa tanda-tanda vital, memeriksa
kesehatan mata dan telinga
3. Pencacatan dan pelaporan Merekap hasil pemeriksaan ke dalam
format rekapitulasi penjaringan kesehatan
dan membuat surat rujukan bagi hasil
penjaringan yang memerlukan rujukan.

F. SASARAN
Sasaran dari kegiatan adalah siswa SD kecamatan Bua

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
No Kegiatan Pokok Lokasi Penanggung jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pemeriksaan 22 SD Nurul Huda,S.Kep.Ns
kelainan mata
dan telinga di
Sekolah

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi dilaksanakan setelah melaksanakan kegiatan yang terdiri dari : tepat waktu,
sasaran, tempat dan target indicator kinerja sesuai dengan SPM.

I. PENCACATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencacatan kegiatan dilaksanakan berdasarkan format yang telah disiapkan dan dilaporkan
dalam periode waktu bulanan ke dinas kesehatan, kabupaten serta mengevaluasi hasil
kegiatan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya.

J. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


1. Peran lintas program
a. Promkes membantu dalam proses penyebaran informasi kesehatan kepada siswa
b. Tenaga medis membantu dalam meneggakkan diagnosa dan tatalaksana kasus.
2. Peran lintas sektor
Sekolah berperan dalam meningkatkan kerjasama antara guru dengan orang tua murid
dan petugas kesehatan dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di
lingkungan sekolah.
K. TATA NILAI PROGRAM
M : METAMORFOSIS
Mulailah melakukan perubahan dengan mendeteksi secara dini, memelihara kesehatan
dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan pendengaran

A : ADIL
Berlaku adil tanpa membedakan status dan golongan dalam pemberian pelayanan
kepada masyarakat.

T : TERTIB
Tertib dalam setiap pelaksanaan kegiatan dengan mematuhi standar operasional
prosedur.

A : ANTISIPASI
Pemeriksaan mata dan telinga secara komprehensif salah satu cara untuk mengantisipasi
berbagai masalah penglihatan dan pendengaran.

L. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat untuk digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan program indera.

Bua, 5 Januari 2017


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Bua Penanggung jawab Indera

dr. H. Bunadi, M.kes Nurul Huda, S. Kep, Ns


Nip. 197005192000121002 Nip. 198608092009032003

Anda mungkin juga menyukai