Anda di halaman 1dari 15

BAB I

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : An. SA

Usia : 6 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Rawa Tengah

Masuk Rumah Sakit : 8 Mei 2014

Nama Orang Tua : Tn. AS

ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)

Keluhan Utama : Demam sejak 2 hari SMRS

Keluhan Tambahan : Demam berulang dirasakan sudah + 1 bulan, batuk, pilek, sakit m
enelan, mual, nafsu makan menurun, kurang minum, BAK: TA
K, BAB: cair di pempers
Riw. Peny. Sekarang : Os datang bersama ibu dan ayahnya ke RSIJ Cempaka Putih
dengan keluhan demam tinggi yang dirasakan 2 hari yang lalu. Os
mengeluhkan demam berulang yang dirasakan + 1 bulan. Demam
disertai batuk dan pilek dirasakan 1 bulan dan sudah diobati
dengan obat penurun panas, antibiotik, obat batuk dan pilek.
keluhan dirasakan berkurang setelah meminum obat, tetapi bila
obat habis keluhan timbul kembali. + 1 minggu SMRS os
menghirup pengawet yang ada pada sepatu. 2 hari SMRS demam
dirasakan tinggi hingga menggigil disertai batuk, pilek, sakit

1
menelan, mual, nafsu makan menurun, kurang minum, BAK:
(TAK), BAB: cair di pempers lalu orangtua os membawa ke
UGD RSIJ tetapi tidak dirawat. Demam tinggi dirasakan lagi oleh
os sehingga os membawa lagi ke UGD RSIJ dan os dirawat.

Riw. Peny. Dahulu : Os belum pernah mengalami demam seperti ini sebelumnya. Os
mempunyai riwayat TBC pada saat usia os 8 bulan.

Riw. Peny. Keluarga : Menurut ibu pasien, kakek os sakit paru-paru sesak nafas.

Riw. Pengobatan : OS sudah berobat ke klinik sebanyak 4x diberikan obat penurun


panas, antibiotik, obat batuk dan pilek.

Riw. Kelahiran : Lahir SC (pre eklamsi), BB lahir = 2400 gr, PB lahir = 49 cm.

Riw. Kehamilan Ibu : Ibu OS rutin ANC di dokter.

Riw. Pola Makanan : Makan nasi dan lauk pauk, suka jajan sembarangan.

Riw. Imunisasi : Hepatitis B : 3 kali BCG : 1 kali

Polio : 6 kali DPT : 5 kali

Campak : 3 kali

Kesan : Imunisasi dasar lengkap

Riw. Tumbuh Kembang : Duduk usia 8 bulan

Berbicara mama-papa usia 9 bulan

Berjalan usia 12 bulan

Kesan : Tumbuh Kembang sesuai usia

Riw. Alergi : Os alergi terhadap debu.

Riw. Psikososial : Os tinggal bersama orangtuanya, os suka jajan sembarangan.

2
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Compos Mentis, tampak sakit sedang

TTV : Suhu : 38,5 oC

Nadi : 110 x/menit

Pernapasan : 26 x/menit

STATUS ANTROPOMETRI

Berat Badan : 16 kg

Panjang Badan : 111 cm

16
BB/U = X 100% = 80% Gizi baik
20

111
TB/U = X 100% = 96,5% Baik/normal
115

16
BB/TB = X 100% = 84,2% Gizi baik
19

Kesan : Gizi baik

STATUS GENERALIS

Kepala : Normochepal

Rambut : Hitam

Alis : Hitam, tidak rontok

Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema (-/-)

3
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-/-), deviasi septum (-/-),sekret (+/+), perdarahan (-/-)

Telinga : Normotia, serumen (-/-)

Mulut : Bibir lembab, perdarahan gusi (-), faring hiperemis (+), Tonsil = T1-T1

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thoraks

INSPEKSI PALPASI PERKUSI AUSKULTASI


PARU Simetris, Bagian dada yang Sonor dikedua Vesikular +/+
pergerakan tertinggal (-) lapang paru Rhonki -/-
dada simetris, Wheezing -/-
retraksi
intercosta (-)
JANTUNG Ictus cordis Ictus cordis teraba di redup BJ 1 & 2
tidak terlihat IC 5 tunggal,
murmur (-),
gallop (-)
ABDOMEN Permukaan Supel, nyeri tekan (-) Tympani Bising usus (+)
perut tampak
datar

Ekstremitas Atas bawah

Akral : hangat hangat

Sianosis : -/- -/-

Edema : -/- -/-

RCT : < 2 < 2

Anus & Genitalia : Dalam batas normal

4
RESUME :

An. Perempuan, 6 tahun datang dengan keluhan utama demam sejak 2 hari SMRS. Demam
berulang dirasakan sudah + 1 bulan disertai batuk, pilek, sakit menelan, mual, nafsu makan me-
nurun, kurang minum, BAK : TAK, BAB: cair di pempers. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan
suhu 38,5C, nadi 110 x/menit, nafas 26x/menit, faring hiperemis.

Hasil Laboratorium

8 Mei 2014
Hasil Satuan Nilai Normal
Hb 12,7 g/dL 10,8 15,6
HT 38 % 33 -45
Trombosit 260 ribu/L 184 - 488
Leukosit 6,93 ribu/L 4,50 13,50
Eritrosit 4,52 10 ^6/L 3,80 5,80
MCV/VER 85 fL 69 - 93
MCH/HER 28 Pg 22 34
MCHC/KHER 33 g/dL 32 - 36

Widal

S. typhi To + 1/80
S. typhi TH -
S. paratyphi AO -
S. paratyphi AH -
S. paratyphi BO + 1/80
S. paratyphi BH -
S. paratyphi CO -
S. paratyphi CH -

5
Hasil foto thorax

9 Mei 2014
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Warna kuning kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Sedimen
Leukosit 1-3 /LPB 0-5
Eritrosit 0-1 /LPB <=3
Silinder -
Sel epitel Gepeng (1+) (1+)
Kristal - -
Bakteria - -

6
Berat jenis 1.015 1.005 1.030
pH 6.0 5.0 7.0
Protein - - (< 30) mg/dL
Glukosa - - (< 100) mg/dL
Keton - -
Darah samar Hb - -
Bilirubin - -
Urobilinogen 0.2 mg/dL 0.2 1.0
Nitrit - -
Leukosit esterase - -

10 Mei 2014
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi lengkap
Hb 12.0 g/dL 10.8 15.6
Leukosit 4.59 ribu/L 4.50 13.50
Hitung Jenis
Basofil 0 % 01
Eosinofil 0 % 24
Neutrofi batang 3 % 35
Neutrofil segmen 34 % 25 60
Limfosit 56 % 25- 50
Monosit 7 % 1- 6
LED 20 Mm 0 20
Trombosit 208 ribu/L 184 - 488
HT 36 % 33 45
Eritrosit 4.35 10 ^6/L 3.80 5.80
Jumlah retikulosit
Absolut 13 ribu/L 25 75

7
Persen 0.29 % 0.50 2.00
MCV/VER 83 fL 69 93
MCH/HER 28 Pg 22- 34
MCHC/KHER 33 g/dL 32 36

12 Mei 2014
Hasil Satuan Nilai Normal
Hb 12,4 g/dL 10,8 15,6
HT 37 % 33 -45
Trombosit 208 ribu/L 184 - 488
Leukosit 3,33 ribu/L 4,50 13,50
Eritrosit 4,37 10 ^6/L 3,80 5,80
MCV/VER 84 fL 69 - 93
MCH/HER 28 Pg 22 34
MCHC/KHER 34 g/dL 32 - 36

Diagnosa :

Diagnosis Klinis : Bronkitis

Diagnosis Imunisasi : Imunisasi lengkap

Diagnosis Tumbuh kembang : Tumbuh kembang baik

Diagnosis Gizi : Gizi baik

8
Terapi

Terapi cairan Ass 16 kg

10 kg x 100 cc = 1000 cc

6 kg x 50 cc = 300 cc +
1300 cc
10C 12,5%
38,50C (2 x 12,5%) + 1300 cc = 1300,25
1300 15
2460
= 13,54 = 14

Paracetamol syr 10-15mg/kgbb

10mg x 16 = 160mg

(160 mg) x (5ml/125mg) = 6,4 ml 3 x 1,5 cth

Puyer nafsu makan 2x1 bungkus


Ceftazidime 30-100 mg/kgbb/hari
30 x 16 = 480 mg 3x 500 mg
Kalmetasone 0,5 9 mg/hari
2 mg/hari

9
FOLLOW UP

Hari/ Subjektif Objektif Assesme Planning


tanggal nt
9/5/2014 Demam (+) Suhu 38,4 0C Febris Infus RL
Batuk kering (+) Nadi : 84x/m ISPA Cek hematologi
Pilek (+) Nafas: 28x/m lengkap
Sakit menelan (+) Terapi Lanjut
Napsu makan - Pct syr 3x 1,5 cth
menurun. - P.nafsu makan 2x1
BAB : - - Ceftazidime 3x500 mg
- Kalmetasone 2mg

10/5/2014 Demam Suhu 36,9 0C Febris Terapi lanjut


( naik,turun ) Nadi : 118x/m ISPA
Batuk kering (+) Nafas: 24x/m
Pilek (+) Hb: 12,0
Sakit menelan (+) HT:36
Napsu makan Tr: 104.000
menurun. Le: 7.200
BAB : 1x kemarin
malam

11/5/2014 Demam (-) Suhu 36,7 0C Febris Terapi lanjut


Batuk kering (+) Nadi : 104x/m ISPA Cek HHTL
Pilek (+) Nafas: 24x/m
Sakit menelan (+)
Napsu makan
menurun.

12/5/2014 Demam (-) Suhu 36,5 0C Febris Terapi lanjut


Batuk kering (+) Nadi : 95x/m ISPA
Pilek (-) Nafas: 22x/m
Sakit menelan (-) Hb: 12,4
HT:37
Tr: 208.000
Le: 3.300

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Bronkitis adalah proses inflamasi selintas yang mengenai trakea, bronkus utama
dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, serta biasanya akan membaik tanpa
terapi dalam 2 minggu.1
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit. Ada 2 jenis bronkitis yaitu bronkitis
akut dan kronik. Bronkitis akut adalah serangan bronkitis dengan perjalanan penyakit
yang singkat dan berat, disebabkan oleh karena terkena dingin, penghirupan bahan-bahan
iritan, atau oleh infeksi akut, dan ditandai dengan demam, nyeri dada (terutama disaat
batuk), dyspnea, dan batuk. Bronkitis kronik adalah bentuk peradangan yang lama dan
berkesinambungan akibat serangan berulang bronkitis akut atau penyakit-penyakit umum
kronis, dan ditandai dengan batuk, ekspektorasi, dan perubahan sekunder jaringan paru.
Bronchitis kronik didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan
dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut.2

2.2 Etiologi
Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit. Bronchitis biasanya lebih
sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus
influenza, virus parainfluenza, Adenovirus, virus Rubeola, Paramyxovirus, dan
Coxsackie virus. Sedangkan pada bakteri seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae.Sedangkan pada bronchitis kronik dan batuk
berulang adalah sebagai berikut :1,2
1. Spesifik
a) Asma
b) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronchitis).
c) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi

11
mycoplasma, chlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
d) Penyakit paru yang telah ada misalnya bronchiectasis.
e) Sindrom aspirasi.
f) Penekanan pada saluran napas
g) Benda asing
h) Kelainan jantung bawaan
i) Kelainan sillia primer
j) Defisiensi imunologis
k) Kekurangan anfa-1-antitripsin
l) Fibrosis kistik
m) Psiki

2. Non spesifik
a) Asap rokok
b) Polusi udara

3. Epidemiologi
Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak
lainterlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun.
Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan
(didaerah tropis).3

4. Patogenesis

Bronchitis akut terjadi karena adanya respon inflamasi dari membrane mukosa
bronkus. Padakeadaan normal, paru-paru memiliki kemampuan yang disebut
mucocilliarydefence, yaitu sistem penjagaan paru-paru yang dilakukan oleh mukus dan
siliari. Pada pasien dengan bronkhitis akut, sistem mucocilliary defence paru-
parumengalami kerusakan sehingga lebih mudah terserang infeksi. Ketika infeksi timbul,
akan terjadi pengeluaran mediator inflamasi yang mengakibatkan produksi mukus akan
meningkat. Infeksi juga menyebabkan dinding bronkhial meradang dan mengeluarkan
mukus kental (tampak purulen). Adanya mukus kental dari dinding bronkhial dan mukus
yang dihasilkan kelenjar mukus dalam jumlah banyak akan menghambat beberapa aliran
udara kecil dan mempersempit saluran udara besar. Mukus yang kental dan pembesaran

12
bronkhus akan mengobstruksi jalan napasterutama selama ekspirasi sehingga dapat
terdengar wheezing pada pemeriksaan auskultasi.1,4

5. Manifestasi Klinis

Bronkitis biasanya di dahului oleh infeksi pernafasan atas. Khasnya anak datang
dengan: 1,5
Batuk yang sering , kering, pendek, tidak produktif dan timbulnya relatif bertahap,
mulai 3-4 hari sesudah munculnya rhinitis. Dan beberapa hari batuk menjadi
produktif dan sputum berubah menjadi purulen.
Demam
Tanda-tanda nasofaringitis, rhinitis
Ronki, wheezing
Nyeri dada, Napas pendek
Batuk paroksismal atau rasa mencekik pada saat sekresi kadang-kadang disertai
dengan muntah
Badan sangat malaise

13
6. Diagnosis
Anamnesis
Gatal-gatal di kerongkongan
Sakit di bawah sternum
Batuk kering/batuk berdahak
Demam
Nasofaringitis, rhinitis

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea.
Tanda-tanda nasofaringitis.
Paru: ronki basah kasar yg tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk),
wheezing dengan berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik).

Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan dahak maupun rontgen dilakukan untuk membantu
menegakkandiagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. Kultur dahak
untuk membantu mengklasifikasikan penyebab infeksi apakah dari bakteri atau virus.
Sedangkan pada pencitraan dapat dijumpai temuan abnormal seperti atelektasis,
hiperinflasi, dan penebalan peribronkial.

7. Penatalaksanaan
Sebagian besar terapi bronkitis akut viral bersifat suportif. Pada kenyataannya,
kebanyakan rhinitis dapat sembuh tanpa pengobatan sama sekali. Istirahat yang cukup,
kelembaban udara yang cukup, masukan cairan yang adekuat, serta pemberian
asetaminofen pada keadaan demam bila perlu, sudah mencukupi untuk beberapa kasus.
Antibiotik sebaiknya hanya digunakan bila dicurigai adanya infeksi bakteri atau
telah dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang lainnya.
Obat-obat penekan batuk sebaiknya tidak diberikan, karena batuk diperlukan
untuk mengeluarkan sputum. Bila ditemukan wheezing pada pemeriksaan fisis, dapat

diberikan bronkodilator B2-agonis, tetapi diperlukan evaluasi yang seksama terhadap

respons bronkus untuk mencegah pemberian bronkodilator yang berlebihan.1

14
8. Prognosis

Perjalanan dan prognosis penyakit ini bergantung pada tatalaksana yang tepat atau
mengatasi setiap penyakit yang mendasari. Komplikasi yang terjadi berasal dari penyakit
yang mendasari.1

9. Komplikasi
Pada anak lainnya yang sehat komplikasinya sedikit, tetapi pada anak malnutrisi
atau atau mereka yang kesehatannya jelek, dapt terjadi otitis, sinusitis, dan pneumonia.5

15

Anda mungkin juga menyukai