Anda di halaman 1dari 2

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa perhitungan tebal perkerasan jalan lentur untuk umur
rencana 10 tahun dan 20 tahun menggunakan metode Bina Marga dan 20 tahun
untuk metode AASHTO (American Association of State Higway and
Transportation Officials) dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Dari hasil data perhitungan menggunakan metode Bina Marga didapat hasil

LER (lintas ekivalen rata-rata), LER10 = 16,56 dengan ITP = 5,4 dan LER20 =

44,11 dengan ITP = 6,6 dan metode AASHTO didapat EAL (total ekivalen 18

kips ESAL), LEP20 = 10,4843 dengan EAL = 0,145 x 106.

Dengan ketebalan lapisan perkerasan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1: Tebal lapis perkerasan dengan metode Bina Marga dan AASHTO serta
hasil dari lapangan.

Lapis Perkerasan Metode Hasil


Bina Marga AASHTO lapangan
10 tahun 20 tahun 20 tahun 10 tahun
(cm) (cm) (cm) (cm)
Lapis Permukaan 6 10 9 6
Lapis Pondasi Atas 20 20 20 15
Lapis Pondasi Bawah 10 10 10 15

2. Dari hasil analisa didapatkan perbandingan yang berbeda antara metode Bina
Marga dan metode AASHTO yaitu lapis permukaan untuk Bina Marga tahun
ke-10 = 6 cm, dan tahun ke-20 = 10 cm, serta untuk lapis permukaan dengan
metode AASHTO umur rencana 20 tahun = 9 cm. Dari pernyataan tersebut

74
maka metode AASHTO menghasilkan tebal lapis permukaan yang lebih kecil
dari metode Bina Marga dengan tahun yang sama yaitu 20 tahun. Hal ini
dikarenakan perbedaan asumsi dalam perhitungan, batasan-batasan minimum
tebal perkerasan masing-masing metode, serta perhitungan kondisi seperti
lingkungan dan iklim.
3. Perhitungan umur rencana perkerasan dihitung berdasarkan lintas ekivalen
rencana (LER) sehingga dapat diketahui kapan pekerjaan perawatan
dilakukan. Dengan menggunakan LER20 = 44,1087 didapat umur rencana
sebesar = 5 tahun. Jadi pada setiap tahun ke-5 dari umur rencana perkerasan
jalan dilakukan pekerjaan perawatan supaya terhindar dari kerusakan-
kerusakan jalan.

5.2. Saran

Dari beberapa hasil kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diambil yaitu:
1. Dalam merencanakan tebal lapisan perkerasan lentur jalan raya sebaiknya
menggunakan beberapa metode perhitungan yang telah ada dan disesuaikan
dengan kondisi dan keadaan lingkungan. Hal ini bertujuan agar diperoleh
hasil perhitungan yang efektif dan efisien.
2. Untuk menghindari kesalahan dalam merancang, faktor non teknis perancang
harus diperhatikan, agar ketepatan membaca skala nomogram dapat diterima
kebenarannya.
3. Penyesuaian Faktor Regional (FR) sebaiknya lebih diperhatikan lagi dan
perlu meningkatkan kerja sama dengan instansi terkait.

75

Anda mungkin juga menyukai