Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN CERAMAH AGAMA ISLAM

Oleh

Radita Dewi Prasetyani


1218011019
Presensi:11

PENGETAHUAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Taala yang telah mengutus

Muhammad dan menurunkan kitab-kitab, dan menjelaskan kepada hambanya

perkara tuntunan hidup seorang muslim. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah semata, yang tidak memiliki sekutu. Dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, shalawat dan salam semoga
tercurah kepadanya, juga kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Mata kuliah agama adalah mata kuliah yang menekankan tentang ahlak yang baik
dan selalu taat kepada sang maha segalanya yaitu ALLAH swt,dan kumpulan
ceramah ini sangat baik untuk dimanfaatkan kedepannya ,dan terimakasih kepada
yang telah memberikan bimbingannya selama ini,semoga laporan Diskusi agama ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dimaksimalkan sebagaimana fungsinya.
Terimakasih

Bandar Lampung, 7 Juli 2013


Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Tujuan Hidup Muslim


Manusia sebagai makhluk hidup di muka bumi disebut juga sebagai makhluk
sosial, makhluk yang berakal, makhluk agamis, dan makhluk yang monodualistik
(perpaduan antara jasad dan ruh). Keistimewaan manusia terletak pada peranan yang
diembannya yaitu sebagai Khalifah Fil-Ardh atau khalifah di bumi. Kelebihan ini
merupakan pembeda yang jelas dengan makhluk ciptaan Allah yang lain seperti
malaikat, jin, iblis, setan, hewan, tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya yang
tidak diketahui manusia.
Wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah Swt. kepada
manusia untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu hal yang sulit dan berat, karena
Allah Swt. tidak akan membebankan kewajiban kepada sesorang melainkan sesuai
dengan kemampuannya. Kita diberikan akal oleh Allah Swt. dan dengan akal itu pula
kita dapat bertindak dan memulai sesuatu. Memfungsikan akal dapat kita pahami
sebagai upaya manusia dalam menetapkan langkah-langkah secara terarah dan
terukur dan menentukan tujuan hidup serta merealisasikannya dalam kehidupan nyata
manusia.
Karena akal merupakan benda yang statis, maka akal haruslah dilatih,
dikembangkan, dan disempurnakan kemampuannya. Mengembangkan akal adalah
suatu kewajiban manusia dan dengan cara demikian daya pikir, daya nalar, daya
analisa, daya cipta, rasa dan karsa dapat tumbuh dan bersemi dalam diri seseorang.
Pemanfaatan potensi atau berbagai macam daya yang dimiliki sesorang pada
hakekatnya dapat dijadikan sebagai kriteria dalam menentukan berperan atau
tidaknya seseorang sebagai khalifah Allah Swt. Mengambil peran itu pada hakikatnya
adalah bagian dari usaha mencapai tujuan penciptaan manusia di muka bumi.
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah Swt. hanya
untuk mengabdi kepada-Nya. Mengabdi dalam artian secara sungguh-sungguh (hanif)
merencanakan, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya. Perintah
itu bisa ibadah mahdhah dan bisa juga ibadah ghairu mahdhah. Kedua macam ibadah
ini pada dasarnya tidak dapat dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribadi
seorang muslim. Melaksanakan kedua ibadah itu secara berimbang, utuh dan saling
mendukung adalah tujuan hidup seorang muslim.

Melaksanakan kedua macam ibadah tersebut yang disesuaikan dengan


kemampuan dan tuntunan yang benar dari Allah Swt. akan memberika dampak yang
positif dalam membentuk perilaku muslim sehari-hari. Dampak tersebut sesuai
dengan tingkat kemampuan pengalaman ibadah manusia dan sesuai pula dengan
kehendak Allah Swt. Namun demikian, realitas kehidupan kita menunjukkan bahwa
sebagian besar muslim cenderung memisahkan beribadah dengan kehidupan di
duniawi. Mereka berpendapat bahwa yang dikatakan ibadah hanyalah sebatas ibadah
mahdhah saja seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain, sedangkan ibadah yang
berhubungan dengan kehidupan dunia dipersiapkan sebagai aktifitas yang bukan
termasuk dalam ruang lingkupdan ranah (domain) ibadah kepada Allah Swt.
Kecenderungan seperti itu sudah mendarah daging bahkan telah mengakar
secara salah kaprah dikalangan antara kita, dan pemahaman seperti ini cenderung
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara tradisional. Hal ini
mengakibatkan kita jauh tertinggal dari kehidupan duniawi sebagai wahana menuju
kemajuan kehidupan yang dijanjikan Allah Swt. Pada zaman Rasulullah Saw. dan
para sahabat, umat Islam berusaha melaksanakan ajaran atau ajaran isi Al-Quran
secara benar dan menyeluruh dalam segala segi kehidupan seorang muslim betapapun
kecilnya, disetiap saat dan disetiap tempat.
Mengembalikan pemahaman umat Islam secara benar haruslah dimulai
dengan meluruskan dan membenarkan terlebih dahulu penetapan atau perumusan
tujuan hidupnya. Islam telah merumuskan tujuan hidup itu dengan lebih universal,
sempurna dan menyeluruh untuk setiap umatnya untuk mencapai kebahagian dunia
dan akhirat.
Tujuan hidup manusia dalam pandangan Islam telah tercantum dalam ayat
suci Al-Quran. Bukan hanya tujuan hidupnya saja yang dicantumkan dalam ayat suci
Al-Quran, akan tetapi bagaimana cara mencapainya pun juga secara jelas disebutkan.
Setelah memahami apa itu tujuan muslim dan cara meraihnya, selanjutnya ialah
memahami apa fungsi muslim dalam kehidupan.

1.2 Fungsi Hidup Muslim


Secara sederhana, fungsi dapat didefinisikan sebagai suatu akibat atau
konsekuensi dari dilakukannya suatu sebab. Akibat atau konsekuensi ini kadang-
kadang dapat kita kenali dengan jelas dan gambling, sebagaimana jelasnya
pemahaman kita mengenai fungsi utama air sebagai penghilang rasa haus atau
dahaga. Sebaliknya, akibat atau konsekuensi bisa juga terkesan samar dan tidak
dapat segera kita kenali dengan baik dan benar karena keterbatasan pemahaman kita.
Sebagai contoh misalnya bagi seorang anak yang masih kecil dengan tingkat
pemahaman terbatas, akan sangat sulit mengenali apa sebenarnya fungsi dari seorang
ayah dibandingkan ibunya. Dalam kasus seorang ayah menyuruh anaknya belajar atau
kalau perlu memaksanya belajar, maka si anak bertanya-tanya apakah memang fungsi
ayah selalu berkaitan dengan sesuatu hal yang terkesan kurang bersahabat. Dengan
perkataan lain, pada saat itu si anak tidak tahu fungsi seorang ayah dalam rumah
tangga. Namun, ketika ia mulai besar sejalan dengan meningkatnya kemampuan
pemahaman dan menalaran si anak, maka ia baru mengetahui fungsi seorang ayah
tersebut.
Sebagai makhluk yang berakal diberi hak dan wewenang oleh Allah swt,
manusia seharusnya bertindak sesuai dengan hak dan kewenangannya itu. Namun,
penggunaan hak dan wewenang yang dimiliki oleh seseorang akan memunculkan
suatu konsekuensi di kemudian hari berupa pertanggungjawaban dari penggunaan hak
dan wewenang tersebut. Apakah dalam pelaksanaan tugasnya sudah sesuai dengan
tuntutan dan tuntunan Allah swt., atau sebaliknya, hanya menurut selera manusia itu
sendiri yang berlandaskan pada akal pikirannya semata yang berisifat nisbi (relatif)
dan terbatas.
Jika manusia lebih cenderung menempatkan akal fikiran semata di atas norma
agama yang hak dan bersifat absolut karena memang berasal dari Allah swt., maka
kehancuran dan malapetakalah yang akan terjadi. Ini bukan berarti fikiran manusia
sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat, akan tetapi seharusnya penggunaannya
siinergi dengan tuntunan Allah Swt.
Manusia ditempatkan setingkat lebih tinggi di atas makhluk lain di muka
bumi oleh Allah Swt., karena diharapkan manusia menjadi pelindung dan pemakmur
bumi dengan memanfaatkan segala potensi yang ada untuk memudahkan manusia itu
sendiri dalam melaksanakan peranan hidupnya. Fungsi yang sangat besar dan mulia
itu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Untuk melaksanakan fungsi
tersebut, maka manusia akan didorong untuk lebih giat dan kuat dalam merencanakan
sesuatu dan melaksanakan rencana yang telah dibuatnya. Untuk itu, tidak ada istilah
santai apalagi bermalas-malasan dalam berbuat bagi siapa saja yang mengetahui
fungsi hidup muslim secara utuh dan benar.
Kita tidak menyadari mengenai fungsi hidup ini, dan sebagian lagi mungkin
tidak mengetahui sama sekali tentang hal ini. Akibatnya, seseorang tidak memiliki
gairah hidup, bahkan yang lebih mengerikan lagi adalah menganggap hidup ini
sebagai beban yang amat berat yang harus diakhiri. Namun, tidaklah demikian hanya
bagi kita yang menyadari secara benar tentang fungsi hidupnya. Hidup ini
sebenarnya sangatlah menarik dan menggairahkan, karena memang sebagai salah satu
anugerah utama dan sangat berharga dari Allah Swt., kepada manusia. Bahkan ada
diantara kita ada yang bercita-cita hidup selama-lamanya untuk memfungsikan
dirinya sebagaimana yang diharapkan oleh Allah Swt.

1.3 Peranan Hidup Muslim


Jika fungsi hidup muslim lebih ditekankan pada aspek kosekuensi yang
diterjemahkan ke dalam wewenang dan tanggung jawab, maka peranan lebih
ditekankan pada segi aplikasi dalam kehidupan seorang muslim. Secara sederhana,
perana dapat diartikan sebagai apa yang diharapkan oleh pihak lain yang seharusnya
dilakukan oleh seseorang. Pihak lain ini dalam artian Allah Swt., dan secara kolektif
dapat berupa masyarakat, lembaga social kemasyarakatan atau bahkan perorangan.
Kita menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat hidup
sendirian karena secara kodrati manusia memang sebagai makhluk social. Dalam
kenyataan sehari-hari, banyak ditemui orang-orang yang secara sengaja atau tidak
sengaja membiasakan hidup melawan sunnatullah atau melawan arus, yaitu dengan
mebudayakan pola hidup individualistis sebagaimana kita saksikan di Negara-negara
maju atau kota-kota besar di Indonesia yang sebenarnya justru membuat mereka
stress, terpojok, bahkan menhyulitkan diri sendiri. Hal ini karena mereka melawan
tuntunan social atau harapan sosialnya.
Oleh karena itu, pada kesempatan diskusi ini, kita akan mengawali dengan
membahas tujuan hidup muslim, fungsi hidup muslim dan peranan hidup muslim
dengan harapan dapat mencerminkan sikap perilaku (conduct), keragaan
(appearance), dan prestasi (acchievement). Sehingga, kita megerti dan mampu
mengamalkan dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim.
BAB II CAPAIAN KOMPETENSI

2.1 Tujuan Diskusi Tujuan Hidup Muslim


Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa :
a.Dapat mengerti tujuan hidupnya berdasarkan pemahaman terhadap Al Quran.
b.Dapat menjelaskan perbedaan anatara tujuan hidup muslim dengan tujuan
hidupmanusia lainnya.
c.Dapat menjelaskan pengertiaan ibadah kepada Allah Swt.

2.2 Tujuan Diskusi Fungsi Hidup Muslim


Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa :
a.Mampu menjelaskan pengertian fungsi hidup muslim
b.Mampu menjelaskan pengertian rahmatan lil alamin
c.Mampu mengahayati fungsi hidupnya sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam.

2.3 Tujuan Diskusi Peranan Hidup Muslim


Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa :
a.Memahami peranan hidupnya sebagai seorang muslim dalam kehidupan di
duniasesuai dengan tuntunan Al Quran
b.Mampu merumuskan pengertian khalifah fil ard dalam hubungannya
dengan pengelolaan potensi alam raya ini; dan
c.Mampu menjelaskan cara pendekatan yang digunakan untuk menyadarkan
umatsebagai khalifah di muka bumi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Hidup Muslim


Setiap muslim yang mendalami Al-Qur'an dan mempelajari Sunnah tentu
mengetahui bahwa tujuan dan sasaran yang dilakukan orang Muslim yang
diwujudkan pada dirinya dan di antara manusia ialah ibadah kepada Allah
semata.Tidak ada jalan untuk membebaskan ibadah ini dari setiap aib yang
mengotorinya kecuali dengan mengetahui benar-benar tauhidullah. Jika kita
memperhatikan Surat Adz-Dzaariyaat (51) : 56; Al Fatihah (1) : 5-7; Al Baqarah (2) :
83-84; Al Araaf (7) : 73-74 dan 85-86, Huud (11) : 50-52 dan 61, sudah jelas sekali
apa itu tujuan hidup muslim.
Adz-Dzariyaat (51) : 56

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
meyembah kepada-Ku.

Sebelum Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menyuruh mendirikan


sholat, melaksanakan zakat, puasa, haji, dan sebelum melarang mereka melakukan
riba, zina, pencurian dan membunuh jiwa tanpa alasan yang benar. Jadi dasar yang
paling pokok adalah mewujudkan peribadatan bagi Allah semata. Jadi, dalam hal ini
dilarang beribadah selain kepada Allah Subhanahu Wa Taala. Baru setelah kita
diperintahkan bertauhid hanya kepada Allah, turun perintah selanjutnya berupa apa-
apa yang diwajibkan kepada kita dalam beribadah kepada Allah. Adapun bentuk-
bentuk ibadah yang dianjurkan adalah berbuat baik kepada kedua orang tua, kaum
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta bertutur kata yang baik
kepada sesama, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Seperti firman-Nya dalam
surah Al Baqarah (2) : 83,
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa,
kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu
tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.
Dalam beribadah kepada Allah dan memakmurkan bumi, tentu banyak sekali
hal-hal yang perlu kita tahu, dan banyak kendala yang dihadapi. Kita pun tidak luput
dari segala kesalahan yang kita lakukan, dan jarang yang menyadari akan hal ini.
Agar tidak terjerumus kedalam jalan sesat dan agar dosa kita diampuni, kita tentu
harus berdoa agar kendala-kendala ini dapat dengan mudah dihadapi serta bertaubat
dengan sungguh agar dosa kita terhapus. Dengan kemurahan-Nya, kitapun
dianjurkan hanya bertaubat serta meminta pertolongan kepada Allah. Seperti dalam
surah Al Fatihah (1) : 5-7,

Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.

Tunjukilah kami jalan yang lurus,


(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Lalu dijelaskan dalam Huud (11) : 50-52 dan 61


Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu
hanyalah mengada-adakan saja. Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu
bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku.
Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?" Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah
ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan
hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada
kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (Huud [11] : 50-
52)
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya,
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do'a
hamba-Nya)." (Huud [11] : 61)
Selain itu, dalam surah Al Araf (7): 73-74 dan 85-86 ditegaskan bahwa kita
harus menyembah hanya kepada Allah Swt., karena tidak ada Illah yang berhak
disembah selain-Nya. Lalu turun pula perintah untuk tidak boleh menggangu apa-apa
yang hidup dimuka bumi ini dengan gangguan apapun, dalam hal ini unta. Dan
sangat jelas bahwa ancamannya adalah siksaan yang sangat pedih. Selain itu, Allah
pula telah menurunkan banyak nikmat dimana kita harus menjaganya tanpa membuat
kerusakan. Dalam hal berjual beli pun telah diatur, yaitu dengan tidak mengurangi
takaran atau timbangan karena tentu merugikan pembeli.
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh.
Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu.
Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang
karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu
Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad
dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-
tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;
maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi
membuat kerusakan (Al Araf : 73-74).
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka,
Syuaib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari
Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu
kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.
Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakuti-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar
jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah
sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al Araf (7): 85-86).
Pada dasarnya Allah tidaklah langsung memberikan kemudahan kepada
hambanya, melainkan kita sebagai hamba harus berusaha agar petunjuk-Nya datang.
Usaha tersebut dapat dilakukan dengan selalu ingat kepadanya yaitu dengan
berdzikir. Jadi setiap apa yang kita lakukan selalu kita niatkan karena-Nya. Dengan
begitu, iman kita akan semakin kuat dan kokoh dan tentunya akan dimudahkan segala
urusan kita oleh Allah. Allah pun tidak menghendaki dengan rezeki dari hambanya,
dan tidak menhendaki agar kita memberi makan. Hal ini karena Allah lah yang
merupakan pemberi rezeki, dan memiliki kekuatan tangguh sehingga kita hanya
dianjurkan untuk senantiasa beribadah kepadanya, dan itu tentu lebih baik.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Adz Dzaariyaat ayat 55-
58,Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki
rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-
Ku makan Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai
Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
Ibadah adalah kewajibanm kita sebagai muslim dan bila kita tidak
melaksanakan ibadah ibadah yang wajib kepada allah maka kita akan mendapatkan
dosa yang besar,itu adalah prestasi kit di dunia dan akhirat,itu menglahkan prestasi-
prestasi yang ada di dunia,bahwa sesungguhnya prestasi di hadapan allah jauh lebih
baik dan bermakna dibandingkan dengan prestasi yang ada di dunia seperti prestasi
kita di kampus,lingkungan,bahkan olimpiade sekalipun,dan berbakti kepada kedua
orang tua pula adalah prestasi yang sangat besar,dan itu akan mendapatkan balasan
dari allah allah berupa atau sesuai dengan ayat diatas dengan rezeki yang banyak
karena allah lah maha pemberi rezeki
Dari uraian di atas, maka memang benar jika ibadah kepada Allah adalah
lebih ditekankan pada pencapaian prestasi dan tingkah laku seperti dijelaskan dalam
surah Huud : 51-52. Bahwa kita sebagai muslim yang baik baik harus menuruti
segala perintah-perintah allah dan menjauhi larangannya,kita harus seimbang dalam
meningkatkan prestasi kita ,prestasi dunia maupun prestasi kita terhadap allah untuk
bekal kita kepada allah,bahwa kita harus meningkatkannya dengan cara mengkaji
kekuasaan-kekuasaan allah,jangan hanya dengan logika semata melainkan kita harus
terus menelusuri sumber yang jelas dan masuk akal
3.2 Fungsi Hidup Muslim
Pada dasarnya, diutusnya nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam
untuk alam semesta ini tidak lain adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Dan
barang siapa yang mengikuti tuntunan yang diajarkan beliau, maka Allah Subhanahu
Wa Taala akan menjamin kemuliaan di dunia maupun diakhirat dan begitupun
sebaliknya. Sejatinya, fungsi seorang muslim adalah sebagai rahmatan lil alamin.
Allah Subha nahu Wa Taala berfirman :

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al Anbiya [21] : 107)

(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS. An Naml
[16] : 89)
Islam diturunkan sebagai agama Allah yang memberikan rahmat itu untuk
semesta alam. Rahmat itu tidak hanya bagi manusia saja, melainkan untuk semesta
alam, baik itu tumbuhan maupun hewan. Dan itu terdapat dalam sebuah kisah Nabi
Sulaiman Alaihi Sallam yang kala itu sedang bersama bala tentaranya dan bertemu
dengan pasukan semut, lalu menghindarinya agar tidak terinjak. Ini merupakan
gambaran bahwa Allah itu sangat memuliakan makhluk-Nya.
Kisah di atas terdapat dalam firman Allah Subhanahu Wa Taala dalam surah
An Naml [27] : 17-19, Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin,
manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga
apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari"; maka dia tersenyum dengan
tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku
berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".

Selain itu, fungsi itu tidaklah terwujud dengan sendirinya, melainkan dengan
usaha-usaha yang sangat berat namun jika didasari rasa ikhlas, maka usaha tersebut
akan terasa mudah dan bernilai manfaat luar biasa di dunia maupun di akhirat.
Berdasarkan Al-Baqarah (2) : 218; An Nisaa (4) : 175; Al Anam (6) : 154; Al Araf
(7) : 56; Yusuf (12) : 53-57; dan Yunus (10) : 21-24. Kita bisa menyimpulkan
beberapa hal yang dilakukan dalam mewujudkan fungsi seorang muslim yaitu sebagai
rahmat semesta alam adalah sebagai berikut :
1. Berhijrah dan berjihad dijalan Allah (QS. Al Baqarah [2]: 218)
Berhijrah disini bukan hanya diartikan berhijrah dari suatu tempat ketempat
lain, melainkan berhijrah dari jalan yang sesat ke jalan yang diridhoi Allah.
Sedangkan berjihad pun seperti itu, bukan hanya berperang dalam pertempuran
melawan orang-orang kafir saja, tapi kita harus berhijrah menjadi yang lebih baik lagi
dari hari-kehari dan mampu menhan segala bentuk hawa nafsu kita kita kepada allah
dan Berpegang teguh pada Agama (QS. An Nisaa : 175 & Al Anam : 154)
Orang yang senantiasa menjalankan fungsinya, akan senantiasa berpegang
teguh pada ajaran Allah Subhanahu Wa Taala yang disampaikan Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wa Sallam. Adapun pedoman yang dapat dijadikan acuan adalah
Al Quran dan As Sunnah.
2. Tidak membuat kerusakan di muka bumi (QS. Al Araf : 56)
3. Berdoa dengan sungguh-sungguh,
Sesungguhnya nikmat Allah hanya akan datang kepada orang yang berbuat
kebaikan. Dan ketika seseorang berbuat salah, maka hendaklah segera bertaubat,
karena Allah itu Maha Pengampun. Dan Allah membuktikan dalam kisah nabi Yusuf
Alaihi Sallam yang kala itu diberikan kedudukan yang mulia karena kebaikannya.
(QS. Al Araf [7]: 56 & Yusuf [12]: 53-57)
4. Jangan berbuat zhalim dan selau berfikir serta merenungi penciptaan alam
semesta ini yang didalamnya banyak manfaat. (QS. Yunus [10]: 21-24)

3.3 Peranan Hidup Muslim


Manusia diciptakan sebagai pemimpin yaitu pemimpin di bumi, dimana untuk
menjadi pemimpin itu perlu belajar. Begitu juga dengan Nabi Adam Alaihi Sallam
yang kala itu diajarkan oleh Allah mengenai benda-benda yang ada di hadapannya
tanpa Allah ajarkan kepada para Malaikat, karena saat itu Malaikat menyatakan
bahwa manusia itu nantinya hanya sebagai perusak di muka bumi ini. Dan saat itu
nabi Adam pun mampu menyebutkan nama-nama benda yang ada di hadapannya, dan
saat itu pun Malaikat yakin akan penciptaan manusia untuk khalifah dan bahwasanya
Allah itu maha bijaksana akan ciptaannya serta mengetahui apa yang tidak diketahui
hambanya tentang yang ada di langit dan di bumi.
Allah berfirman dalam (QS. Al Baqarah [2]: 30-34), Ingatlah ketika Tuhanmu
TANYA JAWAB KELOMPOK

1. Pertanyaan Kelompok 1
Pertanyaan : Bagaimana kita mengetahui segala tugas kita sebagai khalifah
dibumi telah terlaksana dengan baik ?
Jawaban : Jika kita telah melaksanakan segala perintah Allah dengan baik.
Contoh : tidak membuat kerusakan dibumi, melakukan segala perbuatan dengan
ikhlas dan bertobat, melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, melakukan
tobatan nasuha dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang pernah kita
lakukan.

2. Pertanyaan Kelompok 2
Pertanyaan : Bagaimana cara kita memakmurkan bumi berdasarkan peran kita
sebagai khalifah ?
Jawaban : Caranya dengan menjaga lingkungan sekitar kita, bersikap adil
sehingga kita mampu untuk dapat mensejahterakana dirikita maupun orang lain.
Meyakini dan menyembah Allah, menjadi insane yang baik, tidak mempersekutukan
Allah, memperbanyak doa dan tidak merusak bumi sehingga tidak menimbulkan
bencana. Dan yang paling terpenting melakukan suatu hal yang bersifat positif dan
kita mulai dari hal-hal kecil dahulu karena dengan begitu kita akan terbiasa untuk
melakukan hal-hal positif tersebut.

3. Pertanyaan Kelompok 3
Pertanyaan : Bagaimana sikap kita jika kedua orang tua kita bersikap dzalim
(musyrik) sedangkan kita harus berbuat baik terhadap mereka ?
Jawaban : Setidaknya harus mengingatkan kepada orang tua bahwa apa yang
mereka fikirkan salah dalam konteks sopan, dan kita juga harus terus berusaha
membuat kedua orang tua kita berada dijalan yang benar karena itulah tugas kita
sebagai anak, yang selain untuk membuat kedua orang tua kita bahagia kita juga bisa
berperan sebagai pengingat bagi mereka yang melakukan kesalahan sehingga mereka
bisa terus berada dijalan yang diridhoi oleh Allah.

4. Pertanyaan Kelompok 4
Pertanyaan : Bagaimana kita dapat menghubungkan antara tujuan, fungsi dan
peranan hidup muslim ?
Jawaban : Tujuan hidup kita sebagai seorang muslim adalah untuk beribadah
kepada Allah, dimana kita memiliki fungsi sebagai rahmatan lil alamin, yang
memiliki peran sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Contoh : kita diutus oleh
Allah kedunia sebagai khalifah yang gunanya sebagai pencerah atau sebagai
rahmatan lil alamin yang pembawa rahmat seluruh alam.

5. Pertanyaan Kelompok 5
Pertanyaan : Apakah kita sebagai khalifah dibumi ini telah memanfaatkan
potensi-potensi yang telah diberikan oleh Allah ?
Jawaban : Allah telah memberikan berbagai rahmatnya dibumi ini, yang ia
ciptakan untuk memenuhi dan mempermudah manusia sebagai khalifah dibumi. Jika
dilihat dizaman sekarang ini, sebenarnya manusia memiliki potensi untuk bisa
menjadi rahmatan lil alamin namun hanya segelintir manusia yang bisa dikatakan
seperti itu. Sebenarnya pemanfaatan alam sudah bisa dimanfaatkan namun itu tidak
secara maksimal, karena masih banyak manusia yang memanfaatkan alam bukan
untuk kesejahteraan manusia melainkan untuk dirinya sendiri. Inilah yang
menyebabkan manusia masih bingung bagaimana cara memaksimalkan potensi yang
telah Allah berikan kepada mereka.

6. Pertanyaan dan Jawaban Kelompok 10


Pertanyaan : Apakah perbedaan tujuan hidup muslim dengan manusia lainnya (
non muslim) ?
Jawaban : Pada umumnya tujuan hidup manusia dibumi ini sama, yaitu
untuk menyembah kepada sang pencipta. Namun perbedaannya terletak kepada
konteks agamanya dan Tuhan yang ia sembah.

7. Pertanyaan dan Jawaban Kelompok 9


Pertanyaan : Bagaimana cara kita menyeimbangkan hak dan kewajiban kita
sebagai khalifah dibumi ?
Jawaban : Caranya yaitu dengan kita mengetahui apa saja kewajiban dan
hak kita sebagai khalifah dibumi itu, dengan begitu kita bisa menyeimbangkan antara
hak dan kewajiban kita sebagai khalifah dibumi ini dengan baik.

8. Pertanyaan dan Jawaban Kelompok 8


Pertanyaan : Bagaimana cara kita menggerakkan peran kita sebagai khalifah
untuk berprestasi didunia dan diakhirat ?
Jawaban : Cara kita untuk dapat menggerakkan peran kita sebagai kalifah
untuk berprestasi (meraih amal yang banyak) baik didunia dan diakhirat yaitu dengan
mengerti dan mengetahui peran kita seperti apa, melakukan hal yang bersifat positif,
dan melakukan berbagai hal tersebut dengan sebaik mungkin sesuia dengan
kemampuan kita serta kita juga harus menyeimbangkan antara dunia dan akhirat yaitu
dengan cara beribadah kepada Allah dan berhubungan bai kepada manusia lainnya
sehingga kita mampu mencapai prestasi yang maksimal baik didunia dan akhirat.

9. Pertanyaan dan jawaban Kelompok 7


Pertanyaan : Bagaimana pendapat anda jika seorang musim tetapi dia
melakukan atau mempercayai hal-hal musrik ?
Jawaban : Jika seorang muslim tersebut masih mempercayai terhadap
sesuatu hal atau apapun selain Allah, maka kita tidak bisa disebut seorang muslim,
karena hal yang paling terpenting bagi seorang muslim yaitu keimanannya atau
kepercayaannya terhadap Allah sang pencipa nya. Dan jika kita sebagi seorang
muslim mempercayai hal selain Allah maka apapun ibadah kita yang baik yang telah
kita lakukan selama ini kesemua orang maka akan sia-sia karena inti ajaran islam itu
adalah iman dan mengesakan Allah sebagai sang pencipta.

10. Pertanyaan dan Jawaban Kelompok 6


Pertanyaan : Bagaimana cara kita agar dalam melaksanakan peranan hidup
muslim bisa dalam keadaan yang istiqomah ?
Jawaban : Dengan melakukan segala perbuatan karena Allah semata.
Berdzikir dan memohon petunjuk kepada Allah dan melaksanakannya sesuai al-quran
dan alhadist. Dan menyadari bahwa manusia itu makhluk social yang tidak bisa hidup
sendiri sehingga manusia mampu untuk melaksanakan peranan hidupnya dengan
baik.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari diskusi kelompok kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Allah menciptakan manusia tidak lain bertujuan untuk beribadah kepada Allah
dan menjadikan khalifah di bumi

2. Adapun beribadah adalah hubungan vertikal kepada Allah (hablum minallah)


dan hubungan horizontal (hablum minannas)

3. Manusia adalah rahmatan lil alamin atau rahmat bagi sekalian alam

4. Yang dimaksud rahmatan lil alamin adalah manusia dengan akal pikiran
yang dimiliki, harapannya dapat menjadi pelingung, pemakmur dan rahmat
bagi bumu dan seluruh isinya

5. Cara mengefektifkan peranan hidup muslim sebagai khalifah manusia harus


mengenal Tuhannya, harus senantiasa berdoa, beristighfar dan bertobat
6. Sebagai khalifah di bumi, manusia membutuhkan petunjuk (hudan) dari Allah yaitu
berdasarkan Al Quran dan Al Hadist

4.2 Kritik dan Saran


Adapaun kritik dan saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Menurut kami, kurikulum diskusi permasalahan ini sudah sangat baik namun
sebaiknya ditambah judul-judul yang lebih menarik lagi agar dapat memicu dan
menambah daya kreativitas mahasiswa
2. Semoga kedepannya dapat ditambah media elektronik seperti laptop dan LCD untuk
menunjang diskusi kelompok pada saat presentasi
3. Dan semoga kurikulum diskusi kelompok ini tetap dapat berjalan dengan baik di
tahun-tahun berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Al Quran dan Terjemahnya. 1990. Departemen Agama RI dan Kerajaan Saudi


Arabia. 1133 hlm.

Al Quran dan terjemahan 30 juz.2002.Departmen Agama RI Revisi Depag Terbaru.


solo Indonesia.950 hlm

Aziz, M.A. 1995. Memahami dan Mendalami Ajaran Al Quran Jilid IA. Bangkit
Daya Insana. Cijantung, Jakarta. 132 hlm.

Anda mungkin juga menyukai