Anda di halaman 1dari 37

Case Report OTITIS MEDIA

AKUT STADIUM PERFORASI


RADITA DEWI PRASETYANI
1518012228

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2017
PENDAHULUAN
Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,

tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid

Otitis Media Akut (OMA) merupakan inflamasi akut telinga tengah yang berlangsung

kurang dari tiga minggu

Penyebab Otitis Media Akut didominasi oleh infeksi bakteri dan sepertiga kasus

disebabkan oleh virus


IDENTITAS PASIEN

Nama/Kelamin/Umur : Tn. B/Laki-laki/44th

Pekerjaan/Pendidikan : Wiraswasta/SLTA

Alamat : Rajabasa, B.Lampung.


KELUHAN UTAMA

Keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 minggu yll

KELUHAN TAMBAHAN
Nyeri & rasa penuh di bagian dalam telinga kiri
serta rasa kurang mendengar pd telinga kiri.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Os datang ke Poliklinik THT-KL RSUD Dr. H. Abdul Moeloek dengan keluhan


keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 minggu yang lalu. Cairan berwarna putih
kekuningan dan berbau. Keluhan ini disertai dengan rasa nyeri pada bagian d
alam telinga kiri. Telinga kirinya terasa penuh. Pasien juga merasakan bahwa
pendengaran telinga kirinya berbeda dengan telinga kanan

Keluhan seperti ini baru dirasakan pertama kali dirasakan. Pasien sudah b
erobat ke Puskesmas dan diberi obat tetes telinga. 3 minggu yang lalu m
engalami demam, batuk dan pilek. Demam, batuk dan pilek mulai berkur
ang saat cairan telinga mulai keluar. pusing berputar(-), telinga berdengin
g(-), nyeri menelan(-) suara serak(-), nyeri pada bagian wajah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya. Alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga : alergi (-) asma (-)

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan : Os merokok


dan lingkungan di sekitar os tidak bising maupun ramai, Os
tidak memiliki kebiasaan mengkorek-korek telinga, berenang.
Serta jrg menggunakan headset u/ mendengarkan lagu. Dari
tingkat pendidikan, kesadaran atas higienitas diri dinilai baik.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : TSR


Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nafas : 20x/menit
Frekuensi Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,2 oC

PEMERIKSAAN SISTEMIK

Pada pemeriksaan kepala, mata, leher, thoraks, abdomen dan ekstre


mitas dalam batas normal
STATUS LOKALIS (TELINGA)

KANAN TELINGA LUAR KIRI


Normotia Bentuk Telinga Luar Normotia
Normal, nyeri tarik (-), warna k Normal, nyeri tarik (-), warna k
ulit sama dengan sekitarnya, e Daun Telinga ulit sama dengan sekitarnya, e
kzema (-) kzema (-)
Warna kulit sama dengan sekit Warna kulit sama dengan sekit
ar, nyeri tekan (-), fistel (-), abs Preaurikular ar, nyeri tekan (-), fistel (-), abs
es (-) es (-)
Normal, nyeri tekan (-), tidak a Normal, nyeri tekan (-), tidak a
Retroaurikular
da benjolan da benjolan
Tidak ada Nyeri Tekan Tragus Tidak ada
Tidak ada Tumor Tidak ada
STATUS LOKALIS (TELINGA)

KANAN LIANG TELINGA KIRI

Lapang Lapang/Sempit Lapang

Hiperemis (-) Warna Epidermis Hiperemis (-)

Tidak ada Sekret Ada


Tidak ada Serumen Ada
Tidak ditemukan Kelainan Lain Tidak ditemukan
STATUS LOKALIS (TELINGA)

KANAN MEMBRAN TIMPANI KIRI


Intak Bentuk Tidak Intak
Putih mutiara Warna Putih Pucat
(+) Reflek Cahaya (-)
Tidak diperiksa Gerakan Tidak diperiksa
(-) Perforasi (+) sentral

Retraksi (-), buldging (-) Kelainan Lain


STATUS LOKALIS (HIDUNG)

KANAN HIDUNG LUAR KIRI

Warna sama dengan sekitarnya Kulit Warna sama dengan sekitarnya

Terletak di linea mediana nasi Dorsum Nasi Terletak di linea mediana nasi

Nyeri tekan (-), krepitasi (-) Nyeri Tekan, Krepitasi Nyeri tekan (-), krepitasi (-)

Selulitis (-), edema (-) Ala Nasi Selulitis (-), edema (-)

Tidak ditemukan Nyeri Tekan Frontal Tidak ditemukan

Tidak ditemukan Nyeri Tekan Maksila Tidak ditemukan

Normal, tidak sempit, simetris Nares Anterior Normal, tidak sempit, simetris

Tidak ditemukan Tumor, Fistel Tidak ditemukan


RINOSKOPI ANTERIOR

Kanan Kiri
Lapang Cavum Nasi Lapang

Tidak ditemukan Sekret Tidak ditemukan

(-) Bau (-)


Normotrofi, warna sesuai Normotrofi, warna sesuai
Konka Inferior
warna kulit warna kulit
Sulit dinilai Konka Media Sulit dinilai
Deviasi Septum Nasi (-)
Tidak ditemukan Krista, Abses, Massa Tidak ditemukan
Rhinoskopi Posterior : tidak dilakukan pemeriksaan.
CAVUM ORIS

CAVUM ORIS Hasil Pemeriksaan


Mukosa Tidak hiperemis
Gingiva Ulkus (-), edema (-)
Gigi Karies dentis (-)
Lidah Bentuk normal, Atrofi papil (-)
Palatum Durum Permukaan licin
Palatum Mole Permukaan licin
Uvula Posisi letak tengah
Tumor Tidak ditemukan
FARING

FARING Hasil Pemeriksaan


Dinding Faring Tidak edema, tidak bergranular
Mukosa Tidak hiperemis
Uvula Ditengah
Arkus Faring Simetris, tidak hiperemis
Sekret Tidak ada
TONSIL

TONSIL Hasil Pemeriksaan


Pembesaran T1 T1
Kripta Tidak melebar
Detritus Tidak ada
Perlekatan Tidak dapat ditentukan
Sikatrik Tidak dapat ditentukan
Laring : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus Kranialis : Kesan dalam Batas normal

TES GARPU TALA:


Tes Rinne: negatif auris sinistra
Tes Weber: lebih keras pada auris sinistra
Tes Schwabach: memanjang

Kesan: tuli konduktif auris sinistra


DIAGNOSIS BANDING

Otitis Media Akut

DiAGNOSIS KERJA

Otitis Media Akut Stadium Perforasi


Auris Sinistra
PEMERIKSAAN ANJURAN

-Kultur spesimen
- Audiometri
- Timpanometri
TERAPI

Non Medikamentosa Medikamentosa


Tidak mengorek-ngorek telinga.
Ofloxacin ear drops 2x 4gtt auris sinistra
Pasien dianjurkan untuk tetap menjaga
kebersihan telinga (dalam kondisi kering
dan tidak lembab) H202 3% 3x 4gtt auris sinistra
Menjaga telinga agar tidak kemasukan
air terutama pada saat mandi.
Obat digunakan sesuai anjuran. Ciprofloxacin 3x 500mg
Kontrol ulang 1 minggu lagi untuk me Asam mefenamat 3x 500mg
lihat perkembangan penyembuhan. Erdostein 3x 300mg
PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanactionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid;
OMA bersifat cepat dan singkat
ETIOLOGI
Tiga jenis bakteri penyebab otitis media
tersering adalah Streptococcus pneumoniae
(40%), diikuti oleh Haemophilus influenzae (25-
30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%)

Virus yang paling sering dijumpai pada anak-


anak, yaitu respiratory syncytial virus (RSV),
influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-
40%)
FAKTOR RESIKO

Umur Jenis Kelamin Ras Faktor Genetik

Status sosial
Asupan ASI atau Lingkungan Kontak dengan
ekonomi dan
susu formula merokok anak lain
lingkungan

Abnormalitas Disfungsi aau


kraniofacialis Status imunologi ISPA imatur tuba
kongenital Eustachius
GEJALA KLINIS

Bayi atau balita


Anak-anak

Suhu tubuh tinggi dapat


Rasa nyeri di Nyeri

Dewasa
mencapai 39,5C (pada
dalam telinga, di Terdapat stadium supurasi), anak
gelisah dan sukar tidur, tiba-
samping suhu gangguan tiba anak menjerit waktu
tubuh yang pendengaran tidur, diare, kejang-kejang
dan kadang-kadang anak
tinggi.. berupa rasa memegang telinga yang sakit.

Biasanya penuh di telinga Bila terjadi ruptur membran


timpani, maka sekret mengalir
terdapat riwayat atau rasa kurang ke liang telinga, suhu tubuh
turun dan anak tidur tenang
batuk pilek mendengar
sebelumnya
SKOR OMA
Skor Suhu ( Gelis Tarik Kemerahan Bengkak pada me Bila didapatkan angka 0 hingga 3, berarti O
C) ah teling pada mbran timpani MA ringan.
a membran tim (bulging) OMA ringan bila nyeri telinga tidak hebat da
n
pani
demam kurang dari 39C oral atau 39,5C
0 <38,0 Tidak Tidak Tidak ada Tidak ada
rektal

Ada ada Bila melebihi 3, berarti OMA berat.


OMA berat apabila terdapat otalgia berat
1 38,0- 3 Ringa Ringa Ringan Ringan
atau sedang, suhu lebih atau sama dengan
39C
8,5 n n
oral atau 39,5C rektal.
2 38,6- 3 Seda Seda Sedang Sedang
9,0 ng ng
3 >39,0 Berat Berat Berat Berat,termasuk Ot
ore
PATOGENESIS OMA
Tuba Eustachius menjadi
Terjadi kongesti dan sempit, sehingga terjadi
Infeksi saluran edema pada mukosa sumbatan menyebabkan
pernapasan atas (ISPA) saluran napas atas, refluks dan aspirasi virus atau
atau alergi, termasuk nasofaring dan bakteri dari nasofaring ke
dalam telinga tengah melalui
tuba Eustachius. tuba Eustachius.

drainase telinga tengah


Jika sekret dan pus
terganggu, mengalami
bertambah banyak dari
infeksi serta terjadi
proses inflamasi lokal
akumulasi sekret di telinga
memenuhi telinga tengah,
tengah, kemudian terjadi
perndengaran dapat
proliferasi mikroba patogen
terganggu
pada sekret
PATOGENESIS OMA
Mukosa telinga tengah bergantung
pada tuba Eustachius untuk mengatur
proses ventilasi yang berkelanjutan dari
nasofaring.

Jika terjadi gangguan akibat obstruksi


tuba, akan mengaktivasi proses inflama
-si kompleks dan terjadi efusi cairan ke
dalam telinga tengah.

Akumulasi cairan yang terlalu banyak a


khirnya dapat merobek membran timp
ani akibat tekanannya yang meninggi
STADIUM OMA

Stadium
Stadium Stadium Stadium Stadium
Oklusi
Hiperemis Supurasi Perforasi Resolusi
tuba
KRITERIA DIAGNOSIS OMA
Ditemukan
adanya tanda
efusi

Terdapat tanda
Muncul secara
atau gejala
mendadak dan
peradangan
bersifat akut.
telinga tengah

OMA
PENATALAKSANAAN OMA
MEDIKAMENTOSA

Untuk membuka kembali tuba Eustachius


obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik
untuk anak kurang dari 12 tahun
HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk anak yang
berumur atas 12 tahun pada orang dewasa.
Sumber infeksi harus diobati dengan pemberian antibiotik

Antibiotik, obat tetes hidung


dan analgesik
PENATALAKSANAAN OMA
MEDIKAMENTOSA

Tetap berikan antibiotik; pertimbangkan


tindakan pembedahan

- ear toilet H2O2 3% selama 3 sampai dengan 5


hari
- antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.

Antibiotik dapat dilanjutkan hingga 3


minggu
PENATALAKSANAAN OMA
TERAPI PEMBEDAHAN

Miringotomi Timpanosintesis
Lokasi di kuadran posterior-inferior Indikasi timpanosintesis :
Indikasi : - terapi antibiotik tidak memuaskan
- nyeri berat, demam
- terdapat komplikasi supuratif,
- komplikasi OMA seperti paresis nervus fasialis,
mastoiditis, labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat. - pada bayi baru lahir atau
- Miringotomi merupakan terapi third-line pada - pasien yang sistem imun tubuh rendah.
pasien yang mengalami kegagalan terhadap dua
kali terapi antibiotik pada satu episode OMA.
KOMPLIKASI

Intratemporal Ekstratemporal
Perforasi Membran Abses subperiosteal
Timpani Abses otak
Mastoiditis Akut Meningitis
Paresis nervus facialis Tromboflebitis
Labirinitis
Petrositis
PEMBAHASAN
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
PADA PASIEN
TEMUAN KLINIS PASIEN
OMA stadium perforasi
Keluar cairan dr telinga kiri sejak 2 - Keluar cairan dari telinga
mgg yll - Rasa nyeri di dalam telinga
Telinga kiri bagian dlm terasa nyeri - Demam
Telinga kiri bagian dlm terasa penu
- Riwayat batuk pilek sebelumn
h
Adanya penurunan pendengaran p ya.,
ada telinga kiri - Gangguan pendengaran beru
Riwayat demam(+)batuk(+), Pilek ( pa rasa penuh di telinga atau
+) 3 mgg yll rasa kurang mendengar.
Baru pertama kali dirasakan - Keluhan secara mendadak da
Pusing berputar (-) berdenging (-) n bersifat akut.
sakit menelan(-) suara seerak (-)sakit
- Perforasi membran timpani
pd daerah wajah(-)
Pada telinga kiri : perforasi sentral - sekret (+)
membran timpani (+) sekret (+)
TERAPI
- Ear toilet

- Pemberian
antibiotika

Pengobatan
Simptomatik

(Pemberian
Edukasi
Analgetik,
Antipiretik,
mukolitik)
TERAPI MEDIKAMENTOSA KEPUSTAKAAN
PADA PASIEN
- Ear toilet H2O2 3% 3-5
Ciprofloxacin tab 3x 500mg hari
Ofloxacin 2x 4gtt
- Antibiotik
Erdostein 3x 300mg
Asam mefenamat 3x 500mg - Pengobatan simptomatik
H2O2 3% 3x 4gtt auris sinistra spt: antipiretik, analgetik,
mukolitik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai