Tenggang rasa dapat diartikan sebagai suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang
dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang oaang lain
lakukan.
Tenggang rasa dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap
dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda
atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
Sebagai makhluk sosial setiap hari kita selalu berhubungan dan bergaul dengan orang lain. Agar
di dalam berhubungan atau bergaul dengan orang lain tersebut terjalin hubungan yang baik, kita
harus bersikap tenggang rasa. Kita harus dapat bergaul dengan siapa saja dan kapan saja.
Bagaimanakah cara bergaul kita dengan teman yang berbeda agama ? kita harus saling
menghormati dan bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda sehingga terbina kerukunan hidup. Kita harus saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Kita dilarang memaksakan
sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Apakah akibatnya sangat besar. Di samping
putusnya persahabatan dengan teman, akan berakibat terjadinya pertentangan antarumat
beragama sehingga dapat menimbulkan terjadinya kekacauan. Bahkan dapat mengakibatkan
retaknya persatuan dan kesatuan bangsa. Hal itu tidak kita kehendaki.
Kita perlu menyadari bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban asasi yang sama. Oleh
karena itu kita harus bertenggang rasa terhadap orang lain agar merekan mendapatkan
kesempatan menerima hak-haknya dan melaksanakan kewajibannya dengan sedang baik-
baiknya. Kita wajib menjaga dan menghormati hak dan kewajiban orang lain agar hak dan
kewajiban kita juga dihormati oleh orang lain. Sikap tenggang rasa dapat kita kembangkan
1
melalui beberapa bentuk. Misalnya, apabila teman kita mendapat musibah, kita harus berusaha
memberikan pertolongan atau bantuan semampu kita. Kita harus dapat ikut merasakan
penderitaan yang dialami oleh orang lain. Apabila teman kita sedang sakit, kita harus segera
menjenguknya agar terhibur hatinya sehingga cepat sembut. Di dalam berteman kita harus selalu
mengendalikan sikap dan tingkah laku serta tutur kata agar tidak menyinggung atau menyakiti
orang lain, sehingga hubungan antarteman akan terjalin terus dengan baik.
Dibawah ini adalah contoh dari sikap yang tidak menghormati hak dan kewajiban orang lain :
Pagi itu Ana naik bis yang penuh sesak. Tak satupun jendela bis yang dibuka karena hujan angin
turun dengan lebat diluar sana. Udara menjadi sangat pengap. Namun, ditengah suasana pengat
itu, tiba-tiba saja seorang bapak mengeluarkan rokok dari dalam saku bajunya. Menyalakan
korek api dan menyulut rokok serta menghisap dalam-dalam rokoknya itu. Dan menyemburlah
asap yang tebal dari dalam mulutnya memenuhi seluruh ruangan bis. Tentu saja asap rokok itu
membuat suasana tidak nyaman didalam bis. Beberapa orang menutupi hidungnya dan seorang
ibu yang berada tepat dibelakang, mengipas-ngipas tangannya untuk mengusir asap. Tapi bapak
itu, nampak tidak mempedulikan keberadaan orang-orang disekitarnya. Tetap saja dia dengan
nyaman menghisap dan menyebarkan racun dari dalam mulutnya.
Karena Ana tidak tahan dengan asap rokok, lalu Ana menegur bapak itu dengan sopan agar
mematikan rokoknya karena ia merasa terganggu. Tanpa disadari oleh Ana, bapak itu marah-
marah. Katanya : Hei dek, ini bis bukan mobil pribadi. Ya seperti inilah bis. Kalau ingin yang
nyaman, sana naik mobil pribadi.
2
berbeda dengan kita, maka kita harus mau menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang
bisa jadi tidak disukai oleh orang lain. Kalau kita tetap nekat melakukan perbuatan yang tidak
menyenangkan bagi orang lain, sudah pasti orang lain tidak menyukai kita.
Kalau kita hidup di lingkungan yang padat penduduk. Dan di waktu siang, saat semua orang
tidur siang, kita memutar lagu keras-keras Tentu akan mengganggu hak orang lain. Jika
kemudian ada seorang yang keberatan dengan tindakan kita itu dan meminta agar mematikan
musik yang kita putar, apakah kita akan berkata: Ini rumah padat penduduk mas. Kalau mau
yang tenang, sana bikin rumah di hutan?
Jadi kita sebagai makhluk sosial, perlunya sikap tenggang rasa yang harus dikembangkan dalam
kehidupan beragaman maupun bermasyarakat agar mencapai kehidupan harmonis, rukun dan
sejahtera.