Seorang manajer senior atau direktur bertanggung jawab untuk menjalankan rumah sakit
dan mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlalu.
Kepemimpinan
adalah apa yang diberikan oleh orang-orang secara bersama-sama maupun individual bagi
rumah sakit dan dapat dilaksanakan oleh sejumlah orang
Manajer senior/Direktur bekerja sama dengan manajer lain di rumah sakit bekerja sama
menentukan misi rumah sakit dan merencanakan kebijakan, prosedur pelayanan klinis yang
terkait dengan misi tersebut.
Manajer senior/Direktur setelah mendapat pesetujuan olah badan Pengelola bertanggung
jawab untuk melaksanakan semua kebijakan dan menjamin bahwa semua kebijakan dipatuhi
oleh semua staf.
Para pimpinan rumah sakit ditetapkan dan secara kolektif bertanggung jawab untuk
menentukan misi rumah sakit dan membuat rencana dan kebijakan yang dibutuhkan untuk
memenuhi misi tersebut
II. Pimpinan melakukan identifikasi dan merencanakan jenis pelayanan klinis yang perlu
untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit. TKP.3.2.
5
1. Asuhan & Pelayanan klinis yang rencanakan dan dirancang untuk menjawab
kebutuhan populasi masyarakat harus dijabarkan. Sesuai dengan misi rumah sakit.
2. Pimpinan berbagai unt /depertemen dan pelayanan klinis , menetapkan pelayanan
yang direncanakan , dan mengkaji tentang diagnostic, terapeutik, rehablitatif,
sedangkan pimpinan non klinis mengisi dengan memberikan dukungan operasional
yang dibutuhkan.
3. Pelayanan yang dirancang tersebut harus menggambarkan bagian startegik rumah
sakit( sesuai misi ) sifatnya masih eksperimental (uji coba ) baik teknologi
eksperimental atau menggunakan bahan /peralatan ekperimental, harus ada proses
kajiannya sebelum eksperimen tersebut digunakan dalam asuhan pasien.
4. Pelayanan yang sifatnya masih eksperimental , harus berdasarkan keputusan rumah
sakit dan perlu persetejuan khusus dari pasien.
III. Peralatan, perbekalan (supplies) , dan obat digunakan sesuai dengan rekomendasi
organisasi profesi atau oleh sumber lain yang berwewenang. TKP.3.2.1
IV. Pimpinan bertanggung jawab terhadap kontrak kerja pelayanan klinis dan manajemen.
TKP.3.3.
1. Kontrak kerja di bidang pelayanan klinis maupun manajemen dimungkin untuk peningkatan
pelayanan rumah sakit.
2. Kontrak kerja bisa meliputi bidang : pelayanan rujukan; konsultasi mulai dari rentang
pelayanan radiologi dan radiologis diagnostic sampai pelayanan keuangan.
3. Setiap kontrak harus jelas gambaran tertulisnya, sifatnya dan cakupan pelayanannnya dan
menjamin bahwa pelayanan tersebut memenuhi kebutuhan pasien.
6
4. Kontrak kerja yang dibuat menjadi bagian kegiatan manajemen mutu dan peningkatan
rumah sakit.
5. Para pimpinan klinis berpartisipasi dalam seleksi terhadap kontrak kerja dan bertanggung
jawab untuk kontrak klinis.
6. Apabila kontrak kerja tersebut diakhiri /negosiasi kembali , rumah sakit menjaga
kontinuitas pelayanan yang telah dijalankan.
VI. Kontrak dan perjanjian lainnya dimasukkan sebagai bagian dari program penigkaan
mutu dan keselamatan pasie rumah sakit. TKP.3.3.`
VII. Para praktisi independen yang bukan pegawai rumah sakit harus memiliki kredensial
yang benar untuk pelayanan yang diberikan kepada pasien rumah sakit. TKP.3.3.2
1. Pimpinan rumah sakit menetapkan pelayanan yang akan diberikan oleh praktisi independen
diluar rumah sakit.
2. Rumah sakit bisa membuat kontrak dengan mengatur pelayanan dari dokter, dokter gigi dan
para praktisi independen lainnya di luar rumah sakit atau mengatur mereka dating ke rumah
sakit untuk memberikan pelayanan.
3. Rumah sakit dalam beberapa kasus dapat ditempatkan di luar rumah sakit, diluar wilayah,
bahkan ke luar negeri.
4. Bila pelayanan tersebut adalah asuhan pelayanan pasien, para praktisi harus menjalani
proses kredensialing dan pemberian kewenangan (privileging) oleh rumah sakit . ( Komite
Medik).
5. Area klinis pelayanan yang diberikan oleh praktisi independen pelayanan diagnotik,
konsultasi, dan pengobatan termasuk telemedicine, tetralogie dan interpretasi diagnostic.
Rumah sakit memberikan kewenangan pelayanan tersebut.
6. Para praktisi independen yang bukan pegawai atau anggota staf klinis rumah sakit,
dikredensial dan diberikan kewenangan yang dipersyaratkan.
7. Mutu pelayanan oleh praktisi independen di luar rumah sakit dimonitor sebagai komponen
dari program peningkatan mutu. MONITORTING PRAKTISI KLINIS OLEH RUMAH
SAKIT DIBERIKAN KEPADA KOMITE MEDIK .
7
VIII. Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya sudah mendapat pendidikan
dalam konsep peningkatan mutu. TKP.3.4.
1. Dalam prinsip peningkatan mutu : rumah sakit meberikan asuhan pasien dan bekerja
untuk meningkatkan hasil/outcome asuhan pasien . oleh karena itu pimpoinan medis,
pimpinan keperawatan dan pimpinan lain harus mempunyai persyaratan mutu .
2. Persyaratan yang perlu diterapkan ialah :
mendapat pendidikan dalam atau terbiasa dengan (familier) konsep dan
metode peningkatan mutu.
secara pribadi berpartisipasi dalam proses peningkatan mutu dasn
keselamatan pasien.
memastikan bahwa peningkatan mutu klinis termasuk kesempatan untuk
pengukuran kinerja professional. ( kontribusi pimpinan non klinis yang
berpartisipasi dalam peningkatan mutu rumah sakit).
3. Kinerja para professional diukur sebagai bagian dari peningkatan kiner klinis.
IX. pimpinan rumah sakit menjamin tersedianya program yang seragam untuk
melaksanakan rekruitmen, retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan. TKP.3.5.
Proses rekruitmen & retensi staf adalah proses kolaboratif pimpinan departemen yang
berpedoman pada peningkatan mutu dan proses pelaksanaannya seragam.
8
KEBIJAKAN TKP.4.
Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan pelayanan klinis lainnya merencanakan dan
melaksanakan struktur organisasi yang efektif untuk mendukung tanggung jawab dan
kewenangan mereka.
Struktur organisasi .
1. Struktur organisasi dibentuk untuk melaksanakan tanggung jawab dan kewenangan para
stafnya.
2. Struktur organisasi yang dipilih dapat diatur dalam Petauran Internal (Bylaws), peraturan
perundang-undangan atau secara informal.
3. Struktur organisasi yang dipilih mnggambarkan :
meliputi semua staf yang terkait.
sesuai dengan misi dan struktur rumah sakit.
sesuai dengan kompleksitas dan jumlah staf professional
efektif dalam meaksanakan
4. Struktur organisasi yang efektif artinya :
o Mampu mendukung perencanaan klinik dan pengembangan kebijakan.
o Mendukung pengawasan atau berbagai isu etika profesi.
o Mendukung pengawasan atas mutu pelayanan klinik.
9
PENGATURAN
PIMPINAN DEPARTEMEN / UNIT DAN PELAYANAN
KEBIJAKAN TKP.5
Satu atau lebh individu yang kompeten mengatur tiap departemen/unit atau pelayanan
rumah sakit.
Sasaran :
Pimpinan rumah sakit
Kebijakan :
1. Setiap departemen/unit atau pelayanan di rumah sakit, dipimpin oleh seorang dengan
pelatihan, pendidikan, dan pengalaman yang setara dengan pe;layanan yang
diberikan.
2. Bila lebih dari satu orang memberikan arahan/petunjuk, masing-masing tanggung
jawabnya dijabarkan secara tertulis.
3. Laboratorium klinik dan radiologi , struktur organisasinya sesuai dengan peraturan
perundangan yang barlaku.
Pedoman :
Persyaratan jabatan bagi pimpinan departemen / unit pelayanan meliputi :
pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Regulasi rumah sakit tentang uraian jabatan.
DOKUMEN :
- Sertifikasi dan dokumen pendukung.
10
Kebijakan TKP.5.1.1.
Pelayanan dikoordinasikan dan diintegrasikan di dalam departemen atau pelayanan,
maupun dengan departemen dan pelayanan lain. TKP.5.1.1
Panduan kebijakan :
a. Kepala departemen / pelayanan menggunakan format yang seragam untuk program kerja
tiap unit. Artinya program kerja unit mengacu kepada program yang diselanggarakan oleh
rumah sakit (Program PMKP).
b. Formulir-formulir usulan obat, bahan habis pakai, peralatan, pelayanan/asuhan klinis , agar
seragam.
c. Dokumen unit kerja/departemen : menguraikan tentang pelayanan saat ini atau yang
direncanakan.
d. Menyusun/membuat kebijakan dan prosedur untuk melaksanakan pemberian yang
ditetapkan disesuaikan dengan jenis pelayanan dan ini digunakan sebagai Regulasi Unit
kerja .
e. Unitkerja pelayanan / departemen menyusun kebijakan dan prosedur yang menatur
pengetahuan dan ketrampilan staf yang diperlukan untuk melakukan asesemen atau
keperluan lain sesuai kebutuhan pasien.
f. Departemen/Unit kerja membuat Program Kerja tiap unit kerja.
g. Menyusun RKA ( rencana kerja anggaran. Unit kerja pelayanan membuat usulan anggaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan operasionalnya.
h. Menyusun rencana pelatihan staf dibidang asuhan pelayanan dengan SPO.
i. Melaksanakan koordinasi dan integrasi pelayanan dengan departemen atau pelayanan.
Kebijakan TKP.5.2.
Pimpinan merekomendasikan ruangan, peralatan, staf dan sumber daya lain yang
dibutuhkan oleh departemen atau pelayanan. TKP.5.2.
11
Sasaran :
Pimpinan rumah sakit.
Panduan kebijakan :
a. Pimpinan departemen/pelayanan merekomendasikan kebutuhan untuk standar fasilitas.
b. Pimpinan departemen/pelayanan membuat regulasi tentang standar ketenagaan.
c. Pimpinan separtemen/ pelayanan merekomendasikan pengadaan peralatan medis yang
dibutuhkan dalam pelayanan.
d. Pimpinan departemen/ pelayanan merekomendasikan jumlah dan kualifikasi staf yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan.
e. Pimpinan departemen/pelayanan merekomendasikan sumber daya khusus lainnya yang
dibutuhkan unit untuk memberikan pelayanan.
f. Pimpinan departemen / pelayanan memiliki proses untuk menjawab kekurangan sumber
daya.
1. Kebutuhan sumber daya manusia mapun sumber daya lain , diajukan kepada Direktur
Rumah sakit dengan menyusun Standar Prosedur Pengajuan Kebutuhan.
2. Departemen/unit kerja menyusun Proses untuk menanggapi kekurangan sumber daya.
3. Pimpinan departemen/unit kerja merekomendasikan kepada Direktur rumah sakit untuk :
a. Tata ruang untuk memberi palayanan.
b. Kebutuhan peralatan.
c. Jumlah dan kualifikasi staf yang dibutuhkan melalui rencana kebutuhan staf
departemen.
d. Pengembangan pelayanan yang membutuhkan sumber daya khusus.
Kebijakan TKP.5.3
Pimpinan merekomendasikan kriteria untuk menseleksi staf professional di departemen atau
pelayanan dan memilih dan merekomendasikan orang-orang yang memenuhi kriteria
tersebur.
12
Sasaran :
Pimpinan rumah sakit.
Staf professional yang memberikan pelayanan di departemen/pelayanan , oleh
pimpinan merencanakan dan menetapkan jumlah serta persyaratan
pendidikan, pengetahuan dan pengalaman.
Pimpinan departemen/pelayanan menyusun kriteria2 untuk tersebut diatas ,
kemudian ikut mempertimbangkan dan memilih staf.
Pimpinan departemen/pelayanan harus mampu membina hubungan kerja
sama dengan departemen /unit kerja SDM atau dengan departemen/unit kerja
lain dalam proses seleksi SDM berdasarkan rekomendasi pimpinan rumah
sakit.
Panduan kebijakan :
a. Pimpinan mengembangkan kriteria yang terkait dengan pendidikan, ketrampilan,
pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk staf profesionalnya.
b. Persyaratan/kreteria tsb digunakan untuk melakukan seleksi staf atau merekomendasikan
staf professional.
Kebijakan TKP.5.4.
Pimpinan memberikan orientasi dan pelatihan bagi semua staf yang bertugas dan
bertanggung jawab di departemen atau di pelayanan dimana mereka ditugaskan.
Sasaran :
Pimpinan rumah sakit.
Pimpinan departemen/pelayanan, harus bisa menjamin bahwa mereka-
mereka memahami tanggung jawab mereka di didala departemen, sehingga
diperlukan menyusun orientasi dan pelatihan bagi staf yang baru.
Orientasi yang perlu diberikan adalah tentang : misi rumah sakit, misi unit
kerja/departemen, jenis pelayanan, cakupan pelayanan yang diberikan,
kebijakan/prosedur pelayanan.
Panduan kebijakan :
a. Pimpinan menetapkan Program Orientasi bad=gi staf departemen, yang didokumentasikan.
b. Seluruh staf didalam departemen/unit kerja telah selesai menjalani program orientasi staf.
13
Kebijakan TKP.5.5.
Pimpinan melakukan evaluasi kinerja departemen atau pelayanan dan kinerja stafnya.
Sasaran :
Pimpinan rumah sakit.
Panduan kebijakan :
1. Pimpinan melakukan pengukuran mutu (quality measure) pelayanan di departemennya
dengan memperhatikan elemen a s/d d di atas (maksud dan tujuan).
2. Pimpinan melakukan pengukuran terkait mutu kinerja staf dalam menjalankan tanggung
jawabnya.
3. Pimpinan melaksanakan program pengendalian mutu .
4. Pimpinan departemen akan diberikan data & informasi untuk melakukan tindak lanjut atas
hasil capaian indikator mutu untuk mengelola dan meningkatkan mutu asuhan dan
pelayanan.
5. Pimpinan membuat laporan atas peningkatan mutu departemen secar berkala dalam
kaitannya dengan mekanisme pengawasan rumah sakit terhadap unit-unit kerjanya.
Sebagai prioritas utama rumah sakit adalah melakukan kegiatan pengukuran peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
Dalam hal ini, depertemen / unit pelayanan melakukan hal sama agar terintegrasi dalam
membuat perencaan di kemudian hari.
14
ETIKA ORGANISASI
Kebijakan TKP.6.
Rumah sakit menetapkan kerangka kerja untuk manajemen etis yang menjamin bahwa asuhan
pasien diberikan didalam norma-norma bisnis, finansial, etis, dan hokum yang melindungi
pasien dan hak mereka.
Kebijakan TKP.6.1.
Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen etis tersebut meliputi pemasaran,
admisi/penerimaan pasien rawat inap (admission), pemindahan pasien (transfer), pemulangan
pasien (discharge), dan pemberitahuan (disclosure) tentang kepemilikan serta konflik bisnis
maupun professional yang bukan kepentingan pasien.
Sasaran :
Pimpinan rumah sakit.
Pedoman kebijakan :
a. Rumah sakit membuat prosedur pelaksanaan pemberitahuan
kepemilikan dari rumah sakit.
b. Rumah sakit menjelaskan secara jujur pelayanan pasien.
Keluhan atau complain pasien terhadap rumah sakit, haris ditangani sesuai dengan
Manajemen Komplain yang sebelumnya sudah dipersiapkan.
Selesai