Anda di halaman 1dari 2

Nama : ANAS ISNAENI

NIM : 165020304111002

Kelas : Perekonomian Indonesia CB

PENANGANAN PERLAMBATAN EKONOMI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia harus lebih waspada
terhadap pertumbuhan ekonomi global yang masih akan melambat. Terlebih lagi Indonesia
telah menerapkan ekonomi terbuka. Dia mengatakan, sebagai perekonomian yang terbuka,
pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, yaitu ekonomi
regional dan global.

"Perlu dipahami, sebagai ekonomi terbuka, ekonomi Indonesia sangat terpengaruh pada
kondisi lingkungan apakah itu di Asia atau global. Sehingga pada tahun ke depan dan bahkan
sejak 3 tahun terakhir pengaruh ekonomi global tercermin pada ekonomi Indonesia.
Sedangkan ekonomi global pada tahun ini, lanjut Sri Mulyani, diperkirakan tumbuh lebih
rendah dibandingkan 2015. Pada 2016, ekonomi global diprediksi hanya mencapai 3,1
persen. Tahun ini 3,1 persen, lebih rendah dari tahun lalu 3,2 persen. Secara terus menerus
ekonomi dunia tidak bisa melakukan proyeksi yang tepat dan selalu koreksi ke bawah.

Selain ekonomi yang turun, pertumbuhan perdagangan global juga anjlok. Jika biasanya
pertumbuhan perdagangan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, namun pada saat ini
perdagangan tumbuh lebih rendah dibandingkan ekonominya. Pasca krisis global 2008-2009
adalah pertumbuhan perdagangan global melemah signifikan. Studi Bank Dunia dan IMF.
Pertumbuhan perdagang global hanya 2,6 persen lebih rendah dari 3,1 persen itu. Biasanya
pertumbuhan perdagangan global lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global, karena
perdagangan sebagai lokomotif ekonomi. Bahkan dalam 3 dekade terakhir pertumbuhan
perdagangan selalu double dari pertumbuhan ekonomi.

Perekonomian Indonesia pada tahun depan masih penuh tantangan. Ini karena perekonomian
global cenderung melambat. Pemerintah menargetkan ekonomi nasional akan tumbuh 5,1
persen di tahun depan, yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2017.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, langkah yang mesti


ditempuh untuk menghadapi tantangan itu ialah melalui pembangunan ekonomi yang
inklusif. Artinya, pembangunan ekonomi dilakukan secara mendalam dan menyeluruh
Pemerintah, kata Airlangga, telah berupaya mendorong pembangunan ekonomi inklusif di
antaranya dengan kucuran kredit usaha rakyat (KUR) untuk mendorong perusahaan kecil dan
menengah.

Bukan hanya itu, pemerintah juga mendorong terciptanya tenaga kerja terampil. Pemerintah
mendorong small and medium enterprise, KUR diperluas, vokasional training. Target
Presiden sangat besar. Pelatihan tenaga kerja tidak boleh sedikit, minimal jutaan. Kemudian,
diperlukannya kebijakan yang memacu sektor industri. Secara khusus, pihaknya
menyinggung kebijakan sektor energi yang diharapkan dapat mendorong industri nasional.
Apalagi kalau gross split dilepas tentu lokal konten tidak terhela dengan kuat. Perlu dibuat
regulatory frame work, di dalam sektor migas, dalam industri maka penguasa nasional bisa
ikut serta kue pembangunan.

Selain itu, lanjut Airlangga, pemerintah juga tengah berusaha menggenjot investasi di sektor
energi. Hal ini bertujuan agar energi bisa menunjang kegiatan industri di dalam negeri. Jadi
ini untuk mendorong pengusaha dalam negeri dalam sektor energi untuk pembangunan yang
berkelanjutan. Adanya Tax Amnesty atau program pengampunan pajak juga bisa
menggerakkan perekonomian Indonesia karena bisa menambah pendapatan. Selama ini
banyak yang belum bayar pajak, lalu data pajak masih berantakan. Reformasi perpajakan ini
sangat penting, untuk meningkatkan pendapatan nasional.

Dirangkum dari sumber-sumber berikut :

http://www.suara.com/bisnis/2016/12/15/133054/ekonomi-2017-diprediksi-masih-lambat-
ini-jalan-keluar-menperin

http://bisnis.liputan6.com/read/2673906/sri-mulyani-waspadai-perlambatan-ekonomi-dan-
perdagangan-global

http://bisnis.liputan6.com/read/2678921/cara-ri-keluar-dari-perlambatan-ekonomi-global

Anda mungkin juga menyukai