com/2009/01/24/kerangka-
konsep-variabel-dan-hipotesis/
A. Kerangka Konsep
Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus.
Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau
diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal
dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai
atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.
Contoh: Sehat adalah konsep; istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang
hal-hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan
seseorang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat maka
pengetahuan konsep sehat tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel
misalnya: tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya. Tekanan darah, denyut
nadi, Hb darah dan sebagainya ini variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservasi
atau mengukur apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat.
Contoh sederhara:
Dari contoh kerangka konsep penelitian tersebut di atas dapat dilihat bahwa di sana ada 4
konsep yaitu konsep tentang faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong
terhadap terjadinya perilaku, dan konsep faktor perilaku pemberian ASI itu sendiri. Tiap
konsep, masing-masing mempunyai variabel-variabel sebagai indikasi pengukuran masing-
masing konsep tersebut. Misalnya untuk mengukur faktor predisposisi maka dapat melalui
variabel pengetahuan, pendidikan, sikap, dan persepsi.
A. VARIABEL
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimilikinya oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentangsesuatu
konsep pengertian tertentu, misalnya umur jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya.
Pengukuran Variabel
1. Skala nominal, adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang
mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota
himpunan yang lain. Misalnya, jenis kelamin dibedakan antara laki-laki dan
perempuan; pekerjaan, dapat dibedakan petani, pegawai, dan pedagang; suku bangsa,
dapat dibedakan antara Jawa, Sunda, Batak, Ambon, dan sebagainya. Pada skala
nominal, kita menghitung banyaknya subjek dari setiap kategori gejala, misalnya
jumlah wanita dan pria. masing-masing sekian orang, jumlah pegawai dan bukan
pegawai sekian orang, dan sebagainva. Masing-masing anggota himpunan tersebut
tidak ada perbedaan nilai.
3. Skala interval, seperti pada skala ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat memberikan
nilai interval atau jarak antar urutan kelas yang bersangkutan. Kelebihan dari skala ini
adalah bahwa jarak nomor yang sama menunjukkan juga jarak yang sama dari sifat
yang diukur.
Contoh:
Interval a sampai d adalah 4 1 = 3 interval d dan c adalah 5 4 = 1. Dalam hal ini
tiap anggota dalam kelas mempunyai persamaan nilai interval. Contoh lain adalah
tentang skala pengukuran suhu dengan Fahrenheit dan Celsius, di mana masing-masing
mempunyai aturan skala yang berbeda letak dan jaraknya, meskipun masing-masing
memulainya dari nol. Contoh lain lagi adalah skala waktu tahun Masehi dan tahun
Hijriah, meskipun masmg-masing memulai dari bilangan 1.
4. Skala ratio, adalah variabel yang mempunyai perbandingan yang sama, lebih besar
atau lebih kecil. Variabel seperti panjang berat dan angka agregasi adalah variabel
rasio. Misalnya, apabila sekarang beras beratnya 1 kuintal. maka 5 karung beras
beratnva 5 kuintal.
B. Hipotesis
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan
kepada hasil penelitian ini dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban
sementara dari penelitian ini. Jawaban sementara dari suatu penelitian ini biasanya
disebut hipotesis. Jadi hipotesis di dalam suatu penelitianr berarti jawaban sementara
penelitian, patokan juga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut. melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat
benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.
Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis dari dalam menguji
rumusan jawaban sementara atau hipotesis itulah akhir suatu penelitian. Hasil akhir
penelitian ini disebut juga kesimpulan penelitian, generalisasi atau dalil yang berlaku
umum, walaupun pada taraf tertentu hal tersebut mempunyai perbedaan tingkatan sesuai
dengan tingkat kemaknaan (significantcy) dari hasil analisis statistik. Hasil pembuktian
hipotesis atau hasil akhir penelitian ini juga sering disebut thesis.
Dari hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara
dan harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau arah dari
pelaksanaan penelitian. Memperoleh fakta untuk perumusan hipotesis dapat dilakukan
antara lain dengan:
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung di lapangan,
rumah sakit, Puskesmas, atau labotarium. Dalam mengemukakan fakta ini kita tidak
berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang
diperoleh.
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari
sumber yang asli, tetapi masih berada di tangan orang yang mengidentifikasi tersebut,
sehingga masih dalam bentuknya yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan simbol berpikir sebagai
generalisas; dari hubungan antara berbagai fakta atau variabel.
Contoh sederhana : Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru-paru paru. Di dalam
contoh ini merokok adalah variabel yaitu variabel independen (penyebabnya), sedangkan
kanker paru-paru merupaksn variabel dependen atau akibatnya.
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa hipotesis adalah suatu simpulan sementara
atau jawaban sementara dari suatu penelitian sebab itu hipotesis harus mempunyai
landasan teoretis, bukan hanya sekadar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan
ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Ciri-ciri suatu hipotesis antara
lain sebagai berikut:
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam bentuk
kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa
hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau
akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung
atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang
objektif
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan
perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
1. Hipotesis Kerja
Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan
tentang peristiwa yang rerjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga
disebut hipotesis kerja. Biasanya makan rumusan pernyataan: Jika..maka..
Artinya, jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka
ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkannya.
Contoh sederhana:
a. Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular di daerah
tersebut tinggi.
b. Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka kematian
bayi di daerah tersebul tinggi.
c. Jika pendapatan perkapita suatu negara rendah, maka status kesehatan masyarakat
di negara tersebut rendah pula.
d. dan lain-lain.
Meskipun pada umumnya rumusan hipotesis seperti tersebut di atas, tetapi hal
tersebut bukan saru-satunya rumusan hipotesis kerja. Karena dalam rumusan hipotesis
kerja yang paling penting adalah bahwa rumusan hipotesis harus dapat memberi
penjelasan tentang kedudukan masalah yang diteliti, sebagai bentuk kesimpulan yang
akan diuji. Oleh sebab itu penggunaan rumusan lain seperti di atas masih dapat
dibenarkan secara ilmiah.
Hipoiesis Nol biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak
adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kelompok atau lebih mengenai suatu
hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan antara dua variabel,
disebut hipotesis alternatif.
a. Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara
penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.
b. Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada
waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada waktu bayi.
c. Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok penduduk yang
menggunakan air minum dari PAM dengan kelompok penduduk yang
menggunakan air minum dari sumur.
d. dan sebagainya.
a. Adanya korelasi positif antara penyakit diare dengan buruknya sanitasi lingkungan
d. dan sebagainya.