Keterangan Umum
Nama : Ny. D
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Status : Menikah
Agama : Islam
No CM : 465712
II. Anamnesa
Janin tunggal hidup intra uterin. v/v tak, portio tebal lunak,
Anamnesis khusus :
G1P0A0 merasa hamil 9 bulan mengeluh tekanan darah tinggi sejak usia
kehamilan 9 bulan. Riwayat pandangan kabur, nyeri ulu hati dan nyeri kepala
berat disangkal. Riwayat darah tinggi sebelum dan selama kehamilan (-). Mules-
mules (+) sejak 8 jam SMRS. Keluar cairan banyak dari jalan lahir disangkal.
Riwayat Obstetri:
1. Hamil ini
KB :-
Status Praesens :
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : afebris
Jantung : BJ Murni-reguler
Edema : +/+
Varices : -/-
His :+
Pemeriksaan Dalam:
vulva/vagina : tak
: 1-2 cm
Ketuban : (+)
Pemeriksaan Panggul :
CV : - CD : -
Sacrum : konkaf
Hb : 12,1 gr%
V. Diagnosis Kerja
VI. Penatalaksanaan
RENCANA PENGELOLAAN :
- Dopamet 3 x 500gr
- Nifedipin 3 x 10 gr
- observasi
VII. Laporan Partus
09 September 2007
- observasi
R/ : observasi
Ketuban : (-)
T/ : Pro SC ai CPD
Informed consent
JO : SCTP + IUD
LAPORAN OPERASI
-SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan
Jam 19.38 : Lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat.
-SBR dijahit lapis demi lapis, lapisan pertama dijahit jelujur interlocking, sebelum
-Perdarahan dirawat
Pembahasan
Pada kasus ini. ditemukan kenyataan bahwa pada pemeriksaan panggul
dinyatakan keadaan panggul ibu cukup baik untuk dilalui bayi sehingga dapat
dilakukan persalinan pervaginam, ukuran bayi adalah ukuran rata-rata (tidak
terlalu besar), kekuatan kontraksi rahim cukup baik.
Diagnosis disproporsi kepala panggul pada pasien ini didasarkan atas :
Pemeriksaan luar dari status obstetrik, didapatkan kepala bayi masih setinggi
4/5 (atau station 2), yang berarti bahwa kepala janin belum masuk ke pintu
atas panggul pada palpasi abdominal.
Pemeriksaan dalam didapatkan bahwa saat pembukaan telah lengkap,
kepala bayi dirasakan masih tinggi, yaitu pada station 2 dengan ubun-ubun
kecil melintang
Adanya lilitan tali pusat dua kali erat
Keadaan panggul dari pemeriksaan panggul memberikan kesan baik
Oleh karena itu sebab yang paling mungkin terhadap terjadinya
disproporsi kepala-panggul pada pasien ini adalah malpresentasi atau malposisi
dari janin. Hal ini didukung oleh data dari pemeriksaan yang dilakukan yaitu
ditemukannya letak kepala yang masih tinggi dari pemeriksaan luar meskipun
pembukaan telah lengkap dan adanya caput sebesar telur bebek di daerah
puncak kepala, yang berarti bahwa presentasi janin adalah presentasi puncak
kepala, yang merupakan malpresentasi janin pada jalan lahir
Tinjauan Pustaka
Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab morbiditas
dan mortalitas ibu disamping infeksi dan perdarahan, juga merupakan penyebab
dari 30-40% kematian perinatal.
Working Group Report on High Blood Pressure in Pregnancy (2000)
menyarankan klasifikasi hipertensi dalam kehamilan sebagai berikut
a. Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi dalam
kehamilan pada wanita yang tekanan darah sebelumnya normal dan tidak
disertai proteinuria. Gejala ini akan hilang dalam waktu kurang dari 12
minggu pasca salin.
b. Hipertensi kronis adalah hipertensi pada ibu hamil yang sudah
ditemukan sebelum kehamilan atau yang ditemukan pada umur kehamilan
kurang dari 20 minggu, dan yang menetap setelah 12 minggu pascasalin.
c. Superimposed preeclampsia adalah penderita dengan hipertensi
kronis sebelumnya, yang disertai dengan timbulnya gejala dan tanda
preeklamsi setelah usia kehamilan 20 minggu.
d. Preeklamsi ringan adalah jika didasarkan atas tekanan diastol
antara 90-<110 mmHg disertai dengan proteinuria (1+ dipstick atau > 300
mg/24 jam
e. .Preeklamsi berat dapat ditegakkan diagnosisnya apabila
didapatkan satu atau lebih gejala dibawah ini :
Tekanan darah diastol > 110 mmHg
Proteinuria > 2 g/24 jam atau > 2+ dipstick
Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri (<400 ml/24jam)
Trombosit < 100.000/mm3
Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH)
Peninggian kadar enzim hati (SGOT dan SGPT)
Sakit kepala yang menetap atau gangguan visus dan cerebral
Nyeri epigstrium yang menetap
Pertumbuhan janin terhambat
Edema paru disertai sianosis
Adanya the HELLP Syndrome (H:Hemolysis; EL:Elevated Liver
Enzymes; LP: Low Platelet count)
f. Eklamsi adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma.
Sebelumnya wanita ini menunjukkan gejala-gejala preeklamsi berat (kejang
timbul bukan akibat kelainan neurologis)
Faktor predisposisi pada preeklampsi/eklampsi adalah primipara,
kehamilan ganda, diabetes mellitus, hipertensi kronis, mola hidatisosa, hidrops
fetalis, bayi besar, obesitas, riwayat penderita. Riwayat keluarga pernah
menderita preeklamsi lebih sering dijumpai pada penderita preeklampsi.
Pembahasan
Berdasarkan pedoman diagnosis dan terapi preeklamsi berat di Bagian
Obstetri dan Ginekologi RSHS/FK UNPAD, pasien ini termasuk dalam kriteria
preeklampsi berat karena tekanan darah diastolik pasien mencapai 120 mmHg
( > 110 mmHg ), selain itu pada pasien ini juga dilakukan pemeriksaan protein
urine dengan hasil +1.
Tinjauan Pustaka
Dasar pengelolaan preeclampsi berat adalah terapi medikamentosa
setelah itu baru menentukan sikap terhadap kehamilannya.
Terapi medikamentosa terdiri dari :
pemberian anti kejang 4 gr ( 20 cc ) MgSO4 20 % dalam 100 ml infus RL
sebagai dosis awal dan dilanjutkan dengan pemberian 10 gr ( 50 cc )
MgSO4 20% dalam 500 ml infus RL sebagai dosis lanjutan
obat obat anti hipertensi yang hanya diberikan jika tensi > 180 / 110
mmHg, jenis obat diantaranya nifedipine 10mg dan dapat diulangi setiap
30 menit ( maksimal 120mg/24 jam ) sampai terjadi penurunan tekanan
darah, labetalol 10 mg iv apabila belum terjadi penurunan tekanan darah
maka dapat diulangi pemberian 20 mg setelah 10 menit, 40mg pada 10
menit berikutnya, diulangi kembali 40 mg pada 10 menit berikutnya
sampai 80 mg pada 10 menit berikutnya.
Diuretikum hanya atas indikasi adanya edema paru, gagal jantung
kongesti dan edema anasarka.
Pembahasan
Berdasarkan pedoman diagnosis dan terapi preeklampsi berat di bagian
Obstetri dan Ginekologi RSHS/FK UNPAD, penanganan preeklampsi berat pada
pasien ini telah sesuai dengan standar prosedur yang ada. Penderita telah
menerima 4 gram ( 20 cc ) MgSO4 20% dilarutkan ke dalam 100 cc RL dalam 15
20 menit sebagai dosis awal dan dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 10
gram ( 50 cc ) MgSO4 20% dilarutkan ke dalam 500cc RL ( 20 30 tetes/menit )
untuk mencegah kejang. Penderita juga telah menerima tablet metildopa 3x500
mg dan Nifedipin 3x10 mg untuk menurunkan tekanan darah. Pasien juga telah
dilakukan pengelolaan obstetrik aktif mengingat usia kehamilan aterm, dari
pembukaan 2 3 cm pasien di drip oksitosin dan 13 jam kemudian pembukaan
sudah lengkap namun kepala bayi belum turun karena terjadi CPD
( CephaloPelvic Disproportion ). Selain itu, observasi dilakukan secara kontinyu
terhadap tanda tanda vital dan denyut jantung janin ( DJJ ) pasien ini.
5. Mengapa Pemeriksaan Laboratorium pada Pasien ini Harus
Lengkap?
Tinjauan Pustaka
Pemeriksaan laboratorium pada pasien preeclampsi berat meliputi :
a. Hb dan Ht
b. Urine Lengkap
c. Trombosit
d. Fungsi hati
e. Fungsi ginjal
f. Serum Albumin dan faktor koagulasi
a) Peningkatan Hb dan Ht memberikan gambaran adanya :
Hemokonsentrasi yang mendukung diagnosis preeklampsia
Beratnya hipovolemia
Dan bila telah terjadi hemolisis nilai Hb dan Ht akan menurun sehingga
dapat memburuk menjadi sindroma HELLP
b) Peningkatan asam urat darah, kreatinin serum, Nitrogen Urea Darah
(BUN) menggambarkan :
Beratnya hipovolemia
Menurunnya aliran darah ke ginjal
Oliguria
Preeklamsia berat
c) Jika terjadi trombositopeni mendukung diagnosis preeklamsia berat dan
menjadi perlu untuk diperhatikan karena dapat menjadi sindroma HELLP.
d) Pemeriksaan lab yang menggambarkan fungsi hati diantaranya dengan
test diagnostik serum transaminase dimana bila terjadi peningkatan,
maka dapat menunjukkan kondisi preeklamsia berat dengan gangguan
fungsi hepar dan sindroma HELLP.
e) Pemeriksaan serum albumin dan faktor koagulasi menggambarkan
kebocoran endotel dan kemungkinan koagulopati.
Pembahasan
Pemeriksaan laboratorium yang lengkap seharusnya dilakukan pada pasien ini
agar dapat mendeteksi lebih dini timbulnya faktor faktor penyulit pada
preeklampsi seperti kelainan fungsi ginjal, kelainan fungsi hepar dan sindroma
HELLP. Karena sikap pengelolaan dari sindroma HELLP berbeda dengan
preeklampsi berat yang menuntut untuk dilakukannya sikap aktif, yaitu terminasi
kehamilan tanpa memandang umur kehamilannya.