Anda di halaman 1dari 65

CASE REPORT SESSION

Presentan
Mohmad Alief Basori
12100115159

Preseptor:
dr. Nina surtiretna, Sp.A, M.Kes

SMF Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
2015
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. C
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tangal lahir : 22 - 10 - 2013
• umur : 2 tahun 1 bulan
• Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
• Tanggal masuk : 16 november 2015
• Tanggal periksa : 16 november 2015
IDENTITAS ORANG TUA
AYAH IBU
• Nama : Tn. S • Nama : Ny. S
• Usia : 38 tahun • Usia : 33 tahun
• Pendidikan : S1 • Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : swasta • Pekerjaan : IRT
• Agama : Islam • Agama : Islam
• Alamat : Batununggal • Alamat : Batununggal
Keluhan Panas
Utama Badan
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan panas
badan sejak 5 hari sebelum masuk RS. Panas
badan muncul secara tiba-tiba, terjadi naik
turun, terus menerus. Panas badan diukur oleh
orang tua pasien menggunakan termometer
dengan suhu tertinggi 40°C dan suhu terendah
37.9°C.
Keluhan panas badan disertai dengan ruam merah
pada wajah sejak 2 hari sebelum masuk RS, ruam merah
kemudian menjalar keseluruh tubuh. Keluhan juga
disertai nyeri kepala sejak 5 hari sebelum masuk RS.
Keluhan juga disertai batuk berdahak sejak 3 hari
sebelum masuk RS, dahak kental kehijauaan. Keluhan
juga disertai pilek sejak 2 hari sebelum masuk RS, ingus
berwarna bening dan cair. Ibu pasien juga mengatakan
adanya mual dan muntah sejak 3 hari sebelum masuk
RS. Mencret sejak 1 hari sebelum masuk RS, cair,
ampas, lendir, terkadang disertai darah. Ibu pasien
mengeluhkan anaknya sulit makan dan selalu kehausan.
panas badan tidak disertai perdarahan gusi dan
mimisan. Ibu menyakal adanya batuk berdarah, lidah
yang bulat dan berbintik-bintik. ibu pasien menyangkal
bahwa anaknya silau melihat cahaya, penurunan
kesadaran, dan kejang. Keluhan panas badan tidak
disertai dengan keluar cairan dari telinga, sakit telinga
dan gangguan pendengaran. Ibu pasien menyangkal
batuk dan pilek disertai dengan sesak. Ibu pasien
menyangkal anaknya mudah memar dan mudah
mengalami perdarahan.
Orang tua pasien mengatakan bahwa
anaknya belum pernah di imunisasi campak. Ibu
pasien juga mengatakan bahwa adiknya (bibi),
minggu lalu di diagnosis campak dan di rawat di
RS. Saat ini pasien sudah dirawat selama 3 hari,
diberi antibiotik, obat penurun panas, dan terapi
cairan, keluhan mencret membaik.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
beberapa bulan sebelumnya pasien pernah
dirawat di RS dengan keluhan demam. Pasien
pulang setelah mengalami perbaikan.
RIWAYAT KELUARGA
ibu pasien mengatakan bahwa
beberapa minggu yang lalu adiknya (bibi
pasien) terkena campak dan di rawat di RS.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Selama hamil, ibu pasien rutin melakukan
pemeriksaan di dokter kandungan. Pasien lahir
dari seorang ibu P2A0, lahir dalam keadaan
cukup bulan, letak kepala, langsung menangis di
tolong dokter kandungan. Berat badan saat lahir
3100 gram dengan panjang badan 50 cm. Ibu
pasien tidak ingat lingkar kepala anaknya saat
lahir.
RIWAYAT MAKANAN
• 0-6 bulan : ASI
• 6-12 bulan : ASI + bubur susu
• 12- 13 bulan : ASI + menu makanan
lunak
• 13-24 bulan : ASI + menu makanan
• 24 bln - sekarang : menu makanan
RIWAYAT IMUNISASI
Menurut ibu pasien, anaknya tidak pernah
di imunisasi setelah pulang dari persalinan di
RS.
Riwayat Tumbuh Kembang
Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang sama dengan anak seusianya, yaitu :

Perkembangan Motorik Perkembangan Perkembangan Sosial


Bahasa
 Tengkurap dan mengangkat kepala  Bersuara dan tertawa  membalas tersenyum ketika
pada bulan ke-3 keras pada bulan ke-3 diajak tersenyum pada bulan
 berbalik dari telungkup ke  Bersuara tanpa arti ke-3
terlentang, duduk, meraih benda pada bulan ke-6  Memperhatikan orang pada
dengan jangkauannya pada bulan  Sekarang pasien bisa bulan ke-6
ke-6 berbicara dengan fasih  Bermain dengan teman
 Memasukan benda ke mulut sebayanya disekitar rumah
dengan tangan sendiri.
 Merangkak pada usia 7 bulan
 Bejalan usia 11 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum: tampak sakit sedang
 Kesadaran : composmentis
 Tanda vital
 N : 110x/mnt, regullar, equal, isi cukup
 R : 28x/mnt, abdominothorakal
 S : 37,8 0C
 Antropometri :
 BB : 11 kg
 TB : 80 cm
 Status gizi WHO-IDAI 2007 Z Score
 BB / U : 0 s/d -2 SD (normal)
 TB/U : -2 s/d -3 SD (normal)
 BB/TB : 0 SD (normal)
 Kesimpulan Status gizi : BAIK
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
• Bentuk : simetris
• Rambut : hitam , tidak mudah rontok
• Mata : konjungtiva anemis (-/-),
konjungtiva hiperemis (-/-), sekret (-/-), sklera
ikterik (-/-), strabismus (-) kelopak mata
cekung, air mata (+),
• Telinga : bentuk dan letak normal, otorrhea
(-/-)
• Hidung : bentuk normal, deviasi (-), sekret
(+)
• Mulut :
Bibir : tampak sedikit kering, sianosis (-)
Gigi : caries (-)
Gusi : perdarahan gusi (-)
Mukosa : mukosa lembab, Koplik’s spot (-/-)
Lidah : strawberry tongue (-)
faring : hiperemis (+)
Tonsil : T1-T1, Hiperemis (+), pelebaran kripta (-), detritus (-)

LEHER
• JVP : tidak meningkat
• Kel. Tiroid : tidak ada pembesaran
• KGB : tidak teraba pembesaran
• retraksi suprasternal (-)
THORAX
• Bentuk & gerak simetris
• Retraksi intercostal (-)
• Rose spot (-)
• Cor :
I : ictus kordis tidak terlihat
P : ictus cordis teraba di sektar ICS IV MCLS, tidak
kuat angkat
P : batas atas ICS 3, batas bawah parasternal
dextra,batas kiri MCLD
A : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler,
murmur -, gallop-
• Pulmo
– I : bentuk normal, simetris
– P : pergerakan simetris
– P : Sonor di kedua lapang paru
– A : VBS kanan=kiri
• ronchi (-), slem (-) , wheezing (-)
ABDOMEN
• I : bentuk datar, retraksi epigastrium (-)
• P : lembut, massa (-), skin turgor kembali cepat
Hepar : hepar tidak teraba
Spleen : spleen tidak teraba
• P : timpani,
• A : bising usus (+) normal

ANOGENITAL
• Tidak ada kelainan
Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
• Simetris • Simetris
• Tidak sianosis • Tidak sianosis
• Akral hangat • Akral hangat
• Petekie (-) • Petekie (-)
• CRT <2 detik • CRT <2 detik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
 Rangsang meningeal
 kaku kuduk (-)
 Brudzinki I/II/III (-)
 Kernig sign (-)
 Saraf Cranial:
CN II : pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
CN III,IV,VI: Strabismus (-)
 Refleks fisiologis :
 Bicep : +/+
 Tricep : +/+
 Patella :+/+
 Refleks patologis :
 Babinski : -/-
• Status dermatologis
– Distribusi lesi : regional
– Ad regio : wajah, leher, dada, perut,
punggung, lengan, tungkai
RESUME
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun 1bulan
dengan status gizi baik, datang dengan keluhan demam
disertai nyeri kepala sejak 5 hari SMRS, demam
continous, Keluhan disertai dengan ruam merah pada
wajah disertai pilek sejak 2 hari, ingus berwarna bening
dan cair. batuk berdahak disertai mual dan muntah sejak
3 hari dahak kental kehijauaan. Mencret sejak 1 hari, cair,
ampas, lendir, juga terkadang disertai darah. Ibu pasien
mengeluhkan anaknya sulit makan dan selalu kehausan.
Pasien sudah mendapatkan perawatan selama 3 hari di
RS, diberi antibiotik, obat penurun panas dan terapi
cairan.
• KU : tampak sakit sedang, composmentis
• TTV : subfebris, tanda vital lain dalam batas normal
• Pemeriksaan fisik :
Kelopak mata cekung, air mata (+), konjungtivitis (-), mukosa
bibir sedikit kering, Koplik’s spot (-). Dari status
dermatologikus ditemukan ruam makulopapula generalisata,
pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.
DIAGNOSIS BANDING
• Campak + diare akut non disentri dengan
dehidrasi ringan sedang
• Rubella + diare akut non disentri dengan
dehidrasi ringan sedang
USULAN PEMERIKSAAN
• Darah Rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit)
• Hitung jenis leukosit
• Pemeriksaan feses rutin
Hasil pemeriksaan laboratorium
16/11/2015

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Hb 12,2 10,1-12,9 gr/dl
Ht 37 Pria 30-39 %
Leukosit 5100 4000-10.000 Sel/mm3
Trombosit 240.000 150.000-400.000 Sel/mm3
IMUNOSEROLOGI
IgM Salmonella typhi Negatif 2 Negatif <4
Hasil pemeriksaan laboratorium
17/11/2015

Jenis pemeriksaan Hasil


Feses rutin
Warna Kuning
Konsistensi Lembek
Lendir +
Leukosit 0-2/ lpb
Eritosit 0-2/ lpb
DIAGNOSA KERJA
• Campak + diare akut non disentri dengan
dehidrasi ringan sedang
TATA LAKSANA UMUM
• Umum
• Isolasi
• Tirah baring di tempat tidur
• Diet 1100 kkal terdiri dari makanan lunak.
• Memberikan penjelasan mengenai penyakit
yang dialami serta pengobatan yang akan
dilakukan
• Beri cairan lebih banyak dari biasanya
TATA LAKSANA KHUSUS
• Khusus
• infus futrolit 50cc/jam
• Ondansentron 3x0,8ml iv
• ibuprofen 3x Cth I
• zinc 1x Tab I
• cefotaxime 3x250 mg iv
• vit A 200.000 IU
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Ad bonam
• Quo ad functionam : Ad bonam
• Quo ad sanitationam: Ad bonam
FOLLOW UP PASIEN
16/11/2015 17/11/2015 18/11/2015
S/ demam, mencret S/ mencret S/

O/ KU : CM O/ KU : CM O/ KU : CM
Febris Nomal Normal
N; 90x/mnt N; 90x/mnt N; 90x/mnt
S: 38,7’C S: 36,8’C S: 36,8’C
R: 28x/mnt R: 28x/mnt R: 26x/mnt
Cor/pulmo dbn Cor/pulmo dbn Cor/pulmo dbn
Abd bu (+) Abd bu (+) Abd bu (+)
Eks CRT <2dtk Eks CRT <2dtk Eks CRT <2dtk
Lab: Hb 12,2; Ht: 37%; Leuko: Feses rtn : warna: kuning;
5100 sel/mm3; Trombo: 420.000
konsistensi: lembk; lendir:
sel/mm3;
IgM salmonela typhi : negatif 4 +; leukosit : 0-2/lpb;
eritrosit: 0-2/lpb
P/ infus futrosit 50cc/jam, P/iResep dilanjutkan P/ terapi dilanjutkan, invomit 3x0,6 cc
invomit 3x100iv, bufect 3xij I,
daryazinc 1x ij I, cefotaxime
3x500, vit A 200.000iu
PEMBAHASAN
Campak
Definisi
Adalah suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang ditandai dengan demam,
batuk, konjungtivitis dan ruam kulit

Pada pasien terdapat demam, batuk dan ruam kulit


Etiologi
• Disebabkan oleh paramyxovirus,
penularan terjadi melalui percikan ludah
dari hidung, mulut maupun
tenggorokanpenderita campak

Beberapa minggu yang lalu bibi pasien


menderita campak dan di rawat
Epidemiologi
• Terdapat diseluruh dunia merupakan masalah
kesehatan di negara berkembang.
• Diduga berhubungan dengan cakupan
imunisasi yang menurun

Pasien tidak mendapat imunisasi campak


Manifestasi klinis
• Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium
:
• Stadium prodromal : berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang
diikuti dengan batuk, pilek, faring merah, nyeri menelan, stomatitis dan
konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di
depan molar tiga disebut bercak Koplik.
• Stadium erupsi : ditandai dengan timbulnya ruan makulo papular yang
bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dari batas rambut di belakang
telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher dan akhirnya ke ekstremitas.
• Stadium penyembuhan (konvalesens) : setelah 3 hari ruam berangsur-
angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi
kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu.

Pada pasien ini sesuai dengan klinis campak :Demam, batuk, pilek, ruam di
seluruh tubuh
Tatalaksana
• Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen
nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikonvulsi apabila
terjadi kejang,dan pemberian vitamin A
• Tanpa komplikasi :
– Tirah baring di tempat tidur
– Vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari.
– Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai, jenis makanan disesuaikan dengan tingkat
kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi.
• Pengobatan dengan komplikasi
– Ensefalopati
• Kloramfenikol dosis 75 mg/kgbb/hari dan ampisilin 100 mg/kgbb/hari selama 7-10 hari
• Kortikosteroid: deksametason 1 mg/kgbb/hari sebagai dosis awal dilanjutkan 0,5 g/kgbb/hari dibagi
dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik (bila pemberian lebih dari 5 hari dilakukan tappering off).
• Kebutuhan jumlah cairan dikurangi ¾ kebutuhan serta koreksi terhadap gangguan elektrolit
– Bronkopneumonia
• Kloramfenikol 75mg/kgbb/hari dan ampisilin 100mg/kgbb/hari selama 7-10 hari
• Oksigen 2 liter/menit
PENCEGAHAN

Diberikan vaksin MMR


DIARE AKUT DISENTRI
DIARE AKUT
Diare adalah buang air besar yang tidak normal
dima terjadi perubahan konsistensi tinja
dengan frekuensi yang lebih dari 3 kali dalam
24 jam atau tanpa darah.
Etiologi
• Infeksi
– Virus
• Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan diare aku, antara alain Rotavirus, Norwalk virus dan
Adenovirus.
• Rotavirus adalah penyebab utama diare pada anak usia di bawah 5 tahun, terutama usia di bawah 2
tahun. Rotavirus pertama kali di temukan oleh Bishop di Australia pada biopsi duodenum penderita
diare dengan mneggunakan mikroskop elektron. Ternyata kemudian, Rotavirus di temukan di
seluruh dunia sebagai penyebab diare akut yang paling sering. Di Indonesia, pada beberapa
penelitian di kota-kota besar Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta angka kejadian yang disebabkan
virus dan Adenovirus sering menyebabkan diare akut pada anak besar dan dewasa.
– Bakteri
• Beberapa bakteri yang menyebabkan diare akut pada anak:
• E. coli spp.
• Shigella spp.
• Campylobacter spp.
• Yersinia spp.
• Salmonella spp; dan
• Vibrio spp.
• Malabsorpsi
• Biasanya terjadi karena malabsorpsi karbohidrat, jarang sekali diare akut yang terjadi karena
malabsorpsi lemak, protein
• Alergi
• misalnya alergi terhadap susu sapi atau Cows milk protein sensitive enteropathy (CMPSE) atau
alergi karena makanan lain.

• Keracunan makanan
• Diare yang terjadi karena keracunan makan terjadi karena :
• Makanan tersebut mengandung zat kimia beracun.
• Makanan mengandung mikroorganisme yang mengeluarkan toksin, misalnya: Clostridium spp. dan
Staphylococcus spp.

• Imunodefiensi
Misalnya pada penderita Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)

• Lain-lain
Misalnya oleh karena defek anatomis, seperti malrotasi, hirschsprungs disease dan short bowel
syndrome. (4-6)
Patomekanisme

• Diare Sekretorik
• Diare skretorik adalah diare yang terjadi akibatnya aktifnya enzim
Adenylat siklase. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi cyclic AMP.
Akumulasi cAMP akan menyebabkan sekresi aktif air, ion CI, Na, K
dan HCO3 ke dalam lumen usus. Adenylcyclase ini diaktifkan atau
dirangsang oleh toksin dari mkroorganisme sebagai berikut:
• Vibrio
• ETEC
• Shigella
• Clostridium
• Salmonella, dan
• Campylobacter
• Akan tetapi, toksin yang paling kuat aktifasinya mengaktifkan
Adenylcyclase adalah toksin dari vibrio
• Diare Invasif
• Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam mukosa usus sehingga
menimbulkan kerusakan pada mukosa usus tersebut. Diare invasif disebabkan oleh ;
– Rotavirus (diarenya tidak berdarah)
– Bakteri : Shigella
• Salmonella
• Campylobacter diare berdarah
• EIEC
• Yersina
• Parasit : Amoeba
• Khususnya pada Shigella, setelah kuman melewati barier asam lambung, kuman masuk ke dalam
usus halus dan berkembang biak sambil mengeluarkan enterotoksin ini akan merangsang enzim
Adenylsiklase merubah ATP menjadi cAMP sehingga terjadi diare sekretorik (tidak berdarah).
Bakteri ini dengan adanya peristaltik usus sampai di colon. Di colon, bakteri ini akan melakukan
invasi, membentuk mikro-mikro ulkus yang disertai dengan sebukan sel-sel radang PMN dan
menimbulkan gejala diare yang berlendir dan berdarah.
• Pada Rotavirus, setelah masuk ke dalam traktus digestivus, berkembang biak dan masuk ke
dalam apikal usus halus, kemudian bagian apikal dari villi tersebut akan rusak dan diganti dengan
bagian kripta yag belum matang (immatur, berbentuk kuboid atau gepeng). Karena sel ini masih
immatur, sel ini tidak dapat berfungsi normal sehingga menimbulkan diare dan tidak bisa
menghasilkan enzim laktase atau disakaridase, panas yang tidak begitu tinggi, batuk pilek,dan
muntah-muntah.
• Diare Osmotik
• Diare Osmotik adalah diare yang terjadi
karena tingginya tekanan osmotik di lumen
usus sehingga menarik cairan dari intraseluler
ke dalam lumen, sehingga menimbulkan
watery diarhhea. Paling sering di sebabkan
oleh malabsorpsi karbohidrat.(
• Manifestasi Klinis :
• Manifestasi klinis penderita diare biasanya
berupa kekurangan cairan atau dehidrasi.
Pertama penderita harus dinilai derajat dan
kemudian masalah lain yang biasanya
berhubungan dengan diare. Biasanya kedua
langkah ini diselesaikan sebelum pengobatan
diberikan. Namun begitu, bila anak mengalami
dehidrasi berat, membuat dan melaksanakan
pemeriksaan lengkap harus ditunda sehingga
tidak terlambat diberikan
Tabel 26. Penilaian Derajat Dehidrasi

Penilaian A B C
1.Lihat : keadaan Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunlai atau tidak sadar
umum Sangat cekung dan kering
Normal Cekung Tidak ada
Mata Sangat kering
Ada Tidak ada *Malas minum atau tidak bisa
Air mata Basah Kering minum
Mulut dan Lidah Minum biasa *Haus, ingin minum banyak
Rasa Haus Tidak

2.Periksa: turgor
Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat
kulit
3.Hasil Pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan sedang Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda* ditambah


1 atau lebih tanda lain
• Penatalaksanaan
• 1. Rehidrasi
• A. Rencana terapi A---- mengobati diare di rumah
• Tiga cara dasar terapi di rumah adalah sebagiai
berikut
– Beri anak cairan lebih banyak dari biasanya, untuk
mencegah dehidrasi
– Beri anak makanan yang cukup bergizi, untuk
mencegah kekurangan gizi
• Bawa anak ke sarana kesehatan bila diarenya
tidak membaik atau ada tanda-tanda dehidrasi
atau timbul gejala lain yang serius
Tabel 27. Jumlah Oralit yang Diberikan Sehabis Buang Air Besar

Jumlah Oralit yang diberikan tiap BAB Jumlah oralit yang disediakan di rumah

Umur

<12 bulan 50-100 cc 400 cc /hr (2 bungkus)

1-4 tahun 100-200 cc 600-800 cc/hr, 3-4 bungkus

>5 tahun 200-300 cc 800-1000 cc/hr, 4-5 bungkus

Dewasa 300-400 cc 1200-2800 cc


B. Rencana Terapi B
Pemberian oralit diberikan dalam 3 jam pertama: oralit yang diberikan dengan mengalikan berat badan penderita (kg)
dengan 75ml. Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan, berikan oralit “paling sedikit”
sesuai tabel tabel 3 di bawah : (7-10,12)
Tabel 28. Pemberian Oralit Berdasarkan Umur pada Terapi B

Umur < 1 thn 1-5 thn >5 thn Dewasa

Jumlah oralit 300 cc 600cc 1200 cc 2400 cc


C. Rencana Terapi C
Pada recana terapi C diberikan cairan intravena berdasarkan usia yang
terlihat pada tabel 4.
Tabel 29. Pemberian Cairan Intravena pada Terapi C
•Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba
•Nilai kembali penderita tiap1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat
tetesan IV
•Juga berikan oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum; biasanya
setelah 3-4 jam (bayi) atau 3 jam (anak)
Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai kembali penderita
menggunakan bagan penilaian, kemudian pilihlah rencana yang sesuai
(A,B,atau C) untuk melanjutkan pengobatan
Umur Pemberian I 30 ml/kg dalam Kemudian 70 ml/kg dalam

Bayi < 12 bulan 1 jam* 5 jam

Anak > 1 tahun 1/ jam * 2 1/2 jam *


2
• Banyak macam obat-obatan dan kombinasi obat
dijual untuk pengobatan diare akut. Obat-obat
antidiare yang meliputi: antimotilitas misalnya
(loperamid,diphenoxxylate, kodein, opium;
absorbent (misal norit, kaolin, attapulgit, smectie
). Tidak satupun obat-obatan ini terbukti
mempunyai efek yang nyata untuk diare dan
beberapa malahan mempunyai efek yang
membahayakan (seperti ileus paralitik dan
bakteri tumbuh lebih banyak). (4,5,6)

• Antibiotika digunakan secara selektif pada kasus:
• Diare berdarah, sebagai obat pilihan pertama
adalah kotrimoksasol dengan dosis
50mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis, selama 5 hari.
• Kolera, dengan menggunakan tetrasiklin, dosis
50mg/kgbb/hari dibagi3-4 dosis, selama 3 hari
• Amuba/giardia, dengan menggunakan
mentronidazole, dosis 30-50mg/kgbb/hari dibagi
3 dosis, selama 5-7 hari. (7-10,12)
• Pemberian Preparat Zinc
• WHO merekomendasikan suplementasi zinc pada diare
akut selama 10-14 hari dengan dosis 10 mg untuk usia
di bawah 6 bulan dan 20 mg perhari untuk anak usia di
atas 6 bulan. Zinc mempunyai peran terhadap
integritas barier epitel, perbaikan jaringan dan fungsi
sistem imun. Berbagai efikasi pemberian zinc telah
terbukti dalam mencegah infeksi saluran cerna,
menurunkan angka kejadian diare, mengurangi durasi
dan kekambuhan diare, serta mengurangi penggunaan
antibiotika.

• Probiotik
• Akhir-akhir ini lebih berkembang penelitian tentang
penggunaan probiotik dalam penatalaksanaan diare,
terutama pada anak. Dengan memanipulasi
keberadaan mikrobiota probiotik dalam usus dan
memelihara ekosistem tersebut. (11,13,14). Probiotik:
bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makan
yang mempunyai pengaruh menguntungkan terhadap
kesehatan, baik pada manusia dan binatang dengan
memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal
• Jenis-jenis probiotik
• 1. Lactobasili: L acidophilus, L casei, Ldelbrucki
subsp bulgaris, Lbrevis, L celobious, Lcurvatus, L
fermentum, L plantarum.
• 2. Kokus gram positif: lactococus lactis subsp
Cremoris, Streptococcus Salvarius subsp.
Thermophylus, Enterococus faecium, S
diaacetylactis, S intermedius.
• 3. Bifidobakteria: B bifidum, B adolescentis, B
animalis, Binfatis, B longum, B thermophylum.
(11,13,14,15)
• pencegahan
– Pemberian ASI
– Perbaikan makanan pedamping ASI
– Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan
untuk minum
– Cuci tangan
– Pengunaan jamban
– Pembuangan tinja bayi yang aman
• Imunisasi campak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai