Anda di halaman 1dari 32

Oleh :

Mohamad Alief Basori


12100115159

Preseptor :
dr. Hana Sofia Rachman SpA.
 Nama : An. K
 Jenis Kelamin : Laki - laki
 Tempat, tgl lahir : Bandung, 21 maret 2015
 Umur : 6 bulan
 Alamat : pangalengan
 Tgl masuk : 13 Oktober 2015
 Tgl pemeriksaan : 13 Oktober 2015
 Nama ayah : Tn. R
 Umur : 28 tahun
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : swasta
 Agama : Islam
 Alamat : pangalengan
 Nama ibu : Ny. L
 Umur : 20 tahun
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 Alamat : Pangalengan
 Keluhan utama : Kejang
 Keluhan tambahan:

Pasien datang di bawa oleh orang tuanya


dengan keluhan kejang. Terjadi pada saat 2 jam
sebelum masuk rumah sakit.. kejang terjadi
selama kurang lebih 10 menit. Saat kejang pada
pasien badan terlihat kaku , mata mendelik ke
atas. Keluhan kejang disertai demam tinggi.
Kejang hanya terjadi 1 kali. Sebelum dan sesudah
kejang pasien sadar.
Keluhan kejang di dahului dengan adanya panas
badan 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas badan
dirasakan 10 hari yang lalu di sertai batuk, dan sesak.
Panas badan dirasakan terus menerus. Panas badan
dirasakan hilang timbul, panas turun ketika minum obat,
awal panas dirasakan tidak terlalu tinggi, semakin lama
panas badan semakin tinggi. Tidak ada perbedaan panas
siang dan malam hari. Keluhan batuk pada pasien
dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
Dirasakan terus menerus tidak di pengaruhi oleh cuaca,
batuk di sertai dengan dahak. Dahak sulit di keluarkan.
Batuk sepeti batuk biasa. Sesak dirasakan terus menerus.
Secara bertahap semakin lama pasien terlihat semakin
sesak
Ibu pasien menyangkal adanya penurunan
kesadaran, muntah yang menyembur, mencret dan
muntah yang sering dan banyak, sulit minum,
riwayat trauma atau jatuh pada bagian kepala, dan
penurunan berat atau berat badan sulit naik, dalam
waktu yang lama. Orang tua pasien menyangkal
adanya panas badan di sertai ruam pada tubuh,
keluar cairan dari telinga, peningkatan atau
perubahan warna pada buang air kecil menjadi lebih
keruh atau terdapat warna merah, dan menangis saat
makan atau buang air kecil. Ibu pasien juga
menyangkal batuk yang terus menerus sulit berhenti
dan di akhiri dengan menarik nafas dan batuk yang
menggonggong. Sesak nafas yang terjadi tidak di
pengaruhi cuaca. Sesak juga tidak disertai dengan
kebiruan pada ujung jari dan daerah sekitar mulut
saat menangis atau menyusu, bengkak pada sekitar
mata atau tungkai, terdapatnya mengi ataupun suara
mengorok.
Orang tua pasien menyebutkan bahwa Pasien
sempat berobat ke bidan setelah 2 hari. Untuk
demam , batuk, dan sesak. sempat diberikan obat
oleh bidan, untuk panas menunjukan adanya
penurunan sedikit, ketika meminum obat. setelah
beberapa hari demamnya mulai tinggi kembali.
Lalu orang tua pasien membawa nya ke
puskesmas,
Pasien tinggal di rumah dengan ayah, ibu,
kakek, nenek dan anak paman nya.
Sebelumnya pasien datang ke puskesmas
untuk keluhan kejang dengan demam tinggi.
Lalu dokter puskesmas merujuk pasien ke
RSUD Al Ihsan
 Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
kejang, tetapi kalau demam pernah dan hilang
bila di beri obat.
 Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat keluarga pasien sebelumnya tidak
ada yang pernah mengalami kejang sebelumnya.
nenek pasien mengatakan bahwa anak nya ( kakak
dari ayah pasien) pernah mengalami kejang
demam dan hilang pada usia 5 tahun
 Riwayat kehamilan dan persalinan
Saat hamil ibu pasien rutin mmeriksakan
kehamilannya di bidan, ibu pasien melahirkan
dengan normal dan anaknya langsung menangis
kencang, ibu melahirkan bayi di bidan dengan
berat badan lahir 3 kilogram panjang badan 49 cm
 Riwayat makanan
0-6 bulan : ASI eksklusif + bubur susu
 Riwayat imunisasi
Menurut ibu pasien, pasien telah di imunisasi
dasar lengkap di posyandu. Nenek nya
merupakan kader posyandu
 Riwayat pertumbuhan
Gerakan kasar :Pasien sudah bisa melakukan
menggoyang-goyangkan dan membalikan
badannya ke kanan dan kiri
Gerakan halus : pasien sudah bisa meraih dan
menggapai
Komunikasi/berbicara : pasien sudah bisa
menoleh ke suara
Sosial& kemandirian : pasien sudah bisa meraih
mainan
 Keadaan umum : composmentis, sakit sedang
 Tanda vital :
- Tekanan darah : tidak dilakukan
- Nadi : 130 kali / menit, isi cukup,
- Respirasi : 38 kali / menit
- Suhu : 38,3 O C
 Sirkulasi : akral teraba hangat, CRT < 2 detik
 Antropometri :
 - BB : 6,3kg
- TB : 63,5 cm
 Status gizi
- BB / TB : 0 sampai 1 normal
- BB / U : 0 sampai 2 normal
- TB / U : 0 sampai 1 normal
Kepala
 Bentuk : simetris
 Fontanel :
 Wajah : simetris, edema (-), deformitas (-)
 Rambut : hitam halus, tidak mudah rontok
 Mata : simetris, konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-,
pupil bulat isokor, reflex cahaya +/+, sunken eye -/-
 Telinga : sejajar kantus mata, simetris, sekret (-)
 Hidung : simetris, sekret (-), pch (-).
 Mulut :
 Bibir : simetris, lembab,
 Gigi : belum tumbuh gigi
 Gusi : merah, tidak terdapat lesi
 Mukosa : tidak ada kelainan, basah
 Lidah : tidak ada kelainan, berwarna kemerahan
 faring : tenang
17
Leher
Bentuk : simetris, tidak ada kelainan
Thoraks
 Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi intercostal,
pergerakan simetris, iktus kordis tidak terlihat
Pulmo :
• Palpasi : tidak ada retraksi interkostal
• Perkusi : tidak dilakukan
• Auskultasi
 bunyi paru bronkovesikular kanan=kiri, ronkhi (-),
wheezing (-)
 Terdapat slam

18
 Jantung :
Palpasi : iktus kordis terletak di ICS 4 mid
claviculary line
Perkusi batas jantung : tidak dilakukan
Auskultasi : S1, S2 murni regular, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
 Inspeksi : cembung, terlihat corak pernafasan
abdominotorakal
 Auskultasi : BU (+), frekuensi 4x/menit
 Palpasi : lembut, liver dan spleen tidak terdapat
pembesaran, NT (-)
 Perkusi : tidak dilakukan

Anogenital : tidak terdapat anogenital rash

Ekstremitas dan Tulang Belakang


 Bentuk ekstremitas normal, deformitas (-)
 Postur tulang belakang lurus

20
Neurologis:
Tanda rangsang meningens:
 Kaku kuduk (-)
 Burdzinski I, II, III : (-)
 Kernig’s Sign : sulit dilakukan
Refleks primitif :
Moro refleks : sudah menghilang
Tonic neck refleks : sudah menghilang
Plantar grasp refleks : sudah menghilang
Palmar grasp refleks : sudah mengilang
Babinski refleks : +/+
21
Pemeriksaan motorik
 Tonus fasik : tahanan kuat

 Refleks patelar : (+/+)

 Tonus postural : reaksi tarikan kuat


Pemeriksaan Kulit
 Teraba lembab

 Tidak terdapat kemerahan pada kulit

 Skin turgor normal

Pemeriksaan kelenjar
 Tidak teraba pembesaran kelenjar
Pasien datang dengan kejang 2 jam sebelum masuk
rumah sakit, sebelum pasien masuk rumah sakit pasien
mengalami kejang kurang lebih 10 menit,
10 hari sebelum kejang pasien mengalami demam,
batuk, pilek, dan sesak. Pasien kejang disertai demam
tinggi, pasien langsung di bawa ibunya ke puskesmas,
setelah pasien meminum obat demam tidak kunjung
turun. Setelah itu dokter puskesmas merujuk ke RSUD Al
Ihsan.
Terdapat Slam

24
 Kejang demam sederhana + ispa

 Kejang demam komplek + ispa

25
 Pemeriksaan darah rutin

 Pemriksaan rontgen paru

 Pungsi lumbal

 Pemeriksaan EEG

26
 Kejang demam sederhana + ispa
 Umum
Bila pasien kejang ;
 Tempatkan pasien di tempat yang aman

 Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan


kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mulut/hidung. Walaupun kemungkinan lidah
tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam
mulut.
 Bebaskan jalan nafas
 Berikan O2 2 L
 Pemberian cairan infus
4 x 6, 3 kg = 25,2 ml/jam

 Pemberian antikejang
• Diazepam perektal saat kejang , 5 mg
• Pemberian diazepam iv(0,3mg-0,5mg/kgbb per 8
jam)
• 2,1-3,5 mg/per 8 jam iv
Pada pasien 6, 3 kg, dosis 0,3x 6, 3 = 1, 89 mg IV/8 jam
• Maintenance dose, diazepam syr 2mg/5ml
0,3mg/bb, 3 kali 1
0,7 mg perkali pemberian
 Pemberian penurun panas
• Paracetamol 10-15 mg/kgbb/kali
Pasien 6,3 kg, 70-105 mg/kali,
Paracetamol syr 125mg/5ml
3 x 1 x 1 cth
 Pemberian antibiotik
• Amoxcicilin 10-25 mg/kgbb/kali
6,3 kg, 70-175 mg/kali
Amoxicilin syr 125mg/5ml
3x1x1 cth
 Pemberian mukolitik
• Ambroxol
6,3 kg, 0,6-0,8 mg/kgbb/kali
4,2-5,6 mg/kali
Ambroxol syr 15mg/5ml
2x1x 0.5
 Kemungkinan kejang kembali
 Persiapannya :
 Sedia obat anti kejang dan obat penurun panas
dirumah.
 Beritahu cara pemberiannya.
 Penanganan pertama pada kejang.
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai