Anda di halaman 1dari 6

blogspot.

com
Google detected that you're on a slow connection and optimised this page to use 80% less data.
Optimised just now
View original

Isny nurhayati
Blog ini dibuat agar dapat bermanfaat

Obat PJK

Obat PJK

PENGOBATAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Disusun oleh :
1.Biby Prahastiawan(1.12.017)
2.Danang Ardiyanto(1.12.025)
3.Diah Khusnul Khotimah(1.12.030)
4.Dwi Aryanti Puspitasari(1.12.033)
5.Isny Nurhayati(1.12.048)
6.Riana Rizky Ludfiani(1.12.075)
Kelas A
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dewasa ini banyak penyakit mematikan didunia, salah satu pembunuh terbesar
di dunia adalah penyakit jantung koroner. William herderson adalah orang
pertama yang menguraikan secara rinci mengenai gejala penyakit ini pada tahun
1768, sebagai berikut: mereka yang terrkena penyakit ini terasa tertekan dalam
kurung (seized) saat berjalan, lebih lebih jika mendaki atau segera setelah
makan, oleh suatu sensasi yang bersifat nyeri dan tak terfokus, yang terjadi di
dada dan tampak bisa berakibat fatal (dapat menghentikan hidupnya) jika
berlangsung terus menerus atau intensitasnya meningkat. Setiap tahun di USA
ada sekitar 700.000 penderita baru masuk Rumah Sakit karena kejadian Jantung
Koroner.
Maka dari itu sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui obat dari
penyakit jantung koroner, dimana bisa membantu mengurangi angka kematian
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan mengetahui obat yang bisa
mengurangi jantung koroner kemungkinan mati mendadak akibat jantung
koroner akan berkurang.
B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner?
2.Apa penyebab penyakit jantung koroner?
3.Apa saja gejala yang muncul dari penyakit jantung koroner?
4.Obat apa yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi penyakit jantung koroner?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan
penyempitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis (kekakuan arteri)
maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak (plague) pada dinding
arteri koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun.
(Kabo,2008,hlm.29)
Hal ini diakibatkan oleh pembuluh arteri yang tersumbat sehingga menghambat
penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung.
Penyakit Arteri Koroner / penyakit jantung koroner (Coronary Artery Disease)
ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang
melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.Endapan lemak
(ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar
dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan
darah bagi jantung.
Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
B.Penyebab
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling
tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan
merupakan faktor penting dalam gaya hidup seseorang.
Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri
koroner adalah:
a. Diet kaya lemak
b. Merokok
c. Malas berolah raga.
C.Gejala
Gejala penyakit jantung koroner yang paling sering adalah angina pektoris (nyeri
dada), yang dalam perkembangannya dapat berlanjut menjadi serangan jantung
(infark miokard). Gejala lain dari penyakit jantung koroner bisa berupa gagal
jantung atau gangguan irama (aritmia), dan pada beberapa kasus bisa langsung
terjadi mati mendadak. (Kabo,2008,hlm.56)
D.Pengobatan
PJK adalah penyakit akibat penyempitan arteri koroner sehingga suplai darah ke
otot jantung berkurang. Maka, obat untuk PJK tidak lain adalah obat yang dapat
meningkatkan suplai darah ke otot jantung.
Contoh obat yang meningkatkan suplai darah adalah :
1.Golongan Nitrat
Contoh obat golongan nitrat adalah nitroglycerin, contoh yang lain adalah
isosorbid dinitrat (ISDN) yang kemudian diproduksi jenis baru yaitu isosorbid
mononitrat yang memiliki efek kerja lama.
Mekanisme kerja nitrat adalah meningkatkan produksi nitric oxide (NO), zat
yang memiliki efek melebarkan pembuluh darah terutama di vena dan sedikit
pada arteri sehingga nitrat dapat menurunkan beban jantung dan memperbaiki
sirkulasi koroner.
Efek samping yang paling sering di timbulkan dari preparat nitrat adalah sakit
kepala.
2.Obat-obat Antiagregasi (penghambat penggumpalan darah)
Apabila terjadi penyempitan di pembuluh darah, darah perlu dibuat tidak
mudah bergumpal agar tetap dapat mengalir dengan baik. Oleh sebab itu, setiap
penderita PJK perlu diberikan obat penghambat penggumpalan darag kecuali
ada kontraindikasi.
2.1Aspirin Dosis Rendah
Aspirin adalah nama dagang dari asam salisisat yang pertama diproduksi oleh
pabrik obat Bayer pada tahun 1899 sebagai obat penurun panas dan antisakit.
Pada 1827, Lerouk dari Perancis pertama kali menemukan salisin, bahan aktif
dalam kulit pohon willow, dan pada tahun 1838 Piria memproduksi asam salisiat
dari salisin. Pada 1899, Dreser memperkenalkan asam asetil salisilat (aspirin)
menjadi obat dan sejak itulah aspirin populer digunakan di Amerika Serikat
sebanyak 20 ton aspirin dikonsumsi setiap tahun.(Kabo,2008,hlm.99-105)
Aspirin dosis rendah (Baby aspirin/aspirin berdosis 81 mg). Setiap tablet aspirin
mengandung asam salisiat 500 mg. Ada suatu penelitian yang menemukan
bahwa aspirin memiliki efek antiagregasi atau efek menghambat penggumpalan
sel darah. Aspirin selain berbentuk tablet yang dikonsumsi secara per oral juga
diperkenalkan oleh Bayer dalam bentuk aspirin kristal yang larut dibawah lidah,
seperti nitrogliserin sublingual yang populer (dilator arteri koroner untuk
serangan jantung). (Kabo,2008,hlm.99-105)
Efek ini terjadi karena aspirin menghambat aktivitas enzim cyclo-oxygenase
pada trombosit yang selanjutnya menghambat produksi tromboksan, zat yang
memiliki efek merangsang agregasi trombosit dan vasokontriksi. Adanya efek
antiagregasi ini membuat aspirin dianjurkan pada penyakit-penyakit gangguan
peredaran darah termasuk Penyakit Jantung Koroner dan Stroke.
(Kabo,2008,hlm.99-105)
Ada dokter yang menggantikan aspirin dengan obat antiagregasi jenis lain, yang
menyebabkan iritasi lambung lebih ringan seperti tiklopidin (Ticlid) atau
clopidogrel (Plavic). (Kabo,2008,hlm.99-105)
Selain mengiritasi lambung, efek samping lain dari aspirin adalah menyebabkan
trombositopeni (jumlah trombosit berkurang). Dengan demikian aspirin dosis
kecil tidak dianjurkan pemberiannya (kontra-indikasi) pada pasien yang
menderita : tukak lambung, penyakit perdarahan, wanita hamil, dan pasien yang
sensitif. (Kabo,2008,hlm.99-105)
Sehubungan dengan efek samping tersebut di atas, aspirin tidak dianjurkan
dipakai sebagai obat pencegahan primer penyakit jantung koroner. Kemudian
hal-hal yang perlu diperhatikan bagi pasien yang sedang menggunakan aspirin
adalah apabila mau dilakukan pencabutan gigi atau operasi kecil, aspirin harus
dihentikan sekurang-kurangnya tiga hari sebelumnya. Sedangkan, mereka yang
akan menjalani operasi besar, aspirin harus dihentikan tujuh hari agar tidak
terjadi perdarahan. (Kabo,2008,hlm.99-105)
Aspirin dosis kecil yang beredar di Indonesia yang digunakan untuk penyakit
jantung koroner antara lain adalah : Ascardia, Farmasal, Aspilet, Cardioaspirin
dan Restor. (Kabo,2008,hlm.99-105)
Aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang dikenal sebagai
prostaglandins. Siklooksigenase, sejenis enzim yang terlibat dalam pembentukan
prostaglandins dan tromboksan,terhenti tak berbalik apabila aspirin mengasetil
enzim tersebut. Prostaglandins ialah hormon yang di hasilkan di dalam tubuh
dan mempunyai efek berbagai di dalam tubuh termasuk proses penghantaran
rangsangan sakit ke otak dan pemodulatan termostathi potalamus. Tromboksan
pula bertanggung jawab dalam penganggregatan platlet. Serangan jantung
disebabkan oleh penggumpalan darah dan rangsangan sakit menuju ke otak.
Oleh itu, pengurangan gumpalan darah dan rangsangan sakit ini disebabkan
konsumsi aspirin pada kadar yang sedikit dianggap baik dari segi pengobatan.
Namun, efeknya darah lambat membeku menyebabkan perdarahan berlebihan
bisa terjadi . oleh itu, mereka yang akan menjalani pembedahan atau
mempunyai masalah perdarahan tidak di perbolehkan mengkonsumsi aspirin.
(Kabo,2008,hlm.99-105)
2.2Ticlopidine (Agulan, Ticlid, Cartrilet)
Ticlipidine adalah obat antiagregasi seperti aspirin sehingga memiliki indikasi
seperti aspirin, walaupun cara kerja berbeda dari aspirin. Efek samping yang
dilaporkan selain menyebabkan iritasi lambung, juga bisa menyebabkan sel
darah putih berkurang, berak-berak dan bercak merah di kulit. Karena efek
samping ini, maka tidak dianjurkan pada orang tua. (Kabo,2008,hlm.105)
Contoh obat yang mengurangi beban jantung dan mengurangi kebutuhan atas
oksigen dari otot jantung adalah :
1.Beta-bloker
Beta-bloker adalah obat yang memperlambat denyut nadi dan membuat jantung
tidak berkontraksi terlalu kuat. Obat ini memblokade reseptor beta di jantung,
sehingga adrenalin tidak lagi memiliki efek pada jantung jadi beta-bloker disebut
juga sebagai penghambat aktivitas saraf simpatis. Beta-bloker merupakan salah
satu obat penting untuk penderita penyakit jantung koroner, karena obat ini
memperlambat denyut jantung dan melemahkan kontraksi otot jantung. Dengan
demikian jantung tidak membutuhkan banyak suplai darah dan oksigen, atau
dengan kata lain obat ini menurunkan beban jantung. (Kabo,2008,hlm.95)
Beta-bloker dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan penghambatannya
pada beta reseptor, yaitu:
a.Kardioselektif
Kardioselektif hanya memblokade beta-reseptor 1 yang ada di jantung dan tidak
terlalu banyak efek samping.
b.Non kardioselektif
Non Kardioselektif memblokade beta reseptor 1 di jantung maupun beta reseptor
2 di organ-organ lain seperti paru-paru, usus, dan sel-sel lemak di seluruh tubuh,
sehingga obat ini lebih banyak efek sampingnya. Kontraindikasi pada Non
Kardiofaskuler yaitu tidak diberikan pada penderita asma, kencing manis, dan
pasien yang memiliki kolesterol yang sangat tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa Beta-Bloker non Kardioselektif
seperti Propranolol lebih memperpanjang harapan hidup penderita penyakit
jantung koroner dibandigkan Beta-bloker kardioselektif seperti Atenolol.
2.Antagonis kalsium
Obat golongan ini dapat memblokade kanal kalsium di membran sel otot jantung
dan sel otot polos pembuluh darah. Dengan menghambat ion kalsium masuk
kedalm sel otot jantung dan arteri, antagonis kalsium memiliki efek menghambat
kontraktilitas jantung, menghambat laju jantung, dan menyebabkan relaksasi
pembuluh darah. Akibatnya beban jantung berkurang dan kebutuhan atas
oksigen juga berkurang.
Indikasi pemberian antagonis kalsium yaitu sebagai obat anti hipertensi
(terutama nifedipin dan amlodipin), anti angina dan anti aritmia ( terutama
verapamil dan diltiazem). Antagonis kalsium tidak banyak efek samping.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah masyarakat mengetahui bahaya dan penyebab jantung koroner, serta obat
yang bisa dikonsumsi untuk mengurangi jantung koroner masyarakat akan dapat
memilih dan menggunakan obat yang terbaik untuk dikonsumsi sehingga
banyaknya angka kematian yang disebabkan karena penyakit jantung koroner
akan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Kabo,peter.2008.PengobatanJantung Koroner.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
http://en.wikipedia.org/wiki/Aspirin
http://www.voaindonesia.com/content/aspirin-dosis-rendah-bisa-kurangi-resiko-
serangan-jantung--135543198/102055.html
http://forum.kompas.com/alternatif/11218-aspirin-obat-ajaib-pencegah-stroke-
dan-serangan-jantung.html
http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/aspirin_tidak_untuk_stroke.htm
http://www.arthazone.com/news_detail.php?nid=986
http://news.detik.com/read/2007/10/04/081248/837629/10/terapi-aspirin-bisa-
cegah-jantung-dan-stroke
http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2010/edisi-no-04-vol-xxxvi-2010/179-
fokus/233-asa-dosis-rendah-untuk-pencegahan-penyakit-jantung-dan-stroke
http://www.resep.web.id/kesehatan/aspirin-dosis-rendah-cegah-
kardiovaskular.htm

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda

Lihat versi web

Isny Nurhayati-STIKES TELOGOREJO SEMARANG

isny nurhayati
Ikuti

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai