Anda di halaman 1dari 5

FIQH ISLAM TERKAIT MASALAH KEDOKTERAN

PRINSIP DASAR FIQH ISLAM



Segala perkara (perbuatan) tergantung pada niatnya
Misalnya : aborsi dilakukan karena berhubungan dengan
kesehatan si ibu, bukan karena maksud dan tujuan yang
bersifat negatif.


Segala kerusakan/kemadaratan harus dihilangkan
Misalnya : seseorang yang terkena bibir sumbing harus
segera dioperasi, itu kan takdir Allah? Kenapa harus
dioperasi? karena susah dalam mengucapkan sesuatu
dengan jelas dan beraktivitas sehari-hari.

Segala kesulitan akan membawa kemudahanan
Kesulitan yang yang membawa kemudahan: sakit,
bepergian, keadaan terpaksa, lupa, kesukaran dan
ancaman bahaya yang merata, kurang sempurna, dalam
keadaan solat (dapat duduk, berbaring, ataupun
digabung).

Keyakinan tidak dapat dihilangkan oleh keraguan
Misalnya : tadi pagi sebelum berangkat wudhu,
dikarenakan sampai kampus ingin shalat sunnah, dan ragu
wudhunya batal atau tidak, yang terpenting adalah
yakinkan dan mantapkan.

Kebiasaan bisa dijadikan (pertimbangan) hukum
Kebiasaan yang bisa dijadikan pertimbangan hukum apabila:
1. Dapat diterima oleh kemantapan jiwa dan akal oleh
masyarakat secara umum, serta sesuai watak
pembawaan manusia
2. Kebiasaan itu menjadi kebiasaan umum dan
dilakukan secara kontinyu
3. Tidak bertentangan dengan al-Quran dan Sunnah

EUTHANASIA
Euthanasia sering diartikan sebagai tindakan
memudahkan kematian seseorang dengan sengaja tanpa
merasakan sakit, karena kasih sayang, dengan tujuan
meringankan penderitaan si sakit, baik dengan cara positif
maupun negative.
Istilah lain yang hampir semakna dengan itu dalam bahasa
arab adalah qatl ar-rahmah (pembunuhan dengan kasih
sayang) atau taisir al-maut(memudahkan kematian).
Dua Macam Euthanasia
Euthanasia Positif
Eutanasia positif adalah tindakan memudahkan
kematian si sakit -karena kasih sayang- yang
dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan
instrumen (alat) atau obat.
Eutanasia Negatif
Euthanasia negatif adalah tindakan membiarkan saja
pasien yang sudah parah sakitnya tanpa tindakan
pengobatan.
Hukum Euthanasia
Untuk euthanasia positif tidak diperbolehkan,
sedangkan untuk euthanasia negatif sebagian ulama
membolehkan dengan dasar bahwa hukum
mengobati atau berobat dari penyakit tidak
sepenuhnya wajib.
Pengobatan atau berobat hukumnya mustahab atau
wajib, apabila penderita dapat diharapkan
kesembuhannya. Sedangkan jika sudah tidak ada harapan
sembuh, sesuai dengan sunnah Allah dalam hukum sebab-
akibat yang diketahui dan dimengerti oleh para ahlinya --
yaitu para dokter-- maka tidak ada seorang pun yang
mengatakan mustahab berobat, apalagi wajib.

TRANSPLANTASI
Transplantasi dapat diartikan usaha memindahkan
sebagian dari tubuh dari satu tempat ke tempat lain.
Macam transpalntasi:
Autotransplantasi: transplantasi antara resipien dan
donor satu individu.
Homotransplantasi: resipien dan donor dua individu
yang sama jenisnya.
Heterotrnasplantasi: resipien dan donor dua individu
yang beda jenisnya. misal binatang ke manusia.
Hukum Transplantasi
Pencangkokan dengan tujuan pengobatan adalah
suatu tindakan pengobatan setelah usaha
pengobatan yang lain tidak berhasil.
Hukum melakukan pencangkokan dengan tujuan
pengobatan, yang kalau tidak dilakukan akan
membahayakan jiwa pasien, ialah mubah (boleh)
karena dlarurat.
Hukum pencangkokan dengan tujuan pengobatan
cacat badan dapat dimasukkan kategori dlarurat,
karena sangat dihajatkan untuk tidak menimbulkan
komplikasi kejiwaan, maka hukumnya mubah
(boleh).
Pecangkokan harus dilakukan oleh seorang ahli
(dokter sesuai keahliannya).

BAYI TABUNG
Hukum Bayi Tabung
Bayi tabung atau pembuahan in vitro adalah sebuah
teknik pembuahan yang sel telur (ovum) dibuahi di
luar tubuh wanita.
Ini merupakan salah satu metode untuk mengatasi
masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak
berhasil.
Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan
suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh).
Sebab, ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-
kaidah agama.
Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami
yang telah meninggal dunia hukumnya haram.
Sebab, hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik,
baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam hal kewarisan.
Bayi tabung dari pasangan suami-istri yang dititipkan
di rahim perempuan lain hukumnya haram, karena
akan menimbulkan masalah yang rumit dalam
kaitannya dengan warisan.
Bayi tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal
dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya haram.
Karena, statusnya sama dengan hubungan kelamin
antar lawan jenis di luar penikahan yang sah alias
zina.

ABORSI
Hukum Aborsi
Abortus adalah gugurnya kandungan sejak terjadinya
pembuahan/konsepsi.
Abortus Provocatus ada dua; medicinalis dan kriminalis.
Abortus provocatus medicinalis adalah pengguguran
kandungan yang dilakukan dengan alasan medis.
Hukum abortus provocatus kriminalis sejak
terjadinya pembuahan hukumnya HARAM.
Abortus provocatus kriminalis adalah penguguran
kandungan yang dilakukan dengan sengaja sejak
pembuahan. Abortus provocatus medicinalis
diperbolehkan karena dlarurat, yati adanya
kekhawatiran atas keselamatan dan kesehatan ibu
waktu mengandung dan melahirkan berdasar analisis
dokter ahli.

Anda mungkin juga menyukai