BAB III PENGUKURAN MELINTANG

E. Data Pengamatan Dan Data Perhitungan

1. Data Pengamatan
a. Tabel 3.3 Pengukuran sipat datar melintang P1 (terlampir)
b. Tabel 3.4 Pengukuran sipat datar melintang P2 (terlampir)
c. Tabel 3.5 Pengukuran sipat datar melintang P3 (terlampir)
d. Tabel 3.6 Pengukuran sipat datar melintang P4 (terlampir)
2. Data perhitungan
a. Bacaan benang :
Titik P1
1) Titik A
BM = 45
Bacaan benang atas (BA) = 1,420 m
Bacaan benang bawah (BB) = 1.395 m
BA+BB
BT = 2
1.420 + 1.395
= 2

= 1.407 m
2) Titik B
BM = 45
Bacaan benang atas (BA) = 1.545 m
Bacaan benang bawah (BB) = 1.570 m
BA+BB
BT = 2
1.545+1.570
= 2

= 1.557 m
3) Titik C
BM = 45
Bacaan benang atas (BA) = 1.830 m
Bacaan benang bawah (BB) = 1.745 m
BA+BB
BT = 2

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2017

KELOMPOK J
 BAB III PENGUKURAN MELINTANG

1.830+1.745
= 2

= 1.787 m
4) Titik D
BM = 45
Bacaan benang atas (BA) = 1.690 m
Bacaan benang bawah = 1.610 m
BA+BB
BT =
2
1.690+1.610
= 2

= 1.650 m
5) Titik E
BM = 45
Bacaan benang atas (BA) = 1.360 m
Bacaan benang bawah = 1.350 m
BA+BB
BT = 2
1.360+1.350
= 2

= 1.355 m
6) Titik F
BM = 45
Bacaan benang atas (BA) = 1.470 m
Bacaan benang bawah = 1.460 m
BA+BB
BT = 2
1.470+1.460
= 2

= 1.465 m
7) Titik G
BM = 45
Bacaan benang atas (BA) = 1.670 m
Bacaan benang bawah = 1.550 m
BA+BB
BT = 2

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2017

KELOMPOK J
 BAB III PENGUKURAN MELINTANG

1.670+1.550
= 2

= 1.610
8) Titik H
BM = 45
Bacaan benang atas (BA) = 1.495 m
Bacaan benang bawah = 1.420 m
BA+BB
BT =
2
1.495+1.420
= 2

= 1.458 m
b. Jarak optis
1) Titik A
Jarak optis = (BA - BB) 100
= (1.420 - 1.395) 100
= 2.500 m
Beda tinggi = Tinggi alat - BT
= 1.310 - 1.407
= -0.097 m
Tinggi tempat = BM + Beda tinggi
= 45 + ( 0.097)
= 44.903 m
2) Titik B
Jarak optis = (BA - BB) 100
= (1.545 - 1.570) 100
= -2.500 m
Beda tinggi = Tinggi alat - BT
= 1.310 - 1.557
= -0.247 m
Tinggi tempat = BM + Beda tinggi
= 45 + ( 0.247)
= 44.753 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2017

KELOMPOK J
 BAB III PENGUKURAN MELINTANG

3) Titik C
Jarak optis = (BA - BB) 100
= (1.830 - 1.745) 100
= 8.500 m
Beda tinggi = Tinggi alat - BT
= 1.310 - 1.787
= -0.477 m
Tinggi tempat = BM + Beda tinggi
= 45 + ( 0.477)
= 44.523 m
4) Titik D
Jarak optis = (BA - BB) 100
= (1.690 - 1.610) 100
= 8.000 m
Beda tinggi = Tinggi alat - BT
= 1.310 - 1.650
= -0.340 m
Tinggi tempat = BM + Beda tinggi
= 45 + ( 0.340)
= 44.660 m
5) Titik E
Jarak optis = (BA - BB) 100
= (1.360 - 1.350) 100
= 1.000 m
Beda tinggi = Tinggi alat - BT
= 1.310 - 1.355
= -0.045 m
Tinggi tempat = BM + Beda tinggi
= 45 + ( 0.045)
= 44.955 m
6) Titik F

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2017

KELOMPOK J
 BAB III PENGUKURAN MELINTANG

Jarak optis = (BA - BB) 100

= (1.470 - 1.460) 100
= 1.000 m
Beda tinggi = Tinggi alat - BT
= 1.310 - 1.465
= -0.155 m
Tinggi tempat = BM + Beda tinggi
= 45 + ( 0.155)
= 44.845 m
7) Titik G
Jarak optis = (BA - BB) 100
= (1.670 - 1.550) 100
= 12.000 m
Beda tinggi = Tinggi alat - BT
= 1.310 - 1.610
= -0.300 m
Tinggi tempat = BM + Beda tinggi
= 45 + ( 0.300)
= 44.700 m
8) Titik H
Jarak optis = (BA - BB) 100
= (1.495 - 1.420) 100
= 7.500 m
Beda tinggi = Tinggi alat - BT
= 1.310 - 1.1.458
= -0.148 m
Tinggi tempat = BM + Beda tinggi
= 45 + ( 0.148)
= 44.853 m

F. Gambar Alat Dan Gambar Kerja

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2017

KELOMPOK J
 BAB III PENGUKURAN MELINTANG

a. Tabel 3.5 Gambar Alat Pengukur Melintang (terlampir)

b. Tabel 3.6 Gambar Alat Pengukur Melintang (terlampir)

G. Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan
Dari percobaan pengukuran waterpass dengan cara melintang kita
dapat mengetahui beda tinggi, jarak optis dan tinggi tempat pada wilayah
pengukuran, dan didapat data sebagai berikut :

a) Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Pengukuran Melintang P1

TITIK BEDA TINGGI JARAK TINGGI

TARGET
P1 (M) OPTIS (M) TEMPAT (M)
BM A -0.097 2.500 44.903
45 B -0.247 -2.500 44.753
45 C -0.477 8.500 44.523
45 D -0.340 8.000 44.660
45 E -0.045 1.000 44.955
45 F -0.155 1.000 44.845
45 G -0.300 12.000 44.700
45 H -0.148 7.500 44.853

b) Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Pengukuran Melintang P2

TITIK BEDA TINGGI JARAK TINGGI

TARGET
P2 (M) OPTIS (M) TEMPAT (M)

BM A -0.045 3.000 44.955

45 B -0.210 2.000 44.790
45 C -0.440 8.000 44.560
45 D -0.280 8.000 44.720

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2017

KELOMPOK J
 BAB III PENGUKURAN MELINTANG

45 E 0.015 1.000 45.015

45 F -0.035 1.000 44.965
45 G -0.250 4.000 44.750
45 H -0.130 8.000 44.870

c) Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Pengukuran P3

TITIK BEDA TINGGI JARAK TINGGI

TARGET
P3 (M) OPTIS (M) TEMPAT (M)

BM A -0.080 3.000 44.920

45 B -0.140 22.000 44.860
45 C -0.485 9.000 44.515
45 D -0.437 9.500 44.563
45 E -0.045 1.000 44.955
45 F -0.177 1.500 44.823
45 G -0.275 7.000 44.725
45 H -0.155 7.000 44.845

d) Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Pengukuran Melintang P4

TITIK BEDA TINGGI JARAK TINGGI

TARGET
P4 (M) OPTIS (M) TEMPAT (M)

BM A -0.020 3.000 44.980

45 B -0.180 2.000 44.820
45 C -0.385 9.000 44.615
45 D -0.235 9.000 44.765
45 E -0.020 2.000 44.980
45 F -0.165 5.000 44.835
45 G -0.230 10.000 44.770
45 H -0.115 -7.000 44.885

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2017

KELOMPOK J
 BAB III PENGUKURAN MELINTANG

2. Saran
Hal - hal yang diperhatikan pada pengukuran melintang, yaitu :
a. Membuat peta gambar pengukuran untuk menentukan titik ekstream
yang akan diukur sebelum melakukan pengukuran
b. Jangan sampai titik-titik ekstrim yang akan diukur terlewat
c. Sketsa gambar yang dibuat harus menunjukan dengan keadaan tanah
yang sesungguhnya
d. Catatlah hasil pengukuran disatu buku, jangan sampai data terpisah

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2017

KELOMPOK J