PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ekosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik seperti,
tumbuhan, hewan, mikroba dan manusia sedangkan komponen abiotik seperti, air,
penerapan teknologi. Agroekosistem berasal dari kata sistem, ekologi dan agro.
serasi. Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme
komponen biotik dan abiotik yang terlibat dalam proses bersama. Pengertian Agro
adalah Pertanian dapat berarti sebagai kegiatan produksi atau industri biologis
berbagai organisme, baik yang berasosiasi dengan tanaman maupun yang bersatus
sebagai hama. Mengacu kepada pembeda tersebut, suatu organisme yang berstatus
sebagai hama dalam wilayah dengan batas-batas tertentu mungkin bukan
merupakan hama pada wilayah lain yang batas-batasnya tertentu pula. Demikian
pula jika dilihat dari segi penjenjangan, suatu organisme yang berstatus hama
pada jenjang nasional tidak harus bersatus hama pada jenjang lokal. Dalam
Artinya, suatu organisme yang berstatus sebagai hama pada suatu wilayah ruang
dalam waktu tertentu tidak harus berstatus hama pada wilayah dan waktu lain. Hal
yang sama berlaku pula terhadap efisiensi ekonomi, yang berarti bahwa efisiensi
ditentukan oleh batas wilayah, penjenjangan dan perubahan dalam ruang dan
waktu.
B. Tujuan
lingkungan akibat penerapan sistem pertanian yang tidak tepat dan pemecahan
adalah:
ternak.
4. Mempertahankan keragaman lanskap dengan meningkatkan koridor-koridor
biologis.
kesehatan, maupun lingkungan sebagai akibat penggunaan yang tidak tepat dan
berlebihan.
Konsep ekologi dalam PHT, merupakan konsep dari proses alami dan
yang tinggi, mempunyai peluang tinggi untuk terjaga kesuburan tanahnya melalui
aktivasi biota tanah. Selain itu, perkembangan populasi herbivora dapat terjaga
1992).
dan sesedikit mungkin berdampak negatif terhadap lingkungan dan sosial, serta
input rendah dimungkinkan dengan menerapkan prinsip-prinsip ekologi sebagai
alur hara. Prinsip ini dapat dilakukan dengan melakukan rotasi dengan
hortikultura, jaring serangga, kantong plastik, gunting tanaman, kertas plano, alat
tulis.
B. Prosedur Praktikum
setiap rombongan.
6. Serangga yang bertindak sebagai hama dan musuh alami, juga tanaman/
A. Hasil
biotik adalah komponen yang berasal dari makhluk hidup, dan komponen abiotik
terdiri dari komponen biotik yaitu tanaman pokok berupa jagung, dan tanaman
lainnya seperti pepaya, pisang, dan cabai. Selain itu, ada hama utama yang
ditemukan di lapangan yaitu belalang; serangga netral seperti kupu-kupu, xxx, dan
xxx; musuh alami yang ditemukan adalah burung. Komponen biotik lainnya yaitu
ketersediaan air pada tanah minim menyebabkan tanah menjadi kering. Suhu
udara yang tinggi di lahan pertanaman juga disebabkan oleh cuaca panas yang
terjadi di lahan. Ketersediaan air untuk pertanaman pada saat itu adalah sistem air
tadah hujan, artinya lahan tersebut tersedia air ketika hujan saja. Air irigasi hanya
apabila petani mau membayar jasa sehingga tidak banyak petani yang tanamannya
bergantung pada air dari irigasi. Komponen abiotik lainnya yaitu kelembaban,
kelembaban di lahan (pertanaman jagung) yang teramati adalah kering.
Kelembaban kering (rendah) diakibatkan oleh cuaca yang panas karena pada saat
Syarat tumbuh tanaman Jagung meliputi Curah hujan ideal sekitar 85-200
mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu
mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang
pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal.
Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah
khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi
optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan
dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (Prabowo,2007 dalam Retno,
2009).
maka terdapat hubungan antar komponen yang saling berkaitan. Tanaman lain
yang ada disekitar tanaman pokok jagung ada tanaman cabai, pepaya, dan pisang.
populasi hama, bahwa hama pada tanaman-tanaman tersebut berbeda satu sama
lainnya sehingga tidak merugikan. Kondisi tanah sebagai komponen abiotik juga
300 mm air pada pertanaman cabai musim kemarau di lahan kering Desa Sinar
pemberian air dengan jumlah lebih rendah (235 mm) atau lebih tinggi (400 mm).
Curah hujan selama periode pertanaman cabai adalah 250 mm, sehingga total
biota tanah, khususnya makrofauna tanah (Suin, 1997 dalam Sugiyarto, 2007),
(Hakim dkk, 1986 dalam Sugiyarto, 2007). Dalam penelitian ini jumlah total
individu makrofauna tanah tertinggi terdapat pada perlakuan sisa tanaman jagung,
gajah, ubi jalar, pepaya dan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa bahan
organik. Ketiga jenis tanaman pertama menunjukkan ciri bahan organik yang
2. Apa perbedaan gejala layu stewart dan bulai pada tanaman jagung?
tersebut antara lain cabai, pisang, dan pepaya. Berkaitan dengan komponen
cahaya, dan kondisi tanah. Hama yang menyerang tanaman cabai, pisang, dan
pepaya bukanlah hama yang menyerang tanaman jagung, sehingga tidak perlu
pepaya dapat menyesuaikan hidupnya pada kondisi yang sama pada pertanaman
jagung.
langsung, memiliki habitus tinggi, tegak, dan tidak bercabang dengan kanopi yang
stewart dengan bulai yaitu terletak pada warna garis-garis yang terbentuk pada
stewart, garis-garis (klorotik) yang terbentuk pada daun akan berwarna kuning,
tersebut sesuai berdasarkan pengamatan Yulfi (2014) bahwa Gejala penyakit yang
daun, pinggiran daun bergelombang, tanaman kerdil, dan daun mengering lebih
cepat.
Gejala penyakit bulai pada jagung (Maspray, 2010 dala Surtikanti, 2013):
1. Ada bercak berwarna klorotik memanjang searah tulang daun dengan batas
yang jelas
2. Adanya tepung berwarna putih pada bercak tersebut (terlihat jelas pada pagi
hari)
terpulir.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
kebutuhan manusia.
jagung, pisang, cabai, dan pepaya. Komponen biotik yaitu hama belalang, dan
B. Saran
Neng Susi Suniarsyih. 2009. Pengendalian Hama Penyakit Dan Gulma Secara
Terpadu (PHPT). IPB : Bogor
Tri Retno Indriati. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Organik dan Populasi Tanaman
Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Tumpang Kedelai (Glycine max L.) dan
Jagung (Zea mays L.). Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Yulfi dkk. 2014. Karakteristik Morfologi dan Fisiologi Isolat Pantoea stewartii
subsp. stewartii pada Jagung. Jurnal Fitopatologi Indonesia 10(2) : 45 52.
Sugiyarto, dkk. 2007. Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa
Bahan Organik Tanaman pada Intensitas Cahaya Berbeda. Jurnal
Biodiversitas, 7 (4) : 96-100.