Beberapa permasalahan global yang terjadi membuat penderitaan dan menimbulkan perubahan dalam tata kehidupan manusia, sehingga mendorong masyarakat untuk menuntut akuntabilitas dan tanggung jawab social perusahaan yang lebih besar. Terdapat dua hal yang mengakibatkan pandangan negative terhadap perusahaan dan dunia usaha. a) Masalah pencemaran lingkungan: pemanasan global dan krisis energi Perusahaan yang bergerak di industri pembangkit listrik, transportasi, manufaktur dan kehutanan dianggap memiliki kontribusi yang besar dalam emisi CO2. Perusahaan besar mendapat kritik sebagai penyebab terkikisnya hutan, terkurasnya perikanan dan barang tambang, sampai dengan membuang sampah-sampah yang membahayakan lingkungan. b) Anti globalisasi Anti globalisasi mencerminkan sentiment sebagai orang dinegara berkembang atas kehadiran perusahaan multinasional melakukan investasi dinegaranya. Investasi asing memberikan lapangan kerja bagi masyarakat tapi dengan pengorbanan dalam bentuk diskriminasi gaji, tenaga kerja di bawah umur, pencemaran udara dan kerusakan lingkungan serta sering menimbulkan pembenturan budaya.
3. Inisiatif untuk menciptakan bisnis yang bertanggungjawab dan berkelanjutan
Berikut ini beberapa inisiatif yang telah dirintis untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan, yaitu: a) Corporate Social Responsibility dari World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) WBCSD adalah 160 perusahaan internasional yang bergabung dengan komitmen yang sama terhadap lingkungan hidup dan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. WBCSD bertujuan untuk menjadi katalisator perubahan dan membantu tercapainya kerjasama yang lebih erat antara dunia usaha, pemerintah, dan organisasi lain yang peduli terhadap lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. b) Global Corporate Citizenship dari World Economic Forum CEOS Sekitar 44 pimpinan perusahaan yang bergabung dalam gugus tugas dari World Economic Forum CEOs pada tahun 2002 membuat suatu pernyataan bersama bahwa komitmen mereka untuk menjadi global corporate citizen sama dengan komitmen mereka menjalankan usaha yang bertanggung jawab harus melebihi dari kegiatan filantropi dan harus terintegrasi dengan strategi dan praktik usaha inti mereka. Mereka merekomendasikan suatu framework for action untuk perusahaan sebagai penanggung jawab akhir penerapan Icorporate citizenship. A Framework for Action yang direkomendasikan adalah: 1) Provide Leadership: tetapkan arah stratejik untuk corporate citizenship dan terlibat dalam perdebatan mengenai globalisasi dan peran dunia usaha dalam pembangunan. 2) Define What It Means For Your Company: definisikan isu kunci, pemangku kepentingan, dan cakupan pengaruh yang relevan bagi perusahaan dan industri. 3) Make It Happen: mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur yang memadai, terlibat dalam dialog dan kemitraan dengan pemangku kepentingan untuk menyatukan corporate citizenship kedalam strategi dan operasi perusahaan. 4) Be Transparent About It: membangun keyakinan pemangku kepentingan dengan mengkomunikasikan prinsip, kebijakan dan operasi perusahaan secara transparan dan tidak berlebihan. c) UN Global Impact UN global impact merupakan inisiatif yang diciptikan oleh PBB untuk mempromosikan corporate citizenship. Latar belakang inisiatif ini adalah meningkatnya gerakan penolakan globalisasi sepanjang tahun 1990an. Gerakan anti globalisasi ini menolak kemungkinan perusahaan untuk bergerak bebas dipasar bebas dan globalisasi produksi dengan pengorbanan lingkungan hidup, tenaga kerja, dan hak asasi manusia.